1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Praktik perbankan sebenarnya sudah ada sejak zaman Babylonia, Yunani, dan Romawi.
2
Praktek- praktek perbankan saat itu sangat membantu dalam lalu lintas perdagangan. Pada zaman Babylonia kurang lebih tahun 2000 sebelum
Masehi praktek perbankan didominasi dengan transaksi peminjaman emas dan perak pada kalangan pedagang yang membutuhkan dengan biaya tertentu. Pada
zaman Romawi, praktik perbankan meliputi praktik tukar-menukar uang, menerima deposito, memberi kredit dan melakukan transfer dana. Khusus dalam
tugas peminjaman uang yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi, kemudian diikuti oleh orang-orang Italia yang berasal dari Lombardia. Itulah sebabnya
dalam dunia perbankan banyak dikenal istilah-istilah dalam bahasa Italia.
3
Perkembangan perbankan menunjukkan dinamika dalam kehidupan ekonomi karena lembaga perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan
yang mempunyai peranan yang sangat vital dan sangat strategis. Peran yang sangat strategis dari bank adalah sebagai pengatur urat nadi perekonomian
nasional karena sebagai badan usaha, ia mempunyai fungsi sebagai perantara keuangan masyarakat yang kelebihan dana dan masyarakat yang kekurangan
dana.
4
2
Kasmir, Pemasaran Bank Jakarta: PT. Kencana, 2004, hlm. 15-17.
3
C.S.T. Kansil, Pokok-Pokok Pengetahuan Hukum Dagang Indonesia Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2002, hlm. 245.
4
Munir Fuady, Hukum Bisnis Dalam Teori dan Praktek Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2002, hlm. 121.
Universitas Sumatera Utara
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarkat dalam bentuk kredit
danatau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dari pengertian tersebut, jelaslah bahwa bank berfungsi sebagai financial
intermediary dengan usaha utama menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat, serta memberikan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran.
5
Hampir semua kegiatan perekonomian masyarakat membutuhkan jasa bank misalnya fasilitas kredit, juga jasa-jasa keuangan lainnya. Bank merupakan
suatu lembaga yang hidupnya sangat tergantung dari dana masyarakat yang disimpan pada bank yang bersangkutan, nasabah harus memiliki kepercayaan
bahwa bank tersebut mau dan mampu membayar kembali dana yang dihimpunnya pada bank tersebut pada waktu dana itu ditagih oleh nasabah penyimpan dana.
6
Istilah kredit di lingkungan masyarakat umum sudah tidak asing lagi dan bahkan dapat dikatakan populer dan merakyat, sehingga dalam bahasa sehari-hari sudah
dicampurbaurkan dengan istilah utang.
7
Kredit perbankan merupakan salah satu usaha bank konvensional yang telah banyak dimanfaatkan oleh anggota masyarakat yang memerlukan dana.
Kredit dari sisi bank merupakan sumber pendapatan yang memberikan kontribusi yang cukup besar bagi pendapatan bank itu sendiri. Sedangkan bagi masyarakat
atau nasabahnya kredit dapat membantu dalam permodalan usaha guna
5
Rachamadi Usman, Aspek-Aspek Hukum Perbankan Di Indonesia Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama, 2001, hlm. 59.
6
Hikmahanto Junawa, Analisia Ekonomi Atas Hukum Perbankan Jakarta: Jurnal Hukum dan Pembangunan, 1998, hlm. 86.
7
Rahcmadi Usman, Op. Cit., hlm. 236.
Universitas Sumatera Utara
peningkatan pendapatannya.
8
Setiap kredit yang disetujui dan disepakati antara pihak kreditur dan debitur maka wajib dituangkan dalam perjanjian kredit akad
kredit secara tertulis.
9
Perjanjian kredit ini perlu memperoleh perhatian yang khusus baik oleh Bank sebagai kreditur maupun oleh nasabah sebagai debitur, karena perjanjian
kredit mempunyai fungsi yang sangat penting dalam pemberian, pengelolaan, dan penatalaksanaan kredit tersebut. Menurut CH. Gatot Wardoyo, dalam tulisannya
mengenai sekitar klausul-klausul perjanjian kredit bank, perjanjian kredit mempunyai fungsi-fungsi diantaranya perjanjian kredit bergungsi sebagai
perjanjian pokok dan perjanjian kredit sebagai alat bukti. Perjanjian kredit sebagai perjanjian pokok merupakan sesuatu yang menentukan batal atau tidaknya
perjanjian lain yang mengikutinya, misalnya perjanjian pengikatan jaminan. Perjanjian kredit sebagai perjanjian sebagai alat bukti berfungsi sebagai alat bukti
mengenai batasan-batasan hak dan kewajiban di antara kreditur dan debitur. Perjanjian kredit berfungsi sebagai alat untuk melakukan monitoring kredit.
10
Pembangunan nasional melalui pengembangan sumber daya buatan haruslah selalu mempertimbangkan dinamika lingkungan, wawasan nusantara,
dimensi keanekaragaman sumber daya alam, manusia dan budayanya dalam satu kesatuan lingkungan hidup. Perubahan iklim juga menjadi isu utama di dunia saat
ini. Dampak perubahan iklim ini menyadarkan semua pihak untuk bertindak sesuatu guna menyelamatkan kehidupan manusia di bumi.
8
Suharno, Analisa Kredit Jakarta : Djambatan, 2003, hlm. 2.
9
Muhammad Djumhana, Hukum Perbankan di Indonesia Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2006, hlm. 501.
10
CH. Gatot Wardoyo, Sekitar Klausul-Klausul Perjanjian Kredit Bank, Bank dan Manajemen Jakarta : PT. Citra Aditya Bakti, 1991, hlm. 64-69.
Universitas Sumatera Utara
Perkembangan hukum lingkungan telah memperoleh dorongan yang kuat karena adanya Stockholm Declaration ini, baik pada taraf nasional, regional
maupun internasional. Keuntungan yang tidak sedikit adalah mulai tumbuhnya kesatuan pengertian dan bahasa di antara para ahli hukum dengan menggunakan
Stockholm Declaration sebagai referensi bersama.
11
Inti hakekat masalah lingkungan hidup adalah memelihara hubungan serasi antara manusia dengan
lingkungan. Pembangunan menimbulkan perubahan, baik dalam lingkungan alam maupun dalam lingkungan sosial, maka penting diusahakan agar perubahan-
perubahan lingkungan ini tidak sampai mengganggu keseimbangan hubungan antara manusia dengan lingkungan.
12
Perubahan iklim timbul dari hubungan sebab akibat antara efek rumah kaca dan pemanasan global, maka keberlanjutan bisnis perbankan juga merupakan
hubungan sebab akibat antara perilaku bisnis dan lingkungan. Kesadaran ini Perbankan perlu beradaptasi secara interdepedensial dengan lingkungan
sehingga dalam perjanjian kredit yang dilakukan oleh lembaga perbankan sudah seharusnya memperhatikan aspek lingkungan hidup. Kredit hijau dapat diartikan
sebagai fasilitas pinjaman dari lembaga keuangan kepada debitur yang bergerak di sektor bisnis yang tidak berdampak pada penurunan kualitas lingkungan maupun
kondisi sosial masyarakat. Konteks perbankan, bisnis hijau terutama dipersepsikan dengan penyaluran kredit yang ramah lingkungan atau dikenal
dengan istilah kredit hijau green lending atau green banking.
11
Koesnadi Hardjasoemantri, Hukum Tata Lingkungan Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1999, hlm. 11.
12
Emil Salim, Pembangunan Berwawasan Lingkungan Jakarta: PT. Media Surya Grafindo, 1999, hlm. 109.
Universitas Sumatera Utara
dimiliki oleh kalangan perbankan demi menyelamatkan lingkungan, sebagai motor penggerak roda perekonomian negara maka perbankan dalam era
perubahan iklim layak memberikan kontribusi optimal. Mengenai hal pemberian kredit, bank dituntut agar dapat memperoleh
keyakinan tentang kemampuan nasabah sebelum menyalurkan kreditnya, maka faktor melakukan penilaian secara cermat dan seksama terhadap watak,
kemampuan, modal, agunan dan prospek usaha, debitur wajib meyakinkan bank. Suatu badan usaha mendapatkan fasilitas kredit di bank pelaksana, untuk ini bank
telah melakukan evaluasi yang mendalam tentang karakternya, kemampuannya, modalnya, agunannya dan kondisi serta prospek usaha danatau kegiatan badan
usaha yang bersangkutan.
13
Lembaga perbankan mempunyai peranan penting dan strategis tidak saja dalam menggerakkan roda perekonomian nasional, tetapi juga diarahkan agar
mampu menunjang pelaksanaan pembangunan nasional. Ini berarti bahwa lembaga perbankan haruslah mampu berperan sebagai agent of development
dalam upaya mencapai tujuan nasional tadi,
14
Hubungan antara perbankan dan lingkungan inilah maka Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
selanjutnya disebut UUPPLH dan peraturan lingkungan hidup lainnya dapat termasuk melalui upaya
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup melalui penerapan klausul lingkungan hidup dalam perjanjian kredit
13
Hassanuddin Rahman, Kebijakan Kredit Perbankan Yang Berwawasan Lingkungan Bandung : PT. Citra Aditya Bakti, 2000, hlm. 40.
14
Hermansyah, Hukum Perbankan Nasional Indonesia Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2005, hlm. 40.
Universitas Sumatera Utara
diberlakukan, yaitu suatu usaha danatau kegiatan dalam opersionalnya harus selalu mengindahkan UUPPLH serta peraturan lingkungan hidup lainnya.
Pemerintah melalui kebijakannya dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 sebagaimana telah diubah menjadi Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998
tentang Perbankan selanjutnya disebut UU Perbankan pada bagian Penjelasan Umum alinea ke 4, telah mencantumkan perlunya ketentuan penyempurnaan bagi
kegiatan usaha bank dalam penyaluran dananya, termasuk di dalamnya peningkatan peranan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan selanjutnya disebut
AMDAL bagi perusahaan berskala besar danatau beresiko tinggi. Kondisi tersebut mengisyaratkan diperlukan penerapan lingkungan hidup
oleh lembaga perbankan di Indonesia melalui penegakan hukum. Tujuannya, yaitu demi terciptanya kepastian hukum bagi para pihak. Kepastian merupakan ciri
yang tidak dapat dipisahkan dari hukum, terutama untuk norma hukum tertulis. Hukum tanpa nilai kepastian akan kehilangan makna karena tidak dapat lagi
digunakan sebagai pedoman perilaku bagi setiap orang. Ubi jus incentrum, ibi jus nullum, dimana tiada kepastian hukum, di situ tidak ada hukum.
15
Pembiayaan proyek pada bank yang berwawasan lingkungan green banking telah terbukti dapat meningkatkan daya saing dan memberi keunggulan
tersendiri dalam strategi bisnis. Terhadap konsekuensi lingkungan dari kredit yang diberikan, bank perlu lebih sensitif. Di Indonesia lembaga keuangan yang
berwawasan lingkungan mulai muncul, misalnya dalam menerapkan bahwa
15
Sidarta, Moralitas Profesi Hukum Bandung: Refika Aditama, 2009, hlm. 82.
Universitas Sumatera Utara
analisis mengenai dampak lingkungan menjadi bagian penting dalam analisis pemberian kredit dan menyangkut dokumentasi perkreditan loan documentation.
Berdasarkan uaian di atas, maka menjadi hal menarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Penerapan Klausul Lingkungan Hidup Dalam Perjanjian Kredit Investasi Oleh Lembaga Perbankan.”
B. Perumusan Masalah