Pengertian Jurnalistik Elemen-elemen Dalam Jurnalistik

14

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Jurnalistik

Secara etismologis, jurnalistik berasal dari kata journ. Dalam bahasa Perancis, journ berarti catatan atau laporan harian. Secara sederhana jurnalistik diartikan sebagai kegiatan yang berhubungan dengan pencatatan atau pelaporan setiap hari. Dengan demikian, jurnalistik bukanlah pers atau media massa. Jurnalistik adalah kegiatan yang memungkinkan pers atau media massa bekerja dan diakui eksistensinya dengan baik. Dalam kamus, jurnalistik diartikan sebagai kegiatan untuk menyiapkan, mengedit, dan menulis surat kabar, majalah, atau lainnya Assegaf, 1983 : 9. Dalam leksikon komunikasi dirumuskan, jurnalistik adalah pekerjaan mengumpulkan, menulis, menyunting, dan menyebarkan berita dan karangan untuk surat kabar, majalah, dan media massa lainnya seperti radio dan televisi. Kridalaksana, 1997 : 4 Jurnalistik merupakan keterampilan atau kegiatan mengolah bahan berita, mulai dari peliputan sampai pada penyusunan yang layak disebar luaskan kepada masyarakat. Pers merupakan sarana untuk menyebarkan hasil olah jurnalistik, yang lebih bersifat teknis sebagai saluran dari produksi jurnalistik, yang mencakup seluruh jenis media massa.

2.2 Elemen-elemen Dalam Jurnalistik

Bill Kovach dan Tom Rosensitel Elements of Journalism: What News 15 People Should Lnow And The Public Should Expect Santana K, 2005 : 6 merumuskan sembilan elemen jurnalisme. Berbagai elemen ini merupakan dasar jurnalisme agar bisa dipercaya masyarakat Kovach dan Rosensitel, “The purpose of journalism, is to provide people with the information they need tobe free and self-governing” . Kebajikan utama jurnalisme ialah menyampaikan informasi yang dibutuhkan masyarakat hingga leluasa dan mampu mengatur dirinya. Beberapa elemen jurnalisme : a. Menyampaikan kebenaran, kebenaran yang dimaksud adalah kebenaran fungsional, bukan kebenaran yang dicari oleh orang-orang filsafat, bukanlah kebenaran mutlak apalagi kebenaran Tuhan. Kebenaran fungsional berarti kebenaran yang terus menerus dicari. Kebenaran mengenai, misalnya : harga-harga pokok saat ini, nilai kurs mata uang atau hasil pertandingan olah raga. Pada intinya, kebenaran dalam jurnalisme bukan kebenaran yang bersifat religius, ideologis, ataupun filsafat. Juga tidak menyangkut kebenaran berdasar pandangan seseorang. Sebab pemberitaan seorang wartawan bis memiliki bias. Latar belakang sosial, pendidikan, kewarganegaraan, kelompok etnik atau agama yang dianut wartawan mempengaruhi laporan berita yang dibuatnya. Wartawan berkemungkinan menafsirkan “kebenaran” sebuah fakta secara berbeda- beda satu sama lainnya. b. Memiliki loyalitas kepada masyarakat ini memaknakan kemandirian jurnalisme. Ini berarti membuat resensi film yang jujur bukan pesanan, mengulas liputan tempat rekreasi yang tidak dipengaruhi pemasang iklan atau membuat liputan yang tidak didasari kepentingan pribadi atau 16 kepentingan relasi tertentu. Selain itu, pemberitaan disampaikan juga tidak dibayang-bayangi kepentingan bisnis dari pemilik media. Para jurnalis bekerja atas komitmen, keberanian, nilai yang diyakini, sikap, kewenangan dan profesionalisme yang telah diakui publik. c. Memiliki disiplin untuk melakukan verifikasi, ini berarti kegiatan menelusuri sekian saksi untuk sebuah peristiwa, mencari sekian banyak narasumber dan mengungkap sekian banyak komentar. Verifikasi juga berarti memilah jurnalisme dari hiburan, propaganda, fiksi dan seni. Hiburan infotainment tertuju pada hal-hal yang menyenangkan semata. Propaganda mengkerangka fakta persuasi dan manipulasi demi kepentingan tertentu. Fiksi memfokus kesan personalitas pengarang. Jurnalisme ialah melaporkan segala apa yang terjadi setepat mungkin. d. Memiliki kemandirian apa yang diliputnya, ini berarti tidak menjadi konsultan diam-diam, penulis pidato atau mendapat uang dari pihak-pihak yang diliput. Arti lainnya lagi, menunjukkan kredibilitas kepada berbagai pihak melalui dedikasi terhadap akurasi, verifikasi dan kepentingan publik. Atau kemandirian melakukan kegiatan jurnalisme dengan ketaatan dan penghormatan yang tinggi pada prinsip kejujuran, kesetiaan pada rakyat serta kewajiban memberi informasi dan bukan manipulasi. Bekerja atas dasar kesetiaan yang tinggi terhadap jurnalisme. e. Memiliki kemandirian untuk memantau kekuasaan, elemen ini bukan berarti pekerjaan wartawan itu mengganggu orang yang tengah berbahagia dengan berita-berita buruk. Bukan menunggangi keburukan masyarakat. Juga bukan memerankan watchdog dengan tujuan melaporkan sesuatu 17 yang sensasional daripada melayani masyarakat. Apalagi mengatasnamalan watchdog untuk kepentingan bisnis media. f. Menjadi jurnalisme sebagai forum bagi kritik dan kesepakatan publik. Elemen ini merupakan upaya media menyediakan ruang kritik dan kompromi kepada publik. Ketika sebuah berita dilaporkan, media ini berarti mengingatkan masyarakat akan terjadi sesuatu. Selain berita, media juga menyediakan ruang analisis untuk membahas peristiwa tersebut melalui konteks, perbandingan atau perspektif tertentu. Ditambah pula, ruang opini dan editorial untuk mengevaluasi segala hal yang berkaitan dengan peristiwa tersebut, baik yang disampaikan oleh redaksi media maupun artikel komentar atau surat pembaca yang berisikan opini pribadi dari masyarakat sendiri. g. Jurnalisme harus dapat menyampaikan sesuatu secara menarik dan relevan kepada publik. Elemen ini mewajibkan media untuk melaporkan berita dengan cara menyenangkan, mengasyikkan, dan menyentuh sensasi masyarakat. Ditambah pula yang dilaporkan itu mesti merupakan sesuatu yang paling penting dan bermanfaat bagi masyarakat, dengan kata lain media harus mampu menggabungkan kemampuan mendongeng dengan memberi informasi kepada masyarakat, cara mendongeng dalam jurnalistik mempunyai tujuan. Tujuan utamanya memberi informasi yang dibutuhkan masyarakat tentang lingkungannya. Maka itulah, media menugaskan para awak redaksinya untuk mencari, menemukan, mencatat informasi yang benar-benar dibutuhkan masyarakat pada saat itu agar dapat mengembangkan kehidupan dalam bermasyarakat dengan baik. 18 Setelah itu, ialah melaporkan menjadi materi informasi yang bermakna, relevan, dan menarik untuk diikuti. h. Jurnalisme mempnyai kewajiban membuat berita secara komprehensif dan proporsional. Mutu jurnalisme amat tergantung kepada kelengkapan dan proporsionalitas pemberitaan yang dikerjakan media, dalam elemen ini mengingatkan media agar tidak berlebih-lebihan dalam meliput sensasi acara pengadilan atau skandal selebritis. Berlebihan hanya untuk menaikkan rating, oplah atau iklan, apalagi melaporkan dengan tidak melakukan verifikasi, pengecekan silang atau wawancara ke berbagai pihak terkait. Pemberitaan semacam ini akan menyesatkan pembaca. i. Memberikan keleluasaan wartawan untuk mengikuti nurani mereka. Ini terkait dengan sistem dan manajemen media yang memiliki keterbukaan. Keterbukaan ini berguna untuk mengatasi kesulitan dan tekanan wartawan dalam membuat berita secara akurat, adil, imbang, independent, berani dan bertanggung jawab kepada masyarakat. Media harus memberi ruang bagi wartawan untuk merasa berpikir dan berpendapat.

2.3 Pengertian Majalah