40
Diantara berbagai jenis viskositas tersebut, viskositas intrinsik paling bermanfaat dan mudah dipakai karena bisa dihubungkan ke berat molekul oleh persamaan Mar-
Houwink-Sakurada:
[ ]
a r
M K
=
η dimana Mv adalah berat molekul rata-rata viskositas, yang didefinisikan sebagai:
∑ ∑
∞ =
∞ =
+
=
1 1
1
i i
i i
a i
i V
M N
M N
M
Malcom S. 2001
2.9.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Viskositas karet
Kegagalan mutu yang biasa terjadi dalam pengolahan SIR3CV adalah viskositas bervariasi, mendekati batas ketentuan mutu dan nilai uji kemantapan yang dipercepat
selama penyimpanan tinggi. Untuk mengetahui sebab-sebab kegagalan tersebut maka perlu diketahui terlebih dahulu faktor-faktor yang dapat mempengaruhi viskositas
yaitu jenis klon, bahan pengawet lateks kebun, cara dan PH pembekuan, pengenceran lateks, melambatkan pengolahan koagulan dan remah, suhu pengeringan, suhu
bandela, perlakuan dengan bahan kimia, dan kontaminasi logam. Faktor-faktor tersebut akan diuraikan sebagai berikut:
a. Klon
Proses pengerasan karet selama penyimpanan disebabakan terbentuknya ikatan silang pada rantai poliisoprena. Ikatan silang terjadi karena adanya gugus aldehida yang
reaktif dengan gugus diamin, metil atau metilen. Jumlah gugus aldehida untuk setiap klon berbeda-beda semakin banyak jumlah gugus aldehida dari setiap klon tidak
sama, maka nilai viskositas untuk setipa klon juga berbeda. Hal ini di duga disebabkan oleh beberapa faktor lain:
Universitas Sumatera Utara
41
- Faktor eksternal, yaitu faktor cuaca pada saat hujan. Bila hari hujan
dapat terbentuk mikrogel yang menyebabkan viskositas karet meningkat.
- Faktor internal, yaitu komposisi kimia lateks dari masig-masing klon
berbeda misalnya klon WR101 lateksnya banyak mengandung fraksi kuning karatenoid yang menyebabkan pembentukan mikrogel lebih
banyak.
b. Pengawetan Lateks
Penggunaan amoniak dengan kadar tinggi menaikkan nilai viskositas. Hal ini disebabkan karena semakin tinggi kadar amoniak maka akan semakin banyak terjadi
rantai karena yang membentuk rantai hidroferoksida bereaksi lebih lanjut dengan gugus aldehida dan membentuk ikatan silang akibatnya nilai viskositasnya akan
meningkat. Untuk menghindari penggunanaan amoniak dengan kadar tinggi dalam pengawetan komposit hidroxilamin sulfat amoniak dibandingkan dengan amoniak
kadar tinggi adalah waktu pengawetan lebih lama, pengunaan asam semut berkurang sampai 79 dan pada kadar karet kering 0.15 sehingga perlu penambahkan
komposit hidroxilamin sulfat amoniak di pabrik umtuk memantapkan viskositasnya. c.
Cara dan PH pembekuan Cara dan PH pembekuan dapat mempengaruhi nilai viskositas yaitu pada pembekuan
dengan asam semut menghasilkan nilai viskositas rendah dibandingkan dengan cara lain. Pembekuan secara alami menyebabkan nilai viskositas tinggi dan tidak seragam
karena proses pembekuannya tidak serentak dan merata. Oleh karena itu untuk viskositas dianjurkan hanya dibekukan dengan asam semut dan dihindarkan terjadinya
prokoagulasi lateks kebun. Perbedaan PH pembekuan dengan asam semut tidak
Universitas Sumatera Utara
42
banyak pengaruhnya terhadap kenaikan nilai viskositas dengan jarak PH pembekuan 4,5 – 5,5 nilai viskositasnya hanya 0,5.
d. Suhu pengeringan
Pada waktu karet alam dipanaskan akan tejadi dua reaksi yaitu ikatan silang gugus aldehida yang reaktif dan reaksi oksidasi yag memutuskan rantai molekul karet. Suhu
pengeringan yang tinggi dapat menaikkan atau menurunkan viskositas karet tergantung hubungan diantara kedua reaksi tersebut. Tetapi pengeringan pada suhu
tinggi dan waktu yang lama tejadinya pemutusan rantai molekul lebih cepat dibandingkan dengan reaksi ikatan silang gugus aldehida.
e. Perlakuan dengan bahan kimia
Perlakuan lateks dengan bahan kimia yang dapat mengikat gugus aldehida akan menghindari terjadinya ikatan silang, sehingga viskositasnya mantap. Bahan kimia
tersebut adalah semua turunan amoniak X-NH
2
dimana X adalah gugus hidroxil atau hidroksilalkil atau aromatik yang tidak ada subtituen basanya. Bahan kimia yang bisa
digunakan adalah hidroxilamin netra sulfat dan hidroxilamin hidro klorida. f.
Kontaminasi ion logam Ion logam seperti Cu
2+ ,
Mn
2+ ,
dan Fe
2+
, merupakan katalisator degradasi karet pada waktu pemanasan. Kontaminasi ion-ion logam tersebut dapat menyebabkan viskositas
karetnya menjadi rendah oleh karena itu harus dicegah terjadinya kontaminasi ion logam tersebut.
2.9.4 Cara-cara mengatasi kegagalan nilai viskositas.