Sejarah karet Senyawa yang terkandung dalam lateks

15

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah karet

Lateks yang berasal dari pohon Havea brasilisiensis terdiri dari 2 bahan utama yaitu parikel-partikel karet rubber paticle dan bahan-bahan karet non rubber. Komoditi ini ditemukan oleh orang Eropa pada abad ke-16. sejak ke -19 industri karet mulai menggunakan cara manukfaktural lewat pabrik dan peralatan yang sederhana. Industri karet ini merupakan suatu bagian dari masyarakat yang sangat diperlukan. Tanpa karet kapal, pesawat terbang, mobil, truk dan bis tidak dapat berjalan. Tanpa karet, pertambangan, komunikasi, dan industri pokok sangat kurang efisien. Karet diperolah dari tempatnya, mulai dari hutan yang relatif sulit dimasuki seperti didaerah Amazon di Amerika Selatan maupun dari perkebunan dari Timur. Sejak Perang dunia I semakin banyak karet yang dihasilkan secara sintetik. Sebelum tercampur atau terkontaminasi dengan bahan-bahan lain lateks itu mempunyai pH normal yaitu ± pH : 6,9 – 7,0 cair, dan bersifat koloid yang stabil. Kestabilan koloid lateks tersebut akan dapat terganggu oleh berbagai faktor segera setelah lateks keluar dari pohon misalnya terganggu oleh bakteri atau enzim yang berasal dari udara luar atau dari peralatan pekerja, akibat perubahan suhu dan lain sebagainya. Pengaruh faktor luar itu dapat mengakibatkan menurunnya mutu lateks yang akan diolah menjadi berbagai jenis produksi SIR, lateks pusingan. Berdasarkan alasan seperti diuraikan diatas maka diperlukan beberapa perlakuan agar mutu lateks yang akan diolah tetap terjamin. Tindakan yang perlu dilakukan antara lain : menambahkan bahan pengawet dan menjaga kebersihan peralatan penderes. Jadi untuk menghasilkan karet bermutu baik, pengawasan yang Universitas Sumatera Utara 16 cermat perlu dilakukan mulai dari penderesan sampai dengan proses akhir di pabrik bahkan sampai dengan transaksi pengapalannya.

2.2 Senyawa yang terkandung dalam lateks

Oleh karena itu sifat-sifat lateks perlu mendapat perhatian agar dapat memproduksi karet bermutu ekspor terutama komposisi lateks. Pada uraian diatas telah disebutkan bahwa lateks Havea Brasiliensis terdiri dari dua bahan pokok yaitu partikel-partikel hidrokarbon karet dan bahan bukan karet. Bahkan bukan karet dalam lateks terdiri dari : air, protein, lipid, inositol, dan karbohidrat dan beberapa logam. Perbandingan dari masing-masing persenyawaan atau unsur tersebut diatas secara umum dapat terlihat seperti di bawah ini : Air : 55 – 70 Partikel karet KKK : 25 – 45 Protein : 1,3 – 1,7 Lipid : 1,5 – 1,8 Kabohidrat : 1,5 – 1,8 K : 0.12 – 0,25 Mg : 0.01 – 0.12 Cu, Fe, Na,Ca : 0.02 – 0,15 P : 0,20 -0,28 pH : ± 7,0 Menurut berbagai peneliti, bahan bagian-bagian bukan karet terutama protein lipid dan karbohidrat sangat berperan terhadap kestabilan koloid lateks. Hal ini berarti Universitas Sumatera Utara 17 bahwa bagian bukan karet sangat berpengaruh terhadap mutu produksi akhir. M. tampubolon

2.3 Karet alam

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pengetahuan Tentang Komunikasi Bahaya Terhadap Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada Penderes Di PT Bridgestone Sumatra Rubber Estate Dolok Merangir Kab. Simalungun Tahun 2012

10 84 120

Pengendalian Kualitas Pada Proses Produksi Crumb Rubber Di PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate

52 291 167

Perlakuan Pengeringan Bahan Baku Karet Remah Untuk Mendapatkan Nilai Pri Sesuai Dengan Parameter Mutu Karet Sir 10 Di PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate - Dolok Merangir

7 54 44

Pengaruh Pengeringan Bahan Baku Karet Remah Terhadap Nilai ASHT Sesuai Dengan Mutu Karet SIR 20 Di PT. Bridgestone Sumatera Rubber estate Dolok Merangir

10 93 52

Penentuan Jumlah Amoniak Dan Total Padatan Tersuspensi Pada Pengolahan Air Limbah PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate Dolok Merangir

4 85 51

Pengaruh Kombinasi Komposisi Bahan Olah Karet Terhadap Tingkat Konsistensi Plastisitas Retension Indeks (Pri) Karet Remah Sir 20 Di PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate Dolok Merangir

3 58 55

Pengaruh Suhu Pemanasan Terhadap Plastisitas Karet Sir 20 Di PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate Dolok Merangir

2 51 50

Analisis Economic Value Added Sebagai Tolok Ukur Penciptaan Nilai Perusahaan Pada Pt Bridgestone Sumatra Rubber Estate Dolok Merangir

0 34 82

Analisis Pola Konsumsi Karyawan PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate Dolok Merangir Kabupaten Simalungun

5 88 103

Manajemen penyadapan karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg.) di Dolok Merangir Estate, PT Bridgestone Sumatra Rubber Estate, Simalungun, Sumatera Utara

0 28 83