Keberadaan Lingkungan Hidup di Indonesia

49 BAB III HUBUNGAN HUKUM KLAUSUL LINGKUNGAN HIDUP DENGAN LEMBAGA PERBANKAN DI INDONESIA

A. Keberadaan Lingkungan Hidup di Indonesia

Konsep pembangunan masa lalu adalah konsep menghabiskan sumber daya alam, tanpa memikirkan dampak lingkungan, berupa kerusakan dan pencemaran lingkungan. Ketamakan manusia yang lebih mengutamakan keuntungan akan sangat berbahaya kalau tidak diatasi secara benar. 67 Kerugian ekonomi yang diakibatkan oleh timbulnya masalah-masalah lingkungan dapat mencapai ratusan juta. Secara umum dapat digambarkan kerugian-kerugian ekonomi yang diderita oleh para penderita pencemaran berupa Pengurasan sumber daya alam yang dilakukan oleh manusia mengandung arti sumber daya alam yang terletak atau hidup di dalam konteks asalnya atau kawasan asalnya, kemudian oleh manusia diambil secara terus-menerus dan tidak terkendali dengan cara dan jumlah tertentu sehingga menimbulkan perubahan dan penurunan kualitas lingkungan hidup. Dampak negatif dari menurunnya kualitas lingkungan hidup baik karena terjadinya pencemaran atau terkurasnya sumber daya alam adalah timbulnya ancaman atau dampak negatif terhadap kesehatan, menurunnya nilai estetika, kerugian ekonomi economic cost, dan terganggunya sistem alami natural system. 67 Adrian Sutedi, Hukum Perizinan dalam Sektor Pelayanan Publik Jakarta: Sinar Grafika, 2010, hlm. 240. Universitas Sumatera Utara biaya pemeliharaan atau pembersihan rumah, biaya perobatan atau dokter dan hilang atau lenyapnya mata pencaharian. Kegiatan-kegiatan rekreasi seperti berenang, berperahu, memancing ikan menjadi terganggu atau lenyap sama sekali karena sungai, laut atau danau yang tercemar tidak lagi layak untuk rekreasi. 68 Alasan-alasan ekonomi yang sering kali menggerakkan perilaku manusia atau keputusan-keputusan yang diambil oleh manusia secara perorangan maupun dalam kelompok yang menjadi penyebab masalah lingkungan, terutama dalam hubungannya dengan pemanfaatan common property. Common property adalah sumber-sumber daya alam yang tidak dapat menjadi hak perorangan, tetapi setiap orang dapat menggunakan atau memanfaatkannya untuk kepentingan masing- masing. Common property itu meliputi sungai, padang rumput, udara dan laut. Setiap orang berpikir egoistis dan berpacu untuk mengeksploitasi sumber daya alam yang mengakibatkan penurunan kualitas dan kuantitas sumber daya alam. Pada akhirnya semua orang atau masyarakat secara keseluruhan yang akan menderita kerugian. Jadi adanya kebebasan untuk mengeksploitasi sumber daya alam akan membawa kehancuran bagi masyarkat. Bagi masyarakat modern, rekreasi merupakan suatu kebutuhan penting. 69 Segala sesuatu di dunia ini erat hubungannya satu dengan yang lain. Mengenai hal ini Koesnadi Hardjasoemantri mengatakan bahwa antara manusia dengan manusia, antara manusia dengan hewan, antara manusia dengan tumbuh- tumbuhan dan bahkan antara manusia dengan benda mati sekalipun, demikian 68 Takdir Rahmadi, Hukum Lingkungan Di Indonesia Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,2015, hlm. 4. 69 Ibid., hlm. 7. Universitas Sumatera Utara juga dengan hewan. 70 Konsep pembangunan yang akan diselenggarakan, haruslah memperhatikan dampak lingkungan, jauh ke depan, kalau perlu berpuluh-puluh atau beratus-ratus tahun ke depan, demi generasi masa depan. Dunia ini bukan hanya milik generasi sekarang dan masa lalu, tetapi juga milik generasi yang akan datang. Hal ini sudah menjadi keprihatinan dunia secara global, masing-masing negara diharuskan untuk menaati prinsip-prinsip hukum dalam hukum lingkungan. . Alam dipengaruhi oleh manusia man made nature dan manusia dipengaruhi oleh alam nature made man. Atas dasar peranan manusia dalam lingkungan, khususnya di dalam pembangunan perlu ada pengaturan yang dapat mencegah atau menimbulkan kerusakan maupun pencemaran lingkungan. 71 Lahirnya kesadaran lingkungan dan kebijaksanaan pembangunan berwawasan lingkungan di tingkat global dapat dilihat dari konfrensi PBB tentang lingkungan hidup yang diselenggarakan pada tanggal 5-6 Juni 1972 di Stockholm, Swedia. Literatur hukum lingkungan umumnya merujuk Konfrensi Stockholm sebagai cikal bakal dari tumbuh dan perkembangan hukum lingkungan intrnasinal maupun nasional. Karena konfrensi ini menghasilkan sebuah dokumen, yaitu: deklarasi tentang lingkungan hidup manusia yang juga disebut sebagai Deklarasi Stockholm yang dianggap sebagai sumber bagi perkembangan hukum lingkungan. 72 70 Koesnadi Hardjasoemantri, Op. Cit., hlm.2. 71 Adrian Sutedi, Op. Cit., hlm. 240-241. 72 Muhammd Erwin, Hukum Lingkungan Dalam Sistem Kebijaksanaan Pembangunan Lingkungan Hidup Bandung: PT Refika Aditama, 2011, hlm.10. Universitas Sumatera Utara Selain itu, Majelis Umum PBB memutuskan untuk menyelenggarakan Konfrensi di Rio de Jeneiro, Brasil 1992. Seperti halnya Deklarasi Stockholm, Deklarasi Rio juga memuat prinsip-prinsip yang dipandang sebagai sumber pengembangan hukum lingkungan nasional dan internasional. Prinsip mengenai lingkungan hidup tercermin dalam Prinsip ke-4 Deklarasi Rio yaitu mengenai prinsip keterpaduan antara perlindungan lingkungan hidup dan pembangunan. Perwujudan dari prinsip keterpaduan antara lingkungan hidup dan pembangunan adalah pemberlakuan AMDAL dan perlunya ketersediaan informasi lingkungan dalam proses pengambilan keputusan pemerintahan. 73 Pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup perlu diikuti tindakan pelestarian sumber daya alam dalam rangka memajukan kesejahteraan umum seperti tercantum dalam UUD 1945. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup sebagaimana telah diubah dan diperbaharui oleh Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah payung di bidang pengelolaan lingkungan hidup yang dijadikan dasar bagi pengelolaan lingkungan hidup di Indonesia dewasa ini. Dengan demikian, UUPPLH merupakan dasar ketentuan pelaksanaan dalam pengelolaan lingkungan hidup serta sebagai dasar penyesuaian terhadap perubahan atas peraturan yang telah ada sebelumnya, serta menjadikannya sebagai suatu kesatuan yang bulat dan utuh di dalam suatu sistem. 74 73 Ibid., hlm. 14. 74 N.H.T. Siahaan, Hukum Lingkungan dan Ekologi Pembangunan Jakarta: Erlangga, 2004, hlm.13. Universitas Sumatera Utara Selanjutnya, pada tanggal 3 Oktober 2009, pemerintah mengeluarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Di dalam kualitas lingkungan hidup yang semakin menurun telah mengancam kelangsungan perikehidupan manusia dan mahkluk hidup lainnya, sehingga perlu dilakukan perlindungan dan pengeloaan lingkungan hidup yang sungguh-sungguh dan konsisten oleh semua pemangku kepentingan. Disebabkan juga pemanasan global yang semakin meningkat dan mengakibatkan perubahan iklim, sehingga memperparah penurunan kualitas lingkungan hidup. 75 1. melindungi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia; Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi perencanaan ,pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan dan penegakan hukum Pasal 1 angka 2 UUPPLH. Pasal 3 UUPPLH menetapkan, bahwa perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup bertujuan: 2. menjamin keselamatan, kesehatan dan kehidupan manusia; 3. menjamin kelangsungan kehidupan mahkluk hidup dan kelestarian ekosistem; 4. menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup; 5. mencapai keserasian, keselarasan dan keseimbangan lingkungan hidup; 6. menjamin terpenuhinya keadilan generasi masa kini dan generasi masa depan; 7. menjamin pemenuhan dan pelindungan hak atas lingkungan hidup sebagai bagian dari hak asasi manusia; 8. mengendalikan pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana; 75 Syamsul Arifin, Op. Cit., hlm.52. Universitas Sumatera Utara 9. mewujudkan pembangunan berkelanjutan; 10. mengantisipasi isu lingkungan global. Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup erat kaitannya dengan pembangunan, sebagai salah satu unsur yang dominan adalah peran masyarakat dalam proses pembangunan yang dilandasi atas hak asasi manusia pada pembangunan tersebut. Konferensi tentang pembangunan development, hak asasi manusia human rights, dan negara hukum the rule of law yang diselenggarakan oleh komisi internasional para ahli hukum pada tahun 1981 yang lalu telah menetapkan hubungan yang sangat penting antara pembangunan dan hak asasi manusia dengan suatu postulat bahwa yang kedua hak asasi manusia merupakan tujuan dari pertama pembangunan. Kegiatan-kegiatan pembangunan biasanya mendatangkan resiko-resiko yang tinggi, kerawanan-kerawanan vulnera bilities, ketergantungan depency, beban burdens, kejahatan harms, keuntungan dan kerugian cost and benefits bagi kelompok-kelompok masyarakat yang berbeda. 76 76 Ibid., hlm.136. Tanpa adanya partisipasi yang efektif dari masyarakat maka proses-proses pembangunan telah merosot dari proses pendistribusian menjadi proses pemaksaan atau penekanan. Hak atas partisipasi yang efektif merupakan sesuatu yang sangat krusial apabila pembangunan mampu menghentikan penguasaan dari sekelompok orang tertentu dan harus mampu menjamin kelangsungan pembangunan dengan mengutamakan martabat dan kesejahteraan bagi semua orang. Universitas Sumatera Utara Adanya pengukuhan secara yuridis atas peran serta masyarakat, tentunya masyarakat memiliki motivasi kuat untuk secara kolektif mengatasi masalah ekologi dan selalu berupaya agar kegiatan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup berhasil dan terwujud untuk melestarikan fungsi lingkungan. Beberapa dasar bagi partisipasi masyarakat dalam rangka tindakan perlindungan lingkungan hidup, yakni dalam hal sebagai berikut: 77 1. Memberikan informasi kepada pemerintah. 2. Meningkatkan kesediaan masyarakat untuk menerima keputusan. 3. Membuat perlindungan hukum. 4. Mendemokratisasi pengambilan keputusan. Pembangunan yang dilakukan oleh bangsa Indonesia bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan mutu hidup rakyat. Proses pelaksanaan pembangunan, di satu pihak menghadapi permasalahan jumlah penduduk yang besar dengan tingkat pertambahan yang tinggi, di lain pihak sumber daya alam adalah terbatas. Umat manusia mempunyai kapasitas untuk menjadikan pembangunan ini berkelanjutan. Yang dimaksud dengan pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang dapat memenuhi kebutuhan saat ini dan mengidahkan kemampuan generasi mendatang dalam mencukupi kebutuhannya. Ada tiga hal penting yang tercakup disini, yaitu: 78 1. pengelolaan sumber daya alam; 2. pembangunan berkesinambungan sepanjang masa; 3. peningkatan kualitas hidup. 77 Ibid., 142. 78 Muhammad Erwin, Op. Cit., hlm. 51. Universitas Sumatera Utara Konsep pembangunan berkelanjutan ditentukan oleh tingkat masyarakat dan organisasi sosial mengenai sumber daya alam serta kemampuan biosfer untuk menyerap pengaruh-pengaruh kegiatan manusia. Teknologi dan organisasi sosial dapat dikelola dan ditingkatkan untuk memberi jalan bagi era pertumbuhan ekonomi. Kemiskinan dapat dihilangkan atau dihindari dengan memenuhi kebutuhan dasar dan menyediakan kesempatan untuk memenuhi cita-cita akan kehidupan yang lebih baik. Dunia yang miskin akan sering mengalami bencana ekologis dan bencana- bencana lainnya. 79 Pemenuhan kebutuhan pokok memerlukan tidak hanya era baru pertumbuhan ekonomi bagi negara-negara yang mayoritas penduduknya miskin, akan tetapi juga jaminan bahwa penduduk yang miskin tersebut memperoleh sumber daya yang menjadi bagiannya secara wajar agar pembangunan itu berkelanjutan. Dalam pengertian yang luas, pembangunan berkelanjutan adalah mengembangkan kesetaraan antar umat manusia serta antara manusia dan alam. Hal ini berarti bahwa pembangunan berkelanjutan bukanlah suatu tingkat keselarasan yang tetap, akan tetapi berupa sebuah proses pemanfaatan sumber daya, arah investasi, orientasi pengembangan teknologi, serta perubahan kelembagaan yang konsisten dengan kebutuhan hari depan dan hari ini, sehingga pembangunan berkelanjutan akan bersandar pada kemauan politik dan kesejahteraan masyarakat. 80 79 Ibid., hlm.52. 80 Siti Sundari Rangkuti, Hukum Lingkungan dan Kebijaksanaan Lingkungan Nasional Surabaya: Airlangga University Press, 2005, hlm. 67. Universitas Sumatera Utara

B. Hubungan Klausul Lingkungan Hidup dengan Lembaga Perbankan