Lembar Observasi Penurunan Gejala Asma Pre-Post Intervensi Uji Validitas dan Reliabilitas

lamanya pelaksanaan olahraga pernapasan dilaksanakan. Responden yang bersedia dipersilahkan untuk menandatangani informed consent. Responden yang tidak bersedia berhak untuk menolak. Penelitian ini tidak menimbulkan resiko bagi individu baik secara fisik maupun psikologis. Olahraga pernapasan diadakan selama 120 menit setiap kali latihan. Di awal latihan, responden mengalami proses adaptasi terhadap latihan olahraga pernapasan, dimana responden merasa sedikit pusing. Olahraga Pernapasan dihentikan pada penderita asma yang mengalami kekambuhan asma, dimana penderita asma tiba-tiba menjadi sesak napas dan kondisi tubuh menjadi jelek. Kerahasiaan catatan mengenai data responden dijaga peneliti dan data-data yang diperoleh dari responden hanya digunakan untuk kepentingan penelitian. 4.5 Instrumen Penelitian 4.5.1 Data Demografi Data demografi meliputi nomor responden, usia, jenis kelamin, TB Tinggi Badan, BB Berat Badan, lama terdiagosa asma, penggunaan obat penurun gejala asma, pekerjaan aktivitas, dan suku. Data demografi ini berguna untuk membantu peneliti mengetahui latar belakang dari responden yang bisa berpengaruh terhadap penelitian ini.

4.5.2 Lembar Observasi Penurunan Gejala Asma Pre-Post Intervensi

Lembar observasi penurunan gejala asma mingguan pre-post olahraga pernapasan mengacu pada hasil penelitian yang di lakukan oleh Osman, McKenzie, Cairns, Friend, Godden, Legge, Douglas 2001. Lembar kuesioner ini mengukur gejala asma yang terjadi selama satu minggu. Universitas Sumatera Utara Lembar observasi penurunan gejala asma bulanan pre-post olahraga pernapasan mengacu pada lembar observasi dari Global Initiative for Asthma 2008. Keseluruhan variabel yang diukur ada enam, karena keterbatasan waktu dan kesanggupan peneliti dalam melakukan penelitian maka variabel yang sanggup diukur adalah 4 variabel. Lembar pengisian kuesioner terhadap penurunan gejala asma pre dan post intervensi disajikan dalam bentuk lembar observasi pada masing-masing kelompok kuesioner.

4.5.3 Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas terhadap instrumen penelitian ini dilakukan oleh ahli yang berkompeten di dalam bidang paru yaitu Prof. Tamsil Syafiuddin, Sp.P K. Jenis uji validitas yang dilakukan yaitu validitas konstruk yang menilai sejauhmana kuesioner penelitian dapat mengukur konsep dari kerangaka penelitian ini dan validitas isi yang menilai sejauhmana kuesioner penelitian ini dapat mewakili semua aspek yang dianggap kerangka konsep Riwidikdo, 2008. Kuesioner lembar observasi penurunan gejala asma belum pernah diuji coba oleh peneliti sebelumnya, sehingga penting dilakukan uji reliabilitas untuk mengetahui seberapa besar derajat atau kemampuan alat ukur untuk mengukur secara konsisten sasaran yang diukur. Alat ukur yang baik adalah alat ukur yang memberikan hasil yang sama bila digunakan beberapa kali pada kelompok sampel. Dalam penelitian diguanakan uji reliabilitas konsistensi internal karena memiliki kelebihan yaitu pemberian instrumen hanya satu kali dengan satu bentuk instrumen kepada satu subjek studi Dempsey Dempsey, 2002 Universitas Sumatera Utara Uji reliabilitas ini dilakukan sebelum pengumpulan data terhadap 10 orang penderita asma di komunitas yang memenuhi kriteria inklusi. Uji reliabilitas ini dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 15 untuk analisis cronbach alpha dengan hasil koefisen reliabilitas untuk kuesioner mingguan yaitu 0.673 dan hasil koefisien realibilitas kuesioner bulan yaitu 0.840. Hal ini dapat diterima untuk instrumen yang baru, sesuai dengan pendapat Arikunto 2006, bahwa suatu instrumen akan reliable jika memiliki nilai reliabilitas lebih dari 0.600.

4.6 Prosedur Pengumpulan Data