Kesadaran Hipertensi Terapi Hipertensi

hipertensi di Dukuh Blambangan bisa disebabkan oleh berbagai faktor. Faktor usia responden yang terlibat da lam penelitian ini berkisar ≥40 tahun yang merupakan kisaran usia berisiko tinggi mengalami hipertensi akibat penyempitan pembuluh darah. Faktor pemicu lainnya adalah tingkat pendidikan responden terbanyak yang berpendidikan ≤SMP, artinya responden kurang mendapat pengetahuan mengenai bahaya hipertensi didukung oleh sifat dari hipertensi sendiri adalah “silent killer disease”. Penghasilan juga dapat memicu terjadinya hipertensi, penghasilan responden yang didominasi oleh responden dengan penghasilan ≤UMR menjadi salah satu faktor pemicu terjadinya hipertensi. Semakin kecil penghasilan yang diperoleh seseorang, maka risiko mengalami hipertensi semakin tinggi. Tingkat penghasilan yang tidak sesuai dengan kebutuhan dapat memicu stres, yang berujung pada peningkatan tekanan darah.

2. Kesadaran Hipertensi

Kesadaran adalah situasi dari dalam diri seseorang yang mengetahui jika menderita hipertensi, dari definisi ini jika dilihat pada Gambar 4 dari 110 responden yang dinyatakan hipertensi, responden yang sadar adalah 65 responden 32,5 sedangkan 45 responden 22,5 dinyatakan tidak sadar. Apabila dibandingkan dengan the rule of halves, hasil penelitian di Dukuh Blambangan relatif lebih baik dibandingkan teori tersebut karena jumlah responden yang sadar menderita hipertensi melebihi setengah dari jumlah yang mengalami hipertensi.

3. Terapi Hipertensi

Tabel VI. Sumber Terapi Responden Hipertensi Dukuh Blambangan Sumber Terapi Jumlah n= 110 Posyandu 12 10,9 Puskesmas 32 29,1 BidanMantri 29 26,4 Rumah Sakit 7 6,4 Dokter Praktek 15 13,6 Pengobatan Pribadi 15 13,6 Tabel VI menunjukkan sumber terapi yang paling sering dikunjungi responden hipertensi yaitu Puskesmas dengan jumlah 32 responden 29,1, sedangkan sumber terapi yang paling sedikit dikunjungi adalah Rumah Sakit sebanyak 7 responden 6,4. Berdasarkan Gambar 4 dari 32,5 responden yang sadar hipertensi, terdapat 63 responden 31,5 yang melakukan terapi hipertensi. Jumlah responden yang melakukan terapi cukup banyak karena jarak sumber terapi di Dukuh Blambangan mudah untuk dijangkau baik itu di Puskesmas, Dokter Praktek, dan didukung pula oleh kegiatan Posyandu untuk lansia yang dilakukan 1 bulan sekali. Responden yang masuk dalam kategori terapi menerima terapi yang berbeda-beda, ada yang menerima captopril, nifedipin, dan ada beberapa responden yang terapi menggunakan air seledri, tetapi beberapa responden lupa dengan nama obat yang mereka terima. Hasil ini sedikit berbeda dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan Ekarini 2011 yang menyatakan keinginan seseorang untuk melakukan terapi hipertensi masih sangat rendah. Gambar 4. Profil Hipertensi, Kesadaran, dan Terapi di Dukuh Blambangan “The Rule of halves” pada dasarnya dapat diaplikasikan dalam penelitian bidang hipertensi. Hasil penelitian di Dukuh Blambangan jika dibandingkan dengan The Rule of Halves, data kejadian hipertensi di Blambangan menunjukan dari 200 responden penelitian, terdapat 110 mengalami hipertensi atau 55, dari 110 responden terdapat 65 responden yang sadar 32,5 jika mengalami hipertensi, dan dari 65 responden yang sadar hipertensi terdapat 63 responden yang melakukan terapi 31,5. Hasil penelitian sedikit berbeda dengan The Rule of Halves , dan cenderung hasil penelitian di Dukuh Blambangan lebih baik untuk tingkat kesadaran dan terapi terkait hipertensi. Dukuh Blambangan Prevalensi hipertensi 55 Responden sadar 32,5 Terapi 31,5 The Rule Of Halves 50 25 12,5 Responden n=200 Hipertensi 55 Sadar hipertensi 32,5 Terapi 31,5 Captopril= 13 Nifedipin= 2 Lupa nama obat= 44 obat tradisional= 4 Tidak terapi 1 Tidak sadar 22,5 Tidak hipertensi 45 Gambar 5. Perbandingan Hasil Penelitian di Dukuh Blambangan dengan The Rule of Halves

B. Pengaruh Faktor Sosio-Ekonomi dengan Prevalensi Hipertensi,

Dokumen yang terkait

Prevalensi, kesadaran dan terapi responden hipertensi di Dukuh Krodan, Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta : kajian faktor sosio-ekonomi.

0 1 86

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi berdasarkan kajian faktor risiko kesehatan di Dukuh Sambisari, Sleman, Yogyakarta.

0 2 87

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi di Dukuh Jragung, Jogotirto, Berbah, Kabupaten Sleman, Yogyakarta : kajian faktor sosio-ekonomi.

0 1 84

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi di Dukuh Sambisari, Sleman, Yogyakarta : kajian faktor sosio-ekonomi.

0 2 85

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi berdasarkan kajian faktor risiko kesehatan di Dukuh Blambangan, Jogotirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta.

0 2 116

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi berdasarkan kajian faktor sosio-ekonomi di Padukuhan Kadirojo II, Purwomartani, Kalasan, Sleman, Yogyakarta.

0 0 75

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi berdasarkan kajian faktor sosio-ekonomi di Padukuhan Kadirojo II, Purwomartani, Kalasan, Sleman, Yogyakarta.

0 0 75

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi di Dukuh Jragung, Jogotirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta : kajian faktor risiko kesehatan.

0 2 109

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi di Dukuh Sembir, Madurejo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta : kajian faktor sosio-ekonomi.

0 0 84

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi di Dukuh Sembir, Madurejo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta kajian faktor sosio ekonomi

0 0 82