sebagaimana di tuliskan di dalam bab ini, di sadur dari dokumen asli “Rencana Strategis CSR PT. Dairi Prima Mineral” yang di publikasikan oleh Divisi
Community Relation Development atau CRD. Penulisan kembali kebijakan dan Rencana Strategi Perusahaan di bidang CSR ini adalah di maksudkan; “ Agar dapat di
ketahui persepsi dasar perusahaan mengenai tanggung jawab sosialnya kepada masyarakat lingkar tambang, untuk kemudian dibandingkan dengan
pendapatpersepsi masyarakat dimana dengan membandingkan kedua persepsi tersebut Masyarakat Perusahaan, Penulis dapat menganalisis dan
mendeskripsikan benang merah perbedaan persepsi CSR khususnya di bidang pendidikan”.
Perbandingan kedua persepsi ini penting, karena masing-masing keduanya Perusahaan Masyarakat berangkat dari posisi yang berbeda dimana, PT. Dairi
Prima Mineral adalah pemberi program dan masyarakat adalah penerima program. Sehingga, kalaupun kedua persepsi ini berbeda penting memahami latar belakang
perbedaannya.
4.2. Permasalahan Sosial Tambang
4.2.1. Issu di Lingkar Tambang
Isu sosial mengenai dampak kegiatan pertambangan muncul hampir diseluruh lokasi atau area penambangan, dan tidak terkecuali di area lingkar tambang PT. Dairi
prima mineral. Di wilayah lingkar tambang PT. DPM, isu sosial yang muncul dalam berpotensi menjadi sumber-sumber konflik lingkar tambang antara lain :
Universitas Sumatera Utara
• Issu-issu tentang kemerosotan nilai-nilai moral dan norma sosial dan juga
perubahan-perubahan terhadap tatanan adat istiadat dan budaya lokal. •
Lonjakan pertambahan jumlah penduduk yang terjadi karena urbanisasi, migrasi.
• Ketidakmampuan under skill SDM lokal bersaing mengisi peluang kerja.
• Meningkatnya angka pencari kerja dan tingkat pengangguran penduduk lokal.
• Dampak sosial yang dapat mengganggu stabilitas dan menimbulkan
kecemburuan. •
Perubahan tata ruang dan tata guna lahan, khususnya lahan-lahan produktif. •
Meningkatnya kebutuhan prasarana dan sarana lokal.
4.2.2. Penyebab Konflik Lingkar Tambang
Menurut PT. DPM, berkembangnya isu-isu lokal lingkar tambang menjadi sumber konflik sosial yang dapat mengganggu aktivitas Perusahaan umumnya terjadi
karena : 1.
Kurang intensifnya komunikasi interaksi sosial Perusahaan dengan masyarakat.
2. Terbatasnya akses mendapatkan informasi luas tentang aktivitas Perusahaan.
3. Penanganan konflik yang tidak sesuai dengan kondisi sosial masyarakat lokal.
4. Program CSR Perusahaan yang tidak mampu mereduksi perubahan di lingkar
tambang, khususnya perubahan kondisi sosial masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
4.2.3. Penanganan Isu dan konflik Sosial
Menurut PT. DPM, agar permasalahan di atas tidak sampai menjadi konflik, maka terhadap semua isu yang muncul, PT. DPM mengedepankan strategi
manajemen konflik berikut ini : 1.
Meminimalisasi sumber-sumber konflik dan mengantisipasi pengaruh serta dampaknya.
2. Menyelesaikan secara cepat dan tepat masalah yang ada dengan pendekatan
sosio kultur dengan melibatkan semua stake holder atau pemangku kepentingan lokal.
3. Menyusun Rencana strategi yang tepat, komprehensif, terintegrasi dan
bersinergis dengan program-program stimulus Pemerintah. 4.
Melembagakan sumber-sumber konflik, mengkomunikasikannya secara intensif dan menyelesaikan masalah secara bersama-sama.
5. Mempublikasikan kemajuan-kemajuan yang positif untuk memperbaiki
persepsi masyarakat dan mereduksi interpretasi masyarakat akan Perusahaan.
4.3. Profil Informan penelitian