BIDANG KEGIATAN KKN PPM LATAR BELAKANG

dalam perkembangan jaman selanjutnya kata Tihing akhirnya menjadi TIHINGAN. Desa Tihingan memiliki luas 439 Ha arah barat dari kota Semarapura Ibu Kota Kabupaten Klungkung dengan jarak + 2 Km. Berdasarkan luas wilayah tersebut diatas, maka Desa Tihingan terdiri dari empat 4 Banjar Dinas yaitu: 1. Banjar Dinas Tihingan dengan Banjar Adat kawan dan kangin. 2. Banjar Dinas Pau dengan Banjar Adat Klod, Banjar Adat Kangin, Banjar Adat Kaja dan Banjar Adat Kauh. 3. Banjar Dinas Mungguna dengan Banjar Adat Mungguna. 4. Banjar Dinas Penasan dengan Banjar Adat Penasan Gede dan Banjar Adat Sangging. Desa Tihingan mempunyai 3 Desa Pekraman yaitu : 1. Desa Pekraman Penasan. 2. Desa Pekraman Tihingan. 3. Desa Pekraman Pau. Desa Tihingan terdiri dari 9 sembilan Banjar Adat: 1. Banjar Adat Penasan Sangging. 2. Banjar Adat Penasan Tengah. 3. Banjar Adat Penasan Mungguna. 4. Banjar Adat Kanginan Tihingan. 5. Banjar Adat Kawan Tihingan. 6. Banjar Adat Kelod Pau. 7. Banjar Adat Kangin Pau. 8. Banjar Adat Kauh Pau. 9. Banjar Adat Kaja Pau. Dan 1 satu Banjar Suka Duka BTN Penasan Permai. Desa Tihingan juga mempunyai bata-batas wilayah secara administratif sebagai berikut: sebelah Utara : Desa Aan, sebelah Timur : Kelurahan Semarapura Kauh, sebelah Selatan : Desa Takmung, sebelah Barat : Desa Getakan. Sedangkan batas-batas wilayah secara geografis sebagai berikut : sebelah Utara : Desa Aan, sebelah Timur : Sungai Jinah, sebelah selatan : Banjar Dinas Banda Desa Takmung, sebelah barat : Tukad Bubuh. Berdasarkan letak, daerah dan klasifikasi desa maka Desa Tihingan merupakan wilayah bukan pantai dan kategori Daerah Pedesaan. Desa Tihingan sendiri memiliki fasilitas pendidikan yang terdiri dari 2 Taman Kanak-kanak TK, 3 Sekolah Dasar SD dan 1 Sekolah Menengah Pertama SMP. Desa Tihingan merupakan salah satu desa yang menjadi sentra pengrajin dan pembuat instrumen gamelan yaitu seni musik tradisional yang berkembang baik di Bali. Hal inilah yang menjadikan Desa Tihingan sebagai salah satu desa tujuan wisata dengan masyarakatnya yang terkenal sebagai pembuat instrumen Gong gamelan tersebut. Sebagian besar penduduk desa memang bergelut di dunia seni gamelan ini, dan keahlian mereka tentunya didapat secara turun- temurun dari nenek moyangnya. Gong dari Tihingan ini terkenal akan kualitas bahan dan tentunya kualitas suara gamelan sehingga tak mengherankan jika banyak wisatawan domestik dan internasional yang tertarik mengoleksi gamelan Bali ini. Dan hampir semua sanggar musik dan banjar di Bali membeli gamelan dari Desa Tihingan. Bahkan banyak yang dikirim ke luar negeri untuk aset di beberapa kedutaan RI. Selain membuat Gong, masyarakat di desa ini juga pandai membuat berbagai macam gamelan lainnya seperti Gender, Semara PeTihingan, Kelentangan dan Angklung. Masyarakat Desa Tihingan ini memang prioritas masyarakatnya bekerja sebagai pembuat instrumen Gamelan Gong, namun sebagian dari mereka juga menggeluti pekerjaan lain seperti sebagai petani, peternak dan lain-lain. Dengan memanfaatkan lahan yang ada, masyarakat juga bisa mengembangkan potensi desa untuk menjadi pemasok produk-produk pertanian beras, jagung dan ternak telur, ayam, bebek, itik untuk wilayah sekitar, khususnya Kecamatan Banjarangkan. Namun, terdapat hal penting yang harus diperhatikan untuk dapat meingkatkan kualitas dari hasil produk pertanian dan ternak tersebut, sehingga dapat bersaing di pasaran. Kebersihan kandang ternak, kesuburan tanah pertanian, pengetahuan mengenai penyakit ternak dan hama tanaman tani misalnya. Hal-hal tersebut sangat menentukan kualitas dari hasil tani dan ternak yang nantinya akan didistribusikan ke berbagai pengepul di wilayah Banjarangkan dan diharapkan akan dapat diperluas sampai ke Kabupaten maupun Provinsi. Pengetahuan masyarakat mengenai penyakit, menjaga kesehatan, dan pemebrian vaksin kepada unggal-unggasnya masih rendah sehingga hal ini perlu dilakukan dalam rangka upaya meningkatkan produktvitas terak yang ada di Desa Tihingan. Dengan berbagai aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat, tentunya tidak terlepas dari adanya sampah atau limbah yang merupakan masalah penting dan sangat umum terjadi di masyarakat. Di Desa Tihingan sendiri, masalah sampah masih sangat perlu diperhatikan karena selain tidak terjangkaunya desa ini oleh pengangkutan sampah yang dilakukan pihak kebersihan sampah dari pemerintah, tempat sampah yang kurang tersedia juga menjadi faktor terbengkalainya sampah di titik-titik tertentu dan terkadang masyarakat melakukan cara-cara yang dapat membahayakan seperti membakar atau membuang sampah pada perairan seperti selokan dan sungai. Kesadaran masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya, tidak membakar sampah dan membuang sampah di sungai atau selokan mungkin dapat membantu masalah sampah yang semakin memperihatinkan. Selain kesadaran dari masyarakat, membuka kreatifitas masyarakat untuk memfaatkan keberadaan sampah ini juga menjadi tujuan penting. Penanggulangan yang dapat dilakukan dalam mengurangi jumlah sampah khususnya sampah plastik contohnya dengan penggunaan Godybag oleh Ibu-ibu saat berbelanja di pasar karena biasanya penggunaa sampah plastik terbesar adalah pada saat berbelanja. Dengan kebijakan baru oleh pemerintah utuk menghargai penggunaan plastik seharga Rp 200,00 dapat membantu mengurangi penggunaan plastik pada saat berbelanja khususnya di supermarket. Namun, hal tersebut belum terlaksana pada pasar-pasar tradisional. Sehingga pengetahuan mengenai bahaya penggunaan plastik dan penanggulangan pengurangan penggunaan plastik dengan menggantinya dengan penggunaan Godybag akan dapat bermanfaat untuk kedepannya. Sedangkan untuk sampah organik dapat dimanfaatkan dalam pembuatan pupuk organik atau dengan membuat lubang biopori yaitu pembuatan lubang yang merupakan solusi teknologi ramah lingkungan untuk mengatasi ketersediaan air tanah dengan memanfaatkan sampah organik melalui lubang kecil dalam tanah. Sampah juga merupakan sumber penyakit. Sehingga masyarakat diharapkan dengan penuh kesadaran untuk menjaga lingkungan, tidak hanya menjaga lingkungan dari sampah saja tetapi juga menjaga lingkungan dengan memeliharanya agar tetap bersih dan sehat. Menjaga lingkungan juga berarti menjaga infrastriktur yang telah ada, menjaga lingkungan rumah agar tetap bersih dan indah terutama pada titik-titik rawan seperti WCMCK yang sering terdapat genangan air yang akan menyebabkan berkembangnya jentik-jentik nyamuk sehingga banyak warga Desa Tihingan terserang penyakit DBD Demam Berdarah Dengue. Penyuluhan mengenai kesehatan lingkungan, penanggulangan sampah dan pengurangan penggunaan plastik ini diharapkan dapat membuka pikiran masyarakat untuk menjaga lingkungan dan mengetahui bahaya seta cara penanggulangannya. Keberadaan air bersih merupakan salah satu hal yang paling dasar dalam memperhatikan kesehatan masyarakat. Pipa instalasi air bersih yang bocor dapat terjadi karena berbagai masalah seperti patah atau pecah tentunya dapat menyebabkan kebocoran, sehingga air menjadi menetes, dan tanpa disadari, membuat konsumsi air yang digunakan menjadi berkurang. Kebutuhan akan air bersih sangat penting bagi manusia, air bersih yang tersedia dapat dimanfaatkan seperti, mencuci, memasak, mandi dan masih banyak lagi kegunaan air itu sendiri. Namun jika adanya kebocoran pada saluran air bersih tentu saja pasokan air bersih untuk masyarakat di Desa Tihingan akan terganggu sehingga perlu adanya perbaikan pada pipa bocor tersebut. Kesehatan merupakan hal yang sangat mahal. Banyak anak-anak yang belum mengerti pentingnya kesehatan. Pentingnya kebersihan diri sendiri misalnya dapat dimulai dari kesadaran untuk mencuci tangan dengan benar sebelum makan, pengetahuan mengenai posisi ergonomik, dan hal-hal kecil lainnya yang terkadang disepelekan. Masyarakat Desa Tihingan terdiri dari berbagai kelompok usia. Namun, yang perlu menjadi perhatian lebih disini adalah pada usia anak-anak dan remaja yang merupakan generasi untuk melanjutkan warisan yang sudah dari turun temurun dijaga. Dengan keberadaan mereka nanti diharapkan dapat mengembangkan budaya yang sudah ada bukan malah melupakannya. Berbicara mengenai perkembangan jaman saat ini, kita dituntut untuk lebih tanggap terhadap peluang yang ada di lingkungan sekitar. Untuk dapat memanfaatkan peluang yang ada, kita harus dapat menumbuhkan jiwa kreatif dan inovatif untuk dapat bersaing. Salah satu upaya untuk dapat menumbuhkan jiwa kreatif dan inovatif yaitu melalui pelatihan dalam melestarikan budaya setempat, pelatihan pembuatan Gong agar maskod Desa Tihingan ini tetap terjaga, pelatihan bahasa asing untuk mengenalkan budaya yang dimiliki hingga ke mancanegara, dan pelatihan-pelatihan lainnya. Berdasarkan pada uraian permasalahan di atas, maka kelompok KKN PPM Desa Tihingan mengangkat sebuah judul “Peningkatan Pemahaman Pentingnya Kebersihan dan Kesehatan Melalui Pendidikan Sejak Dini Untuk Tihingan Inspiratif ”. Melalui program kerja yang akan dibentuk berdasarkan pada permasalahan yang sedang terjadi saat ini di desa setempat, diharapkan dapat memberikan solusi bagi masyarakat desa setempat.

1.5 TUJUAN

Adapun tujuan spesifik dari diadakannya KKN PPM ke-XIII Universitas Udayana yang berlokasi di Desa Tihingan adalah untuk memberdayakan desa dalam mengelola potensi desa, sekaligus dalam upaya peningkatan produktivitas dan daya saing masyarakat. Tujuan secara umum dan khsusus spesifik dijabarkan sebagai berikut:

1.5.1 Tujuan Umum:

1. Mahasiswa peserta KKN dapat memahami penerapan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pengabdian masyarakat di dalam lingkungan masyarakat Desa Tihingan, Kecamatan Banjarangkan, Kabupaten Klungkung. 2. Mahasiswa peserta progam KKN dapat menerapkan bidang ilmu teoritis ke dalam penerapan praktis di masyarakat dengan sikap empati dan kepedulian terhadap masyarakat. 3. Meningkatkan daya saing mahasiswa Universitas Udayana secara nasional dengan menanamkan jiwa peneliti yang eksploratif dan analisis dalam bidang interdisipliner.

1.5.2 Tujuan Khusus Spesifik:

1. Masyarakan Desa Tihingan dapat memperoleh bantuan pikiran dan tenaga dalam melaksanakan program peningkatan kebersihan dan kesehatan masyarakat melalui pemahaman sejak dini. 2. Sumber daya manusia di Desa Tihingan dapat diberdayakan untuk melaksanakan pembaharuan-pembaharuan guna mendukung pembangunan nasional yang dimulai dari diri sendiri, lingkungan, dan selanjutnya menjadi inspirator bagi daerah-daerah lain khususnya dalam hal pendidikan, kebersihan lingkungan dan kesehatan masyarakat.

1.6 HASIL YANG DIHARAPKAN

Hasil yang diharapkan dari KKN PPM di Desa Tihingan adalah: 1. Desa Tihingan mampu menjadi inspirator dalam hal pendidikan, kebersihan lingkungan dan kesehatan masyarakat. 2. Mampu menumbuhkan jiwa kewirausahaan dan kemandirian generasi muda di Desa Tihingan melalui pelatihan pemanfaatan sampah untuk membuat pupuk yang bernilai guna dan jual dengan proses biopori.