32
0,15-0,25 untuk kabel tali kawat berlapis banyak dengan pelat-pelat pengatur jarak ke arah lateral
Saran ini disarankan atas pekerjaan eksperimental yang dilakukan oleh Guyondan Cooley
Nilai-nilai koefisien K 0,15 per 100 m untuk kondisi normal
1,5 per 100 m untuk saluran berdinding tipis dan di mana dijumpai getaran- getaran hebat dan dalam kondisi-kondisi yang merugikan lainnya Raju, N
Krishna 1988
2.7.2.1.2 Kehilangan akibat slip pengangkuran
Apabila kabel pada sistem pratarik ditarik dan jack dilepas, maka angkur yang dipasang untuk menahan kawat-kawat akan mengalami slip pada jarak yang
pendek sebelum kawat-kawat tersebut berada pada posisi yang kokoh. Akibat adanya slip angkur ini akan mengakibatkan kehilangan gaya prategang pada
kabel. Menurut Bina Marga 2011, besarnya slip angkur tergantung pada sistem
prategang yang digunakan, nilainya bervariasi antara 3-10 mm. Kehilangan prategang akibat slip angkur ditentukan dengan rumus berikut:
√
Universitas Sumatera Utara
33
Dimana ∆fa= Kehilangan prategang akibat slip angkur
d= kehilangan akibat friksi padda jarak L dari titik penarikan x= panjang yang terpengaruh akibat slip angkur
L= Jarak antara titik penarikan dengan titik dimana kehilangan diketahui
∆L= slip angkur, normalnya 6 mm sd. 9 mm
Gambar 2.17 Slip angkur
2.7.2.1.3 Kehilangan akibat pemendekan elastis
Ketika gaya prategang diaplikasikan ke tendon, maka tendon akan mentransfer gaya tersebut ke beton yang menyelimutinya. Pentransferan gaya ini
akan mengakibatkan pemendekan beton. Dengan adanya pemendekan beton tersebut maka akan terjadi kehilangan sebahagian gaya yang diaplikasikan ke
balok tersebut. Kehilangan pemendekan beton pasca-tarik akibat pemendekan elastis tidak
ada jika kabel ditarik secara bersamaan. Namun jika penarikan dilakukan secara tidak bersamaan, kehilangan gaya pratekan sebesar ½ kali nilai pra-tarik.
Universitas Sumatera Utara
34
Tegangan di level prategang:
Fcsj =
Dimana: Pi : Gaya pratekan saat initial
Acj : Luas beton saat jacking exj : eksentrisitas kabel pada jarak x saat jacking
rj : jari-jari girasi saat jacking
Mdj :Momen akibat beban mati saat jacking Icj
:Inersia beton saat jacking Kehilangan tegangan pada beton pra tarik
dimana: Eps : modulus elastisitas kabel Eci : modulus elastisitas beton saat transfer
Kehilangan tegangan pada beton pasca tarik dengan penarikan secara tidak bersamaan per 1 tendon diperoleh
jumlah penarikan
∆f
ES
=
∑
Universitas Sumatera Utara
35
2.7.2.2 Long term 2.7.2.2.1 Kehilangan akibat penyusutan