24
FAKTUR PAJAK
Gambar 1:
Faktur Pajak Sumber: Direktorat Jenderal Pajak
C. Pajak Pertambahan Nilai Farmasi Di Rumah Sakit
1. Pengertian Instalasi Farmasi
Dalam Surat Edaran SE-06PJ.522000 pasal satu 1 menyatakan bahwa, Instalasi farmasi kamar obat merupakan suatu tempat untuk
mengadakan dan menyimpan obat-obatan, gas medik, alat kesehatan serta
No. Urut Kode
Harga JualPenggantianUang MukaTermin
Tarif DPP Rp
Jumlah Nama
Jabatan :
:
Coret yang tidak perlu PPnBM Rp
…………., tanggal…………. Dasar Pengenaan Pajak
PPN = 10 x Dasar Pengenaan Pajak Pajak Penjualan atas Barang Mewah
Dikurangi Potongan Harga Dikurangi Uang Muka yang telah diterima
Pembeli Barang Kena PajakPenerima Jasa Kena Pajak
Nama Barang Kena PajakJasa Kena Pajak Termin Rp
Harga Jual Penggantian Uang Nama
Alamat NPWP
: :
: NPPKP: NPWP
: :
PKP :
Tanggal Pengukuhan Kode dan Nomer Seri Faktur Pajak :
Pengusaha Kena Pajak Nama
: Alamat
25
bahan kimia yang bukan berdiri sendiri tetapi merupakan satuan organik yang tidak terpisah dari keseluruhan organisasi rumah sakit.
2. Pengenaan PPN obat di Instalasi Farmasi kamar obat
Berdasarkan Surat Edaran-06PJ.522000 pasal dua 2 menyatakan bahwa, Instalasi Farmasi melayani Rumah Sakit yang terdiri dari pasien
rawat inap, pasien rawat jalan, dan pasien gawat darurat. Mengingat instalasi farmasi melakukan pelayanan kepada pasien rawat jalan
sebagaimana lazimnya sebuah apotek, maka atas penyerahan obat-obatan dan perbekalan kesehatan oleh instalasi farmasi kepada pasien rawat jalan
tetap terutang PPN.
3. Instalasi Farmasi Merupakan Pedagang Eceran Selain Yang
Menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Neto
Menurut Keputusan Menteri Keuangan KMK Nomor 402KMK. 032002, tentang Pajak Pertambahan Nilai atas penyerahan barang
dagangan oleh pedagang eceran selain yang menggunakan norma penghitungan penghasilan neto:
a. Pasal 1 satu, yang dimaksud dengan pedagang eceran selain yang
menggunakan Norma penghitungan penghasilan neto adalah orang pribadi atau badan yang menyelenggarakan pembukuan yang dalam
kegiatan usaha atau pekerjaan utamanya adalah melakukan usaha perdagangan dengan cara sebagai berikut:
1 Menyerahkan BKP melalui suatu tempat penjualan eceran seperti
toko, kios, atau dengancara penjualan yang dilakukan langsung PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
kepada konsumen akhir, atau dengancara penjualan dari rumah ke rumah.
2 Menyediakan BKP yang diserahkan di tempat penjualan secara
eceran tersebut 3
Melakukan transaksi jual beli secara spontan tanpa didahului dengan penawaran tertulis, kontrak atau lelang dan pada umumnya bersifat
tunai, dan pembeli pada umumnya datang ke tempat penjualan tersebut langsung membawa sendiri BKP yang dibelinya.
b. Pasal 2 dua, Atas penyerahan barang dagangan oleh pedagang eceran
selain yang menggunakan Norma penghitungan penghasilan neto, terutang Pajak Pertambahan Nilai sebesar 10 sepuluh persen dari
harga jual. c.
Pasal 3 tiga, Pedagang Eceran Selain yang Menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Neto yang melakukan penyerahan Barang
Kena Pajak, wajib membuat Faktur Pajak, memungut, dan menyetor pajak yang terutang, serta melaporkannya pada Surat Pemberitahuan
Masa Pajak Pertambahan Nilai.
4. Penghitungan Pajak Masukan Yang Dapat Dikreditkan Pada Instalasi