2.4 Perilaku Kesehatan
Perilaku kesehatan merupakan respons seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan,
minuman, dan lingkungan yang mempengaruhi. Respons stimulus yang sama dapat berbeda-beda pada tiap-tiap orang yang berbeda tergantung karakteristik atau faktor-
faktor lain dari orang-orang yang bersangkutan.
19
Perilaku umumnya dapat diamati orang lain, namun ada juga perilaku yang tidak dapat diamati orang lain atau disebut
sebagai internal activities seperti persepsi, emosi, pikiran, dan motivasi. Rogers menyatakan bahwa sebelum seseorang mengadopsi perilaku yang
baru, di dalam diri orang tersebut terjadi suatu proses, yaitu:
20
1. Tingkat kesadaran, yakni orang tersebut mengetahui terlebih dahulu
tentang suatu hal sebelum ia berbuat sesuatu untuk hal tersebut.
20
2. Tingkat perhatian, yakni setelah seseorang sadar, ia mempunyai keinginan
untuk mengetahui apa, bagaimana, dan keuntungan yang diperoleh dari gagasan tersebut.
3. Tingkat evaluasi, yakni respons mulai menimbang-nimbang baik atau
tidaknya hal itu bagi dirinya. 4.
Tingkat percobaan, orang mulai mencoba gagasanperilaku baru tersebut. 5.
Tingkat adopsi, subjek telah berperilaku baru. Ada dua faktor yang dapat mempengaruhi perilaku dalam bidang kesehatan
yaitu faktor genetik atau keturunan dan faktor lingkungan. Faktor yang mempengaruhi perubahan perilaku individu pada hakekatnya identik dengan faktor
yang mempengaruhi perkembangan individu. Faktor tersebut dapat berupa faktor
Universitas Sumatera Utara
bawaan herediter yang bersifat alamiah, faktor lingkungan yang memungkinkan berlangsungnya proses perkembangan, dan faktor waktu yaitu saat tibanya masa
pekakematangan.
20
2.5 Pendidikan Kesehatan Gigi
Pentingnya pendidikan kesehatan gigi pada anak didasarkan adanya perilaku kebersihan mulut yang salah dan dapat menjadi faktor risiko untuk terjadinya karies
dan penyakit periodontal yaitu: 1.
Perilaku mengonsumsi makanan mengandung sukrosa di antara jam makan.
Setelah memakan makanan padat atau makanan ringan berisi gulasukrosa, bakteri dalam mulut memetabolisme karbohidratgula tersebut menghasilkan asam
melalui proses fermentasi, akibatnya pH mulut menjadi turun. Selama beberapa waktu, pH kembali normal melalui kapasitas buffer saliva dan melepaskan mineral
pada permukaan gigi. Selama terpapar lingkungan yang asam, kandungan mineral anorganik terurai dan tetap terurai selama dua jam. Selama periode ini gigi rentan
terhadap karies tetapi akan kembali normal karena fungsi saliva. Namun bila gulakarbohidrat dikonsumsi secara teratur sepanjang hari, maka gigi lebih rentan
terkena karies karena pH saliva dan permukaan gigi tidak pernah kembali pada keadaan normal dan permukaan gigi tidak dapat mengalami remineralisasi atau
mengembalikan kandungan mineral yang hilang.
21
Lamanya waktu yang diperlukan suatu karies menjadi kavitas bervariasi yaitu sekitar 6-48 bulan.
16
Universitas Sumatera Utara
2. Perilaku mengonsumsi minuman ringan atau minuman yang bersifat asam.
Minuman ringan kecuali susu dan air dapat menyebabkan kerusakan gigi oleh karena:
a pH yang rendah dan keasaman minuman ringan dan keasaman minuman
ringan menyebabkan permukaan enamel gigi mengalami erosi.
16
b Gula yang terkandung di dalam minuman ringan akan dimetabolisme oleh
mikroorganisme plak untuk menghasilkan asam penyebab demineralisasi sehingga mengakibatkan terbentuknya kavitas.
3. Perilaku menyikat gigi yang tidak tepat
American Dental Association ADA menyatakan sikat gigi minimal dilakukan dua kali sehari, setelah sarapan pagi dan malam sebelum tidur.
13
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Zhu, et al. hampir setengah dari responden usia 12 tahun di daerah urban dan daerah rural menyikat gigi dua kali
sehari tetapi hanya 13,6 dan 1,4 anak yang menyikat gigi setelah makan.
10
Walaupun hampir setengah menyatakan menyikat gigi dua kali sehari, tetapi hanya sedikit yang menyikat gigi setelah makan.
10
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mempengaruhi dan mengajak orang lain, baik individu, kelompok, atau masyarakat, agar melaksanakan perilaku
hidup sehat adalah melalui pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan gigi merupakan proses pendidikan terencana, terarah, dan berkesinambungan untuk
mengubah perilaku meliputi perubahan pengetahuan, sikap, dan tindakan yang
Universitas Sumatera Utara
mengarah kepada upaya hidup sehat yang diharapkan dapat bertambah baik sehingga diperoleh derajat kesehatan gigi dan mulut yang optimal.
Tujuan pendidikan kesehatan gigi adalah memperkenalkan kepada anak usaha kesehatan gigi melalui kegiatan preventif dan promotif untuk meningkatkan dan
mengusahakan timbulnya kesadaran serta keyakinan dalam meningkatkan kesehatan gigi dan mulut, menjelaskan akibat yang timbul dari kelalaian menjaga kebersihan
gigi dan mulut, menanamkan perilaku sehat sejak dini melalui kunjungan ke sekolah, dan menjalin kerjasama dengan masyarakat dalam memberikan penyuluhan
langsung.
20
Komponen yang harus ada dalam melaksanakan pendidikan kesehatan gigi meliputi :
20
a Sasaran didik yaitu murid sekolah dasar SD atau kelompok langsung
yang dikenai program pendidikan, orang tua murid, dan guru kelompok antara yang dapat mempengaruhi perilaku siswa.
20,22
b Tujuan pendidikan sebagai target yang ingin dicapai.
c Kurikulum meliput i cara, materi, alat, dan bahan yang sesuai program.
d Pelaksana pendidikan yaitu semua petugas kesehatan.
e Lingkungan didik.
Pendidikan kesehatan gigi pada prinsipnya tidak dapat diberikan pada anak dalam satu kali kunjungan saja sehingga diperlukan tahapan yang diulang secara
periodik yang nantinya akan dievaluasi atas keberhasilan pendidikan kesehatan gigi yang selama ini telah diberikan.
22
Universitas Sumatera Utara
Tahapannya adalah sebagai berikut: 1.
Pasien diminta agar membawa sikat giginya dan kemudian disuruh menggosok gigi dengan cara yang biasa dilakukan di rumah.
22
2. Disclosing agent dioleskan dan kepada pasien ditunjukkan daerah–daerah
yang masih kotor. 3.
Penyuluhan kesehatan gigi dilakukan dengan bahasa yang dimengerti pasien dan disesuaikan dengan usia serta penerimaan pasien yaitu dengan
menjelaskan cara menyikat gigi yang baik pada sebuah model gigi dan sikat gigi yang sesuai.
4. Setelah pasien mengerti, pasien diminta untuk melakukan hal yang telah
diajarkan sebelumnya. Bila perlu dioleskan kembali disclosing agent. 5.
Instruksi diberikan kepada orang tua untuk bekerja sama dengan melatih pasien anak untuk menggosok gigi dengan baik dan benar.
6. Kontrol dilakukan pada kunjungan berikutnya untuk mengevaluasi
kemajuan anak dalam menggosok gigi, diharapkan anak dapat memperbaiki teknik menggosok giginya secara bertahap. Kemudian dilakukan penilaian kebersihan gigi
dan teknik menggosok gigi seperti sebelumnya. 7.
Kontrol secara periodik dilakukan setiap enam bulan untuk mengetahui kerusakan gigi secara dini.
Manfaat dilakukannya pendidikan kesehatan gigi secara dini pada anak yaitu memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang kesehatan gigi dan mulut,
diharapkan adanya perubahan pada perilaku anak setelah munculnya kesadaran dalam meningkatkan kesehatan gigi dan mulut. Keikutsertaan orang tua memotivasi anak
Universitas Sumatera Utara
sejak dini tentang kesehatan gigi dan mulut dapat menurunkan tingkat penyakit gigi.
22
Kontrol plak merupakan hal dasar dan merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan seseorang dengan sendirinya untuk pemeliharaan jaringan periodonsium,
karena plak merupakan suatu agen penyebab penyakit periodontal dan karies gigi. Untuk meningkatkan kesehatan gigi dan mulut murid, petugas kesehatan juga harus
mengajarkan dan menginstruksikan murid untuk melakukan kontrol plak secara tepat dan teratur.
18
1. Penyingkiran plak secara mekanik
Kontrol plak dapat dilakukan dengan cara :
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk penyingkiran plak secara mekanik yaitu:
a. Menyikat gigi
Sikat gigi sudah diterima secara luas sebagai pembersih gigi. Menyikat gigi dapat mencegah tertimbunnya sisa-sisa makanan pada sela-sela gigi dan permukaan
gigi. Penimbunan sisa-sisa makanan merupakan media yang baik untuk pertumbuhan mikroorganisme sehingga dapat menyebabkan terjadi peradangan pada jaringan
periodonsium. Dalam menyikat gigi penting artinya mengetahui waktu dan frekuensi
menyikat gigi yang benar. Waktu dan frekuensi menyikat gigi yang benar menurut American Dental Asssociation ADA adalah pasien harus menyikat gigi secara
teratur, minimal 2 kali sehari yaitu pagi hari setelah sarapan dan sebelum tidur malam dengan rata-rata lamanya waktu menyikat gigi kira-kira 1 menit, ada juga yang
mengatakan 2-2,5 menit.
18
16
Universitas Sumatera Utara
b. Menggunakan pembersih interdental
Menyikat gigi baik secara manual maupun elektrik, merupakan pencegahan yang paling baik dilakukan. Namun sebenarnya, penyikatan gigi hanya dapat
membersihkan permukaan bukal, lingual, dan oklusal termasuk pit dan fisur sedangkan daerah proksimal dan interdental hampir tidak tersentuh, padahal daerah
tersebut cenderung mudah mengalami karies dan sering dijumpai lesi gingiva dan periodontal. Oleh karena itu, program pencegahan sekarang juga harus ditujukan pada
pembersihan daerah interdental atau proksimal.
16,18
1 Benang gigidental floss
Ada berbagai jenis alat pembersih interdental di antaranya:
Benang gigi dapat membersihkan daerah interproksimal hingga sulkus gingiva sering sampai daerah epitel penyatu, namun tidak dapat membersihkan plak gigi yang
terdapat pada permukaan akar atau yang terdapat pada furkasi. 2
Floss Threaders
18
Suatu alat yang penggunaannya seperti benang gigi untuk membersihkan daerah di bawah pontik gigi tiruan cekat seperti jembatan dan gigi yang digunakan
sebagai penyangganya pada waktu digunakan di daerah pertemuan antara gigi asli dengan gigi tiruan tersebut.
3 Brus interdental
18
Brus interdental digunakan di daerah proksimal permukaan akar gigi untuk memperbaiki jalan masuk ke furkasi pada pasien dengan keadaan jaringan
periodonsium dimana terjadi kehilangan perlekatan dan permukaan akar sudah terpapar.
18
Universitas Sumatera Utara
4 Tusuk gigi
Tusuk gigi merupakan pembersih interdental yang paling popular dibandingkan pembersih interdental lainnya. Banyak digunakan untuk membersihkan
partikel besar seperti sisa makanan yang tersangkut pada interdental. Pemakaian tusuk gigi kurang efektif dibandingkan dengan benang gigi karena tusuk gigi sulit
membersihkan bagian lingual gigi. Tusuk gigi harus dipergunakan dengan sudut yang
tepat dan sesuai kontur normal. Tusuk gigi digerakkan ke dalam dan ke luar dengan menggosokkan permukaan interdental gigi ±8-12 gerakan sehingga gusi mendapat
tekanan dan pemijatan ruangan dan sisi interdental gigi menjadi bersih. 5
Plastic picks atau tusuk gigi plastik
18
Seperti tusuk gigi, hanya terbuat dari bahan pastik, memiliki banyak macam dan lebih nyaman untuk dibawa-bawa.
6 Interdental stimulator
18
Alat ini biasa disebut sebagai pemijat gingiva karena dapat meningkatkan keratinisasi, menstimulasi aliran darah, dan merangsangmenekan keluar cairan
sulkus gingiva dan juga dapat digunakan untuk membersihkan daerah interdental. 2.
Berkumur
18
Sisa partikel makanan setelah makan, setelah sikat gigi dan pemakaian benang gigi dapat dibersihkan dengan kumur-kumur yang kuat yaitu dengan cara
menggoncangkan cairan tersebut di antara gigi dan rongga mulut dengan kekuatan otot bibir, lidah dan pipi dimana gigi dalam keadaan tertutup selama ± 30 detik.
16
Universitas Sumatera Utara
3. Melakukan kontrol plak secara kimiawi
Kontrol plak secara kimiawi dapat digunakan dalam pembersihan gigi, tetapi tidak dapat menghilangkan sisa makanan sebaik kontrol plak yang dilakukan secara
mekanis. Beberapa macam bahan yang dapat digunakan untuk melakukan kontrol plak
secara kimiawi. 1.
Klorheksidin Klorheksidin dapat mengurangi risiko terjadinya gingivitis. Pemakaian
dilakukan dengan pencampuran dengan air dengan perbandingan 1:1 atau 0,06 , digunakan sekali sehari. Bahan ini juga dapat digunakan untuk irigasi subgingiva.
Efek samping pemakaian klorheksidin dalam jangka waktu yang lama berupa stain ektrinsik.
2. Obat kumur yang mengandung minyak esensial
18
Obat kumur ini mengandung minyak esensial, thymol, eucalyptol, mentol, metil-salisilat dan dapat mengurangi plak dan gingivitis sampai 30.
3. Stannous fluoride
18
Stannous fluoride digunakan dalam kedokteran gigi karena dapat mencegah terjadinya karies gigi. Stannous fluoride berbentuk jel dan memiliki efek
antigingivitis pada jaringan sekitar gigi yang telah dipasang protesa dan pesawat ortodonti.
18
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 METODE PENELITIAN