commit to user
Perlindungan anak bertujuan untuk menjamin terpenuhinya hak-hak anak agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara
optimal, sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi, demi terwujudnya anak
Indonesia yang berkualitas, berakhlak mulia dan sejahtera.
B. Kerangka Pemikiran
Keluarga Rumah Tangga
Perlindungan bagi anak
Kekerasan terhadap anak
Undang-Undang No 23 Tahun
2002 tentang Perlindungan
Anak
Orang Lain
Anak sebagai Korban
Viktimologi Keterangan :
Pokok masalah ini adalah perlindungan terhadap anak dari korban kekerasan dalam rumah tangga. Melihat dari studi yang diteliti, perlu adanya
perlindungan terhadap anak dari tindak kekerasan dalam rumah tangga. Hal ini sesuai dengan maksud dibentuknya Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2002 tentang Perlindungan Anak, yang tujuannya adalah untuk memberikan jaminan terhadap pemenuhan hak-hak anak dan perlakuan tanpa diskriminasi
sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal, baik fisik,
commit to user
mental maupun sosial serta berakhlak mulia, maka perlu adanya perlindungan terhadap anak, khususnya dalam lingkup rumah tangga. Menurut penelitian
dan data yang diperoleh dari berbagai sumber, telah banyak terjadi kekerasan terhadap anak di Indonesia, selain orang lain yang tidak mempunyai hubungan
dekat dengan anak, kekerasan terhadap anak justru lebih banyak dilakukan oleh anggota keluarganya sendiri, faktor yang paling banyak menyebabkan
kekerasan terhadap anak terjadi di lingkungan rumah tangga adalah perselisihan antara orang tua, yang mana anak menjadi sasaran pelampiasan
kemarahan orang tua, pola didik dan pola asuh yang salah, faktor ekonomi, dan pandangan orang tua bahwa anak adalah milik orang tua. Keluarga yang
seharusnya menjadi tempat paling aman untuk berlindung anak dari segala bahaya, malah menjadi tempat paling berbahaya bagi anak, hal ini disebabkan
pula bahwa banyak kasus kekerasan terhadap anak dalam rumah tangga tidak terdeteksi secara dini oleh masyarakat sekitar dan terlebih bahwa pandangan
masyarakat yang menganggap bahwa apabila masalah rumah tangga sampai terdengar oleh umum maka menjadi aib bagi keluarga tersebut, dan pada
akhirnya anak yang menjadi korban kekerasan rumah tangga semakin tertekan dan pelakupun secara bebas dapat melakukan kekerasan yang sama kepada
anak. Permasalahan perlindungan terhadap anak dari kekerasan dalam rumah tangga menjadi sangat sulit untuk diungkap kepermukaan, walaupun dalam
beberapa kasus kekerasan rumah tangga dapat terungkap, permasalahan baru akan muncul kembali dikarenakan adanya permintaan dari pihak keluarga
untuk memberi kebebasan kepada pelaku dengan alasan pelaku adalah tulang punggung kelurga. Uraian tersebut menurut Penulis menjadi menarik untuk
diteliti dan ditinjau dari viktimologi, terutama apakah Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dapat benar-benar melindungi hak
anak dari segala bentuk kekerasan dalam rumah tangga.
commit to user
BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN