Faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan sanksi bagi anak.

latar belakang kehidupan anak dan motif anak melakukan tindak pidana narkotika. Bila orang tuawali atau orang tua asuh tidak hadir, maka sidang dapat diteruskan tanpa dihadiri orangtuawali, atau orang tua asuh anak. 5. Hakim memeriksa identitas terdakwa dan setelah itu mempersilahkan Penuntut Umum membacakan surat dakwaannya. 6. Sesudah itu, terdakwa atau Penuntut Umumnya diberi kesempatan untuk mengajukan tangkisan atau eksepsi atas dakwaan Penuntut Umum. Sesuai ketentuan Pasal 58 UU Pengadilan Anak. 7. Pada waktu memeriksa saksi, Hakim dapat memerintahkan agar terdakwa dibawa keluar ruang sidang. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari adanya hal yang dapat mempengaruhi jiwa anak. Hakim harus cermat dan teliti terhadap keadaan terdakwa, untuk menentukan anak ke luar sidang atau tidak, waktu pemeriksaan saksi-saksi. Jika diperkirakan keterangan saksi dapat mempengaruhi jiwa anak, maka anak yang bersangkutan harus dikeluarkan dari persidangan dalam rangka perlindungan anak. Ketentuan Pasal 58 UU Pengadilan Anak, memberikan perlindungan terhadap anak, yang bila diperhatikan dan dilaksanakan oleh Hakim sebagaimana mestinya. 8. Setelah pemeriksaan saksi, dilanjutkan dengan pemeriksaan terdakwa dan dalam melakukan pemeriksaan, Hakim dan petugas lainnya tidak memakai toga atau pakaian seragam. Tujuannya, adalah untuk menghilangkan rasa takut pada diri anak. Apabila anak memberikan keterangan yang berbelit-belit dalam pemeriksaan, maka Hakim memberikan peringatan kepadanya dan memberitahukan akibatnya apabila anak tidak berterus terang di depan sidang. Sesuai dengan ketentuan Pasal 59 UU Pengadilan Anak. 9. Sebelum mengucapkan putusannya, Hakim memberikan kesempatan kepada orang tua, wali, atau orang tua asuh untuk mengemukakan segala hal ikhwal yang bermanfaat bagi anaknya, dengan alasan bahwa selama ini kurang memperhatikan anaknya, sehingga melakukan kenakalan. Orangtuawaliorangtua asuh, memohon kepada Hakim untuk tidak menjatuhkan putusan pidana tetapi menyerahkannya kepada mereka, dengan janji bahwa mereka akan lebih berupaya mendidik anaknya. 10. Setelah acara tersebut, Penuntut Umum menyampaikan requisatoir tuntutan hukum atas diri terdakwa anak. Selanjutnya Penasihat Hukum menyampaikan Pledoi pembelaan atas terdakwa. 11. Putusan wajib mempertimbangkan laporan penelitian kemasyarakatan dari Pembimbing Kemasyarakatan.Hakim tidak terikat penuh pada laporan penelitian tersebut, hanya merupakan bahan pertimbangan bagi Hakim untuk mengetahui latar belakang anak melakukan kenakalan. Hakim pengadilan dalam mengambil putusan lebih terfokus pada hasil pemeriksaan di depan sidang pengadilan. 12. Putusan pengadilan wajib diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum. 13. Apabila para pihak terdakwa atau Penuntut Umum merasa tidak puas terhadap putusan Hakim, maka mereka berhak mengajukan upaya hukum banding ke Pengadilan Tinggi. Jika merasa tidak puas terhadap putusan Pengadilan Tinggi berhak mengajukan Kasasi ke Mahkamah Agung.

3. Praktek Eksekusi Putusan Pidana Penjara dan Denda Untuk Anak Pengguna

Narkotika Sesuai Kasus Di Atas : Pelaksanaan Eksekusi dilakukan oleh pihak Kejaksaan yang didasarkan pada Putusan Pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap. Sehingga jaksa dalam hal ini sebagai eksekutor Putusan Pengadilan Tahapan-tahapan untuk eksekusi putusan pidana penjarakurungan : 1. Menerima salinan Putusan Pengadilan dari Panitera Pengadilan Negeri yang bersangkutan dalam waktu I satu minggu untuk perkara biasa dan 14 empat belas hari untuk perkara dengan Acara Singkat Pasal 270 KUHAP dan SEMA No. 211983. 2. Kepala Kejaksaan Negeri mengeluarkan Surat Perintah Pelaksanaan Putusan Pengadilan terlampir . 3. Menyerahkan terpidana kepada Lembaga Pemasyarakatan. 4. Membuat Berita Acara Putusan Pengadilan terlampir . 5. Membuat Laporan Pelaksanaan. Tahapan-tahapan Eksekusi untuk pidana dendabiaya perkara : 1. Menerima salinan Putusan Pengadilan dari Panitera Pengadilan Negeri yang bersangkutan waktu I satu minggu untuk perkara biasa dan 14 empat belas 2. Kepala Kejaksaan Negeri mengeluarkan Surat Perintah Pelaksanaan Putusan Pengadilan. 3. Pembayaran denda diberikan waktu I satu bulan dan karena alasan tertentu dapat diperpanjang selama I satu bulan pasal 273 1 dan 2 KUHAP kecuali untuk perkara Acara Pemeriksaan Cepat APC harus dilunasi seketika SEMA Nomor 221982. 4. Apabila terpidana tidak mau melaksanakannya, eksekutor dapat menyita barang-barang miliknya untuk dijual lelang yang kemudian hasil lelang dipergunakan untuk melunasi biaya perkara dan denda tersebut SEMA Nomor 171983. 5. Apabila ternyata terpidana tidak mampu membayar karena miskin atau alamatnya tidak ditemukan lagi yang dikuatkan dengan Surat Keterangan Pamong Praja setempat, dapat diusulkan penghapusannya kepada Kejaksaan Agung Republik Indonesia SEJA Nomor SE-008J.A71981 tanggal 23 Juli 1981. 6. Membuat Berita Acara Pelaksanaan dan mengisi formulir yang ditentukan.

4. Kasus Penggunaan Narkotika

a. Kasus Posisi

Pada hari selasa tanggal 28 Juli 2009 sekira jam 00.15 Wib dengan Tersangka bernama SETYO APRILIANTO, jenis kelamin laki-laki, umur 16 tahun, pekerjaan pelajar, alamat jalan Dukuh Pakis Gg. VI DI 12 Surabaya pos Kamling, telah kedapatan membawa, menyimpan, dan memiliki Narkotika golongan I jenis tanaman ganja yang mana narkotika jenis Ganja tersebut dicampur kedalam sebatang rokok yang dibakar lalu dihisap seperti menghisap rokok, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 78 ayat 1 huruf a UU Tentang Narkotika.

b. Pertimbangan Hukum

Kasus yang terjadi pada terdakwa SETYO APRILIANTO merupakan kasus tindak pidana penyalahgunaan narkotika Golongan 1 jenis ganja, sebagaimana yang kita ketahui di dalam Undang-undang Nomor 22 Tahun 1997 tentang narkotika, ganja merupakan jenis tanaman narkotika Golongan I, terdakwa telah menggunakan narkotika tanpa adanya resep dan pengawasan dokter. Kasus diatas dapat dikatakan sebagai tindak pidana penyalahgunaan narkotika dikarenakan telah mengandung unsur-unsur di dalam penyalahgunaan narkotika dalam pasal 78 ayat 1 huruf a UU Narkotika dengan unsur-unsur sebagai berikut: 1. Barangsiapa, 2. Tanpa hak dan melawan hukum,