2.1 Asma
2.1.1 Pengertian Asma
Asma merupakan penyakit inflamasi kronik saluran napas yang disebabkan oleh reaksi hiperresponsif sel imun tubuh seperti mast sel, eosinophils, dan T-
lymphocytes terhadap stimuli tertentu dan menimbulkan gejala dyspnea, whizzing, dan batuk akibat obstruksi jalan napas yang bersifat reversibel dan terjadi secara
episodik berulang Brunner Suddarth, 2001.
2.1.2 Pencetus Asma
Menurut The Lung Association of Canada dalam VitaHealth 2006, ada dua faktor yang menjadi pencetua asma :
1. Pemicu Asma Trigger
Pemicu asma dapat mengakibatkan mengencang atau menyempitnya saluran pernapasan bronkokonstriksi. Gejala-gejala dan bronkokonstriksi yang
diakibatkan oleh pemicu cenderung timbul seketika, berlangsung dalam waktu pendek dan relatif mudah diatasi dalam waktu singkat.
Umumnya pemicu mengakibatkan bronkokonstriksi termasuk stimulus sehari- hari, seperti perubahan cuaca dan suhu udara, polusi udara, asap rokok, infeksi
saluran pernapasan, gangguan emosi, dan olahraga yang berlebihan. 2.
Penyebab Asma Inducer Penyebab asma dapat menyebabkan peradangan inflamasi dan sekaligus
hiperresponsivitas respon yang berlebihan dari saluran pernapasan. Penyebab asma dapat menimbulkan gejala-gejala yang umumnya berlangsung
lebih lama kronis, dan lebih sulit diatasi.
Universitas Sumatera Utara
Umumnya penyebab asma adalah allergen, yang tampil dalam bentuk ingestan yaitu alergen yang masuk tubuh melalui mulut, inhalan yaitu alergen
yang dihirup masuk tubuh melalui hidung atau mulut, dan alergen yang didapat melalui kontak dengan kulit.
Tanda dan Gejala Asma
Gejala asma sering timbul pada waktu malam dan pagi hari. Gejala yang di timbulkan berupa batuk-batuk pada pagi hari, siang hari, dan malam hari, sesak
napassusah bernapas, bunyi saat bernapas whezzing atau ”ngik..ngik.., rasa tertekan di dada, dan gangguan tidur karena batuk atau sesak napassusah
bernapas. Gejala ini terjadi secara reversibel dan episodik berulang Yayasan Asma Indonesia, 2008; GINA, 2004; Lewis, Heitkemper, Dirksen, 2000. Pada
keadaan asma yang parah gejala yang ditimbulkan dapat berupa peningkatan distress pernapasan tachycardia, dyspnea, tachypnea, retracsi iga, pucat, pasien
susah berbicara dan terlihat lelah Schulte, Price, Gwin, 2001. Gejala asma dapat diperburuk oleh keadaan lingkungan, seperti berhadapan
dengan bulu binatang, uap kimia, perubahan temperature, debu, obat aspirin, beta-blocker, olahraga berat, serbuk, infeksi sistem respirasi, asap rokok dan
stress GINA, 2004. Gejala asma dapat menjadi lebih buruk dengan terjadinya komplikasi terhadap asma tersebut sehingga bertambahnya gejala terhadap
distress pernapasan yang di biasa dikenal dengan Status Asmaticus Brunner Suddarth, 2001.
Status Asmatikus yang dialami penderita asma dapat berupa pernapasan whizing, ronchi ketika bernapas adanya suara bising ketika bernapas, kemudian
bisa berlanjut menjadi pernapasan labored pepanjangan ekshalasi, perbesaran
Universitas Sumatera Utara
vena leher, hipoksemia, respirasi alkalosis, respirasi sianosis, dyspnea dan kemudian berakhir dengan tachypnea. Namun makin besarnya obstruksi di
bronkus maka suara whizing dapat hilang dan biasanya menjadi pertanda bahaya gagal pernapasan Brunner Suddarth, 2001.
Begitu bahayanya gejala asma Dahlan, 1998. Gejala asma dapat mengantarkan penderitanya kepada kematian seketika, sehingga sangat penting
sekali penyakit ini dikontrol dan di kendalikan untuk kepentingan keselamatan jiwa penderitanya Sundaru, 2008; Dahlan, 1998.
2.1.4 Klasifikasi Asma