Akibat Hukum Klausul Lingkungan Hidup pada Lembaga Perbankan

identity dan brand image yang kuat serta pencapaian target bisnis yang seimbang. 83 Dunia perbankan nasional dan lingkungan hidup, dewasa ini mendapat perhatian luas, tidak hanya di kalangan akademisi, tetapi juga masyarakat awam. Korelasi antara perbankan dengan gejala kerusakan dan degradasi kualitas lingkungan kian kuat seiring dengan kasus-kasus pencemaran lingkungan yang diduga disebabkan oleh aktivitas perusahaan-perusahaan industri dimana perusahaan-perusahaan tersebut dibiayai oleh bank. Permasalahan lingkungan Banyak sekali manfaat yang bisa diambil dari penerapan bank yang berwawasan lingkungan. Salah satunya yaitu mengubah kesadaran individu menjadi kesadaran kolektif dalam hal pelestarian lingkungan. Dengan demikian, ancaman resiko kerusakan alam pun dapat ditanggulangi. Selain itu, perusahaan yang menerapkan konsep penghijauan ini juga mendapatkan sertifikasi ramah lingkungan sehingga mampu mendongkrak citra perusahaan. Dengan menerapkannya konsep ini, maka perbankan di Indonesia akan mengalami pembangunan yang berkelanjutan. Adapun green banking yang baik harus tercermin pula dari bank itu sendiri dalam segala aspek. Misalnya menekan penggunaan energi, penghematan penggunaan kertas dalam operasionalnya, dan peduli akan lingkungan sekitar bank.

C. Akibat Hukum Klausul Lingkungan Hidup pada Lembaga Perbankan

83 https:ervitakurns.wordpress.com20131224green-banking-oleh-bank-negara- indonesia-sebagai-wujud-nyata-green-economy-dalam-dunia-perbankan diakses pada tanggal 8 Maret 2016. Universitas Sumatera Utara hidup di Indonesia memang merupakan gejala sistematik, artinya tidak hanya disebabkan oleh eksploitasi alam secara tidak bertanggung jawab, tetapi juga andil dari pemerintah dan masyarakat. 84 Adanya pencantuman klausul lingkungan hidup mengakibatkan lembaga perbankan untuk berperan serta dalam pengelolaan perlindungan lingkungan hidup yang sejalan dengan undang-undang dan diamanatkan dalam penjelasan Pasal 8 UU Perbankan yang bermaksud mewajibkan kepada debitur untuk memelihara dan mengelola lingkungan agar tidak terjadi pencemaran lingkungan. Klausul lingkungan hidup yang harus dicantumkan oleh lembaga perbankan dalam perjanjian kredit sebagai contoh harus pula memperhatikan AMDAL bagi perusahaan yang berskala besar dan atau beresiko tinggi agar proyek yang dibiayai tetap menjaga kelestarian lingkungan. Kasus-kasus lingkungan tidak hanya terjadi antara pelaku usaha dengan pihak masyarakat, tetapi juga antara sesama pelaku usaha dalam hal interaksi usaha yang memakai sumber daya alam dan lingkungan, anatar pelaku usaha dengan pemerintah atau pengelola kebijakan, dan antara masyarakat dengan pemerintah pula. Bahkan antar sesama masyarakat sendiri dapat terjadi sengketa menyangkut lingkungan. Dalam hal ini, bank harus memperhitungkan dampak yang merugikan yang dapat terjadi sebagai akibat dari kebijakan yang ditetapkannya, terutama yang menimbulkan kerusakan lingkungan. 85 84 Natsir Asnawi, Penanaman Modal dan Lingkungan Hidup Suatu Kajian dalam Konteks Hukum Visioner, http:natsirasnawi.blogspot.co.id201007penanaman-modal-dan- lingkungan-suatu.htmldiakses pada tanggal 9 Maret 2016. 85 http:mamduhhakim.blogspot.co.id201309peranan-bank-terhadapgreen-procurment- 1.htmldiakses pada tanggal 9 Maret 2016. Universitas Sumatera Utara Lembaga perbankan dapat meminta persyaratan-persyaratan di bidang lingkungan misalnya dengan melihat apakah AMDAL-nya sudah ada, bagaimana environmental assessment dilakukan, apakah debitur sudah memiliki standar lingkungan. Pencantuman klausul lingkungan hidup pada dasarnya sejalan dengan prinsup kehati-hatian prudential banking principle dimana pihak bank akan lebih berhati-hati dalam memberikan kredit kepada debitur. Dengan demikian, pihan bank tidak asal melihat bahwa pengusaha dalam mengajukan kredit telah mampu memberikan barang jaminan yang besar yang apabila nanti menghadapi kendala dalam pengembalian kreditnya barang jaminan tersebut dapat menutupinya, tetapi lebih mengutamakan aspek lingkungan dalam kegiatan industrinya. Klausul lingkungan hidup tentu saja penting untuk dicantumkan dalam suatu perjanjian kredit agar terhindar dari bentuk pencemaran lingkungan. Apabila hal ini tidak dicantumkan maka lembaga perbankan itu sendiri yang akan menerima akibatnya. Pihak bank akan menerima kerugian dalam hubungannya dengan perjanjian kredit sebagai kreditur yang memegang jaminan atas pinjaman yang diberikannya. Apabila jaminan tersebut berupa tanah dan tanah tersebut tercemar oleh limbah berbahaya, maka tanah tersebut yang merupakan jaminan tidak ada nilainya lagi. Selain itu, pihak perbankan akan mengalami kerugian yang fatal apabila terjadi kredit macet. Kredit macet tersebut disebabkan oleh debitur yang dikenakan sanksi berupa pencabutan izin usaha oleh pemerintah dan debitur dituntut oleh masyarakat karena telah melakukan pencemaran lingkungan. Hal ini Universitas Sumatera Utara akan menyebabkan debitur akan sulit mengembalikan pinjamannya kepada bank. Bahkan pihak bank akan turut tergugat dengan alasan bahwa bank sebagai kreditur ikut membiayai kegiatan perusahaan sebagai debitur yang menimbulkan kerusakan lingkungan. Penegakan hukum lingkungan berkaitan erat dengan kemampuan aparatur dan kepatuhan warga masyarakat terhadap peraturan yang berlaku, yang meliputi tiga bidang hukum, yaitu administratif, pidana dan perdata. Dengan demikian, penegakan hukum lingkungan merupakan upaya untuk mencapai ketaatan terhadap peraturan dan persyaratan dalam ketentuan hukum yang berlaku secara umum dan individual, melalui pengawasan dan penerapan atau ancaman sarana administratif, kepidanaan dan keperdataan. 86 Kewajiban dalam pengaturan kredit yang berwawasan lingkungan di Indonesia yang dapat memberikan kepastian hukum, terdapat dalam Pasal 67 UUPPLH. Pasal 67 menyatakan bahwa setiap orang berkewajiban memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup serta mengendalikan pencemaran danatau kerusakan lingkungan hidup. Kewajiban bank untuk melaksanakan prinsip kehati- hatian prudential principles, diatur dalam Pasal 2, 8 dan Pasal 29 ayat 2 dan 3 UU Perbankan. Ketentuan ini bertujuan untuk memberikan rambu-rambu bagi penyelenggaraan transaksi perbankan agar terwujud sistem perbankan yang sehat dan efisien. 87 86 Siti Sundari Rangkuti, Hukum Lingkungan dan Kebijaksanaan Lingkungan Nasional Surabaya: Airlangga University Press, 1996, hlm. 190. 87 Zahry Vandawati Chumaida, Penerapan Prinsip Kehati-hatian dan Kesehatan Bank Dalam Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, adln.lib.unair.ac.id diakses tanggal 9 Maret 2016. Universitas Sumatera Utara Bank Indonesia berada pada posisi yang sangat penting dalam memberikan pedoman bagi bank-bank pembangunan dan lembaga keuangan bukan bank untuk mendorong bahkan mewajibkan bank-bank memberikan pedoman sangat penting karena lembaga perbankan menempati posisi yang strategis dalam memaksa kalangan usaha peduli pada aspek perlindungan daya dukung lingkungan, keselamatan, serta kesejahteraan orang banyak. Pencantuman klausul-klausul lingkungan hidup bukan saja dimaksudkan sebagai pelaksana kewajiban peran serta bank dalam pengelolaan lingkungan hidup sebagaimana dituntut oleh Pasal 67 UUPPLH, tetapi juga untuk melindungi dirinya atau kreditnya sehubungan dengan sanksi yang ditetapkan oleh Pasal 84 sampai dengan Pasal 120 UUPPLH. 88 88 Urgensi Pengaturan Green Banking Dalam Kredit Perbankan di Indonesia Tanggung jawab hukum yang terdapat dalam Pasal 87 ayat 1 UUPPLH menyatakan bahwa setiap penanggung jawab usaha danatau kegiatan yang melakukan perbuatan melanggar hukum berupa pencemaran danatau perusakan lingkungan hidup yang menimbulkan kerugian pada orang lain atau lingkungan hidup wajib membayar ganti rugi danatau melakukan tindakan tertentu. Setiap penanggung jawab usaha danatau kegiatan perusahaanbadan hukum yang mengakibatkan pencemaran danatau kerusakan lingkungan dianggap sebagai perbuatan melawan hukum. Penanggung jawab usaha danatau kegiatan tersebut memiliki tanggung jawab untuk mengganti kerugian yang ditimbulkan, sejauh terbukti telah melakukan perbuatan pencemaran danatau perusakan. file:C:Userswin7Downloads678-763-1-PB202.pdf diakses pada tanggal 9 Maret 2016 Universitas Sumatera Utara Pihak lembaga perbankan sebagai pemberi dana kepada perusahaan yang menimbulkan kerusakan lingkungan melalui pemberian kredit merupakan salah satu pihak yang bertanggung jawab terhadap pencemaran lingkungan ini. Dalam penegakan lingkungan hidup, lembaga perbankan yang tidak mencantumkan klausul lingkungan hidup dapat dikenakan sanksi hukum administratif. Sanksi hukum administratif adalah sanksi-sanksi hukum yang dapat dijatuhkan oleh pejabat pemerintah tanpa melalui proses pengadilan terhadap seseorang atau kegiatan usaha yang melanggar ketentuan hukum lingkungan administrasi. 89 1. teguran tertulis; Menurut Pasal 76 ayat 2 UUPPLH, sanksi administratif terdiri atas: 2. paksaan pemerintah; 3. pembekuan izin lingkungan; atau 4. pencabutan izin lingkungan. Sanksi administratif terutama mempunyai fungsi instrumental, yaitu pengendalian perbuatan terlarang. Di samping itu, sanksi administratif terutama ditujukan kepada perlindungan kepentingan yang dijaga oleh ketentuan yang dilanggar tersebut. Sarana administratif dapat ditegakkan dengan kemudahan- kemudahan pengelolaan lingkungan, terutama di bidang keuangan, seperti keringanan di bidang bea masuk alat-alat pencegahan pencemaran dan kredit bank untuk biaya pengelolaan lingkungan dan sebagianya. 90 Sarana administratif dapat bersifat preventif dan bertujuan menegakkan peraturan perundang-undangan lingkungan. Penegakan hukum dapat diterapkan 89 Syamsul Arifin, Op. Cit., hlm. 218. 90 Muhammad Erwin, Op. Cit., hlm. 117. Universitas Sumatera Utara terhadap kegiatan yang menyangkut persyaratan perizinan, baku mutu lingkungan, rencana pengelolaan lingkungan dan sebagainya. 91 Kerugian lingkungan dan dampak negatif yang timbul akibat pencemaran dan perusakan lingkungan dapat bersifat tidak terpulihkan. Oleh sebab itu, diperlukan peran berbagai pihak dalam pengelolaan lingkungan hidup. Pemerintah mempunyai alasan untuk harus campur tangan dalam penanggulangan pencemaran lingkungan. Alasan itu tidak lain adalah alasan efisiensi. Pencemaran merupakan contoh dari dampak eksternal yang negatif yang menimbulkan kerusakan dan biaya pada orang atau pihak lain yang tidak terlibat dalam proses mencemari tersebut. Apabila penegakan hukum administrasi negara tidak efektif maka akan dikenakan sanksi pidana yang merupakan upaya hukum terakhir yang lazim disebut dengan istilah “ultimiun remedium”. Pengaturan sanksi pidana terdapat pada Pasal 97-115 UUPPLH. 92 Selain peran pemerintah, perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup erat kaitannya dengan pembangunan sebagai salah satu unsur yang dominan adalah peran serta masyarakat dalam proses pembangunan. Tanpa adanya partisipasi yang efektif dari masyarakat maka proses pembangunan telah merosot dari proses pendistribusian menjadi proses pemaksaan atau penekanan. Beberapa dasar bagi masyarakat dalam rangka tindakan perlindungan lingkungan, yakni dalam hal-hal sebagai berikut: 93 1. Memberikan informasi kepada pemerintah. 91 Siti Sundari Rangkuti, Op. Cit., hlm 192. 92 M. Suparmoko, Ekonomika Lingkungan Yogyakarta: BPFE Yogyakarta,2000, hlm. 135. 93 Syamsul Arifin, Op.Cit., hlm. 136-137.. Universitas Sumatera Utara 2. Meningkatkan kesediaan masyarakat untuk menerima keputusan. 3. Membuat perlindungan hukum. 4. Mendemokratisasikan pengambilan keputusan. Universitas Sumatera Utara 71 BAB IV PENERAPAN KLAUSUL LINGKUNGAN HIDUP DALAM PERJANJIAN KREDIT INVESTASI OLEH LEMBAGA PERBANKAN A. Peran dan Tanggung Jawab Lembaga Perbankan dalam Penegakan Lingkungan Hidup dalam Perjanjian Kredit Lembaga perbankan merupakan inti dari sistem keuangan dari setiap negara. Bank adalah lembaga keuangan yang menjadi tempat bagi perseorangan, badan-badan usaha swasta, badan-badan usaha milik negara bahkan lembaga- lembaga pemerintahan menyimpan dana-dana yang dimilikinya. Melalui kegiatan perkreditan dan berbagai jasa yang diberikan, bank melayani kebutuhan pembiayaan serta melancarkan mekanisme sistem pembayaran bagi semua sektor perekonomian. 94 Bank mempunyai fungsi utama untuk menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk tabungan, giro, maupun deposito. Dan bank jugalah yang berfungsi Pemberian kredit yang dilakukan oleh bank dapat menimbulkan suatu resiko ketika kredit tersebut dipergunakan untuk usaha atau kegiatan yang pada akhirnya menimbulkan atau mengakibatkan perusakan dan pencemaran lingkungan hidup. Untuk mewujudkan stabilitas perekonomian dan lingkungan hidup sudah seharusnya badan-badan atau lembaga-lembaga keuangan yang memberikan kredit dapat digerakkan untuk berperan serta dalam pengelolaan lingkungan hidup. 94 Hermansyah, Op. Cit., hlm.7. Universitas Sumatera Utara untuk menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit, dimana fungsi tersebut dilakukan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Disinilah bank berfungsi sebagai kreditur dan masyarakat sebagai debitur. Tentunya bank sebagai kreditur perlu memperhatikan prinsip-prinsip kesehatan bank dalam menyalurkan kredit kepada debiturnya, selain itu perlu juga untuk memperhatikan dampak pemberian kredit tersebut terhadap kelestarian lingkungan hidup. Peran dan tanggung jawab perbankan dalam penegakan hukum lingkungan dapat diwujudkan ketika lembaga perbankan mendorong nasabah debitur untuk lebih serius memperhatikan aspek lingkungan. Kelalaian lembaga perbankan dalam memperhatikan aspek lingkungan akan dapat menimbulkan kerugian bagi bank yaitu dapat menyebabkan ditutupnya usaha nasabah debitur maupun gugatan terhadapat bank itu sendiri. Lembaga perbankan yang memiliki peranan penting dalam perekonomian tidak saja melihat pertimbangan ekonomisnya saja, tetapi juga harus berperan dalam memperhatikan keterpaduan dengan lingkungan sekitarnya. Dengan demikian bank sebagai salah satu sumber dana, tidak ikut dalam membiayai proyek-proyek yang diperkirakan akan dapat menimbulkan dampak yang merugikan ekosistem. Bentuk tanggung jawab lembaga perbankan dalam penegakan lingkungan hidup dapat dilihat dengan memperhatikan hasil AMDAL bagi perusahaan yang berskala besar danatau berisiko tinggi agar proyek yang dibiayai tetap menjaga lingkungan sebagaimana tertulis dalam penjelasan umum angka 5 Pasal 8 ayat 1 Universitas Sumatera Utara UU Perbankan. 95 Adapun kriteria mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan kegiatan terhadap lingkungan hidup dalam Pasal 5 PP No. 27 Tahun 1999 tentang AMDAL, ditentukan oleh: 96 1. jumlah manusia yang akan terkena dampak; 2. luas wilayah persebaran dampak; 3. lamanya dampak berlangsung; 4. intensitas dampak; 5. banyaknya komponen lingkungan lainnya yang akan terkena dampak; 6. sifat kumulatif dampak tersebut; 7. berbalik atau tidak berbaliknya dampak. Adanya penerapan AMDAL dalam penjelasan UU Perbankan, maka dapat dikatakan bahwa lembaga perbankan di Indonesia melaksanakan perbankan hijau yang merupakan tanggung jawab dalam pelestarian lingkungan dalam melaksanakan pembangunan berwawasan lingkungan. Berkaitan dengan hal tersebut, lembaga perbankan dalam membiayai proyek industri secara umum dapat mengkaji hal-hal sebagai berikut: 1. Proses industri akan berdampak berbahaya terhadap kesehatan manusia. 2. Diperlukan adanya penambahan pembangunan infrasruktur. 3. Terdapat potensi konflik dengan kepentingan ekonomi lainnya. 4. Menimbulkan gangguan yang cukup berarti terhadap masyarakat. 5. Memperhatikan apakah proyek industry telah memiliki instalasi pengolahan limbah. 95 Ibid.,hlm. 73. 96 Muhamad Erwin, Op. Cit., hlm. 90. Universitas Sumatera Utara Menghadapi pencemaran lingkungan hidup peranan bank perlu ditingkatkan sesuai dengan fungsinya sebagai lalu lintas pembayaran dalam menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat dengan lebih memperhatikan pembiyaan sektor perekonomian nasional dengan memprioritaskan kepada koperasi, pengusaha kecil dan menengah, serta berbagai lapisan masyarakat tanpa diskriminasi sehingga akan memperkuat struktur perekonomian nasional. Lembaga perbankan harus memperhatikan prinsip kehati-hatian dalam memberikan pembiayaan pembangunan. Prinsip kehati-hatian ini harus dijalankan oleh bank bukan hanya karena dihubungkan dengan kewajiban bank agar tidak merugikan kepentingan nasabah yang mempercayakan dananya kepada masyarakat, yaitu sebagai bagian dari sistem moneter yang menyangkut kepentingan semua anggota masyarakat yang bukan hanya nasabah penyimpan dana dari bank itu saja. 97 Berlakunya UU Perbankan dan sebagai akibat dari pelaksanaan prinsip kehati-hatian prudent banking serta masalah tingkat kesehatan bank, pihak perbankan akan sangat memperhatikan aspek lingkungan. Perbankan dalam memberikan kreditnya tidak menginginkan proyek yang dibiayainya menimbulkan pencemaran lingkungan yang akan menimbulkan keresehan masyarakat dan proyek industri tersebut dapat ditutup dengan tuduhan merusak lingkungan hidup. Hal ini disebabkan karena bank sebagai pemberi kredit akan Tujuan prinsip kehati-hatian tersebut adalah untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi dalam hal meningkatakan kesejahteraan rakyat. 97 Rachmadi Usman, Op.Cit.,hlm.19. Universitas Sumatera Utara diminta pertanggungjawaban, dalam hal ini penilaian terhadap analisa lingkungan serta dampak lingkungannya. Perbankan bertanggung jawab lebih berfokus pada pemberian kredit pada usaha-usaha yang tidak mengakibatkan kerusakan lingkungan, mengarah ke bisnis yang berkelanjutan dan diterima masyarakat, tidak mengeksploitasi tenaga kerja dengan membayar upah rendah, tidak menggunakan tenaga kerja di bawah umur, tidak menghasilkan produk yang berbahaya, perusahaan yang terlibat dalam konservasi dan daur ulang, menjalankan etika dalam berusaha, tidak terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia, serta tidak terlibat dalam persenjataan dan pembuatan senjata nuklir. 98 Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan UUPPLH, yang antara lain mengatur kewajiban bagi industri untuk melindungi alam dan lingkungan. Untuk itu, sejak tahun 2010, BI telah mendorong bank-bank komersial untuk memasukkan isu lingkungan ke dalam praktek pengelolaan resiko mereka. Para eksekutif bank diwajibkan untuk meningkatkan kesadaran mereka terhadap resiko kemungkinan terjadinya masalah lingkungan pada proyek yang dibiayainya yang mungkin berdampak negatif pada reputasi bank yang bersangkutan. Masalah lingkungan yang menimpa sebuah proyek yang dibiayai oleh sebuah bank dapat berpotensi mengganggu keselamatan bank itu sendiri. Bank yang terjerat di dalam proses pengadilan mengenai masalah lingkungan tak bisa terjebak dalam perkara- perkara hukum yang rumit dan menguras banyak tenaga dan biaya dalam menghadapi otoritas pemerintah atau organisasi perlindungan alam. Jika bank 98 https:shareeducation.wordpress.com20130215peranan-pemerintah-insentif-fiskal- dan-non-fiskal-dan-perbankan-terhadap-pengembangan-green-building-83 diakses pada tanggal 10 Maret 2016. Universitas Sumatera Utara dikalahkan dalam perkara semacam itu, reputasi bank yang bersangkutan akan menjadi taruhan. 99 Kredit bank mempunyai hubungan yang erat dengan pengelolaan lingkungan hidup, karena debitur yang menerima kredit dari bank tentunya akan menjalankan usahanya yang sedikit banyak akan membuang limbah yang berakibat terjadinya pencemaran terhadap lingkungan. Untuk itu bank dikatakan Ada beberapa ketentuan dalam UUPPLH yang dapat dijadikan landasan bagi peran dan tanggung jawab lembaga bank dalam pelaksanaan green banking dalam hukum perkreditan di Indonesia, antara lain Pasal 22, Pasal 36, Pasal 65, Pasal 66, Pasal 67, dan Pasal 68. Disamping itu pula dapat diambil kebijakan dari pemerintah dalam bidang perbankan yang mendorong ditingkatkannya upaya pelestarian kemampuan lingkungan hidup untuk menunjang pembangunan yang berkesinambungan, antara lain dari UU Perbankan pada Penjelasan Umum Angka 5 Pasal 8 ayat 1. Sikap tanggap perbankan Indonesia tersebut ditujukan pada pembangunan berwawasan lingkungan sebagaimana diatur dalam UUPPLH sehingga peran dan tanggung jawab bank dalam penegakan hukum lingkungan menjadi jelas. Berdasarkan uraian tersebut, maka peran dan tanggung jawab perbankan dalam pelaksanaan hukum perkreditan berwawasan lingkungan, bank perlu melakukan antisipasi terhadap potensi pencemaran dalam kegiatan usaha calon nasabah debitur, setidak-tidaknya karena tiga hal, yaitu sebagai pemegang kredit, ikut dalam manajemen dan demi keamanan atau kelancaran pembayaran kredit itu sendiri. 99 http:thepresidentpostindonesia.com20121001green-banking-di-indonesia-bank- indonesia-mendukung-green-financing diakses pada tanggal 10 Maret 2016. Universitas Sumatera Utara turut serta membiayai terjadinya kerusakan lingkungan melalui penyaluran kredit yang diberikan kepada debiturnya. Oleh sebab itulah bank harus memiliki peranan dan bertanggung jawab terhadap lingkungan hidup yang diwujudkan dalam kebijakan-kebijakan yang dilakukan oleh bank dan juga pihak-pihak lain dalam menggapai tujuan kesejahteraan bagi masyarakat. Pada tahun 2012, konferensi nasional tentang pengembangan energi terbarukan EBTKE Conex 2012 yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Energi Baru dan Terbarukan dan Konservasi Energi Kementrian ESDM, bersama Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia METI berencana akan mengeluarkan perangkat kebijakan green banking . Bank yang berwawasan lingkungan sudah seharusnya mematuhi prinsip-prinsip keberkelanjutan yang sering disebut dengan 3P Profit-People-Planet dan green financing, yang mewajibkan bank untuk melakukan bisnisnya sesuai dengan regulasi tentang lingkungan dan mendukung program-program perlindungan alam. Kebijakan yang baru akan diarahkan untuk: 100 1. meningkatkan kemampuan bank untuk mengelola resiko yang berkaitan dengan perlindungan lingkungan hidup; 2. meningkatkan daya saing bank menyangkut kemampuan mereka untuk mendanai bisnis-bisnis yang terkait dengan perlindungan lingkungan; 3. memberi ruang persaingan untuk meningkatkan portofolio kredit di sektor yang mendukung kegiatan perlindungan lingkungan. 100 http:thepresidentpostindonesia.com20121001green-banking-di-indonesia-bank- indonesia-mendukung-green-financing diakses pada tanggal 11 Maret 2016. Universitas Sumatera Utara Selanjutnya peranan bank terhadap lingkungan terlihat dari adanya upaya- upaya yang dilakukan bank dalam pengadaan barang dan jasa berdasarkan prinsip yang ramah lingkungan. Misalnya terlihat dari adanya kesepakatan bersama mengenai koordinasi peningkatan peran perbankan dalam rangka perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang dilaksanakan oleh gubernur Bank Indonesia dengan Menteri Negara Lingkungan Hidup, pada 17 Desember 2010 di Jakarta yang kemudian diistilahkan dengan green banking. Prinsip dari kesepakatan tersebut memastikan bahwa pembangunan harus seimbang antara perekonomian, kehidupan sosial, serta pelestarian lingkungan hidup profit, people, planet. Kesepakatan itu juga berangkat dari semangat untuk turut serta berpartisipasi dalam menjaga lingkungan, BI dan Kementerian Negara Lingkungan Hidup bersepakat melakukan kerjasama dalam meningkatkan peran serta lembaga perbankan guna mendukung pengelolaan lingkungan hidup melalui sosialisasi, kerjasama penelitian, dan peningkatan kapasitas sumberdaya manusia. 101 101 Peran serta lembaga perbankan dalam rangka mendukung pengelolaan lingkungan hidup sejalan dengan undang-undang dan diamanatkan dalam penjelasan Pasal 8 UU Perbankan. Sebagai contoh, dalam memberikan kredit, bank harus pula memperhatikan hasil Analisis Mengenai Dampak Lingkungan AMDAL bagi perusahaan yang berskala besar dan atau berisiko tinggi agar proyek yang dibiayai tetap menjaga kelestarian lingkungan. http:mamduhhakim.blogspot.co.id201309peranan-bank-terhadapgreen-procurment- 1.html diakes pada tanggal 10 Maret 2016. Universitas Sumatera Utara Peran dan tanggung jawab lembaga perbankan dalam penegakan lingkungan hidup dapat dilakukan dengan pemantauan selama pembangunan proyek yang dibiayai dengan kredit bank itu, untuk memastikan apakah sarana- sarana yang diperlukan oleh proyek dalam rangka mencegah perusakan dan pencemaran lingkungan hidup telah dibangun sebagaimana mestinya. Pelanggaran mengenai hal itu kiranya dapat dikategorikan sebagai event of default dari perjanjian kredit, yang dengan demikian memberikan hak kepada bank untuk menghentikan penarikan lebih lanjut oleh nasabah debitur dan atas kreditnya itu seketika itu pula menagih nasabah debitur untuk melunasi kredit itu. Selain itu, lembaga perbankan dapat melakukan pemantauan terhadap nasabah debitur tidak melakukan perusakan atau pencemaran lingkungan hidup disekitar proyek itu berdiri dengan memastikan bahwa proyek nasabah debitur itu tidak membuang atau menyimpan zat-zat berbahaya disekitar proyek. 102 Berangkat dari semangat untuk turut serta berpartisipasi dalam menjaga lingkungan, BI dan Kementerian Negara Lingkungan Hidup bersepakat melakukan kerjasama dalam meningkatkan peran serta sektor perbankan guna mendukung pengelolaan lingkungan hidup melalui sosialisasi, kerjasama penelitian dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia. 103 102 Arif Djohan Tunggal, Aspek Hukum Perkreditan Berwawasan Lingkungan di Bidang Perbankan Jakarta : Havarindo, 2003, hlm. 70. Sebagai perwujudan dari kesepakatan bersama tersebut, beberapa tugas dan tanggung 103 http:www.antaranews.comberita391592klh-bi-kerjasama-dorong-kebijakan-green- banking diakses pada tanggal 11 Maret 2016 Universitas Sumatera Utara jawab yang akan dilaksanakan baik oleh Kementerian Lingkungan Hidup maupun BI adalah : 104 1. menyediakan informasi mengenai peraturan, kebijakan, dan program lingkungan yang berkaitan dengan sektor perbankan; 2. menyediakan informasi mengenai kinerja lingkungan dari perusahaan yang berdampak besar dan penting berkaitan dengan kepentingan sektor perbankan; 3. menyelenggarakan sosialisasi dan pelatihan untuk peningkatan kapasitas sumber daya manusia perbankan dalam mendukung pengelolaan lingkungan hidup; 4. mendorong bank umum dan Bank Perkreditan Rakyat dalam penyaluran kredit dan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah dengan lebih memperhatikan aspek-aspek risiko yang terkait dengan lingkungan hidup; dan 5. melakukan kajianpenelitian terhadap ketentuan perbankan yang terkait dengan ketentuan dalam pengelolaan lingkungan. Berdasarkan penjelasan di atas ternyata UU Perbankan dan UUPPLH secara eksplisit mencantumkan kewajiban perbankan di Indonesia untuk melaksanakan perbankan hijau dan hal ini sesuai dengan gerak langkah yang dibutuhkan perbankan nasional untuk berperan serta dan bertanggung jawab dalam pelestarian fungsi lingkungan guna pembangunan berwawasan lingkungan. Dengan memperhatikan aspek lingkungan yang dilakukan oleh bank tentu akan memberikan keuntungan positif dan menghindari resiko menurunnya tingkat kesehatan rakyat. 104 http:mamduhhakim.blogspot.co.id201309peranan-bank-terhadapgreen-procurment- 1.html diakses pada tanggal 11 Maret 2016. Universitas Sumatera Utara

B. Penerapan Klausul Lingkungan Hidup dalam Perjanjian Kredit Investasi Oleh Lembaga Perbankan