Pengolahan karet remah dengan bahan baku gumpalan mutu rendah

29 Setelah bongkahan keluar dari mesin pengempa, bongkahan tersebut harus dibiarkan dahulu selama 8 – 12 jam supaya menjadi dingin. Kemudian bongkahan dibungkus dengan plastik politein untuk untuk SIR Standart Indonesia Rubber yang tebalnya antara 0,02 – 0,04 mm. Selanjutnya bongkahan tersebut dipak dalam bentuk pallet dan dibungkus dengan plastik hitam yang tebalnya 0,1 mm. Berat kotor bruto tiap pallet beserta peti kayu tempat pengepakan pallet adalah 1080 kg, yang terdiri dari berat bersih netto karet remahnya sebesar 1050 kg dan berat peti kayunya 30 kg. Dari bahan baku lateks diproleh karet remah yang kualitasnya dapat dikategorikan sebagai: SIR 5 CV, SIR 5 LV, SIR 5L, SIR 5L dan SIR 5.

2.7.2 Pengolahan karet remah dengan bahan baku gumpalan mutu rendah

1 Bahan baku Sebagai bahan baku adalah: lump mangkok, skrep, lump tanah, krep mutu rendah brown crepe, dan sebagainya. 2 Urutan kerja pengolahan Urutan kerja pengolahn karet remah dengan baku gumpalan mutu rendah, adalah sebagai berikut: a Perendaman Bahan-bahan seperti lump mangkok dan gumpalan mutu rendah lainnya harus diolah secara terpisah. Sebelum diremahkan, bahan baku tersebut direndam dalam tangki pelunak yang dibuat dari beton, supaya kotoran-kotoran yang melekat pada permukaannya terlepas dan mengendap. Bila bahan dasar berupa lump mangkok, bahan tersebut tidak perlu direndam lebih dahulu sebelum pengolahan lebih lanjut. Tetapi untuk bahan dasar slab selain perlu direndam, juga pelu digiling dam gilingan pelunak atau gilingan pencuci. Penggunaan gilingan palu hammer mill akan dapat mempercepat pembersihan dari Universitas Sumatera Utara 30 kotoran seperti potongan-potongan kayu, tanah atau bahan keras lainnya yang berada di dalam bongkah-bongkah gumpalan mutu rendah tersebut. b Pemotongan dengan mesin pisau berputar Bahan baku atau bahan dasar yang telah dicuci dan dilunakkan dialirkan melalui saluran air menuju sabukban pengangkut dan dibawa ke mesin pisau berputar. Bahan- bahan tersebut akan dipotong dan kemudian disaring melalui saringan. Pada unit processing karet remah tipe tertentu, potongan-potongan ini sebelum diremahkan terlebih dahulu digiling dalam gilingan krep sehingga menjadi lembaran-lembaran panjang seperti brown crepe. Lembaran inilah yang kemudian diremahkan. cPeremahan lembaran-lembaran krep yang dihasilkan oleh gilingan krep kemudian dimasukkan ke dalam mesin pencacah cutter mill. Dalam proses peremahan ini, ke dalam mesin dialirkan pula air untuk memudahkan peremahan dan mencegah rol-rol dan pisau- pisau peremah menjadi panas. Remah-remah yang terbentuk dilalirkan melalui aliran air dan kemudian dengan ban berjalan conveyor remah-remah tadi dibawa kekotak- kotak pengering yang terletak dekat mesin pengering. Ukuran kotak-kotak pengering sama seperti yang digunakan pada pengolahan karet remah dengan bahan baku lateks. d Pengeringan Cara dan alat pengering yang digunakan sama seperti pada pengeringan karet remah dengan bahan baku lateks, yaitu dengan menggunakan mesin pengering unidryer atau pengering lorong. Remah-remah basah dimasukkan ke dalam kotak-kotak pengering yang berukuran 120 cm x 40 cm x 50 cm, yang tiap kotak terdiri atas dua kotak kecil yang dapat memuat 16 kg remah. Kotak di masukkan ke dalam mesin pengering yang Universitas Sumatera Utara 31 kemudian berjalan dari arah depan menuju ke belakang. Suhu di dalam unidryer berkisar antara 70 – 100 o C. lama pengering 4 jam dengan kapasitas pengering berbentuk bongkah-bongkah yang tidak padat, yang setelah mengalami pendinginan didalam mesin cooler diperoleh bongkah-bongkah yang panasnya 50 -60 o C. e Pengempaan Cara dan alat pengempa sama dengan pada pengempa remah yang berasal dari bahan baku lateks. Bongkah-bongkah remah seberat 35 kg dikempa dengan kekuatan mesin kempa 60 -100 ton selama 30 menit sampai diperoleh bongkahan berukuran 70 cm x 35 cm x 16,25 cm. Tiap bongkahan dibungkus dengan lembaran plastik politein yang tebalnya 0,03 mm. Dari bahan baku lump dan gumpalan mutu rendah diproleh karet remah kualitas Sir 10, SIR 20, Sir 50.

2.8 Jenis-jenis Karet

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pengetahuan Tentang Komunikasi Bahaya Terhadap Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada Penderes Di PT Bridgestone Sumatra Rubber Estate Dolok Merangir Kab. Simalungun Tahun 2012

10 84 120

Pengendalian Kualitas Pada Proses Produksi Crumb Rubber Di PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate

52 291 167

Perlakuan Pengeringan Bahan Baku Karet Remah Untuk Mendapatkan Nilai Pri Sesuai Dengan Parameter Mutu Karet Sir 10 Di PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate - Dolok Merangir

7 54 44

Pengaruh Pengeringan Bahan Baku Karet Remah Terhadap Nilai ASHT Sesuai Dengan Mutu Karet SIR 20 Di PT. Bridgestone Sumatera Rubber estate Dolok Merangir

10 93 52

Penentuan Jumlah Amoniak Dan Total Padatan Tersuspensi Pada Pengolahan Air Limbah PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate Dolok Merangir

4 85 51

Pengaruh Kombinasi Komposisi Bahan Olah Karet Terhadap Tingkat Konsistensi Plastisitas Retension Indeks (Pri) Karet Remah Sir 20 Di PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate Dolok Merangir

3 58 55

Pengaruh Suhu Pemanasan Terhadap Plastisitas Karet Sir 20 Di PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate Dolok Merangir

2 51 50

Analisis Economic Value Added Sebagai Tolok Ukur Penciptaan Nilai Perusahaan Pada Pt Bridgestone Sumatra Rubber Estate Dolok Merangir

0 34 82

Analisis Pola Konsumsi Karyawan PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate Dolok Merangir Kabupaten Simalungun

5 88 103

Manajemen penyadapan karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg.) di Dolok Merangir Estate, PT Bridgestone Sumatra Rubber Estate, Simalungun, Sumatera Utara

0 28 83