PENDAHULUAN STUDI PUSTAKA METODOLOGI PENELITIAN ANALISA DAN PEMBAHASAN KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI iv DAFTAR NOTASI vi DAFTAR GAMBAR vii DAFTAR TABEL ix ABSTRAK xi

BAB I PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Permasalahan 1 I.2. Masalah Yang Ditinjau 2 I.3. Tujuan 2 I.4. Pembatasan Masalah 3 I.5. Mekanisme Pengujian 4 I.6. Metodologi 5

BAB II STUDI PUSTAKA

II.1. Umum dan Latar Belakang 6 II.2. Sifat Fisis dan Mekanis 10 II.2.1. Sifat Fisis 11 II.2.2. Sifat Mekanis 15 II.3. Kadar Air dan Penyusutan Kayu 20 II.4. Metode Kesetimbangan 23 II.4.1. Konsep Dasar Metode Energi 25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III.1. Persiapan Penelitian 26 III.2. Pelaksanaan Penelitian 26 III.2.1. Pemeriksaan Kadar Air 27 III.2.2. Pemeriksaan Berat Jenis 28 III.2.3. Pengujian Kuat Tekan 30 Universitas Sumatera Utara III.2.4. Pengujian Kuat Lentur Pada Penurunan Izin 31 III.2.5. Pengujian Elastisitas 34 III.3. Pengujian Papan Kayu Perletakan Sendi-roll Memikul Beban Terpusat Pada Tengah Bentang 37 III.3.1. Laboratorium 37 III.3.2. Teoritis 39

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

IV.1. Pengujian Mechanical Properties 46 IV.1.1. Pemeriksaan Kadar Air 46 IV.1.2. Pemeriksaan Berat Jenis 47 IV.1.3. Pengujian Kuat Tekan Sejajar Serat 48 IV.1.4. Pengujian Elastisitas Kayu 50 IV.1.5. Pengujian Kuat Lentur Kayu 57 IV.1.6. Kesimpulan Hasil Pengujian Physical dan Mechanical Properties Kayu 58 IV.2. Pengujian Papan Kayu Sendi-Roll 59 IV.2.1. Percobaan Laboratorium 59 IV.2.2. Perhitungan Teori 61 IV.3. Diskusi 65

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

V.1. Kesimpulan 76 V.2. Saran 78 DAFTAR PUSTAKA xi LAMPIRAN - A xii LAMPIRAN – B xiii Universitas Sumatera Utara DAFTAR NOTASI ω = Kadar air kayu Gx = Berat sampel mula – mula kg Gku = Berat sampel kering udara kg µ = Rata – rata mean SD = Standar deviasi BJ = Berat jenis sampel 3 cm kg Vx = Volume sampel cm 3 A = Luas tampang yang menerima beban cm 2 P tktr = Beban tekan tarik yang bekerja kg σ tktr = Tegangan tekan tarik yang bekerja kgcm 2 P = Beban terpusat yang bekerja pada bentang kg L = Panjang bentang cm σ lt = Tegangan lentur yang terjadi kgcm 2 Wx = Momen tahanan pada tampang cm 3 f,y = Penurunan yang terjadi E = Elastisitas material kgcm 2 I = Inersia tampang cm 4 σ tk = Tegangan tekan sejajar serat kgcm 2 ε = Regangan yang terjadi τ = Tegangan geser pada tampang kgcm 2 G = Modulus elastisitas dalam kondisi geser kgcm 2 J = Konstanta torsi cm 4 Iy = Momen inersia terhadap sumbu y cm 4 Universitas Sumatera Utara DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Penampang Melintang Kayu 10 Gambar 2.2 Beban dan Gaya Dalam Material Yang Mengalami Tekanan, Tarikan dan Geser 16 Gambar 2.3 Batang Tertarik dan Tertekan 17 Gambar 2.4 Hubungan Antara Beban dengan Penurunan Untuk Tarikan dan Tekanan 18 Gambar 2.5 Analogi Terhadap Beberapa Kesetimbangan 24 Gambar 3.1 Sampel Pemeriksaan Kadar Air 27 Gambar 3.2 Sampel Pemeriksaan Berat Jenis 28 Gambar 3.3 Sampel Pengujian Kuat Tekan Sejajar Serat 30 Gambar 3.4 Sampel Pengujian Kuat Lentur 32 Gambar 3.5 Penempatan Dial dan Beban Pada Sampel 32 Gambar 3.6 Sampel Pengujian Elastisitas 34 Gambar 3.7 Penempatan Dial dan Beban Pada Sampel 34 Gambar 3.8 Tekuk Lateral Pada Balok dengan perletakan Sederhana Sendi - Roll 39 Gambar 3.9 Momen Beban Terpusat pada Tengah Bentang Perletakan Sendi-Roll 44 Gambar 4.1 Grafik Regresi Linier Tegangan – Regangan Dari Pengujian Sampel 1 51 Gambar 4.2 Grafik Regresi Linier Tegangan – Regangan Dari Pengujian Sampel 2 52 Universitas Sumatera Utara Gambar 4.3 Grafik Regresi Linier Tegangan – Regangan Dari Pengujian Sampel 3 54 Gambar 4.4 Grafik Regresi Linier Tegangan – Regangan Dari Pengujian Sampel 4 55 Gambar 4.5 Hubungan antara Pcr Dengan Dimesi b 67 Gambar 4.6 Hubungan antara f Dengan Dimesi b 75 Universitas Sumatera Utara DAFTAR TABEL Halaman Tabel II.1 Perbandingan Persentase Kekuatan Kayu Basah Terhadap Kayu Kering Udara Menurut Gardner dan NewlinWilson 14 Tabel II.2 Kekuatan Lentur dan Tekanan Kayu Menurut Kelas Kuat Kayu 19 Tabel II.3 Kelas Kuat Berdasarkan Tegangan Untuk Mutu A 21 Tabel IV.1 Hasil Pemeriksaan Kadar Air 46 Tabel IV.2 Hasil Pengujian Berat Jenis 47 Tabel IV.3 Hasil Pengujian Kuat Tekan Sejajar Serat 48 Tabel IV.4 Perhitungan Tegangan – Regangan Kayu Sampel 1 51 Tabel IV.5 Perhitungan Tegangan – Regangan Kayu Sampel 2 52 Tabel IV.6 Perhitungan Tegangan – Regangan Kayu Sampel 3 53 Tabel IV.7 Perhitungan Tegangan – Regangan Kayu Sampel 4 54 Tabel IV.8 Hasil Pengujian Properties Kayu 58 Tabel IV.9 Perbandingan Antara Beban Kritis Laboratorium dan Teoritis 66 Universitas Sumatera Utara ABSTRAK Tugas akhir ini menggunakan material kayu. Adapun dasar pemilihan kayu sebagai material adalah dikarenakan kayu merupakan suatu bahan konstruksi yang mudah didapat di alam. Selain itu kayu tetap digunakan konsumen dibeberapa bagian dalam struktur bangunan, adapun contoh kecil penggunaan kayu dalam bentuk perletakan sendi-roll adalah konstruksi kuda – kuda atap dan interior bangunan. Tujuan dari tugas akhir ini adalah untuk membandingkan nilai beban kritis P kritis Pengujian yang dilakukan meliputi, pengujian physical dan mechanical properties kayu yang terdiri dari: pemeriksaan kadar air, berat jenis, kuat lentur, dan elastisitas lentur berdasarkan Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia PKKI NI-5 1961. Sedangkan untuk pengujian papan kayu sendi-roll hanya dilakukan pembebanan terpusat pada tengah bentang arah vertikal kayu yang dilakukan hingga papan kayu patah. Pembebanan dilakukan tiap 10 kg dengan sebanyak 10 sampel dengan variasi ketebalan yang berbeda-beda. Hubungan yang ditinjau adalah hubungan antara penurunan δ dengan pembebanan. pada papan kayu sendi-roll yang dilakukan dengan cara melakukan percobaan di laboratorium dan perhitungan secara teoritis. Dari penelitian ini diperoleh bahwa beban kritis P kritis melalui perhitungan dengan rumus teori dan melalui hasil penelitian laboratorium memiliki selisih dengan persentase dari 73,71 pada sampel 1 dengan P kritis = 5,259 kg sampai 9,05 pada sampel 4 dengan P kritis = 336,516 kg. Dari hasil P kritis yang diperoleh secara laboratoris dan teoritis maka diketahui bahwa nilai P kritis laboratoris lebih besar dari nilai P kritis teoritis, berarti perencanaan aman. Hal ini disebabkan karena adanya faktor keamanan pada perhitungn teoritis. Beban kritis sangat meningkat sebanding dengan bertambahnya lebar balok pada percobaan, ini karena kekakuan balok tergantung dari pangkat 3 lebar balok. Penelitian ini menunjukkan bahwa pada analisa beban kritis untuk struktur sendi-roll pergeseran kesamping terjadi sejak pembebanan pertama kali yaitu pada saat beban 10 kg. Dari nilai ini, terlihat bahwa pergeseran kesamping dipengaruhi oleh tebal penampang papan kayu tersebut. Oleh karena itu, semakin semakin besar ketebalan penampang pada papan kayu tersebut maka pergeseran kesamping akan semakin cepat terjadi. Selain itu, jenis dan mutu material juga memiliki pengaruh penting pada saat dilakukannya percobaan laboratorium. Universitas Sumatera Utara ABSTRAK Tugas akhir ini menggunakan material kayu. Adapun dasar pemilihan kayu sebagai material adalah dikarenakan kayu merupakan suatu bahan konstruksi yang mudah didapat di alam. Selain itu kayu tetap digunakan konsumen dibeberapa bagian dalam struktur bangunan, adapun contoh kecil penggunaan kayu dalam bentuk perletakan sendi-roll adalah konstruksi kuda – kuda atap dan interior bangunan. Tujuan dari tugas akhir ini adalah untuk membandingkan nilai beban kritis P kritis Pengujian yang dilakukan meliputi, pengujian physical dan mechanical properties kayu yang terdiri dari: pemeriksaan kadar air, berat jenis, kuat lentur, dan elastisitas lentur berdasarkan Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia PKKI NI-5 1961. Sedangkan untuk pengujian papan kayu sendi-roll hanya dilakukan pembebanan terpusat pada tengah bentang arah vertikal kayu yang dilakukan hingga papan kayu patah. Pembebanan dilakukan tiap 10 kg dengan sebanyak 10 sampel dengan variasi ketebalan yang berbeda-beda. Hubungan yang ditinjau adalah hubungan antara penurunan δ dengan pembebanan. pada papan kayu sendi-roll yang dilakukan dengan cara melakukan percobaan di laboratorium dan perhitungan secara teoritis. Dari penelitian ini diperoleh bahwa beban kritis P kritis melalui perhitungan dengan rumus teori dan melalui hasil penelitian laboratorium memiliki selisih dengan persentase dari 73,71 pada sampel 1 dengan P kritis = 5,259 kg sampai 9,05 pada sampel 4 dengan P kritis = 336,516 kg. Dari hasil P kritis yang diperoleh secara laboratoris dan teoritis maka diketahui bahwa nilai P kritis laboratoris lebih besar dari nilai P kritis teoritis, berarti perencanaan aman. Hal ini disebabkan karena adanya faktor keamanan pada perhitungn teoritis. Beban kritis sangat meningkat sebanding dengan bertambahnya lebar balok pada percobaan, ini karena kekakuan balok tergantung dari pangkat 3 lebar balok. Penelitian ini menunjukkan bahwa pada analisa beban kritis untuk struktur sendi-roll pergeseran kesamping terjadi sejak pembebanan pertama kali yaitu pada saat beban 10 kg. Dari nilai ini, terlihat bahwa pergeseran kesamping dipengaruhi oleh tebal penampang papan kayu tersebut. Oleh karena itu, semakin semakin besar ketebalan penampang pada papan kayu tersebut maka pergeseran kesamping akan semakin cepat terjadi. Selain itu, jenis dan mutu material juga memiliki pengaruh penting pada saat dilakukannya percobaan laboratorium. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN