Penggunaan Mikrohabitat P. leucomystax di TWACA Sibolangit

DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU 18 Gambar 4. Bekas luka pada pangkal paha katak setelah 24 jam pemasangan alat.

4.2. Penggunaan Mikrohabitat P. leucomystax di TWACA Sibolangit

Dari hasil pengamatan terlihat bahwa siang hari biasanya katak berada di tempat –tempat yang terlindungi dari cahaya matahari dan predator, seperti di bawah serasah, di balik daun talas, di parit pinggir hutan, di bawah rerumputan, ataupun di sela –sela tumbuhan bawah Tabel 3 dan Lampiran 4. Hal ini dikarenakan daya dukung habitat yang ditempati dari katak harus sesuai sebagai tempat berlindung dari kekeringan dan predator seperti suhu dan kelembaban yang sesuai dengan tubuh katak serta terdapat banyak serangga seperti, rayap, semut, belalang,dan serangga kecil lainnya sebagai sumber makanan dari katak. Tabel.3. Mikrohabitat dan Aktivitas P. leucomystax di TWACA Sibolangit Lokasi Individu Aktivitas Substrat Daerah Pemukiman Jantan Bergerak, diam Serasah, dan rumput Betina Diam, bergerak Daun tanaman lili paris, dan rumput Daerah Pembibitan Jantan Diam, bergerak, Istirahat Daun tanaman lili paris, dan rumput Betina Bergerak Serasah, dan Tumbuhan talas Pinggiran hutan Jantan Bergerak, Istirahat Serasah, daun tanaman lili paris, dan semak Betina Diam, bergerak Serasah Dari hasil pengamatan aktivitas P. leucomystax di lokasi penelitian dapat dilihat bahwa sebagian besar katak melakukan aktivitas yang hampir sama. Pada siang hari umumnya katak akan lebih banyak diam atau istirahat dan akan lebih banyak bergerak pada malam hari. Hal ini juga terlihat dari hasil penelitian bahwa Universitas Sumatera Utara DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU 19 aktivitas katak P. leucomystax yang paling sering dijumpai adalah tiduristirahat 40 pada siang hari dan bergerak 62,5 pada malam hari Lampiran 6. Menurut Duellman dan Trueb 1986, kebanyakan amfibi bersifat nokturnal aktif pada malam hari dan memiliki shelter tempat berlindung yang basah sepanjang hari dan mulai aktif hanya pada malam hari. Sedangkan pada siang hari mereka bersembunyi di tempat yang lembab dengan tujuan untuk menghindari kondisi suhu yang tinggi dengan kelembaban atmosfer yang rendah Duellman dan trueb 1986 juga menambahkan bahwa amfibi mempunyai daya adaptasi untuk mengatasi kehilangan cairan dalam tubuh dengan menjadi nokturnal dan berlindung di siang hari . Selain itu Menurut Sholihat 2007, katak tidak hanya bersembunyi di siang hari untuk melindungi dirinya dari kekeringan. Pada saat hujan pun katak akan mengubah posisinya lebih masuk ke daerah yang terlindung dari air hujan, baik yang ada di sekitar tanaman bawah, tumpukan serasah, maupun kolam. Dari hasil pengamatan mikrohabitat P. leucomystax di TWACA Sibolangit dapat dilihat bahwa penggunaan mikrohabitat tidak terlalu berbeda antara siang dan malam hari. Dimana katak mencari tempat yang memiliki kelembaban yang cukup tinggi untuk proteksi diri dari kekeringan, diantaranya pada daerah yang banyak ditumbuhi oleh tumbuhan herba Gambar 5. Ini juga dapat dilihat dari hasil pengamatan, persentase penggunaan mikrohabitat tertinggi yang paling sering digunakan katak adalah serasah sebesar 55,6 dan yang paling jarang digunakan katak adalah rumput sebesar 9,3 Lampiran 5. Salah satu faktor yang mempengaruhi penggunaan mikrohabitat sendiri adalah faktor makanan seperti serangga, dimana pada umumnya serangga banyak dijumpai pada serasah maupun tumbuhan herba sehingga katak lebih menyukai serasah dan tumbuhan herba sebagai mikrohabitatnya. Hal ini didukung oleh pernyataan Sholihat 2007, ada beberapa jenis invertebrata yang aktif pada malam yang menjadi makanan katak seperti belalang, nyamuk, semut, jangkrik. Serangga tersebut dijumpai di sekitar rerumputan, dan tumbuhan bawah, sehingga katak lebih dominan menyukai tempat tersebut sebagai mikrohabitatnya. Schwarzkof dan alford 2002 juga menyatakan, amfibi tinggal pada lingkungan dengan distribusi sumberdaya yang merata. Kondisi Universitas Sumatera Utara DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU 20 tersebut menunjukkan perpindahan yang teratur antara daerah mencari makanan, tempat berlindung, dan perkawinan. Gambar 5. Tempat bersembunyi P. leucomystax di tumbuhan herba di daerah pembibitankiri dan di rerumputan di daerah pemukimankanan. Selain faktor makanan, habitat sebagai tempat berlindung seperti serasah dan tumbuhan herba merupakan tempat yang paling sering digunakan katak pada siang hari untuk melindung tubuhnya dari kekeringan dan gangguan dari predator. Selain itu di sekitar termpat berlindung katak juga harus terdapat genangan air yang cukup luas untuk katak dapat berbiak. Karena menurut Duellman dan Trueb 1986, konsentrasi katak di sekitar air sangat erat hubungannya dengan ketergantungan amfibi terhadap air terutama saat berkembang biak. Suhu air juga berperan dalam proses tumbuh-kembang berudu untuk bermetamorfosis menjadi katak dewasa. Terlepas dari habitat tempat berlindung katak, Aktivitas amfibi juga sangat bergantung pada kondisi lingkungannya, termasuk dalam hal berbiak. Di daerah tropika basah, umumnya anura memiliki pola reproduksi yang terus menerus sepanjang tahun Duellman dan Trueb, 1986. Faktor yang berkaitan dengan pola aktivitas berbiak amfibi salah satunya adalah curah hujan, termasuk intensitas dan lamanya periode curah hujan Berry, 1975. Universitas Sumatera Utara DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN