Pewarna Pangan TINJAUAN PUSTAKA

2.3 Pewarna Pangan

Pewarna makanan banyak digunakan untuk berbagai jenis makanan, terutama berbagai produk jajanan pasar serta berbagai makanan olahan yang dibuat oleh industri kecil ataupun industri rumah tangga meskipun pewarna buatan juga ditemukan pada berbagai jenis makanan yang dibuat oleh industri besar. Yang terakhir ini biasanya sengaja dilakukan oleh pabrik untuk membuat makanan atau minuman berkalori rendah yang ditujukan untuk penderita diabetes melitus. Hampir setiap makanan dan minuman olahan telah dicampur dengan pewarna sintetis. Penggunaannya secara terus menerus berlebihan dapat membahayakan kesehatan. Penggunaan pewarna sebenarnya boleh saja selama dalam jumlah terbatas. Namun demikian, apabila pewarna yang digunakan adalah pewarna nonmakanan, misalnya pewarna tekstil atau kertas ataupun pewarna makanan, tetapi dalam jumlah yang berlebihan, tentulah akan membahayakan kesehatan konsumen Yuliarti, 2007. Warna merupakan salah satu aspek yang penting terhadap kualitas suatu produk pada makanan. Kualitas warna dianggap sangat penting menunjukkan kualitas rasa dan tekstur dari suatu makanan agar makanan tersebut dapat diterima di masyarakat. Warna juga mengindikasikan bahwa telah terjadi reaksi kimia pada makanan Deman, 1980. Ada lima sebab yang dapat menyebabkan suatu bahan makanan berwarna, yaitu : 1. Pigmen yang secara alami terdapat pada tanaman dan hewan. Misalnya klorofil berwarna hijau, karoten berwarna jingga, dan mioglobin menyebabkan warnamerah pada daging. Universitas Sumatera Utara 2. Reaksi karamelisasi yang timbul bila gula dipanasknan membentuk warna cokelat. Misalnya warna cokelat pada kembang gula karamel atau roti yang dibakar. 3. Warna gelap yang timbul karena adanya reaksi Mailard, yaitu antara gugus aminoprotein dengan gugus karbonil gula pereduksi. Misalnya susu bubuk yang disimpan lama akan berwarna gelap. 4. Reaksi antara senyawa organik dengan udara akan menghasilkan warna hitam atau cokelat gelap. Reaksi oksidasi ini dipercepat oleh adanya logam serta enzim, mislanya warna gelap permukaan apel atau kentang yang dipotong. 5. Penambahan zat warna, baik zat warna alami maupun zat warna sintetik, yangtermasuk dalam golongan bahan aditif makanan Winarno, 1992. 2.3.1.Tujuan Penggunaan Pewarna Pangan Berdasarkan survai yang telah dilakukan Walford 1980, ada beberapa tujuan penggunaan pewarna pangan, yaitu : - Untuk memberikan penampilan yang menarik dari produk makanan yang telah berubah warna ketika proses pembuatan. - memberikan warna kepada produk makanan sesuai dengan sifat makanan tersebut. - menguatkan warna suatu produk makanan yang memiliki warna yang lemah. - Untuk memastikan keseragaman suatu bets dari sumber yang berbeda Universitas Sumatera Utara 2.3.2.Klasifikasi Zat Pewarna Makanan 1.Pewarna Alami Zat pewarna yang termasuk dalam uncertified color ini adalah zat pewarna alami ekstrak pigmen dari tumbuh-tumbuhan dan zat pewarna mineral, walaupun ada juga beberapa zat pewarna seperti β-karoten dan kantaxantin yang telah dapat dibuat secara sintetik. Untuk penggunaannya, zat pewarna ini bebas dari prosedur sertifikasi dan termasuk daftar yang telah tetap Winarno, 1992. Tabel 1. Sifat-sifat Bahan Pewarna Alami Kelompok Warna Sumber Kelarutan Stabilitas Karamel cokelat gula dipanaskan air Stabil Antosianin jingga, merah, biru tanaman air peka terhadap panas dan Ph Flavonoid kuning tanaman air stabil terhadap panas Batalain Quinon Xanthon kuning, merah kuning-hitam kuning tanaman tanaman tanaman air air air sensitif terhadap panas `Karotenoid kuning, merah tanamanhewan air Stabil terhadap panas Klorofil hijau tanaman lipid air sensitif terhadap panas Heme merah, cokelat hewan air sensitif terhadap panas Sumber : Cahyadi 2006 Universitas Sumatera Utara Banyak warna cemerlang yang dipunyai oleh tanaman dan hewan dapat digunakan sebagai pewarna untuk makanan. Beberapa pewarna alami yang berasal dari tanaman dan hewan, diantaranya adalah klorofil, mioglobin dan hemoglobin, antosianin, flavonoid, tannin, quinon dan xanton, serta karotenoid seperti table diatas Cahyadi, 2009 Banyak sekali bahan alami yang dapat digunakan sebagai pewarna makanan, umumnya pewarna alami aman untuk digunakan dalam jumlah yang besar sekalipun, berbeda dengan pewarna sintesis yang demi keamanan penggunaanya harus dibatasi dengan melihat ADI-nya Yuliarti, 2007 2.Pewarna Sintetis Zat pewarna ditambahkan kedalam makanan bertujuan untuk menarik selera dan keinginan konsumen. Zat-zat Pewarna alam yang sering digunakan misalnya, karoten, kunyit dan daun-daun pandan. Dibandingkan dengan bahan pewarna alami, maka bahan pewarna buatan mempunyai banyak kelebihan yaitu dalam hal aneka ragam warnanya, keseragaman warna, kestabilan warna, dan penyimpanannya lebih mudah dan lebih tahan lama. Selain dari pada itu bahan pewarna alami biasanya warnanya jarang yang sesuai dengan warna yang di ingini. Winarno, 1980 Universitas Sumatera Utara

2. Kestabilan Beberapa Pewarna Tabel Sintetis

Perwarna Nomor Indeks Warna C.I.No Batas Maksimum Penggunaan Amaran Amaranth: CI Food Red 9 16185 Secukupnya Biru Berlian Brilliant Blue FCF: CI 42090 Secukupnya Eritrosin Food red 2 Eritrosin: CI 45430 Secukupnya Hijau FCF Food red 14 Fast green FCF: CI 42053 Secukupnya Hijau S Food green 3 Green S: CI Food 44090 Secukupnya Indigotin Green 4 Indigotin: CI Food 73015 Secukupnya Ponceau 4R Blue I Ponceau 4R: CI 16255 Secukupnya Kuning Food red 7 74005 Secukupnya Karmoisin Carmoisine; CI Food Red 3; 14720 Secukupnya Di Indonesia, peraturan mengenai penggunaan zat pewarna yang diizinkan dan dilarang untuk pangan diatur melalui SK Menteri Kesehatan RI Nomor 722MenkesPerIX88 mengenai Bahan Tambahan Pangan BTP. Akan tetapi, seringkali terjadi penyalahgunaan pemakaian zat pewarna untuk sembarang bahan pangan, misalnya zat pewarna untuk tekstil dan kulit dipakai untuk mewarnai bahan pangan. Hal ini jelas sangat berbahaya bagi kesehatan karena adanya residu logam berat pada zat pewarna tersebut Yuliarti, 2007 Universitas Sumatera Utara Struktur beberapa pewarna sintetik terlihat pada gambar 2.1 a. Tartrazine c.Briliant Blue d. Allura Red Tabel 3 . Kestabilan Beberapa Pewarna Sintetis Pewarna Kestabilan terhadap Cahaya Oksidasi pH Eritrosin Sangat baik Rendah Sangat rendah Merah Allura Sangat baik Rendah Baik Kuning FCF Sedang Rendah Baik Hijau FCF Rendah Sangat rendah Baik Biru Berlian Rendah Sangat rendah Baik Indigotin Sangat rendah Sangat rendah Baik Tartrazin Baik Rendah Baik b. Sunset Yellow Universitas Sumatera Utara Zat warna yang termasuk golongan dyes telah melalui prosedur sertifikasi yang ditetapkan oleh US-FDA. Sedangkan zat pewarna lakes yang hanya terdiri dari satu warna, tidak merupakan campuran, juga harus mendapat sertifikat. Dalam certified colour terdapat spesifikasi yang mencantumkan keterangan yang penting mengenai zat pewarna tertentu, misalnya bentuk garam, kelarutan, dan residu yang terdapat didalamnya. Pada umumnya pewarna sintetis lebih stabil terhadap pH, cahaya, dan faktor lainnya selama pengolahan dan penyimpanan Cahyadi, 2008. Tabel 4. Golongan Pewarna Sintetik Golongan Contoh Pewarna Azo Dyes Allura Red Merah Allura Amaranth, Azorubin Carmoisin, Briliant Black, Brown FK, Brown HT, Litol Rubin BK, Ponceau 4R, Merah 2G, Sunst Yellow, Tartrazine Triarylmethane Dyes Briliant Blue FCF, Fast Green FCF, Green S, Patent Blue V Quinophthalon Dyes Quinoline Yellow Kuning Kuinelin Xanthene Dyes Indigo Dyes Erythrosine Eritrosin Indigotine Indigotin Universitas Sumatera Utara Tabel 5. Pewarna Sintetik yang diizinkan dan yang dilarang di Indonesia Pewarna yang Diizinkan Pewarna Nomor Indeks Warna C.I. No Amaran 16185 Biru Berlian 42090 Eritrosin 45430 Hijau FCF 42053 Hijau S 44090 Indigotin 73015 Ponceau 4R 16255 Kuning Kuinelin 15980 Sunset Yellow 15985 Tartrazin 19140 Carmoisin 14720 Pewarna yang Dilarang Citrus Red 12156 Ponceau 3R 16155 Ponceau SX 14700 Rhodamin B 45170 Buinea Green B 42085 Magentha 42510 Chrysoidine 11270 Butter Yellow 11020 Sudan I 12055 Methanil Yellow 13065 Auramine 41000 Oil Orange SS 12100 Oil Orange XO 12140 Oil Yellow AB 11380 Oil Yellow OB 11390 Sumber : Cahyadi 2008 Ada dua macam yang tergolong certified color yaitu dye dan lake. Keduanya adalah zat pewarna buatan. Zat warna yang termasuk golongan dye telah melalui prosedur sertifikasi dan spesifikasi yang ditetapkan oleh FDA Food and Drug Administration Dye adalah zat pewarna yang umumnya bersifat larut dalam air, Universitas Sumatera Utara sehingga larutannya menjadi berwarna dan dapat digunakan untuk mewarnai bahan. Pelarut yang dapat digunakan selain air adalah propilen glikol, gliserin atau alkohol, sedangkan dalam semua jenis pelarut organik, dye tidak dapat larut. Winarno,1992.

2.4. Efek Bahan Pewarna Terhadap Kesehatan