Populasi dan sampel Variabel Penelitian Definisi operasional dan indeks pengukuran

senantiasa erat kaitannya dengan penduduk yang heterogen, aktifitasnya yang industrialisasi, kepadatan sangat tinggi dan hubungannya yang individualistis. 24 a Untuk daerah urban, lokasi penelitian dilakukan di Kecamatan Medan Barat, Kota Medan. Kota Medan merupakan ibukota Provinsi Sumatera Utara dengan 21 kecamatan. 14 Kecamatan Medan Barat terpilih sebagai tempat penelitian karena merupakan salah satu dari 10 kecamatan di Kota Medan yang lokasinya berada di lingkar dalam Kota Medan. 25 Kecamatan Medan Barat sendiri memiliki sekolah dasar sebanyak 34 sekolah dasar yaitu di antaranya 14 sekolah dasar negeri dan 20 sekolah dasar swasta. b Untuk daerah rural, lokasi penelitian dilakukan di Desa Ujung Rambung dan Desa Kuala Lama. 14 Desa Ujung Rambung dan Desa Kuala Lama merupakan dua dari 12 desa yang terletak di Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara. Kabupaten Serdang Bedagai memiliki sebanyak 15 kecamatan, salah satu di antaranya adalah Kecamatan Pantai Cermin. 26

3.3 Populasi dan sampel

Fasilitas pendidikan untuk sekolah dasar di Desa Ujung Rambung ada tiga buah yaitu 2 sekolah dasar negeri dan 1 sekolah dasar swasta, sedangkan di Desa Kuala Lama ada 2 buah sekolah dasar negeri. Populasinya adalah siswa kelas V SD di wilayah Kecamatan Medan Barat, Kota Medan dan siswa kelas V SD di Kecamatan Pantai Cermin. Sampel sekolah di Desa Ujung Rambung dan Desa Kuala Lama, Kecamatan Pantai Cermin dan Universitas Sumatera Utara Kecamatan Medan Barat, Kota Medan dipilih secara purposive sampling. Sekolah terpilih di Desa Ujung Rambung adalah SD Negeri 107426, 107427, dan SD Swasta Tuanku Tambusai dan di Desa Kuala Lama adalah SD Negeri 107428. Sekolah terpilih di Kecamatan Medan Barat, Kota Medan adalah SD Negeri 060843. Pengambilan sampel murid dilakukan secara kuota sampling dengan perhitungan besar sampel menggunakan rumus : N P2-P1 P1 x 100 - P1 + P2 x 100 – P2 2 dimana : P1 = Perilaku menyikat gigi dan mulut dua kali sehari, pagi dan malam hari setelah makan di daerah urban 13,6 Zhu, et al.,2003 P2 = Perilaku menyikat gigi dan mulut dua kali sehari, pagi dan malam hari setelah makan di daerah urban 1,4 Zhu, et al.,2003 β = 0,1 α = 0,05 N = 13,6 x 100 – 13,6 + 1,4 x 100 – 1,4 13,6 - 1,4 2 1175,04 + 138,04 148,8 92,65 n = n = n = x f α,β x 10,5 10,5 n = Universitas Sumatera Utara Berdasarkan perhitungan besar sampel yang dilakukan, diperoleh besar sampel minimum 96,25, dalam penelitian ini diambil 100 sampel untuk masing- masing daerah rural dan urban sehingga total sampel 200 orang.

3.4 Variabel Penelitian

1. Rata-rata oral higiene 2. Perilaku kebersihan gigi dan mulut

3.5 Definisi operasional dan indeks pengukuran

1. Rata-rata oral higiene adalah tingkat kebersihan gigi dan mulut anak yang diukur dari skor indeks kalkulus dan indeks debris. Indeks oral higiene yang digunakan adalah indeks Oral Hygiene Simplified OHI-SGreen dan Vermillion yang terdiri atas indeks debris dan indeks kalkulus. Indeks Debris 16,17 Skor Kriteria 1 2 3 Tidak dijumpai debris atau stain. Adanya debris lunak menutupi tidak lebih dari 13 permukaan gigi atau adanya stein bercak ekstrinsik tanpa debris dengan tidak memperhitungkan luas pemukaannya. Adanya debris lunak menutupi lebih dari 13 permukaan gigi, tetapi kurang dari 23 permukaan gigi Adanya debris menutupi lebih dari 23 permukaan gigi Universitas Sumatera Utara Gigi yang diperiksa adalah gigi yang telah erupsi sempurna dan jumlah gigi yang diperiksa ada enam buah gigi tertentu dan permukaan yang diperiksa tertentu pula. Bukal Labial Bukal 6 1 6 6 1 6 Lingual Lingual Labial Jumlah skor permukaan Skor debris = Jumlah gigi yang diperiksa Indeks kalkulus Jumlah skor permukaan Skor kalkulus = Jumlah gigi yang diperiksa Skor Oral Higiene 16 11 26 36 31 46 Skor Kriteria 1 2 3 Tidak dijumpai kalkulus Adanya kalkulus supragingiva menutupi tidak lebih dari 13 permukaan gigi yang terkena. Kalkulus supragingiva yang menutupi lebih dari 13 permukaan gigi yang terkena, tetapi tidak lebih dari 23 permukaan gigi danatau adanya kalkulus subgingiva berupa flek disekeliling leher gigi. Kalkulus supragingiva menutupi lebih dari 23 permukaan gigi yang terkena. Adanya kalkulus subgingiva yang tidak putus-putusberupa pita yang tidak terputus-putus di sekeliling leher gigi. 16 11 26 36 31 46 OHI-S = Skor debris + Skor kalkulus Universitas Sumatera Utara Tingkat oral higiene Tingkat kebersihan Skor debris Skor oral higiene Baik Sedang Buruk 0,0-0,6 0,7-1,8 1,9-3,0 0,0-1,2 1,3-3,0 3,1-6,0 2. Perilaku kebersihan gigi dan mulut merupakan perilaku menjaga kebersihan gigi dan mulut yaitu perilaku menyikat gigi dan berkumur, serta perilaku mengonsumsi jajanan yang juga dapat mempengaruhi kebersihan gigi dan mulut.

3.6 Cara pengumpulan data