Perkembangan Kognitif Karakteristik Perkembangan Masa Pertengahan dan Akhir Anak- anak

9: ; =? AB?B CD B EF t GF= FH I DG ID? G DCEF =J F = D CH B = F y FB tu ? D JKFH B DC H B L M NC I H = O P :: QR CD = ADS B = B H BGF = ? DJK F H B DC H B H DEF J FB G D C F C IK F= K= u G CD C= B t ? , mengevaluasi dan memodifikasi reaksi emosional seseorang untuk mencapai suatu tujuan. Dengan demikian, regulasi emosi membutuhkan kemampuan untuk mengidentifikasi, memahami dan untuk meredam perasaan. Syamsu 2008, menyatakan bahwa menginjak usia sekolah anak mulai menyadari bahwa pengungkapan emosi secara kasar tidaklah diterima di masyarakat. Anak kemudian mulai belajar untuk mengendalikan ekspresi emosinya. Kemampuan mengontrol emosi diperoleh anak melalui peniruan dan latihan pembiasaan. Emosi- emosi yang secara umum dialami pada tahap perkembangan usia sekolah ini adalah marah, takut, cemburu, iri hati, kasih sayang, rasa ingin tahu, dan kegembiraan rasa senang, nikmat, atau bahagia. Anak yang dapat mengendalikan emosinya akan terlihat lebih bahagia jika dibandingkan dengan anak yang tidak dapat mengendalikan emosinya. Karl C. Garrison menyatakan bahwa kebahagiaan seseorang diperoleh melalui kebiasaannya dalam memahami dan menguasai emosi dalam Salamah, 2008. Proses pengendalian emosi ini juga disebut sebagai proses regulasi emosi. Gross 1999 mendefinisikan regulasi emosi sebagai cara individu mempengaruhi emosi yang mereka miliki, kapan mereka merasakannya dan bagaimana mereka mengalami atau mengekspresikan emosi TU t V WX V YZ[ \ ] W_V`X ab c_ W V a__ y de UU fg h V_ ii Z _ i aja _ Yk w WV i Z lX b V h mX b nZ i cj t cb W t b a _ X V Y i b a V h h jZ _ Z _ [ Za h V_iV o l Z X b c _ h V_ i ZY k WVa X b p WVa X b V h mX b m_ l Z _ [Za Y V W t b _ i a k l aZ t V W t V _ [ u y _ i X VX Z b c V_i _ X b t Z X b y _ i X V c_ i t V W n cb d clh q l h kr e UU sg\ tV W c X W a _ j V _n Vl X _ pj V_nVlX _ y _ i t Vl k t VWjjW cb t X r cj t cb X b hjZ la_ Y k w h VX ab jZ _ V h mX b _ a jc t k j Z X b j V W t V_ i k _ c _ a k b W a _ a p a _ a X V c _ i Y V Wa V hY _ i \ uhZ _ c V hb ab _r _ a p _ a jc h X t V W X V YZ[ jc c X W_ y t Vlk h V hb lbab a V hhjZ _ Z _ [ Za h V_i V_ c lba _ cb W b c _ h V_i m_ [W ml V h mX b y _ i cbW X a _\

3. Tugas Perkembangan Anak Tahap Akhir Usia 6-12 Tahun

vV_ ZW ut wob i k ZW X [ dc l h x VX hb t , 2010 , tugas perkembangan anak usia sekolah 6-12 tahun antara lain adalah a belajar bergaul dan bekerjasama dalam kelompok sebaya; b mengembangkan keterampilan dasar membaca, menulis dan berhitung; c mengembangkan konsep- konsep penting dalam kehidupan sehari-hari; d mengembangkan hati nurani, moralitas dan sistem nilai sebagai pedoman perilaku; e belajar menjadi pribadi yang mandiri. Pada masa ini, pengertian anak tentang baik-buruk, tentang norma- norma aturan serta nilai-nilai yang berlaku di lingkungannya menjadi bertambah dan juga lebih fleksibel. Mereka diharapkan sudah dapat yz {|}~ u €   ‚ |ƒ „} … ‚ | ƒ„ } |{†€  } y  , mampu mengendalikan emosi yang tidak sesuai dengan harapan lingkungannya. Peran orangtua dalam mengembangkan kecerdasan dan perkembangan emosi anak secara bertahap, akan mendorong potensi anak untuk tumbuh menjadi pribadi yang memiliki kemampuan kecerdasan yang tinggi, pengendalian emosi yang baik, serta kuat mental spiritualnya Desmita, 2010. ‡ˆ Keluarga dengan Ibu sebagai Orangtua Tunggal Akibat Perceraian 1. Pengertian dan Fungsi Keluarga Menurut Gerungan 2009, keluarga merupakan kelompok sosial yang pertama dalam kehidupan manusia, tempat untuk belajar dan menyatakan diri sebagai manusia sosial dalam hubungan interaksi dengan kelompoknya. Keluarga tidak hanya berfungsi sebagai penerus keturunan saja. Dalam bidang pendidikan, keluarga merupakan sumber pendidikan utama karena segala pengetahuan dan kecerdasan intelektual manusia diperoleh pertama kali dari orangtua dan anggota keluarganya sendiri. Keluarga merupakan produsen dan konsumen sekaligus dan harus mempersiapkan dan menyediakan segala kebutuhan sehari-hari seperti sandang dan pangan. Setiap anggota keluarga dibutuhkan dan saling membutuhkan satu sama lain, supaya mereka dapat lebih hidup senang dan tenang. Ogburn dalam Dewi Utami, 2009 mengelompokkan ada 7 fungsi besar sebuah keluarga yang menggambarkan bahwa keluarga ‰Š ‹ ŒŽ  Ž  Ž ‘  ’“ Ž  ‘”  • ”–Ž— ”Ž‘ ‹ ŒŽ Ž  ‹ Œ –Ž ˜ u ‘  t ‹ ’‹  Ž— , antar a lain: a Fungsi Ekonomi, meliputi pemenuhan kebutuhan materi; b Fungsi Perlindungan, dimaksudkan untuk menambahkan rasa aman dan kehangatan pada setiap anggota keluarga; c Fungsi Agama, fungsi ini perlu didorong dan dikembangkan dalam keluarga dan anggotanya agar kehidupan keluarga sebagai wahana persemaian nilai-nilai luhur budaya bangsa; d Fungsi Pendidikan, keluarga merupakan tempat pendidikan bagi semua anggotanya dimana orangtua memiliki peran yang cukup penting untuk membawa anak menuju kedewasaan jasmani dan rohani dalam dimensi kognitif, afektif maupun skill; e Fungsi Rekreasi, keluarga merupakan tempat yang dapat memberikan kesejukkan dan melepas lelah dari seluruh aktivitas masing-masing anggota keluarga sehingga dapat mewujudkan suasana keluarga yang menyenangkan, menghargai, menghormati dan menghibur; f Fungsi Afeksi, meliputi pengertian, perhatian, pemberian kasih sayang dan penerimaan; dan g Fungsi Sosialisasi, mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik yang mampu memegang norma-norma kehidupan. ™š › er œ er žŸ Perceraian adalah berakhirnya suatu hubungan pernikahan yang dapat disebabkan oleh berbagai hal. Dalam menjelaskan definisi mengenai perceraian, Benokraitis 1996, memberikan pemaknaan yang berbeda antara berpisah dengan bercerai. Berpisah adalah jeda sementara dari