105
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Hasil Pemeriksaan Kadar Kadmium Cd Pada Air Sumur Gali Desa
Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu
Pemeriksaan awal yang digunakan dalam survei pendahuluan untuk kadar kadmium Cd dilakukan dengan menggunakan Atomic Absorbtion Spectroscopi
AAS di Laboratorium Pusat Penelitian Kelapa Sawit dengan besar 0,01 mgL. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 416MENKESPERIX1990
menyebutkan nilai baku mutu kadar kadmium Cd dalam air bersih tidak lebih dari 0,005 mgL. Hal ini menunjukkan bahwa kadar kadmium Cd pada sampel
air sumur gali sudah melebihi baku mutu. Tempat pembuangan akhir TPA sampah merupakan tempat akhir yang
digunakan untuk mengumpulkan semua sampah kota. Sama hal nya dengan TPA Namo Bintang yang merupakan tempat pembuangan akhir sampah masyarakat
kota Medan. TPA Namo Bintang menggunakan metode pengolahan sampah dengan cara open dumping yaitu cara pembuangan sampah yang sederhana,
dimana sampah dihamparkan disuatu lokasi dan dibiarkan terbuka begitu saja. Setelah lokasi penuh dengan sampah, maka ditinggalkan. Teknik ini sering
menimbulkan masalah berupa munculnya bau busuk, menimbulkan pemandangan tidak indah, menjadi tempat bersarangnya tikus, lalat,dan berbagai kutu,
menimbulkan bahaya kebakaran, bahkan sering juga menimbulkan masalah pencemaran
Universitas Sumatera Utara
pencemaran tanah disekitarnya melalui air lindi yang masuk ke dalam tanah Azwar, 1990.
Pencemaran air yang tinggi disebabkan karena Tempat Pembuangan Akhir TPA menampung sampah dalam jumlah yang cukup besar sehingga potensi lindi
yang dihasilkan di instalasi masuk dalam aliran air disekitarnya. Di TPA, selalu terjadi proses dekomposisi sampah organik yang menghasilkan gas-gas dan cairan
yang disebut dengan air lindi leachate. Air lindi pada umumnya mengandung senyawa organik Hidrokarbon, Asam Humat, Sulfat, Tanat dan Galt dan
anorganik Natrium, Kalium, Kalsium, Magnesium, Khlor, Sulfat, Fenol, Nitrogen, dan senyawa loga berat yang tinggi. Konsentrasi dari komponen-
komponen tersebut dalam air lindi bisa mencapai 1000 sampai 5000 kali lebih tinggi dari pada konsentrasi dalam air tanah Maramis, 2008.
Berdasarkan penelitian Nainggolan tahun 2011, mayoritas masyarakat di sekitar TPA Namo Bintang yang beroperasi dengan sistem Open Dumping
menggunakan sumur gali sebagai sumber air bersih. Hampir seluruh sumur gali milik warga tercemar kadmium Cd dengan kadar yang melebihi ambang batas
oleh air lindi dari TPA Namo Bintang yaitu lebih dari 0,533 mgL, sedangkan berdasarkan Permenkes No. 416 Tahun 1990 kadar Cadmium yang diperbolehkan
hanya 0,005 mgL. Di samping itu, tingginya nilai kandungan logam kadmium Cd pada
sampel air sumur dapat disebabkan oleh adanya pengaruh iklim. Darmono 1995 mengatakan kandungan logam dalam air dapat berubah bergantung pada
lingkungan dan iklim. Pada musim hujan, kandungan logam akan lebih kecil
Universitas Sumatera Utara
karena proses pelarutan sedangkan pada musim kemarau kandungan logam akan lebih tinggi karena logam menjadi terkonsentrasi.
Kadmium Cd tidak diabsorpsi dengan baik, yaitu sekitar 5-8. Kadmium Cd juga merupakan salah satu logam berat yang tidak essensial, yakni
logam yang keberadaannya dalam tubuh masih belum diketahui manfaatnya, bahkan bersifat toksik dan dapat menimbulkan masalah kesehatan. Toksisitas
kronis kadmium Cd bisa merusak sistem fisiologis tubuh, antara lain sistem urinaria ren, sistem respirasi paru-paru, sistem sirkulasi darah dan jantung,
kerusakan sistem reproduksi, sistem syaraf, bahkan dapat mengakibatkan kerapuhan tulang Widowati, 2008.
Menurut Widowati tahun 2008, kadmium Cd memiliki afinitas yang kuat terhadap hepar dan ginjal. Pada umumnya, sekitar 50-75 dari beban kadmium
Cd dalam tubuh terdapat pada kedua organ tersebut. Kadar Cd dalam hepar dan ginjal bervariasi tergantung pada kadar total kadmium Cd dalam tubuh. Apabila
MT hepar dan ginjal tidak mampu lagi melakukan detoksifikasi maka akan terjadi kerusakan sel hepar dan ren. Keberadaan profil kesehatan masyarakat Desa Namo
Bintang dimana distribusi penyakit terbesar untuk tahun 2013 adalah Ginjal 127 orang, Malaria 99 orang, Asma 63 orang, Lever 49 orang dan Jantung 27
orang. Hal ini menunjukkan bahwa distribusi penyakit terbesar masyarakat desa Namo
Bintang berhubungan
dengan afinitas
kadmium Cd
dalam tubuh manusia. Ginjal dan Hati merupakan sebagian dari organ target dari kadmium Cd.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti mengasumsikan bahwa masuknya kadmium Cd kedalam sumur yang digunakan oleh masyarakat di Desa Namo
Bintang disebabkan oleh pergerakan air lindi dalam tanah yang berasal dari TPA sampah yang mengandung zat-zat dan logam berbahaya yang kemudian
keberadaanya mencemari air tanah. Lokasi TPA sampah yang berada di tengah- tengah pemukiman dan bersifat Open Dumping dimana tidak memilki sistem
pengolahan air lindi memicu potensi yang besar dalam mencemari air sumur masyarakat dan dengan kemiringan tanah 3
o
Profil Desa Namo Bintang Tahun 2013.
Penelitian yang dilakukan oleh Perdana tahun 2012 mengetahui bahwa kadar kadmium Cd pada sumur gali masyarakat melebihi baku mutu sebesar
0,00945 mgL. Keadaan ini dapat menimbulkan gangguan kesehatan bagi pengguna sumur gali tersebut.
Berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan peneliti pada air sumur gali masyarakat desa Namo Bintang diketahui bahwa kadar kadmium Cd sebesar
0,01 mgL. Keberadaan kadar kadmium Cd pada penelitian sebelumnya dan penelitian saat ini meningkat. Keadaan air sumur yang tidak jauh dari TPA
memicu tingginya kadar kadmium Cd pada air sumur gali masyarakat tersebut. Dalam strata lingkungan, kadmium Cd dan persenyawaannya ditemukan
dalam banyak lapisan. Secara sederhana dapat diketahui bahwa kandungan kadmium Cd akan dapat dijumpai di daerah-daerah penimbunan sampah dan
aliran hujan, selain dalam air buangan Palar, 2008.
Universitas Sumatera Utara
Risiko yang tidak dapat dihindarkan dari pembuangan sampah di landfill adalah terbentuknya gas dan lindi yang dipengaruhi oleh dekomposisi dari
mikroba dan iklim, sifat dari sampah dan iklim pengoperasian sampah di landfill. Perpindahan gas dan lindi dari landfill ke lingkungan sekitarnya menyebabkan
dampak yang serius pada lingkungan, selain berdampak buruk terhadap kesehatan juga menyebabkan kebakaran dan peledakan, kerusakan pada tanaman, bau yang
tidak sedap, masalah setelah penutupan landfill, pencemaran air tanah, udara dan pencemaran global Royadi, 2006.
Polutan logam mencemari lingkungan, baik di lingkungan udara, air, dan tanah yang berasal dari proses alami dan kegiatan industri. Proses alami antara
lain siklus alamiah sehingga bebatuan gunung berapi bisa memberikan kontribusi ke lingkungan udara, air, dan tanah. Kegiatan manusia yang bisa menambah
polutan bagi lingkungan berupa kegiatan industri, pertambangan, pembakaran bahan bakar, serta kegiatan domestik lain yang mampu meningkatkan kandungan
logam di lingkungan udara, air, dan tanah Widowati, Sastiono Jusuf, 2008.
5.2 Penurunan Kadar Kadmium Cd dengan Menggunakan Media pada