Pengelolaan Persyaratan Bangunan Rumah Sakit 1. Pengertian

48 Tabel 2.12 Indeks Perbandingan Jumlah Karyawan, Jumlah Toilet, dan Jumlah Kamar Mandi No. Jumlah Tempat Tidur Jumlah Toilet Jumlah Kamar Mandi

1. sd 20

1 1

2. sd 40

2 2

3. sd 60

3 3

4. sd 80

4 4

5. sd 100

5 5 Setiap penambahan 20 karyawan harus ditambah 1 toilet 1 kamar mandi Sumber : SK Menkes, no. 1204MENKESSKX2004 I. Jumlah Tempat Tidur Perbandingan jumlah tempat tidur dengan luas lantai untuk kamar perawatan dan kamar isolasi sebagai berikut: 1. Ruang Bayi a. Ruang perawatan minimal 2 m 2 TT b. Ruang Isolasi minimal 3,5 2 m 2 TT 5. Ruang Dewasa a. Ruang perawatan minimal 4,5 m 2 TT b. Ruang Isolasi minimal 6 m 2 TT J. Lantai dan Dinding Lantai dan dinding harus bersih, dengan tingkat kebersihan sebagai berikut : 1. Ruang Operasi : 0 - 5 CFUcm2 dan bebas patogen dan gas gangrene 2. Ruang perawatan : 5 – 10 CFUcm2 3. Ruang isolasi : 0 – 5 CFUcm2 4. Ruang UGD : 5 – 10 CFUcm2

2.3.4.3. Pengelolaan

Pengelolaan atau tata laksana meliputi hal-hal sebagai berikut. A. Pemeliharaan Ruang Bangunan 1. Kegiatan pembersihan ruangan minimal pagi dan sore Universitas Sumatera Utara 49 2. Pembersihan lantai di ruang perawatan pasien dilakukan setelah pembenahanmerapi-kan tempat tidur pasien, jam makan, 3. jam kunjungan dokter, kunjungan keluarga, dan sewaktu-waktu bilamana diperlukan. 4. Cara-cara pembersihan yang dapat menebarkan debu harus dihindari. 5. Harus menggunakan cara pembersihan dengan perlengkapan pembersih pel yang memenuhi syarat dan bahan antiseptik yang tepat. 6. Pada masing-masing ruang supaya disediakan perlengkapan pel tersendiri. 7. Pembersihan dinding dilakukan secara periodik minimal 2 dua kali setahun dan di cat ulang apabila sudah kotor atau cat sudah pudar. 8. Setiap percikan ludah, darah atau eksudat luka pada dinding harus segera dibersihkan dengan menggunakan antiseptik. B. Pencahayaan 1. Lingkungan rumah sakit, baik dalam maupun luar ruangan harus mendapat cahaya dengan intensitas yang cukup berdasarkan fungsinya. 2. Semua ruang yang digunakan baik untuk bekerja ataupun untuk menyimpan barangperalatan perlu diberikan penerangan. 3. Ruang pasienbangsal harus disediakan penerangan umum dan penerangan untuk malam hari dan disediakan saklar dekat pintu masuk, sekitar individu ditempatkan pada titik yang mudah dijangkau dan tidak menimbulkan berisik. C. Penghawaan Ventilasi dan Pengaturan Udara 1. Penghawaan atau ventilasi di rumah sakit harus mendapat perhatian yang khusus. Bila menggunakan sistem pendingin, hendaknya dipelihara dan dioperasikan sesuai buku petunjuk sehingga dapat menghasilkan suhu, aliran udara, dan kelembaban nyaman bagi pasien dan karyawan. Untuk rumah sakit yang menggunakan pengatur udara AC sentral harus diperhatikan cooling tower-nya agar tidak menjadi perindukan bakteri Legionella dan untuk Air Handling Unit Filter AHU udara harus dibersihkan dari debu dan bakteri atau jamur. 2. Suplai udara dan exhaust hendaknya digerakkan secara mekanis, dan exhaustfan hendaknya diletakkan pada ujung sistem ventilasi. Universitas Sumatera Utara 50 3. Ruangan dengan volume 100 m3 sekurang-kurangnya 1 satu fan dengan diameter 50 cm dengan debit udara 0,5 m3detik, dan frekuensi pergantian udara per jam adalah 2 dua sampai dengan 12 kali. 4. Pengambilan supply udara dari luar, kecuali unit ruang individual, hendaknya diletakkan sejauh mungkin, minimal 7,50 meter dari exhauster atau perlengkapan pembakaran. 5. Tinggi intake minimal 0,9 meter dari atap. 6. Sistem hendaknya dibuat keseimbangan tekanan. 7. Suplai udara untuk daerah sensitif, ruang operasi, perawatan bayi, diambil dekat langit-langit dan exhaust dekat lantai, hendaknya disediakan 2 dua buah exhaust fan dan diletakkan minimal 7,50 cm dari lantai. 8. Suplai udara di atas lantai. 9. Suplai udara koridor atau buangan exhaust fan dari tiap ruang hendaknya tidak digunakan sebagai suplai udara kecuali untuk suplai udara ke WC, toilet, gudang. 10. Ventilasi ruang-ruang sensitif hendaknya dilengkapi dengan saringan 2 beds. Saringan I dipasang di bagian penerimaan udara dari luar dengan efisiensi 30 dan saringan II filter bakteri dipasang 90 . Untuk mempelajari sistem ventilasi sentral dalam gedung hendaknya mempelajari khusus central air conditioning system. 11. Penghawaan alamiah, lubang ventilasi diupayakan sistem silang cross ventilation dan dijaga agar aliran udara tidak terhalang. 12. Penghawaan ruang operasi harus dijaga agar tekanannya lebih tinggi dibandingkan ruang-ruang lain dan menggunakan cara mekanis air conditioner. 13. Penghawaan mekanis dengan menggunakan exhaust fan atau air conditioner dipasang pada ketinggian minimum 2,00 meter di atas lantai atau minimum 0,20 meter dari langit-langit. 14. Untuk mengurangi kadar kuman dalam udara ruang indoor 1 satu kali sebulan harus disinfeksi dengan menggunakan aerosol resorcinol, trietylin glikol, atau disaring dengan elektron presipitator atau menggunakan penyinaran ultra violet. Universitas Sumatera Utara 51 15. Pemantauan kualitas udara ruang minimum 2 dua kali setahun dilakukan pengambilan sampel dan pemeriksaan parameter kualitas udara kuman, debu, dan gas. D. Kebisingan 1. Pengaturan dan tata letak ruangan harus sedemikian rupa sehingga kamar dan ruangan yang memerlukan suasana tenang terhindar dari kebisingan. 2. Sumber-sumber bising yang berasal dari rumah sakit dan sekitarnya agar diupayakan untuk dikendalikan antara lain dengan cara : a. Pada sumber bising di rumah sakit : peredaman. penyekatan, pemindahan, pemeliharaan mesin-mesin yang menjadi sumber bising. b. Pada sumber bising dari luar rumah sakit : penyekatanpenyerapan bising dengan penanaman pohon green belt, meninggikan tembok, dan meninggikan tanah bukit buatan. E. Fasilitas Sanitasi 1. Penyediaan Air Minum dan Air Bersih c. Harus tersedia air minum sesuai dengan kebutuhan. d. Tersedia air bersih minimum 500 lttempat tidurhari. e. Air minum dan air bersih tersedia pada setiap tempat kegiatan yang membutuhkan secara berkesinambungan. f. Distribusi air minum dan air bersih disetiap ruangankamar harus menggunakan jaringan perpipaan yang mengalir dengan tekanan positif. g. Persyaratan penyehatan air termasuk kualitas air minum dan kualitas air bersih sebagaimana tercantum dalam Bagian III tentang Penyehatan Air. 2. Fasilitas Toilet dan Kamar Mandi a. Harus tersedia dan selalu terpelihara serta dalam keadaan bersih. b. Lantai terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, tidak licin, berwarna terang, dan mudah dibersihkan. c. Pada setiap unit ruangan harus tersedia toilet jamban, peturasan dan tempat cuci tangan tersendiri. Khususnya untuk unit rawat inap dan kamar karyawan harus tersedia kamar mandi. d. Pembuangan air limbah dari toilet dan kamar mandi dilengkapi dengan penahan bau water seal. e. Letak toilet dan kamar mandi tidak berhubungan langsung dengan dapur, kamar operasi, dan ruang khusus lainnya. Universitas Sumatera Utara 52 f. Lubang penghawaan harus berhubungan langsung dengan udara luar. g. Toilet dan kamar mandi harus terpisah antara pria dan wanit, unit rawat inap dan karyawan, karyawan dan toilet pengunjung. h. Toilet pengunjung harus terletak di tempat yang mudah dijangkau dan ada petunjuk arah, dan toilet untuk pengunjung dengan perbandingan 1 satu toilet untuk 1 – 20 pengunjung wanita, 1 satu toilet untuk 1 – 30 pengunjung pria. i. Harus dilengkapi dengan slogan atau peringatan untuk memelihara kebersihan. j. Tidak terdapat tempat penampungan atau genangan air yang dapat menjadi tempat perindukan nyamuk. 3. Fasilitas Pembuangan Sampah Persyaratan pembuangan sampah padat medis dan domestik, limbah cair dan gas. Limbah padat rumah sakit adalah semua limbah rumah sakit yang berbentuk padat sebagai akibat kegiatan rumah sakit yang terdiri dari limbah medis padat dan non-medis. a. Limbah medis padat adalah limbah padat yang terdiri dari limbah infeksius, limbah patologi, limbah benda tajam, limbah farmasi, limbah sitotoksis, limbah kimiawi, limbah radioaktif, limbah kontainer bertekanan, dan limbah dengan kandungan logam berat yang tinggi. b. Limbah padat non-medis adalah limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan di rumah sakit di luar medis yang berasal dari dapur, perkantoran, taman, dan halaman yang dapat dimanfaatkan kembali apabila ada teknologinya. c. Limbah cair adalah semua air buangan termasuk tinja yang berasal dari kegiatan rumah sakit yang kemungkinan mengandung mikroorganisme, bahan kimia beracun dan radioaktif yang berbahaya bagi kesehatan. d. Limbah gas adalah semua limbah yang berbentuk gas yang berasal dari kegiatan pembakaran di rumah sakit seperti insinerator, dapur, perlengkapan generator, anastesi, dan pembuatan obat citotoksik. Universitas Sumatera Utara 53 Tabel 2.13. Jenis Wadah dan label Limbah Medis Padat Sesuai Kategorinya Universitas Sumatera Utara 2. di m 2. an ke ad .4. Studi Studi ke analisis un mempunyai p .4.1. Kota Kota Med ntara : 3º,2 etinggian 2 dalah 265,1 i Kelayakan layakan be ntuk menda prospek ata a Medan dan Merupa 27 - 3º,47 ,5 – 37,5 10 km 2 ter n erarti peng apatkan ga au tidak Sa akan Ibu Ko Lintang U meter di a rdiri dari 21 Gambar 2 umpulan d ambaran y abarguna, 20 ota Propinsi Utara dan 9 tas permuk 1 Kecamata .16. Peta S data dan in yang dapat 010:2. i Sumatera 98º,35 - 98 kaan laut. an dan 15 Sumatera Ut nformasi ya dilaksana Utara. Kota 8º,44 Buju Luas wilay 1 Keluraha tara ang selanj kan atau a Medan te r Timur de yah Kota M an. Kota M 54 utnya tidak, rletak engan Medan Medan Universitas Sumatera Utara 55 beriklim tropis, dengan suhu minimum 23 o C -24 o C dan suhu maksimum 30,6 o C – 33,1 o C. Kelembaban udara rata-rata 78-72, kecepatan angin 0,42 msec dengan laju penguapan tiap bulannya 100,6 mm. Berdasarkan data dari Kantor Statistik Kota Medan, pada tahun 2010 jumlah penduduk Kota Medan mencapai 2.097.610 jiwa. Tabel 2.14. Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Di Kota Medan Tahun 2005 – 2010 Tahun Jumlah Penduduk Luas Wilayah KM² Kepadatan Penduduk JiwaKM² [1] [2] [3] [4] 2005 2.036.185 265,10 7.681 2006 2.067.288 265,10 7.798 2007 2.083.156 265,10 7.858 2008 2.102.105 265,10 7.929,5 2009 2.121.053 265,10 8.001 2010 2.097.610 265,10 7,913 Sumber BPS Kota Medan Tabel 2.15. Jumlah Penduduk Kota Medan Menurut Kelompok Umur Tahun 2010 No. Kelompok Umur Tahun Jumlah Penduduk Jiwa Laki – Laki Perempuan Jumlah 1 2 3 4 5 1 0-4 98.437 92.857 191.294 2 5-9 99.961 93.532 193.493 3 10-14 97.514 91.828 189.342 4 15-19 102.566 107.423 209.989 5 20-24 112.860 123.092 235.952 6 25-29 100.935 103.459 204.394 7 30-34 85.609 87.265 172.874 8 35-39 77.344 80.795 158.139 9 40-44 69.238 71.727 140.965 10 45-49 57.718 59.997 117.715 Universitas Sumatera Utara 56 Sumber: Badan Pusat Statistik BPS Kota Medan

2.4.2. Fasilitas Kesehatan di Kota Medan

Pada Profil Kesehatan Kota Medan tahun 2010 Dinkes Kota Medan, 2011, disebutkan bahwa di Kota Medan terdapat fasilitas kesehatan yang terdiri dari: Tabel 2.16. Fasilitas Kesehatan di Kota Medan No. Jenis Fasilitas Jumlah Unit 1. Rumah Sakit Umum RSU 58 2. Rumah Sakit Jiwa 6

3. Rumah Sakit Ibu dan Anak RSIA

8 4. Rumah Sakit Khusus lainnya 3

5. Rumah Sakit Bersalin

117

6. Puskesmas:

- Pusk. Rawat Inap - Pusk. Non Rawat Inap 39 13 26

7. Puskesmas Pembantu

41

8. Puskesmas Keliling

28

9. Posyandu

1406

10. Balai Pengobatan Klinik

359

11. Apotek

503

12. Praktek Dokter Umum

1511

13. Praktek Dokter Spesialis

996

14. Praktek Dokter Gigi

465 No. Kelompok Umur Tahun Jumlah Penduduk Jiwa Laki – Laki Perempuan Jumlah 1 2 3 4 5 11 50-54 48.163 49.244 97.407 12 55-59 34.548 34.282 68.830 13 60-64 20.373 22.555 42.928 14 65-69 14.573 17.556 32.129 15 70-74 9.596 12.384 21.980 16 75 + 7.491 12.688 20.179 Total 1.036.926 1.060.684 2.097.610 Universitas Sumatera Utara