19 a. Profit Margin on Sales, dihitung dengan cara membagi laba setelah pajak
dengan penjualan. b. Return on Total Assets, perbandingan antara laba setelah pajak dengan
total aktiva guna mengukur tingkat pengembalian investasi total. c. Return on Net Worth, perbandingan antara laba setelah pajak dengan
modal sendiri guna mengukur tingkat keuantungan investasi pemilik modal sendiri.
5. Rasio pasar, diterapkan untuk perusahaan yang telah Go Public dan mengukur kemampuan perusahaan dalam menciptakan nilai terutama pada
pemegang saham dan calon investor. Rasio pasar antara lain: a. Price Earning Ratio, rasio antara harga pasar saham dengan laba per
lembar saham. Jika rasio ini lebih rendah dari pada rasio industri sejenis, bisa merupakan indikasi bahwa investasi pada saham perusahaan ini
lebih berisiko daripada rata – rata industri.
b. Market to Book Value, perbandingan antara nilai pasar saham dengan nilai buku saham, juga merupakan indikasi bahwa para investor
menghargai perusahaan.
F. Prediksi Financial Diatress
Financial distress adalah tahap penurunan kondisi keuangan perusahaan yang terjadi sebelum terjadi kebangkrutan ataupun liquiditas Plat dan Plat, 2002.
Hofer 1980 dan Whitaker 1999 mendefinisikan financial distress sebagai suatu
20 kondisi keuangan perusahaan mengalami Net Income negatif selama beberapa
tahun. Financial distress terjadi sebelum kebangkrutan. Kebangkrutan sendiri biasanya diartikan sebagai suatu keadaan atau situasi dimana perusahaan gagal
atau tidak mampu lagi memenuhi kewajiban - kewajiban debitur karena perusahaan mengalami kekurangan dan ketidakcukupan dana untuk menjalankan
atau melanjutkan usahanya sehingga tujuan ekonomi yang ingin dicapai oleh perusahaan tidak dapat dicapai yaitu dalam hal profit, sebab dengan laba yang
diperoleh perusahaan bisa digunakan untuk mengembalikan pinjaman, bisa membiayai operasi perusahaan dan kewajiban - kewajiban yang harus dipenuhi
bisa ditutup dengan laba atau aktiva yang dimiliki. Model financial distress perlu untuk dikembangkan, karena dengan mengetahui kondisi financial distress
perusahaan sejak dini diharapkan dapat dilakukan tindakan - tindakan untuk mengantispasi keadaan yang mengarah pada kebangkrutan.
Prediksi financial distress sangat bermanfaat bagi perusahaan, pemberi pinjaman, investor, pembuat peraturan, pemerintah dan auditor. Manfaat tersebut
adalah: 1. Perusahaan dapat menghidari kebangkrutan dan secara otomatis juga dapat
menghindari biaya langsung fee akuntan dan pengacara dan biaya tidak langsung kerugian penjualan atau kerugian paksaan akibat pengadilan dari
kebangkrutan Luciana dan Kristijadi, 2003. 2. Pemberi pinjaman. Penelitian berkaitan dengan prediksi financial distress
menpunyai relevansi terhadap institusi pemberi pinjaman, baik dalam
21 memutuskan apakah akan memberikan suatu pinjaman dan menentukan
kebijakan untuk mengawasi pinjaman yang telah diberikan. 3. Investor. Model prediksi financial distress dapat membantu investor ketika
akan menilai kemungkinan masalah suatu perusahaan dalam melakukan pembayaran kembali pokok dan bunga.
4. Pembuat peraturan. Lembaga regulator mempunyai tanggung jawab mengawasi kesanggupan membayar hutang dan menstabilkan perusahaan
individu. Hal ini menyebabkan perlunya suatu model yang aplikatif untuk mengetahui kesanggupan perusahaan membayar hutang dan menilai stabilitas
perusahaan. 5. Pemerintah. Prediksi financial distress juga penting bagi pemerintah dan
antitrust regulation. 6. Auditor. Model prediksi financial distress dapat menjadi alat yang berguna
bagi auditor dalam membuat penilaian going concern suatu perusahaan.
G. Penelitian Terdahulu