Kegunaan Air Hubungan Air dan Penyakit Persyaratan Air

7. Pompa tanganlistrik Sumur harus dilengkapi dengan pompa tanganlistrik. Pemakaian timba dapat memperbesar kemungkinan terjadinya kontaminasi. 8. Tanggung jawab pemakai Sumur harus dijaga kebersihannya bersama-sama oleh masyarakat karena kontaminasi dapat terjadi setiap saat. 9. Kualitas Kualitas air perlu dijaga melalui pelaksanaan pemeriksaan fisik, kimia, maupun pemeriksaan bakteriologis secara teratur.

2.5 Kegunaan Air

Tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air, kira-kira 60-70 dari berat badannya. Untuk kelangsungan hidupnya manusia membutuhkan air yang jumlahnya antara lain tergantung berat badan Sutrisno, 2004. Menurut Wardhana tahun 2004, air digunakan sebagai : 1. Air untuk minum 2. Air untuk keperluan rumah tangga 3. Air untuk industri 4. Air untuk mengairi sawah 5. Air untuk kolam perikanan, dan lain-lain Menurut Alamsyah tahun 2007, manfaat air bagi tubuh manusia adalah : 1. Membantu proses pencernaan 2. Mengatur proses metabolisme Universitas Sumatera Utara 3. Mengangkut zat-zat makanan 4. Menjaga keseimbangan suhu tubuh

2.6 Hubungan Air dan Penyakit

Penyakit yang menyerang manusia dapat ditularkan dan menyebar secara langsung maupun tidak langsung melalui air. Penyakit yang berhubungan dengan air dapat dibagi dalam kelompok-kelompok berdasarkan cara penularannya, yaitu: 1. Waterborne disease 2. Waterwashed mechanism 3. Water-bashed mechanism 4. Water-related insect vector mechanism

2.7 Persyaratan Air

2.7.1 Syarat Kuantitas

Air merupakan salah satu senyawa kimia yang terdapat di alam semesta berlimpah-limpah. Namun, ketersediaan air yang memenuhi syarat bagi keperluan manusia relatif sedikit karena dibatasi oleh berbagai faktor. Konsumsi air bersih di perkotaan Indonesia berdasarkan keperluan rumah tangga, diperkirakan sebanyak 138,5 literoranghari dengan perincian yaitu untuk mandi, cuci, kakus 12 liter, minum 2 liter, cuci pakaian 10,7 liter, kebersihan rumah 31,4 liter, taman 11,8 liter, cuci kendaraan 21,8 liter, wudhu 16,2 liter, lain-lain 33,3 liter Slamet, 2007. Jadi untuk negara yang sudah maju kebutuhan air pasti lebih besar dari kebutuhan air negara berkembang Sutrisno, 2006. Universitas Sumatera Utara

2.7.2 Syarat Kualitas

Air yang digunakan untuk kepentingan umum wajib diuji kualitas airnya. Di dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No.416MENKESPERIX1990, kualitas air harus memenuhi syarat kesehatan meliputi persyaratan mikrobiologi, fisika, radioaktif dan kimia tertera pada lampiran 1 dan 2.

2.7.2.1 Parameter Mikrobiologi

Menurut Sutrisno tahun 2006, air minum dan air bersih tidak boleh megandung bakteri-bakteri patogen sama sekali dan tidak mengandung bakteri golongan Coli melebihi batas yang ditentukan yaitu 0 Coli100mL air. Bakteri golongan Coli ini berasal dari usus besar feaces dan tanah. Bakteri patogen yang memungkinkan ada alam air antar lain adalah : 1. Bakteri typhsum 2. Vibrio colerae 3. Bakteri dysentriae 4. Entamoba hystolotica 5. Bakteri enteritis Air yang mengandung golongan Coli dianggap telah berkontaminasi dengan kotoran manusia. Dengan demikian dalam pemeriksaan bakteriologis, tidak langsung apakah air itu mengandung bakteri patogen tetapi diperiksa dengan indikator bakteri golongan Coli. Menurut Fardiaz tahun 1992, air merupakan medium pembawa mikroorganisme patogenik yang berbahaya bagi kesehatan. Jumlah dan jenis Universitas Sumatera Utara mikroorganisme yang terdapat di dalam air bervariasi tergantung dari berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut : 1. Sumber air Jumlah dan jenis mikroorganisme di dalam air dipengaruhi oleh sumber air tersebut, misalnya air atmosfir, air tanah, air permukaan, air tergenang, air laut dan sebagainya. 2. Komponen nutrien dalam air Air, terutama air buangan sering mengandung komponen yang dibutuhkan oleh spesies mikroorganisme tertentu. Seperti contoh, air yang mengandung besi dalam jumlah tinggi sering ditumbuhi oleh bakteri besi yaitu Ferrobacillus F. ferrooxidans. Mikroorgansime yang bersifat saprofit organiktrofik sering tumbuh pada air buangan yang mengandung sampah tanaman dan bangkai hewan. Semua air secara alamiah juga mengandung mineral-mineral yang cukup untuk kehidupan mikroogranisme di dalam air. 3. Komponen beracun Komponen beracun yang terdapat di dalam air mempengaruhi jumlah dan jenis mikroorganisme di dalam air tesebut. Hidrogen sulfida yang diproduksi oleh mikroorganisme pembusuk dari sampah-sampah organik bersifat beracun bagi ganggang dan mikroorganisme lainnya. Komponen-komponen metalik, asam-asam organik maupun anorganik, akolhol, antibiotik, khlorin, dan sebagainya dapat membunuh mikroorganisme dan kehidupan lainnya di dalam air. Universitas Sumatera Utara 4. Organisme air Adanya organisme lain di dalam air dapat mempengaruhi jumlah dan jenis mikroogansime air. Adanya protozoa dan bakteriophage mengurangi jumlah bakteri karena kedua organisme tersebut dapat membunuh bakteri. Selain itu beberapa bakteri air memproduksi antibiotik yang dapat membunuh bakteri lainnya. 5. Faktor fisik Jumlah dan jenis mikroorganisme juga dipengaruhi oleh faktor fisik air seperti suhu, pH, tekanan osmotik, tekanan hidrostatik, aerasi, dan penetrasi sinar matahari. Sebagai contoh, mikroorganisme yang dapat hidup di dalam air laut adalah yang tahan terhadap tekanan osmotik tinggi. Bakteri indikator polusi atau indikator sanitasi adalah bakteri yang dapat digunakan sebagai petunjuk adanya polusi feses atau kotoran manusia atau hewan. Air yang tercemar oleh kotoran manusia maupun hewan tidak dapat digunakan untuk keperluan minum, mencuci makanan atau memasak karena dianggap mengandung mikroorganisme patogen yang berbahaya bagi kesehatan, terutama patogen penyebab infeksi saluran pencernaan. Berikut bakteri indikator polusi menurut Fardiaz tahun 1992 : 1. Escherichia coli 2. Streptococcus fekal 3. Clostridium perfringens Universitas Sumatera Utara

2.7.2.2 Parameter Fisika

Menurut Chandra tahun 2006, secara fisika, parameter yang menjadi acuan meliputi bau, kekeruhan, rasa, suhu, warna dan jumlah zat padat terlarut TDS. 1. Bau Bau timbul karena kegiatan mikroorganisme yang menguraikan zat organik menghasilkan gas tertentu, juga karena reaksi kimia menimbulkan gas. Intensitas bau yang ditimbulkan bergantung pada jenis dan banyaknya gas yang dihasilkan. Menurut Wardhana tahun 2004, mikroba dalam air akan mengubah bahan buangan organik terutama gugus protein secara degradasi menjadi bahan yang mudah menguap dan berbau. Timbulnya bau pada air lingkungan secara mutlak dapat dipakai sebagai salah satu tanda terjadinya tingkat pencemaran air yang cukup tinggi. Air yang baik adalah air yang tidak berbau. 2. Kekeruhan Kekeruhan atau turbidity disebabkan oleh banyak faktor antara lain bahan yang tidak terlarut seperti debu, tanah liat, bahan organik atau inorganik dan mikroorganisme air. Hal tersebut mengakibatkan air akan menjadi kotor dan tidak jernih. Selain itu, bakteri patogen dapat terlindungi di dalam atau di sekitar bahan penyebab turbidity. Kekeruhan mempengaruhi sifat optis terhadap air yang menyebabkan terjadinya pembiasan cahaya dalam air. Kekeruhan akan membatasi pencahayaan ke dalam air. Sifat ini terjadi karena adanya bahan yang Universitas Sumatera Utara terapung maupun terurai seperti bahan organik, jasad renik, lumpur tanah liat dan benda-benda lainnya yang melayang maupun mengapung. Nilai kekeruhan pada air dikonversikan dalam ukuran SiO 2 dalam satuan mgL. Semakin keruh air maka semakin tinggi pula daya hantar listrik dan semakin banyak kepadatannya. Air yang baik idealnya harus jernih dan tidak lebih dari 5 NTU. 3. Rasa Air yang baik idealnya tidak berasa. Air yang tidak tawar mengidentifikasikan adanya zat-zat tertentu di dalam air, begitu juga rasa asam disebabkan adanya asam di dalam air dan rasa pahit disebabkan adanya basa di dalam air tersebut. Menurut Fardiaz tahun 1992, air yang normal sebenarnya tidak mempunyai rasa. Timbulnya rasa yang menyimpang biasanya disebabkan oleh adanya polusi dan rasa yang menyimpang biasanya dihubungkan dengan baunya karena pengujian terhadap rasa air jarang dilakukan. Air yang mempunyai bau tidak normal juga diaggap mempunyai rasa yang tidak normal. Sebagi contoh, bau fenol dari air dianggap mempunyai rasa fenol dan bau khlor karena adanya senyama khloramin R-NH-Cl atau R-N-Cl 2 juga dianggap mempunyai rasa khlor. 4. Suhutemperatur Air yang baik memiliki suhu udara ± 3 o C. Air yang secara mencolok mempunyai suhu di atas atau di bawah suhu udara berarti mengandung zat-zat tertentu misalnya fenol yang terlarut atau Universitas Sumatera Utara sedang terjadi proses biokimia yang mengeluarkan atau menyerap energi dalam air. Menurut Effendi tahun 2003, peningkatan suhu mengakibatkan peningkatan vikositas, reaksi kimia, evaporasi, dan volatilitasi. Peningkatan suhu juga menyebabkan penurunan kelarutan gas dalam air misalnya gas O 2 , CO 2 , N 2 , CH 4 , dan sebagainya Haslam, 1995. Selain itu, peningkatan suhu juga menyebabkan peningkatan kecepatan metabolisme dan respirasi organisme air, dan selanjutnya mengakibatkan peningkatan konsumsi oksigen. Peningkatan suhu perairan sebesar 10 o C menyebabkan terjadinya peningkatan konsumsi oksigen oleh organisme akuatik sekitar 2-3 kali lipat. 5. Warna Air yang bersih tidak boleh berwarna. Pemeriksaan warna dapat dilakukan dengan kalorimeter. Batasan yang diperbolehkan pada air kurang dari 15 unit. Menurut Wardhana tahun 2004, bahan buangan dan air limbah dari kegiatan industri yang berupa bahan anorganik dan organik seringkali larut dalam air. Apabila bahan buangan dan air limbah industri dapat larut dalam air maka akan terjadi perubahan warna. Adanya oksida besi menyebabkan air berwarna kemerahan sedangkan oksida mangan menyebabkan air berwarna cokelat atau kehitaman. Kadar besi sebanyak 0,3 mgL dan mangan 0,05 mgL sudah cukup dapat menimbulkan warna pada perairan Peavy et al., 1985. Warna dapat menghambat penetrasi Universitas Sumatera Utara cahaya ke dalam air dan mengakibatkan terganggunya proses fotosintesis. Perbedaan warna pada kolom air menunjukkan indikasi bahwa semakin dalam perairan, semakin tinggi nilai warna karena terlarutnya bahan organik yang terakumulasi di dasar perairan Effendi, 2003. 6. Jumlah zat padat terlarut Berasal dari bahan organik maupun anorganik, baik yang larut, mengendap dan tersuspensi. Banyaknya padatan menunjukkan banyaknya lumpur yang terkandung dalam air. Kadar maksimum yang diperbolehkan adalah 1000 mgL.

2.7.2.3 Parameter Radioaktif

Risiko kesehatan akibat keberadaan radionuklida yang terjadi secara alami di dalam air harus dipertimbangkan, walaupun kontribusi air pada pajanan umum terhadap radionuklida sangat kecil dalam keadaan normal Widyastuti, dkk, 2011. Bentuk radioaktivitas efeknya adalah sama yakni menimbulkan kerusakan pada sel yang terpapar. Kerusakan dapat berupa kematian dan perubahan komposisi genetik. Kematian sel-sel dapat diganti kembali apabila sel dapat beregenerasi dan apabila tidak seluruh sel mati. Perubahan genetis dapat menimbulkan penyakit seperti kanker dan mutasi. Air yang baik tidak memenuhi syarat untuk aktivitas alpha melebihi 0,1 βgL dan aktivitas beta 1,0 βgL. Universitas Sumatera Utara

2.7.2.4 Parameter Kimiawi

Masalah kesehatan terkait konstituen kimiawi berbeda dengan masalah kesehatan yang terkait dengan kontaminasi mikroba dan masalah terkait konstituen kimiawi utama muncul akibat kemampuan konstituen kimiawi untuk menyebabkan efek kesehatan yang buruk setelah periode pajanan yang panjang. Terdapat beberapa konstituen kimiawi air yang dapat menyebabkan masalah kesehatan akibat pajanan tunggal, kecuali melalui kontaminasi besar-besaran pada persediaan air secara tidak sengaja. Selain itu, pengalaman menunjukkan bahwa pada banyak insiden semacam ini, tetapi tidak semuanya, air menjadi tidak dapat digunakan karena rasa, bau dan tampilan air yang tidak layak dikonsumsi Widyastuti, dkk, 2011. Menurut Sutrisno tahun 2004, tinjauan kualitas air tergolong baik bila memenuhi persyaratan kimia sebagai berikut: 1. pH derajat keasaman pH merupakan istilah yang digunakan untuk menyatakan intensitas keadaan asam atau basa sesuatu larutan. Hal ini untuk menyatakan konsentrasi ion H + . Pengaruh yang menyangkut aspek kesehatan dari pada penyimpangan standar kualitas air yakni pH yang lebih kecil dari 6,5 dan lebih besar dari 9,2 akan dapat menyebabkan korosi pada pipa-pipa air dan dapat menyebabkan beberapa senyawa kimia berubah menjadi racun yang mengganggu kesehatan Sutrisno, 2004. Universitas Sumatera Utara Skala pH diukur dengan pH meter atau lakmus. Air murni mempunyai pH 7. Apabila pH air dibawah 7 berarti air bersifat asam, sedangkan bila diatas 7 bersifat basa rasanya pahit Kusnaedi, 2004. 2. Zat padatjumlah Total solids Bahan padat solids adalah bahan yang tertinggal sebagai residu pada penguapan dan pengeringan pada suhu 103 o -105 o C. Dalam hal ini dikenal beberapa istilah tentang bahan padat yaitu : a. Dossolved solids dan undisolved solids b. Volatile solids dan fixed solids c. Settleable solids dan unsettlabel solids Pengaruh yang menyangkut aspek kesehatan dari pada penyimpangan standar kualitas air adalah hal total solids yakni bahwa air akan memberi rasa yang tidak enak pada lidah, rasa mual terutama yang disebabkan oleh natrium sulfat dan magnesium sulfat dan terjadinya ‘cardiac disease’ serta toxaemia pada wanita-wanita hamil. 3. Zat organik Zat organik yang terdapat di dalam air bisa berasal dari : a. Alam: minyak tumbuh-tumbuhan, serat-serat minyak dan lemak hewan, alkohol, selulosa, gula, pati, dan sebagainya. b. Sintesa: berbagai persenyawaan dan buah-buahan yang dihasilkan dari proses dalam pabrik. Universitas Sumatera Utara c. Fermentasi: alkohol, aseton, gliserol, antibiotik, dan sejenisnya yang berasal dari kegiatan mikroorganisme terhadap bahan-bahan organik. 4. Kesadahan jumlah Total hardness Kesadahan merupakan sifat air yang disebabkan oleh adanya ion-ion kation logam valensi dua. Ion-ion semacam ini mampu bereaksi dengan sabun membentuk kerak air. Kesadahan dalam air sebagian besar adalah berasal dari kontaknya dengan tanah dan pembentuk batuan. Pengaruh langsung terhadap kesehatan akibat penyimpangan dari standar ini tidak ada, tetapi kesadahan dapat menyebabkan sabun pembersih menjadi tidak efektif. 5. Bahan kimia anorganik Air sering tercemar oleh komponen-komponen anorganik, diantaranya berbagai logam berat yang berbahaya. Beberapa logam berat tersebut digunakan dalam berbagai keperluan. Penggunaan logam berat tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung telah mencemari lingkungan. Beberapa logam berat tersebut ternyata telah mencemari lingkungan melebihi batas berbahaya bagi kehidupan lingkungan. Logam-logam tersebut diketahui dapat mengumpul dalam tubuh suatu organisme dan tetap tinggal dalam tubuh dalam jangka waktu lama sebagai racun yang terakumulasi Fardiaz, 1992. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 416MENKESPERIX1990, persyaratan kimia air adalah sebagi berikut : Tabel 2.1 Persyaratan Kualitas Kimia Air Bersih Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 416 Tahun 1990 Sumber: Depkes, RI, 1990

2.8 Pencemaran Air

Dokumen yang terkait

Efektifitas Limbah Padat Tepung Tapioka Sebagai Karbon Aktif pada Saringan dalam Menurunkan Kadar Kadmium (Cd) pada Air Sumur Gali Masyarakat Desa Namo Bintang Tahun 2012

23 125 104

Efektivitas Aplikasi Saringan Air dengan Penggunaan Media Pasir, Karbon Aktif dan Zeolit untuk Penurunan Kadar Kadmium (Cd) pada Air Sumur Gali Masyarakat Desa Namo Bintang Tahun 2015

0 2 16

Efektivitas Aplikasi Saringan Air dengan Penggunaan Media Pasir, Karbon Aktif dan Zeolit untuk Penurunan Kadar Kadmium (Cd) pada Air Sumur Gali Masyarakat Desa Namo Bintang Tahun 2015

0 0 2

Efektivitas Aplikasi Saringan Air dengan Penggunaan Media Pasir, Karbon Aktif dan Zeolit untuk Penurunan Kadar Kadmium (Cd) pada Air Sumur Gali Masyarakat Desa Namo Bintang Tahun 2015

0 0 8

Efektivitas Aplikasi Saringan Air dengan Penggunaan Media Pasir, Karbon Aktif dan Zeolit untuk Penurunan Kadar Kadmium (Cd) pada Air Sumur Gali Masyarakat Desa Namo Bintang Tahun 2015

0 0 64

Efektivitas Aplikasi Saringan Air dengan Penggunaan Media Pasir, Karbon Aktif dan Zeolit untuk Penurunan Kadar Kadmium (Cd) pada Air Sumur Gali Masyarakat Desa Namo Bintang Tahun 2015

0 0 5

Efektivitas Aplikasi Saringan Air dengan Penggunaan Media Pasir, Karbon Aktif dan Zeolit untuk Penurunan Kadar Kadmium (Cd) pada Air Sumur Gali Masyarakat Desa Namo Bintang Tahun 2015

0 0 40

Hubungan Kadar Kadmium (Cd) Pada Air Sumur Dengan Tekanan Darah Masyarakat di Desa Namo Bintang Kabupaten Deli Serdang Tahun 2016

0 0 17

Hubungan Kadar Kadmium (Cd) Pada Air Sumur Dengan Tekanan Darah Masyarakat di Desa Namo Bintang Kabupaten Deli Serdang Tahun 2016

0 0 2

Hubungan Kadar Kadmium (Cd) Pada Air Sumur Dengan Tekanan Darah Masyarakat di Desa Namo Bintang Kabupaten Deli Serdang Tahun 2016

0 0 7