Realitas terpidana anak di LAPAS Klas II-A Blitar

terpidana anak tetap dapat melaksanakan kewajibannya untuk bersekolah di dalam lingkungan LAPAS dan untuk terpidana anak yang telah lulus sekolah maka kegiatannya pada jam tersebut melaksanakan apel kerja bersama yang lainnya.

4. Proses Pembinaan Narapidana anak di LP Anak Blitar

Berdasarkan hasil wawancara bersama ibu Munawaroh S.H selaku SUBAG TU LAPAS Klas II-A Blitar Pada dasarnya proses pembinaan di LP anak mengacu pada dasar hukum yang telah disebutkan di atas, dengan berbagai dasar hukum yang ada kebijakan pembinaan anak yang ada di LP anak disesuaikan dengan tingkat pelanggaran. Bila pelanggaran tidak terlalu berat akan di bina oleh LP anak Blitar sendiri tetapi pembinaannya tidak disatukan dengan yang tingkat pelanggaran ringan. Pelanggaran asusila pembinaannya lebih longgar, terpidana anak dengan pelanggaran asusila dapat membantu petugas administrasi di kantor LP. Penghuni LP diberi kesempatan untuk melanjutkan sekolah umum di dalam LP sesuai dengan tingkat usia dan pernah sekolah dimana pada saat ia bebas dulu dengan tanda tamat belajar dari Diknas sama seperti anak sekolah di luar LP. Menu makanan dapat berganti atau berputar dalam jangka waktu 10 sepuluh hari sekali. Keluarga yang membesuk diberi kesempatan setiap pagi hari kerja dari hari senin sampai dengan jumat dari pukul 08.00 – 12.00 Wib. Pengembangan bakat untuk terpidana anak, para petugas LAPAS memberi kesempatan untuk menyalurkan hobi nya, ini berguna untuk proses pembinaan anak menjadi lebih baik dan juga untuk menghilangkan rasa kejenuhan selama melaksanakan aktifitas rutinnya selama di dalam LAPAS. Untuk mewujudkan pembinaan narapidana anak tindak pidana narkotika yang baik secara garis besarnya proses pembinaan dilakukan melalui 4 empat tahap : Tahap pertama : Setiap terpidana anak yang baru masuk LP Bllitar di daftar dan dilakukan penelitian tentang segala hal mengenai dirinya, misalnya sebab musabab ia melakukan kejahatan ataupun pelanggaran maupun segala hal mengenai dirinya, untuk pembinaan selanjutnya pendaftaran itu meliputi : a. Pencatatan : Narapidana anak akan dicatat mengenai putusan pengadilan yang telah dijatuhkan, identitas diri meliputi : nama, tempat tanggal lahir, alamat, jenis kelamin, kewarganegaraan, kemudian narapidana anak akan dicatat mengenai jumlah dan jenis barang, dimana sekiranya jika ada barang yang dititipkan maka akan dititipkan di pegawai LP. b. Pemeriksaan kesehatan c. Pembuatan pas foto d. Pengambilan sidik jari e. Pembuatan berita acara serah terima terpidana Setelah dilakukan pendaftaran, kemudian narapidana digolongkan atas dasar : a. Umur b. Jenis kelamin c. Lama pidana yang dijatuhkan d. Jenis kejahatan e. Kriteria lainnya sesuai dengan kebutuhan atau perkembangan pembinaan mengubah status terpidana menjadi narapidana. Tahap kedua : Apabila pembinaan narapidana anak sudah berjalan selama-lamanya 13 dari masa pidana yang sebenarnya dan sudah cukup ada kemajuan, yaitu dengan menunjukkan keinsyafan, disiplin dan patuh pada tata tertib, maka narapidana yang bersangkutan diberikan kebebasan yang lebih banyak misalnya narapidana anak diperblehkan membantu petugas Administrasi di kantor LP. Tahap ketiga : Adapun pendidikan dan bimbingan yang diberikan dari tahap ke tahap tersebut meliputi pendidikan rohani, mental, pedidikan umum, pendidikan keterampilan dan lain sebagainya. Tentu saja pelaksanaan pembinaan melalui tahap demi tahap tersebut tidak dapat dilakukan sembarangan. Dalam Pasal 20 Undang-undang No.12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan mengatur bahwa pelaksanaan pembinaan terhadap anak pelaku tindak pidana anak pidana di Lembaga Pemasyarakatan Anak sebelumnya dilakukan penggolongan berdasarkan : umur, jenis kelamin, lamanya pidana yang dijatuhkan, jenis kejahatan dan criteria lainnya sesuai dengan kebutuhan atau perkembangan pembinaan.