11. Penentuan kapan saat yang tepat untuk pencucian kembali ditentukan karena adanya floc pada efluen atau saat kehilangan tekanan 1.5m atau
biasanya 48 jam setelah operasi. 12. Kecepatan pencucian kembali haruslah cukup untuk dapat membawa
bahan terlarut suspenden material yang tersaring pada pasir akan tetapi jangan sampai menghilangkan media pasirnya.
13. Kecepatan backwash adalah kurang lebih sebesar 15 gallon menit
atau sama dengan 36mjam selama 5 menit.
d. Kekurangan dan kelebihan dari saringan pasir cepat
1. Kekurangan
i. Diperlukan proses disinfeksi kuman yang lebih intensif.
ii. Kurang efektif untuk mengatasi bau dan rasa yang terdapat dalam
air yang disaring. iii. Lapisan bakteri untuk menghilangkan patogen tidak akan
terbentuk sebaik saringan pasir lambat dikarenakan debit air yang cukup besar Idaman,1999.
2. Kelebihan
Perawatan mudah karena pencucian media penyaring pasir dilakukan dengan cara membuka kran penguras, sehingga air hasil saringan yang berada di
atas lapisan pasir berfungsi sebagai air pencuci. Dengan demikian pencucian pasir dapat dilakukan tanpa pengerukan media pasirnya Idaman,1999.
Universitas Sumatera Utara
e. Fungsi
Saringan pasir cepat memiliki beberapa fungsi yang sama dengan saringan pasir lambat, seperti dalam usaha pemurnian air dengan melakukan air
pada lapisan pasir, sehiggga nantinya terjadi perubahan kualitas air yang mencangkup penjernihan air, perubahan sifat kimiawi air, penurunan kandungan
bakteri Darmanto, 1990. Proses ini dipakai pada penjernihan air limbah untuk mengurangi
pengotoran bahan organik, partikel termasuk benda yang tak dapat diuraikan non biodegradable ataupun gabungan antara warna dan rasa.
Proses adsorpsi meliputi 3 tahap mekanisme yaitu : 1.
Pergerakan molekul-molekul adsorbat menuju permukaan adsorben. 2.
Penyebaran molekul-molekul adsorbat ke dalam rongga-rongga adsorben.
3. Penarikan molekul-molekul
adsorbate oleh permukaan aktif
membentuk ikatan yang berlangsung sangat cepat. Proses adsorpsi tersebut terjadi melalui media filtrasi. Menurut Gintings
tahun 1992, sistem penyusunan medium filter dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu single medium bed, dual medium bed atau three medium bed. Pada
pengolahan penjernihan air yang digunakan untuk mengurangi pengotoran bahan organik, mengurangi kadarkonsentrasi bahan-bahan metal terlarut, partikel
tercampur termasuk benda yang tidak dapat diuraikan nonbiodegradable ataupun gabungan antara bau, warna dan rasa. Pada proses penyaringan ini zat
padat tersuspensi dihilangkan pada waktu air melalui lapisan materi berbentuk
Universitas Sumatera Utara
butiran yang disebut media filter. Media filter terdiri atas berbagai jenis diantarnya pasir, karbon aktif, dan zeolit.
2.10.2 Pasir
Dalam geologi, pasir adalah batuan sedimen sisa hasil rombakan batuan padat. Menurut Skala Wentworth, butir pasir berukuran 1-2 milimeter disebut
pasir kasar, dan yang berukuran 116-18 milimeter disebut pasir sangat halus. Dalam penggolongan tanah, pasir adalah nama untuk material yang butirannnya
2-6 milimeter. Pasir dihasilkan dari pengikisan endapan-endapan yang timbul akibat erosi aliran air, gelombang, dan angin. Seperti juga batu pasir, pasir
sebagian besar tersusun atas kuarsa dan feldpas. Pasir kuarsa quartz sands merupakan pelapukan dari batuan beku asam
yang mengandung mineral utama natrium silika. Hasil pelapukan ini kemudian mengalami proses sedimentasi, terbawa air atau angin kemudian diendapkan di
tepi-tepi sungai, danau atau pantai. Kualitas pasir kuarsa di Indonesia cukup
bervariasi, tergantung pada proses genesa dan pengaruh mineral pengotor yang ikut terbentuk saat proses sedimentasi. Material pengotor ini bersifat sebagai
pemberi warna pada pasir kuarsa, dan dari warna tersebut presentase derajat kemurnian dapat diperkirakan.
Pasir kuarsa sangat bermanfaat di bidang perindustrian. Pada industri semen, pasir kuarsa berfungsi sebagai pelengkap kandungan silika dalam semen
yang dihasilkan dan pada industri keramik, pasir kuarsa sebagai pembentuk badan keramik bersama dengan bahan baku lain, seperti kaolin, lempung, felspar, dan
bahan pewarna. Dalam industri lain pasir kuarsa digunakan sebagai bahan
Universitas Sumatera Utara
pengawet dalam bentuk silika gel untuk menjaga kelembapan karena dapat menyerap kandungan air padang barang-barang dalam kemasan, seperti sepatu,
sandal, peralatan elektronik dan lain-lain. Dalam pengolahan air bersih, pasir kuarsa juga dapat digunakan sebagai adsorben untuk menyerap padatan yang
terlarut dan tersuspensi, bahan organik, dan logam-logam yang berbahaya dalam air. Pasir kuarsa juga dapat bereaksi dengan logam berat dengan mengubah ion
logam fluida menjadi padatan atau presiparat Lesbani, 2011. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi saringan pasir menurut
Kusnoputranto 1994 antara lain : 1.
Jenis Pasir Pasir yang baik adalah pasir yang banyak mengandung SiO
2
dan sebelum pemakaian, pasir harus dicuci terlebih dahulu.
2. Diameter Pasir
Diameter pasir adalah ukuran garis tengah yang dipakai dalam menentukan besar kecilnya butiran pasir dalam media saring. Jika
diameter pasir terlalu kecil, maka cenderung akan cepat tersumbat. Jika diameter pasir terlalu tebal, maka padatan-padatan serta bakteri
tetap dapat melewati celah-celah antara butiran pasir tersebut. 3.
Ketebalan Pasir Ketebalan pasir harus cukup untuk menghilangkan bakteri dan untuk
menjamin kecepatan rata-rata penyaringan. Semakin tebal lapisan pasir, maka luas permukaan partikel-partikel semakin besar dan jarak
yang harus ditempuh oleh permukaan air semakin panjang sehingga
Universitas Sumatera Utara
air yang dihasilkan akan semakin baik kualitasnya. Menurut Hernadi tahun 1983, bahwa ketebalan pasir untuk penyaringan adalah 60 – 90
cm. 4.
Lama Penahanan Media Bila proses penyaringan sudah tidak lancar maka pasir dicuci kembali.
5. Penambahan Oksidator KMnO
4
Pengaktifan Pasir KMnO
4
digunakan sebagai oksidator untuk mengoksidasi zat-zat terlarut yang erat hubungannya dengan terjadinya perubahan fisik air,
terutama dengan timbulnya warna, bau dan rasa, dan kekeruhan yang tidak diinginkan.
2.10.3 Karbon Aktif
Karbon aktif arang aktif merupakan suatu padatan berpori yang mengandung 85-95 karbon. Karbon atau arang aktif adalah material yang
berbentuk butiran atau bubuk yang berasal dari material yang mengandung karbon misalnya tulang, kayu lunak, sekam, tongkol jagung, tempurung kelapa, sabut
kelapa, ampas penggilingan tebu, ampas pembuatan kertas, serbuk gergaji, kayu keras, batubara dan sebagainya Alamsyah, 2007.
Karbon berpori atau lebih dikenal dengan nama karbon aktif, digunakan sebagai adsorben untuk menghilangkan warna, pengolahan limbah, pemurnian air.
Karbon aktif akan membentuk amorf yang sebagian besar terdiri dari karbon bebas dan memiliki permukaan dalam yang berongga, warna hitam, tidak berbau,
tidak berasa, dan mempunyai daya serap yang jauh lebih besar dibandingkan dengan karbon yang belum menjalani proses aktivasi. Karbon aktif merupakan
Universitas Sumatera Utara
senyawa karbon, yang dapat dihasilkan dari bahan-bahan yang mengandung karbon atau dari arang yang diperlakukan dengan cara khusus untuk mendapatkan
permukaan yang lebih luas. Dalam pembuatan karbon aktif perlu dilakukan proses aktivasi. Aktivasi
adalah suatu perlakuan terhadap arang yang bertujuan untuk memperbesar pori yaitu dengan cara memecahkan ikatan hidrokarbon atau mengoksidasi molekul-
molekul permukaan sehingga arang mengalami perubahan sifat, baik fisika maupun kimia, yaitu luas permukaannya bertambah besar dan berpengaruh
terhadap daya adsorpsi. Metoda aktivasi yang umum digunakan dalam pembuatan arang aktif adalah:
1. Aktivasi Kimia
: proses pemutusan rantai karbon dari senyawa
organik dengan pemakaian bahan-bahan kimia. 2.
Aktivasi Fisika :
proses pemutusan rantai karbon dari senyawa organik dengan bantuan panas, uap dan CO
2
. Untuk aktivasi kimia, aktivator yang digunakan adalah bahan-bahan kimia
seperti hidroksida logam alkali garam-garam karbonat, klorida, sulfat, fosfat dari logam alkali tanah dan khususnya ZnCl
2
asam-asam anorganik seperti H
2
SO
4
dan H
3
PO
4
Kusnaedi, 2004. Dalam satu gram karbon aktif, pada umumnya memiliki luas permukaan
seluas 500-1500 m
2
sehingga sangat efektif dalam menangkap partikel-partikel yang sangat halus berukuran 10
-2
-10
-7
mm. Karbon aktif bersifat sangat aktif dan akan menyerap apa saja yang kontak dengan karbon tersebut. Adapun faktor yang
memengaruhi daya serap karbon aktif, yaitu :
Universitas Sumatera Utara
1. Sifat Serapan
Banyak senyawa yang dapat diadsorpsi oleh arang aktif, tetapi kemampuannya untuk mengadsorpsi berbeda untuk masing- masing
senyawa. Adsorpsi akan bertambah besar sesuai dengan bertambahnya ukuran molekul serapan dari sturktur yang sama. Adsorbsi juga
dipengaruhi oleh gugus fungsi, posisi gugus fungsi, ikatan rangkap, struktur rantai dari senyawa serapan.
2. Temperatur
Faktor yang mempengaruhi temperatur proses adsoprsi adalah viskositas dan stabilitas thermal senyawa serapan. Jika pemanasan
tidak mempengaruhi sifat-sifat senyawa serapan, seperti terjadi perubahan warna maupun dekomposisi, maka perlakuan dilakukan
pada titik didihnya. Untuk senyawa volatil, adsorpsi dilakukan pada temperatur kamar atau bila memungkinkan pada temperatur yang
lebih rendah. 3.
pH Derajat Keasaman. Keberadaan pH dipengaruhi oleh asam organik, adsorpsi akan
meningkat bila pH diturunkan, yaitu dengan penambahan asam-asam mineral. Hal ini disebabkan karena kemampuan asam mineral untuk
mengurangi ionisasi asam organik tersebut. Sebaliknya bila pH asam organik dinaikkan yaitu dengan menambahkan alkali, adsorpsi akan
berkurang sebagai akibat terbentuknya garam.
Universitas Sumatera Utara
4. Waktu Kontak
Waktu kontak semakin lama dimaksudkan untuk memberi kesempatan pada partikel arang aktif untuk bersinggungan dengan senyawa
serapan. Untuk larutan yang mempunyai viskositas tinggi, dibutuhkan waktu lama yang lebih lama Sembiring, 2003.
2.10.4 Zeolit
Nama zeolit berasal dari kata “zein” yang berarti mendidih dan “lithos” yang artinya batuan, disebut demikian karena mineral ini mempunyai sifat
mendidih atau mengembang apabila dipanaskan. Zeolit merupakan batuan atau mineral alam yang secara kimiawi termasuk golongan mineral silika dan
dinyatakan sebagai alumina silikat terhidrasi, berbentuk halus, dan merupakan hasil produk sekunder yang stabil pada kondisi permukaan karena berasal dari
proses sedimentasi, pelapukan maupun aktivitas hidrotermal. Zeolit digunakan untuk mengurangi kadarkonsentrasi bahan-bahan metal
terlarut seperti Na, Mg, Ca dan Fe. Zeolit biasanya ditulis dengan reaksi kimia oksida atau berdasarkan sel kristal M
2
OAl
2
O
3
SiO
2
. Sifat umum zeolit antara lain mempunyai susunan kristal yang agak lunak, berat jenis 2 - 2,4, berstruktur tiga
dimensi serta mempunyai pori-pori yang dapat diisi oleh molekul air. Zeolit ini biasanya berwarna kebiruan-kehijauan, putih dan coklat Sugiharto, 1987.
Mineral zeolit dikenal sebagai bahan alam dan umumnya dalam bentuk batuan clinoptilolite, mordenite, barrerite, chabazite, stilbite, analcime dan
laumonlite, sedangkan offerite, paulingite, dan mazzite hanya sedikit dan jarang dijumpai. Zeolit merupakan senyawa alumina silika SiAl yang mempunyai pori
Universitas Sumatera Utara
dan luas permukaan yang relatif besar, sehingga mempunyai sifat adsorpsi yang tinggi.
Zeolit dengan kandungan Si yang tinggi seperti clinoptilolite, mordenite, dan ferrierite dikelompokkan sebagai batuan acidic Tsitsishvili et al dalam
Setyowati, 2002. Zeolit merupakan kristal berongga yang terbentuk oleh jaringan silika alumina tetrahedral tiga dimensi dan mempunyai struktur yang relatif teratur
dengan rongga yang di dalamnya terisi oleh logam alkali atau alkali tanah sebagai penyeimbang muatannya. Rongga tersebut merupakan suatu sistem saluran yang
didalamnya terisi oleh molekul air Ismaryata, 1999. Ada banyak cara aktivasi zeolit antara lain dengan perlakuan asam,
perlakuan garam dan proses hidrotermal. Dengan perlakuan asam menghasilkan rasio SiAl lebih tinggi dibandingkan dengan dealuminasi melalui proses
hidrotermal. Perlakuan asam menyebabkan kemampuan adsorpsi zeolit menjadi lebih tinggi karena banyaknya pori-pori zeolit yang membuka dan permukaan
zeolit yang lebih luas. Aktivasi zeolit dengan perlakuan asam dan garam, karena perlakuan garam akan membantu menghilangkan pengotor-pengotor pada pori
zeolit yang masih tertinggal setelah perlakuan asam. Melalui modifikasi tertentu zeolit dapat diubah menjadi suatu padatan
yang mempunyai manfaat lebih, antara lain sebagai katalis, adsorben, penukar ion, dan sebagai padatan pendukung lainnya. Menurut Amelia tahun 2003, sifat zeolit
meliputi : 1.
Dehidrasi 2.
Penukar ion
Universitas Sumatera Utara
3. Adsorpsi
4. Katalis
5. Penyaringanpemisahan
Proses adsorbsi dalam penggunaan zeolit terjadi akibat tumbukan antara partikel-partikel tersuspensi dengan butiran zeolit. Proses adsorbsi yang lebih
penting terjadi sebagai hasil daya tarik-menarik elektrostatis. Zeolit yang bersih mempunyai muatan listrik negatif, dengan demikian dapat mengadsorbsi partikel-
partikel yang bermuatan positif dalam bentuk koloid Hardjono, dkk, 2001. Menurut Tjokrokusumo tahun 1995, pada pengolahan air baku dimana
proses koagulasi tidak perlu dilakukan, maka air baku langsung dapat disaring dengan saringan jenis apa saja termasuk pasir kasar. Metoda dengan
menggunakan zeolit digunakan dikarenakan banyak diperoleh keuntungannya antara lain :
1. Bebas lumpur dan endapan.
2. Biaya cukup murah.
3. Bebas dari bahan kimia berbahaya pada efluennya.
4. Dapat menghasilkan air dengan kesadahan nol.
5. Sederhana dalam pengoperasian.
6. Dapat membuat air yang berada dalam kondisi pH asam menjadi lebih
netral berdasarkan kapasitas perubahan kationnya yang besar.
Universitas Sumatera Utara
2.7 Kerangka Konsep