96
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian serta penjelasan pada bab-bab sebelumnya, penulis dapat menarik beberapa kesimpulan yang berkaitan dengan pokok pembahasan
serta sekaligus merupakan jawaban dari pada permasalahan yang penulis buat, yaitu:
1. Pengaturan perjanjian kredit perbankan di Indonesia diatur dalam KUH
Perdata dan UU Perbankan. Perjanjian kredit merupakan perjanjian baku, dimana isi atau klausla-klausula perjanjian kredit tersebut telah dibakukan dan
dituangkan dalam bentuk formulir dan pihak debitur hanya dalam posisi menerima atau menolak tanpa ada kemungkinan untuk melakukan negosiasi.
Akibat hukum dari perjanjian kredit tersebut adalah hal yang mengikat dan memaksa terhadap pelaksanaan perjanjian kredit tersebut. Perjanjian kredit
tentu saja menimbulkan resiko dan berbagai permasalahan. Penyelesaian kredit bermasalah dapat dilakukan melalui proses pengadilan dan di luar
proses pengadilan. 2.
Hubungan hukum klausul lingkungan hidup dengan lembaga perbankan dapat dilihat dalam perjanjian kredit perbankan. Lembaga perbankan sebagai salah
satu pemberi dana, terutama dalam pemberian kredit harus mempertimbangkan keterpaduan dengan lingkungan sekitarnya selain aspek
ekonomisnya. Dengan demikian perbankan tidak ikut membiayai proyek-
Universitas Sumatera Utara
3. proyek yang diperkirakan akan dapat menimbulkan dampak yang merugikan
ekosistem. Bank dan lingkungan hidup akan selalu berhubungan demi mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan.
Hubungan antara perbankan dan lingkungan inilah maka Undang-undang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup UUPPLH dan peraturan
lingkungan hidup lainnya dapat diberlakukan, yaitu suatu usaha danatau kegiatan dalam opersionalnya harus selalu mengindahkan UUPPLH serta
peraturan lingkungan hidup lainnya 4.
Penerapan klausul lingkungan hidup dalam perjanjian kredit investasi oleh lembaga perbankan dapat dilihat dalam bagian representations and
warranties, affirmative convenants maupun evenst of default. Dalam megantisipasi perusakan lingkungan, pihak bank harus melakukan AMDAL
pada setiap pemberian kredit oleh bank. Lembaga perbankan mewajibkan untuk menganalisis lingkungan hidup dalam rangka mempertimbangkan
permohonan kreditnya. Langkah-langkah yang dilakukan oleh bank dalam perjanjian kredit menerapkan penyelidikan pendahuluan, environmental audit,
pencatuman syarat-syarat tertetnu dalam perjanjian kredit. Namun dalam prekteknya, penerapaan klausul lingkungan hidup menghadapi banyak
kendala, baik dari peran pemerintah, peran bank maupun nasabah debitur.
B. SARAN
Adapun saran yang dapat diberikan berkaitan dengan pembahasan dan kesimpulan di atas adalah:
Universitas Sumatera Utara
1. Kredit merupakan bentuk pengembangan terhadap perekonomian suatu
wilayah baik nasional maupun lokal pengucuran dana yang di perlukan masyarakat yag kekurangan dana di harapkan mampu lebih di tingkatkan demi
terciptanya pemerataan perekonomian masyarakat dengan memberikan sistem kredit yang tidak saling memberatkan.
2. Perbankan hendaknya memegang prinsip kehati-hatian dalam setiap
penyelesaian kredit bermasalah. Selain itu, diperlukan adanya peraturan tentang perkreditan perbankan yang mengatur tentang hal-hal yang
berkenanaan dengan pemberian kredit. 3.
Pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan berkewajiban melakukan perlindungan dan pengeloalaan lingkungan hidup dalam pelaksanaan
pembangunan berkelanjutan terutama di bidang perbankan. 4.
Pengaturan tentang bank yang berwawasan lingkungan sangat diperlukan yang dapat memberikan kepastian hukum karena dapat dikatakan saat ini masih
jauh dari kepastian itu sendiri dalam penerapan lingkungan hidup. 5.
Peran pemerintah dalam upaya perlidungan lingkungan hidup harus tersirat dalam pembentukan sanksi-sanksi. Pemerintah harus dengan tegas
menerapkan sanksi terhadap pelanggaran-pealnggaran kebijakan perlindungan lingkungan hidup secara adil tanpa tebang pilih.
Universitas Sumatera Utara
18
BAB II PENGATURAN PERJANJIAN KREDIT OLEH LEMBAGA PERBANKAN
DI INDONESIA
A. Pemberian Kredit Perbankan di Indonesia