Karakteristik Beton prategang Tegangan tekan Spesifikasi Balok Pembebanan .1 Beban Mati

59 BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

3.1 Karakteristik Beton prategang Tegangan tekan

Fc’ = 41,5 MPa Saat penarikan kabel = 80 fc’i = 80 x 41,5 = 33,2 MPa Tegangan izin Tegangan izin saat transfer gaya pratekan 021BM2011 Tekan = - 0,6 x fc’i = -0,6 x 33,2 MPa = -19,6 MPa Tarik = √ = √ = 1,440 MPa selain perletakan Tarik = √ = √ = 2,88 MPa perletakan Tegangan izin saat layan 021BM2011 Tekan = - 0,45 x fc’ = -0,45 x 41,5 MPa = -18,675 MPa Tarik = √ = √ = 3,221MPa Tekan untuk slab = 0,40 x fc’slab = 0,40 x 29,05 = 11,62 MPa

3.2. Spesifikasi Balok

Span : 35 m panjang balok = 35,80 m Tinggi balok H : 1700 mm Jarak antar pusat balok s : 1850 mm Tebal slab beton : 250 mm Kuat tekan balok : 41,5 MPa Kuat tekan slab beton : 29,05 MPa Universitas Sumatera Utara 60 Umur rencana jembatan : 50 tahun Susunan segmen balok dapat dilihat seprti Tabel 3.1. sebagai berikut: Tabel 3.1 Panjang tiap-tiap segmen balok Nomor Segmen 1 2 3 4 5 Panjang m 6,60 7,00 7,80 7,00 6,60 a b Gambar 3.1 Potongan melintang balok; a bagian balok 1 dan 5; b bagian balok 2, 3 dan 4 Panjang tambahan pada ujung balok : 0,8 m Panjang total balok : 35,8 m Balok berat Total : 56,056 ton Berat total balok :2 x luas bagian persegi x panjang 1 + 2 x luas balok a x panjang 2 + luas balok b x panjang balok 3 x berat jenis massa beton prategang Universitas Sumatera Utara 61 Tabel 3.2. Berat Balok Gambar 3.2. Penampang Balok dan Diafraghma Universitas Sumatera Utara 62 Gambar 3.3. Penampang Balok Tabel 3.3. Penampang Balok Precast Tabel 3.4. Penampang Balok Komposit Tabel 3.5. Penampang Balok Precast dan Balok Komposit Universitas Sumatera Utara 63 3.3 Pembebanan 3.3.1 Beban Mati Gambar 3.4 Potongan Melintang Jembatan Kemungkinan beban maksimum bekerja berada pada bagian tengah. Potongan ini akan dianalisa dan dibandingkan untuk mendapatkan desain balok secara umum. a. Berat per satuan panjang balok pracetak = m = 16,65803 kNm b. Slab Tebal slab = 250 mm Lebar slab = 9500 mm Berat per satuan panjang slab Universitas Sumatera Utara 64 c. Deck Slab Gambar 3.5 Potongan melintang deck slab Tebal deck slab = 70 mm Lebar deck slab = 1160 mm Berat per satuan panjang deck slab untuk perencanaan balok ujungtepi d. Aspal Tebal aspal = 50 mm Lebar aspal = 8000 mm Berat per satuan panjang aspal perencanaan balok tengah Universitas Sumatera Utara 65 e. Diaphragma Pemodelan diaphragma yaitu sebagai beban terpusat yang bekerja di sepanjang balok dengan jarak antara beban 8250 mm. Ukuran diaphragma yang digunakan ada dua jenis dalam satu bentang jembatan yaitu diaphragma ujungtepi dan diaphragma tengah.  Diaphragma ujungtepi Panjang: 1440 mm Lebar : 500 mm Tinggi : 900 mm Berat diaphragma ujungtepi = Volume diaphragm x berat isi beton = = 10,71 kN Gambar 3.6 Diaphragma ujung Universitas Sumatera Utara 66  Diaphragma tengah Panjang : 1440 mm Lebar : 200 mm Tinggi : 1250 mm Berat diaphragma tengah perencanaan balok = volume diaphragma x berat isi beton = = 8,640 kN Gambar 3.7 Diaphragma Tengah Tabel 3.6 Beban akibat berat sendiri pada balok Bagian Balok Jenis Beban Besar Beban Balok Tengah Precast Beam 16,65803 kNm Deck Slab kNm Diaphragma perletakan 10,71 kN Diaphragma lapangan 8,640 kN Slab 8,880 kNm Lapis aspal kNm Trotoar 8,292 kNm Catatan Beban terpusat sebanyak 3 buah dengan jarak antara beban 8950 mm Universitas Sumatera Utara 67

3.3.2 Beban Hidup

a. Pembebanan truk “T” Faktor beban dinamis = 1,3 Tabel 3.7 Pembebanan truk “T” Item Unit P1 P2 P3 Load kN 225 225 50 FBD - 1,3 1,3 1,3 Load x FBD kN 292,5 292,5 292,5 Gambar 3.8 Beban T [RSNI T-02-2005] b. Pembebanan lajur “D” Untuk bentang 35 m maka ditetapkan beban terbagi rata sebesar 8,5 kNm 2 . Maka untuk pemodelan menjadi beban garis melintang sepanjang lebar jalur rencana. q 1= 8,5 kNm 2 x 35 m = 297,5 kNm Untuk beban garis besarnya ditetapkan sebesar 49 kNm, dengan faktor beban dinamis sebesar 1,4. Sehingga diperoleh beban garis sebesar: q 2= 49 kNm x 1,4 = 68,6 kNm Sehingga total beban untuk pembebanan lajur D yaitu q total = 297,5 kNm + 68,6 kNm = 366,1 kNm Pembebanan lajur “D” menghasilkan beban maksimum pada balok sebesar 366,1 kN, dalam hal ini bahwa yang menentukan besarnya beban hidup Universitas Sumatera Utara 68 adalah beban lajur “D”. Tabel 4.9 menjelaskan beban terbagi rata dan beban titik sebagai berikut: Tabel 3.8. Beban Terbagi Rata dan Beban Titik Balok Beban terbagi rata kNm Beban titik di tengah bentang kN 1,85 x 8,5 = 15,725 68,6 x 1,85 = 126,91 3.3 Section Properties 3.3.1 Penentuan lebar efektif plat lantai