Latar Belakang Masalah Evaluasi penghitungan pajak pertambahan nilai Instalasi Farmasi studi kasus di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sektor pajak saat ini menjadi harapan terbesar pemerintah dalam memenuhi pendanaan negara. Setelah tahun 2009 sektor migas sebagai sumber penerimaan Indonesia mengalami goncangan yang disebabkan harga migas tidak stabil sehingga kestabilan ekonomi negara juga mengalami goncangan. Indonesia memiliki beberapa macam pajak, salah satu jenis pajak yang masih berlaku sampai saat ini adalah Pajak Pertambahan Nilai PPN. PPN merupakan salah satu contoh pajak tidak langsung atas konsumsi dalam negeri. Sistem PPN saat ini diatur dalam Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 tentang Perubahan Ketiga Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah. Hampir seluruh barang kebutuhan hidup rakyat Indonesia termasuk hasil produksi dikenakan pajak oleh pemerintah. Sifat dari PPN adalah pajak atas konsumsi yang menjadikannya salah satu pajak yang memiliki cakupan objek pajak sangat luas Purwono, 2010. Hal tersebut menyebabkan semua transaksi di bidang perdagangan, industri, dan jasa yang termasuk dalam golongan Barang Kena Pajak BKP dan atau Jasa Kena Pajak JKP pada prinsipnya terkena PPN. Pengusaha Kena Pajak PKP sebagai pihak yang memungut PPN wajib melaporkan penghitungan PPN setiap masa pajak dengan menggunakan Surat Pemberitahuan SPT Masa PPN. 2 Rumah Sakit merupakan salah satu entitas yang melakukan pelayanan jasa kesehatan kepada masyarakat, tidak serta merta mendapat pengecualian dari pemerintah. Rumah sakit memiliki kedudukan yang sama dengan entitas- entitas lainnya di hadapan Pajak. Rumah Sakit harus memenuhi kewajiban perpajakannya setelah mendaftarkan diri mereka sebagai PKP dan memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP, sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga Atas Undang- Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan Pasal Dua, Ayat Satu dan Dua. Rumah Sakit Bethesda merupakan salah satu Rumah Sakit di Yogyakarta yang telah terdaftar menjadi PKP sehingga memiliki kewajiban untuk memungut, menghitung, menyetorkan, dan melaporkan pajak kepada Direktorat Jenderal Pajak setempat. Hal tersebut mengakibatkan Rumah Sakit Bethesda menjadi salah satu perantara pemerintah untuk memungut pajak dari masyarakat. Banyak kegiatan penyerahan barang dan jasa yang dilakukan oleh Rumah Sakit Bethesda kepada pasien gawat darurat, rawat jalan, dan rawat inap. Kegiatan penyerahan barang dan jasa yang menjadi objek PPN dalam rumah sakit adalah kegiatan penyerahan barang berupa obat dan perbekalan farmasi yang dilaksanakan oleh Instalasi Farmasi. Penghitungan PPN Instalasi Farmasi memiliki cara yang khusus, hal tersebut disebabkan ada dua jenis transaksi yang dilakukan oleh Instalasi Farmasi, yaitu penyerahan barang farmasi kepada pasien rawat jalan yang 3 terutang pajak dan penyerahan barang farmasi kepada pasien rawat inap yang tidak terutang pajak. Elemen yang disebutkan di atas memiliki pengaruh dalam penghitungan PPN yang akan dilaporkan oleh Rumah Sakit kepada Direktorat Jenderal Pajak. Penelitian ini dilakukan untuk meneliti kegiatan-kegiatan yang menjadi Dasar Pengenaan Pajak DPP PPN Instalasi Farmasi di Rumah Sakit Bethesda, dengan mengangkat judul “Evaluasi Penghitungan Pajak Pertambahan Nilai Instalasi Farmasi Studi Kasus Di Rumah Sakit Bethesda ”.

B. Rumusan Masalah