menunjukkan bahwa orang yang banyak mengonsumsi karbohidrat terutama sukrosa cenderung mengalami kerusakan gigi, sebaliknya orang yang dietnya banyak
mengandung lemak dan protein hanya sedikit atau sama sekali tidak mempunyai karies.
16
Sebagaimana diketahui, plak merupakan salah satu komponen dalam pembentukan karies, sehingga insidens karies dapat dikurangi dengan meningkatkan
oral higiene, salah satunya dengan melakukan penyingkiran plak secara mekanis dari permukaan gigi, baik yang hanya menggunakan sikat gigi maupun dikombinasi
dengan alat pembersih interdental, namun banyak pasien tidak melakukannya secara efektif.
16
2.2 Penyakit Periodontal
Penyakit periodontal merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri yang terakumulasi dalam plak yang menyebabkan gingiva mengalami
peradangan. Ada dua tipe penyakit periodontal yaitu gingivitis dan periodontitis. Gingivitis adalah bentuk penyakit periodontal ringan yang mengenai gingiva, gingiva
berwarna merah, mengalami pembengkakan dan mudah berdarah. Gingivitis yang tidak dirawat akan menyebabkan kerusakan tulang pendukung gigi atau disebut
periodontitis.
16
Plak tidak termineralisasi pada permukaan kalkulus merupakan iritan utama, tetapi bagian terkalsifikasi yang berada di bagian dalam bisa merupakan faktor
pendorong yang penting. Kalkulus tidak secara langsung mengiritasi gingiva, tetapi merupakan tempat bagi penumpukan plak pada gigi.
Berdasarkan observasinya terhadap penyakit periodontal di Amerika Serikat, Russel menyatakan bahwa penyakit gingiva dan periodontal jarang sekali terjadi bila
17
Universitas Sumatera Utara
tidak ada plak dan kalkulus. Beberapa ahli menyatakan bahwa penyakit periodontal dihubungkan dengan oral higiene yang buruk. Loe, et al. melaporkan bahwa pada
individu dengan gingiva sehat akan mengalami gingivitis bila tidak melakukan pemeliharaan rongga mulut selama 2-3 minggu, namun akan hilang bila dilakukan
pemeliharaan kebersihan kembali dalam waktu 1 minggu.
16,17
Semua penelitian yang dilakukan menunjukkan pentingnya pemeliharaan oral higiene melalui kontrol plak
untuk mencegah terjadinya kerusakan jaringan periodontal.
16
2.3 Oral Higiene
Rongga mulut manusia tidak pernah bebas dari plak. Plak memegang peranan penting dalam pembentukan debris dan kalkulus. Perlekatan kalkulus dimulai dengan
pembentukan plak gigi dan permukaan kalkulus sendiri selalu diliputi oleh plak gigi.
18
Oleh karena itu, penting sekali dilakukan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut dengan menyikat gigi, karena tujuan dari menyikat gigi itu sendiri adalah
menyingkirkan plak gigi dan mencegah terjadinya penumpukan plak, membersihkan sisa-sisa makanan, debris atau stein, merangsang jaringan gingiva, dan melapisi
permukaan gigi dengan fluor.
16
Debris makanan merupakan lapisan lunak yang terdapat di permukaan gigi yang terdiri dari musin, bakteri, dan sisa makanan. Debris makanan dengan cepat
dilarutkan oleh enzim bakteri dan tersingkirkan dari rongga mulut dalam waktu 5 menit setelah makan, namun sebagian ada yang tertinggal pada gigi dan mukosa.
Pembersihan makanan dari rongga mulut dipengaruhi beberapa hal yaitu aliran saliva, 2.3.1 Debris Makanan
Universitas Sumatera Utara
aksi mekanis dari lidah, pipi, bibir, dan bentuk serta susunan gigi. Pembersihan akan meningkat pada waktu mengunyah makanan dan pada saliva yang viskositasnya
rendah. Meskipun mengandung bakteri, debris makanan berbeda dari deposit lainnya plak dan materi alba. Debris makanan harus dibedakan dari sisa makanan fibrous
yang terperangkap di daerah interproksimal pada keadaan impaksi makanan food impaction.
Laju pembersihan debris makanan dari rongga mulut bervariasi antara jenis makanan dan antar individu. Bahan makanan berbentuk cairan lebih mudah
dibersihkan dibandingkan bahan makanan berbentuk padat. Sebagai contoh, gula yang ditelan dalam bentuk cairan akan tetap berada dalam saliva sekitar 15 menit,
sedangkan gula yang dikonsumsi dalam bentuk padat akan tetap berada dalam saliva selama 30 menit setelah ditelan. Makanan yang melekat seperti permen, roti, gula-
gula, karamel, dan coklat akan melekat ke gigi selama lebih dari 1 jam, sebaliknya makanan yang keras seperti wortel dan apel cepat dibersihkan. Mengunyah apel dan
makanan fibrous lainnya dapat secara efektif menyingkirkan debris makanan dari rongga mulut, meskipun tidak terlalu berpengaruh terhadap pengurangan plak.
17
17
2.3.2 Kalkulus Kalkulus disebut juga “tartar”, masyarakat banyak menyebutnya sebagai
“karang gigi” yaitu suatu endapan keras hasil mineralisasikalsifikasi plak, melekat erat di sekeliling mahkota dan akar gigi dan hanya bisa hilang dengan tindakan
skeling.
16,18
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan lokasi perlekatannya, kalkulus dibedakan atas kalkulus supragingiva dan kalkulus subgingiva.
1. Kalkulus supragingiva
Lokasi perlekatan kalkulus supragingiva adalah koronal dari tepi gingiva, oleh karena itu dapat dilihat di rongga mulut. Kalkulus ini biasanya berwarna putih atau
kuning keputih-putihan, konsistensinya biasanya keras seperti batu apung dan mudah dilepas dari permukaan gigi. Pembentukannya kembali setelah disingkirkan cepat
sekali, terutama pada sisi oral insisivus mandibula. Warnanya dipengaruhi oleh substansi yang berkontak dengannya, misalnya tembakau dan pigmen makanan.
17
Kalkulus supragingiva lebih sering dan lebih banyak menumpuk pada permukaan vestibular gigi molar maksila setentang dengan duktus Stensen dan permukaan oral
gigi anterior mandibula, terutama insisivus sentralis setentang dengan duktus Wharton.
2. Kalkulus subgingiva
17
Kalkulus subgingiva berada apikal dari krista tepi gingiva sehingga tidak terlihat secara langsung di rongga mulut. Penentuan lokasi dan perluasan kalkulus
subgingiva membutuhkan pemeriksaan yang teliti dengan sonde. Kalkukus ini biasanya berwarna coklat tua atau hitam kehijau-hijauan dan memiliki konsistensi
keras seperti batu api dan melekat sangat erat pada permukaan gigi. Saliva merupakan sumber mineral bagi kalkulus supragingiva dan cairan sulkus yang merupakan serum
merupakan sumber mineral bagi kalkulus subgingiva. Apabila gingiva mengalami resesi penyusutan kalkulus subgingiva akan terpapar dan dengan demikian
diklasifikasikan sebagai kalkulus supragingiva.
17,18
Universitas Sumatera Utara
2.4 Perilaku Kesehatan