pekerja bangunan memiliki risiko kecil mengalami hipertensi Mannan, Wahiddudin, dan Rismayanti, 2012.
c. Penghasilan
Pendapatan rumah tangga yang lebih tinggi setelah menikah dapat menurunkan tekanan darah, situasi yang sama juga terjadi pada masyarakat
dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi Lam, 2011. Penelitian yang dilakukan di Kabupaten Kebumen Jawa Tengah menunjukkan prevalensi
hipertensi tertinggi terjadi pada responden yang penghasilannya UMR, diketahui UMR Kabupaten Kebumen pada tahun 2006 sebesar Rp 835.000,00. Responden
dengaan kategori UMR sangat sedikit mengalami hipertensi Sigarlaki, 2006.
F. The Rule of Halves
Di London aturan ini diterapkan menggunaan sistem komputer untuk mengetahui manajemen hipertensi pada usia lanjut dengan kisaran usia 65-79
tahun Hooker, Cowab, and Freeman 1999. Aturan ini lebih kompleks dibandingkan kenampakannya, karena ada berbagai faktor yang dapat merusak
tujuan penelitian ini. Pemilihan populasi merupakan faktor penting, seperti distribusi umur dan jenis kelamin. Perbedaan hasil pengukuran tekanan darah
serta cara pengukuran turut mempengaruhi keberhasilan aturan ini Smith, Lee, Crombie, and Pedoe, 1990.
The Rule of Halves merupakan teori penyajian median dalam statistik,
dimana mencakup populasi dalam bentuk apapun dan dapat menggunakan ukuran apapun. Setengah dari orang-orang akan berada pada satu sisi median dan
setengahnya disisi lain Deepa, Shanthirani, Pradeepa, and Mohan, 2003. “The
Rule of halves ” pada dasarnya memuat tiga aturan, yaitu pertama dari populasi
hipertensi, setengah dari populasi tersebut tidak mengetahui jika menderita hipertensi. Kedua setengah populasi yang mengetahui dirinya menderita hipertensi
tidak menjalankan terapi, dan aturan ketiga setengah dari populasi yang menerima terapi tidak melakukan pengendalian tekanan darah Rao and Daniel, 2014.
G. Landasan Teori
Hipertensi adalah salah satu penyakit tidak menular yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah, penyakit ini biasa disebut
“the silent disease” karena tidak terdapat gejala spesifik sehingga penderita tidak mengetahui jika mengalami
hipertensi apabila tidak melakukan pemeriksaan tekanan darah. Hal ini menekankan bahwa seseorang dituntut untuk terbiasa memeriksa tekanan darah di
pusat pelayanan kesehatan terdekat. Kesadaran masyarakat terkait masalah hipertensi masih rendah. Banyak masyarakat yang menderita hipertensi sudah
melakukan terapi, namun ada juga yang belum melakukan terapi, hal ini dikarenakan penderita belum menyadari bahaya hipertensi.
Usia dan jenis kelamin dapat menyebabkan hipertensi. Hipertensi lebih rentan terjadi pada usia lanjut karena pada usia ini elastisitas pembuluh darah
menurun didukung oleh penumpukkan plak di pembuluh darah atherosklerosis. Hipertensi juga rentan terjadi pada laki-laki dibandingkan wanita, hal ini
disebabkan adanya hormon estrogen yang bersifat protektif terhadap gangguan pembuluh darah pada wanita, akan tetapi ketika seorang wanita masuk dalam
masa menopause seiring dengan menurunnya kadar estrogen, maka perempuan juga rentan mengalami hipertensi.
Faktor sosio-ekonomi dapat menyebabkan hipertensi. Pendidikan, pekerjaan, dan penghasilan merupakan bagian dari faktor sosio-ekonomi. Tingkat
pendidikan yang rendah berkaitan dengan tingkat pengetahuan yang rendah mengenai pola hidup sehat yang dapat meminimalisir kejadian hipertensi, oleh
karena itu hipertensi lebih tinggi terjadi pada mereka yang tingkat pendidikannya rendah. Pekerjaan yang berat dan menegangkan serta kebiasaan lembur yang
berdampak pada terjadinya stres turut mempengaruhi terjadinya hipertensi, hal ini berhubungan dengan terpacunya hormon adrenalin ketika stres sehingga aktivitas
hormon ini menyebabkan kerja jantung dipacu lebih kuat, dan menyebabkan tekanan darah naik. Hal yang sama juga terjadi pada mereka yang penghasilannya
rendah. Dari uraian penjelasan di atas mengenai hipertensi, dimungkinkan
berhubungan dengan kejadian hipertensi di Dukuh Blambangan, sekaligus mengkaji mengenai kesadaran dan terapi hipertensi masyarakat di dukuh tersebut.
Kemungkinan ini hadir dengan pertimbangan bahwa responden di Dukuh Blambangan memiliki usia yang bervariasi, berjenis kelamin perempuan dan laki-
laki, dan dari segi sosio-ekonomi sangat heterogen baik itu dikaji dari segi pendidikan, pekerjaan maupun penghasilan. Apabila dari segi pendidikan
didominasi oleh penduduk yang tingkat pendidikannya rendah, dimungkinkan kejadian hipertensi di dukuh ini tinggi, begitu juga jika dari segi pekerjaan
penduduk adalah pekerjaan yang berat dan menimbulkan stres serta penghasilan yang diperoleh rendah, maka dimungkinkan kejadian hipertensi di Dukuh
Blambangan terbilang tinggi.
H. Hipotesis