Tanaman Pelantai Ground Cover Tanaman Pendidinding, Pembatas dan Pengarah 2 Iklim Mikro

3 Berstuktur berat, jika batang, cabang dan rantingnya besar dan berdaun lebat seperti beringin, trembesi, dan karet munding. Selain itu ada pula pohon yang terkesan gagah seperti beringin, ataupun yang terkesan magis seperti kamboja dan cempaka.

II.5.4 Pengelompokan Berdasarkan Pembentuk dan Ornamental Space

Penanaman tumbuhan yang mempertimbangkan aspek arsitekrural akan lebih meningkatkan fungsi RTH. Penggolongan tanaman berdasarkan aspek arsitektural berarti tanaman itu fungsinya lebih ditingkatkan dalam konsep pembentukan ruang luar space. Membentuk space berarti mengolah tanaman sebagai pembatas maupun pengisi space. Fungsi tanaman dalam pembentuk dan pengisi ruang meliputi :

a. Tanaman Pelantai Ground Cover

Tanaman pelantai adalah tanaman yang membentuk kesan lantai. Tanaman kelompok ini termasuk tanaman penutup tanah seperti rerumputan dan lumut. Tanaman ini setinggi tinggi sekitar mata kaki. Selain rumput, beberapa jenis tanaman herba berbunga juga sering dimanfaatkan sebagai penutup tanah. Selain untuk menutupi tanah dari curahan air hujan langsung, tanaman hias bunga ini pun memberikan kesan semarak karena akan berbunga pada masanya. Portulaka dan kacang hias merupakan jenis tanaman hias bunga yang sering digunakan sebagai penutup tanah di taman.

b. Tanaman Pendidinding, Pembatas dan Pengarah

Tanaman pendinding adalah tanaman yang membentuk kesan dinding, dibagi menjadi : 1 Tanaman yang membentuk dinding rendah, yaitu tanaman setinggi mata kaki sampai setinggi lutut seperti semak yang masih pendek dan tanaman border pembatas 2 Tanaman yang membentuk dinding sedang, yaitu tanaman yang setinggi lutut sampai setinggi badan seperti semak yang sudah besar dan perdu 3 Tanaman yang membentuk dinding tinggi, yaitu tanaman yang setinggi badan sampai beberapa meter seperti tanaman perdu dan beberapa jenis cemara dan bambu. Selain sebagai physical barrier, tanaman ini dapat berfungsi menjadi pengarah pergerakan, pengontrol visual, kebisingan maupun debu dan polutan lainnya. Tanaman pembatas, pengarah dan pembentuk pandangan adalah jenis tanaman berbentuk pohon atau perdu yang berfungsi sebagai pembatas pemandangan yang kurang baik, pengarah gerakan bagi pemakai jalan pada jalan yang berbelok atau menuju ke suatu tujuan tertentu, juga karena letak dapat memberikan kesan yang berbeda sehingga dapat menghilangkan kejenuhan bagi pemakai jalan. Tanaman pengarah, penahan dan pemecah angin adalah jenis tanaman yang berfungsi sebagai pengarah, penahan dan pemecah angin, dapat berbentuk pohon atau perdu yang diletakkan dengan suatu komposisi membentuk kelompok.

c. Tanaman Pengatap atau Peneduh

Tanaman peneduh atau pengatap adalah jenis tanaman berbentuk pohon dengan percabangan yang tingginya lebih dari 2 meter, mempunyai percabangan melebar ke samping seperti pohon yang rindang dan dapat memberikan keteduhan dan menahan silau cahaya matahari, terutama bagi pejalan kaki. Bentuk pengatapan juga dapat menggunakan tanaman seperti bougenvile dan stefanot. d. Tanaman sebagai Ornamen dan Pengisi Ruang Tanaman sebagai ornamen atau penghias adalah tanaman yang mempunyai warna menarik pada bunga, daun, kulit batang atau dahan, serta yang bertajuk indah. Sebagai tanaman penghias, bisa dimanfaatkan untuk menghias dinding, pengisi ruang atau yang lainnya. Kehadiran tanaman pengisi ruang cenderung menjadi point of interest melalui penataan yang sculptural. Tanaman untuk fungsi ini bias ditanam secara sendirian atau berkelompok komunal.

II. 6 Taman Kota

Taman Garden diterjemahkan dari bahasa Ibrani, Gan berarti melindungi atau mempertahankan lahan yang ada dalam suatu lingkungan berpagar, Oden berarti kesenangan, kegembiraan, dan kenyamanan. Secara lengkap dapat diartikan taman adalah sebidang lahan berpagar yang digunakan untuk mendapatkan kesenangan, kegembiraan, dan kenyamanan Laurie, 1986 : 9. Dari batasan dapat diambil pengertian sebagai berikut : a. Taman merupakan wajah dan karakter bahan atau tapak, berarti bahwa menikmati taman mencakup dua hal, yaitu penampakan visual, dalam arti yang bisa dilihat dan penampakan karakter dalam arti apa yang tersirat dari taman tersebut. Mungkin dari ceritanya, gambar yang teraplikasi, nilai-nilai yang terkandung dari taman tersebut. b. Taman mencakup semua elemen yang ada, baik elemen alami natural, elemen buatan manusia artificial, bahkan makhluk hidup yang ada didalamnya, terutama manusia. Secara umum akhirnya diambil pengertian pembeda antara taman sebagai landscape dan taman sebagai garden, yaitu bahwa taman landscape elemen tamannya lebih banyak didominasi oleh elemen alami, sedangkan garden elemennya lebih didominasi oleh elemen buatan manusia artificial dan dalam luas yang lebih terbatas.

II.6.1 Taman Kota Berdasarkan Rancangannya

Berdasarkan rancangannya taman kota terbagi atas : a. Taman Alami Natural Taman alami atau natural adalah suatu taman yang dirancang untuk memberikan kesan alami atau menyatu dengan alam. Taman alami sudah terbentuk sebelumnya, namun dalam penataannya disesuaikan dengan kondisi lahan kota, misalnya hutan kota, taman pengarah jalan, taman alami yang tumbuh dalam kota, dan sebagainya. b. Taman Buatan Artificial Taman buatan atau artificial merupakan sebuah taman yang elemen-elemennya lebih banyak didominasi dengan elemen buatan manusia. Taman artificial dirancang untuk menyeimbangkan kondisi kota dan taman kota, antara lain bermanfaat untuk mengendalikan suhu, panas sinar matahari, pengendali angin, memperbaiki kualitas udara, untuk sarana bermain, rekreasi, memberikan kesenangan, kegembiraan, kenyamanan, sebagai pembatas fisik, pengontrol pandangan, dan lain sebagainya.

II. 6. 2 Taman Kota Berdasarkan Aktifitasnya

Ada tiga macam taman kota berdasarkan aktifitasnya : a. Taman untuk rekreasi aktif. Taman untuk rekreasi aktif adalah taman yang didalamnya dibangun suatu kegiatan pemakai taman, sehingga pemakai taman secara aktif menggunakan fasilitas didalamnya, sekaligus memperoleh kesenangan, kesegaran, dan kebugaran, misalnya taman olah raga, aerobic, fitness, camping ground, taman bermain anak, taman pramuka, taman jalur jalan, kebun binatang, danau, pemancingan, taman-taman kota dan sebagainya. b. Taman untuk rekreasi pasif Taman untuk rekreasi pasif adalah taman yanmg dibentuk agar dapat dinikmati keindahan dan kerindangannya, tanpa mengadakan aktivitas dan kegiatan apapun, misalnya waduk, hutan buatan, penghijauan tepi kali, jalur hijau, lapangan terbang, dan lainnya. c. Taman untuk rekreasi aktif dan pasif. Taman untuk rekreasi aktif dan pasif merupakan taman yang bisa dinikmati keindahan sekaligus ada fungsi lain dan dapat digunakan untuk mengadakan aktivitas, misalnya taman lingkungan. Taman lingkungan atau community park adalah suatu taman yang dibuat dan merupakan bagian dari suatu pemukiman, selain rumah ibadah, pasar, sekolah, dan lain-lainnya.

II.6.3 Fungsi Taman kota

Pengertian kota sendiri merupakan tempat berlangsungnya suatu proses hidup dan kehidupan, atau dapat pula diartikan sebagai tempat berlangsungnya segala aktivitas manusia seperti pemerintahan, pendidikan, perdagangan, industri, dan lain sebagainya dengan infrastruktur yang lengkap. Kota di daerah tropis tidak dapat lepas dari lansekap atau taman alami dalam kota, dan untuk lahan yang masih kurang penghijauan, maka di buat taman kota guna menyeimbangkan dengan kondisi lingkungannya, taman kota ini memiliki definisi, baik fungsi secara sosial dan ekologis sebagai berikut : a. Taman Kota Di tinjau dari kondisi fisiknya, taman kota disebut juga dengan ruang terbuka atau open space yang digunakan oleh orang banyak untuk beraktifitas disetiap waktu. Pengertian mengenai taman kota ini adalah taman yang berada di lingkungan perkotaan dalam skala yang luas dan dapat mengantisipasi dampak-dampak yang ditimbulkan oleh perkembangan kota. Taman kota ini dapat dinikmati semua orang tanpa harus mengeluarkan biaya. b. Fungsi Taman Kota Fungsi taman kota sangat besar karena berusaha menciptakan suatu space yang manusiawi bagi penduduk kota. Adapun fungsi dari taman kota adalah sebagai berikut : a. Fungsi sosial Fungsi sosial dari taman kota antara lain :; • sebagai tempat melakukan aktifitas bersama • sebagai tempat komunikasi sosial • sebagai tempat peralihan dan menunggu • sebagai tempat bermain dan olah raga • sebagai sarana olah raga dan rekreasi • sarana penghubung antara tempat satu dengan tempat lainnya • pembatas diantara massa bangunan • sarana penelitian dan pendidikan serta penyuluhan bagi masyarakat untuk membentuk kesadaran lingkungan hidup • sarana untuk menciptakan kebersihan, kesehatan, keserasian, dan keindahan lingkungan. b Fungsi ekologis Fungsi ekologis dari taman kota antara lain : • penyegaran udara, mempengaruhi dan memperbaiki iklim mikro • penyerap air hujan • pengendalian banjir dan pengaturan tata air • memelihara ekosistem tertentu dan perlindungan plasma nuftah • pelembut arsitektur bangunan.

II.6.4 Peranan Taman Kota terhadap Ekologi Kota

Peranan taman kota secara ekologis adalah : 1 Sarana Kesehatan Higienis Taman kota sangat berguna sekali karena unsur utama taman adalah tanaman, yang dalam proses fotosintesis akan mengeluarkan O 2 , O 2 dipergunakan oleh makhuk hidup dengan bantuan sinar matahari. Dengan bantuan sinar matahari ini, taman akan menyerap CO 2 yang dihasilkan manusia dalam pernafasan, dan tanaman menghasilkan O 2 dari proses fotosintesis yang kemudian dihirup oleh manusia melalui pernafasan. 2 Pengaturan Iklim Klimatologis Taman dapat melindungi manusia dari panas matahari dan tekanan suhu panas serta peneduh. Taman mampu menyerap panas dari atmosfer yang dekat dengan permukaan tanah disekitar tanaman, sehingga daerah disekitarnya menjadi nyaman. Penghijauan memperkecil amplitudo variasi yang lebih besar dari kondisi udara panas ke kondisi udara sejuk. 3 Perlindungan Protektif Taman dapat melindungi manusia dari angin kencang, panas sinar matahari, serta mempunyai sifat melindungi dari asap-asap kendaraan dan gas-gas dari buangan industri dan gas beracun mengambang di udara, melalui proses kimiawi zat hijau daun dapat mengubah CO 2 menjadi O 2 4 Pengaturan Persediaan Air Tanah Hidrologis juga gas-gas lainnya seperti zat lemas N dan S. Dengan begitu penghijauan mampu menyerap polusi udara di kota. Taman pada pertamanan kota bermanfaat untuk menyimpan air hujan yang jatuh ke tanah melalui pori-pori tanah, sehingga pada musim kemarau dapat berfungsi atau bermanfaat. Sedangkan pada musim penghujan kemampuan tanah dapat menyimpan air tanah mengurangi adanya bahaya banjir. Air dalam proses fotosintesis sangat penting, air mengangkut bahan makanan keseluruh organ tanaman, air dalam daun akan menjaga tegangan sel daun bertahan tegar. 5 Pencegah Erosi Orlogis Semakin besar curah hujan yang terjadi pada suatu daerah dataran, semakin besar pula banjir yang diterima didaerah . Namun oleh adanya taman atau ruang terbuka hijau, sebagi resapan air guna menjaga keseimbangan tata air dalam tanah, mengurangi aliran air permukaan, menangkap dan menyimpan air, menjaga keseimbangan tanah agar kesuburan tanah tetap terjamin Hakim, 2000. Penghijauan atau penyebaran taman yang merata akan dapat menanggulangi banjir. Seperti pada banjir kiriman karena limpahan air hujan dari dataran tinggi ke dataran yang lebih rendah, volume air bertambah menyebabkan saluran tidak mampu menampung volume air tersebut, lalu banjir genangan yang merupakan hujan lokal pada daerah karena air hujan melebihi kapasitas saluran-saluran hingga melimpah ke permukaan, dan banjir air pasang yang disebabkan naiknya permukaan air laut yang melebihi muka air saluran atau sungai, sehingga kali yang bermuara di pantai terjadi peristiwa back water. Air kali yang masuk kali melebihi kapasitas saluran, maka limpahan air dari saluran mangakibatkan terjadinya genangan. Akar-akar tanaman dapat mengikat butir-butir tanah sehingga tidak mudah dibawa air. Daun tanaman dapat menahan atau memperlambat jatuhnya air hujan yang deras, lalu menyerap ke tanah tanpa menimbulkan erosi, karena tanah tertutup oleh tanaman yang dapat mencegah erosi. Bahkan semua jenis rumput, semak-semak, pepohonan mampu menampung air genangan tanpa menimbulkan kelongsoran tanah. Tanpa tanaman, semak-semak, dan pepohonan berakar diatas tanah akan mudah mengakibatkan erosi. 6 Penyeimbang Alam Edhapis Tanaman dapat memberikan lingkungan hidup bagi makhluk. Akar tanaman menerobos tanah, menggemburkan tanah, dan memberikan tanaman menerobos tanah, menggemburkan tanah, dan memberikan lingkungan hidup bagi mikroorganisme. Ini menyuburkan tanah dan tanaman, hal ini disebut simbiosis. Tanaman juga memberikan kehidupan lain diatas tanah, sebagai tempat hidup satwa. Pohon peneduh di taman kota, di tepi jalan sebagai tempat hidup satwa burung atau unggas dan serangga berkembang mambantu keseimbangan alam. 7 Keindahan Estetika Taman-taman diperkotaan dengan warna yang alami serta tekstur yang bermacam-macam dan perencanaan yang teratur akan menampakkan keindahan. Kelebihan ini menjadikan tanaman sebagai salah satu elemen yang dapat menunjang keindahan lingkungan. 8 Kejiwaan Psikis Taman kota dapat membawa dan memberikan suasana sejuk dan tentram, serta damai bagi jiwa manusia. Hal ini dapat mengurangi gangguan syaraf dan kejiwaan manusia, sehingga dengan adanya taman tersebut dapat mengalihkan perhatian kita dari suasana tegang serta pengaruh kejiwaan kita menjadi tenang, karena adanya sirkulasi udara dalam kota. 9 Pendidikan Edukatif Taman dapat menjadi media untuk pendidikan pengetahuan alam, sarana penelitian, pendidikan, dan membentuk kesadaran lingkungan Rustam Hakim, 2000 10 Pencipta Lingkungan Hidup Ekologi Taman merupakan pengikat yang menyatukan manusia dengan kondisi alam lingkungannya, sehingga antara manusia dengan taman seakan-akan saling membutuhkan dalam kehidupan lingkungannya. 11 Sosial-Ekonomi Taman kota mempunyai pengaruh yang besar dalam kehidupan manusia, karena merupakan tempat rekreasi warga. Disamping itu taman kota dapat dikembangkan dengan tanaman-tanaman produktif, sehingga dapat membantu menambah pendapatan dan peningkatan taraf hidup rakyat.

II. 7 Pengaruh Gas Rumah Kaca

Perubahan iklim merupakan tantangan paling serius yang dihadapi dunia pada saat ini. Sejumlah bukti baru dan kuat yang muncul dalam studi mutakhir memperlihatkan bahwa masalah pemanasan yang terjadi 50 tahun terakhir disebabkan oleh tindakan manusia yang mana temperatur dibumi telah naik secara cepat, perubahan iklim juga dipengaruhi oleh aktivitas matahari dan ozon serta kegiatan vulakanik dan sulfat. Namun sejak tahun 1960-an, penyebab utama naiknya temperatur bumi adalah akibat efek rumah kaca yang menurut sebagian ahli disebabkan oleh meningkatnya kandungan gas karbon dioksida dan partikel polutan lainnya di atmosfer bumi. Efek rumah kaca disebabkan karena naiknya konsentrasi gas-gas rumah kaca. Gas rumah kaca adalah gas-gas di atmosfer yang memiliki kemampuan untuk dapat menyerap radiasi matahari yang dipantulkan oleh bumi, sehingga menyebabkan suhu dipermukaan bumi menjadi hangat. Menurut konvensi PBB mengenai Perubahan Iklim United Nations Framework Convention on Climate Change – UNFCCC, ada 6 jenis gas yang digolongkan sebagai GRK, yaitu: karbondioksida CO 2 , dinitro oksida N 2 O , metana CH 4 , sulfurheksaflorida SF 6 , perflorokarbon PFCs, dan hidroflorokarbon HFCs. Gas rumah kaca berbeda dengan polutan dari segi jangka waktu dampak. Polutan secara langsung berdampak pada makhluk hidup, sedangkan gas rumah kaca berdampak tidak langsung. Sifat gas rumah kaca adalah menaikkan suhu bumi dengan cara menangkap radiasi gelombang pendek dari matahari dan memantulkannya ke bumi. Gas rumah kaca juga memantulkan radiasi gelombang panjang ke bumi, sehingga bumi seakan-akan mendapatkan pemanasan dua kali. Dampak dari gas rumah kaca adalah pemanasan global dan efek rumah kaca. Sedangkan dampak turunan dari pemanasan global salah satunya adalah perubahan iklim. Naiknya suhu rata-rata bumi adalah salah satu bukti telah terjadi perubahan iklim. Pemanasan global ini pun mendapatkan radiasi matahari tambahan lagi karena terdapatnya lubang ozon. Penipisan ozon mengakibatkan radiasi sinar ultraviolet dari matahari yang masuk ke bumi semakin besar intensitasnya. Menurut IPCC Intergovernmental On Panel Climate Change menyatakan jika laju emisi gas rumah kaca ini dibiarkan terus tanpa terdapat tindakan untuk menguranginya, maka suhu global rata-rata akan meningkat dengan laju 0.3 C setiap 10 tahun. Suhu global rata-rata tahun 1890 adalah 14.5 C dan pada tahun 1980 naik menjadi 15,2 C. Indonesia kenaikan suhu hanya sekitar 0 sampai 1 derajat. Sementara dengan menggunakan model GCM untuk wilayah Indonesia dihasilkan adanya peningkatan suhu sekitar 0.1 C – 0.5 C pada tahun 2010 dan tahun 2070 sekitar 0.4 C – 3.0 C. Trismidianto, 2009

II.7.1 Gas – Gas Rumah Kaca

Gas rumah kaca adalah gas-gas yang ada di atmosfer yang menyebabkan efek rumah kaca. Gas-gas tersebut sebenarnya muncul secara alami di lingkungan, tetapi dapat juga timbul akibat aktivitas manusia. Gas rumah kaca yang paling banyak adalah uap air yang mencapai atmosfer akibat penguapan air dari laut, danau dan sungai. Karbondioksida adalah gas terbanyak kedua. Ia timbul dari berbagai proses alami seperti: letusan vulkanik; pernapasan hewan dan manusia yang menghirup oksigen dan menghembuskan karbondioksida dan pembakaran material organik seperti tumbuhan. Karbondioksida dapat berkurang karena terserap oleh lautan dan diserap tanaman untuk digunakan dalam proses fotosintesis. Fotosintesis memecah karbondioksida dan melepaskan oksigen ke atmosfer serta mengambil atom karbonnya. Gas-gas rumah kaca adalah beberapa jenis gas yang terperangkap di atmosfer dan berfungsi seperti atap rumah kaca yang mampu meneruskan radiasi gelombang panjang matahari, namun menahan radiasi inframerah yang diemisikan oleh permukaan bumi. Sumber gas-gas rumah kaca tersebut dapat terbagi menjadi dua yaitu alami dan akibat aktifitas manusia. Gas rumah kaca yang terjadi secara alami adalah CO 2 , methane. Sedangkan gas yang dihasilkan akibat aktifitas manusia antara lain CO 2 Proses pembakaran bahan bakar fosil, NO 2 aktifitas pertanian dan industri, CFC, HFC, PFC proses industri dan konsumen. GRK gas rumah kaca adalah sejumlah gas yang terdapat di atmosfer yang menyebabkan efek rumah kaca. Efek rumah kaca terjadi karena naiknya konsentrasi gas karbondioksida CO 2 a. Uap dan gas-gas lainnya di atmosfer. Energi yang masuk ke bumi 25 dipantulkan oleh awan atau partikel lain di atmosfer, 25 diserap awan , 45 diabsorpsi permukaan bumi serta 5 dipantulkan kembali oleh permukaan bumi. Uap air adalah gas rumah kaca yang timbul secara alami dan bertanggungjawab terhadap sebagian besar dari efek rumah kaca. Konsentrasi uap air berfluktuasi secara regional, dan aktivitas manusia tidak secara langsung mempengaruhi konsentrasi uap air kecuali pada skala lokal. Dalam Air model iklim, meningkatnya temperatur atmosfer yang disebabkan efek rumah kaca akibat gas-gas antropogenik akan menyebabkan meningkatnya kandungan uap air di troposfer, dengan kelembaban relatif yang agak konstan. Meningkatnya konsentrasi uap air mengakibatkan meningkatnya efek rumah kaca, yang mengakibatkan meningkatnya temperatur, dan kembali semakin meningkatkan jumlah uap air di atmosfer. Keadaan ini terus berkelanjutan sampai mencapai titik ekuilibrium kesetimbangan. Oleh karena itu, uap air berperan sebagai umpan balik positif terhadap aksi yang dilakukan manusia yang melepaskan gas-gas rumah kaca seperti CO 2 . Perubahan dalam jumlah uap air di udara juga berakibat secara tidak langsung melalui terbentuknya awan. b. Karbondioksida Manusia telah meningkatkan jumlah karbondioksida yang dilepas ke atmosfer ketika mereka membakar bahan bakar fosil, limbah padat, dan kayu untuk menghangatkan bangunan, menggerakkan kendaraan dan menghasilkan listrik. Pada saat yang sama, jumlah pepohonan yang mampu menyerap karbondioksida semakin berkurang akibat perambahan hutan untuk diambil kayunya maupun untuk perluasan lahan pertanian. Walaupun lautan dan proses alam lainnya mampu mengurangi karbondioksida di atmosfer, aktivitas manusia yang melepaskan karbondioksida ke udara jauh lebih cepat dari kemampuan alam untuk menguranginya. Pada tahun 1750, terdapat 281 molekul karbondioksida pada satu juta molekul udara 281 ppm. Pada Januari 2007, konsentrasi karbondioksida telah mencapai 383 ppm peningkatan 36 persen. Jika prediksi saat ini benar, pada tahun 2100, karbondioksida akan mencapai konsentrasi 540 hingga 970 ppm. Estimasi yang lebih tinggi malah memperkirakan bahwa konsentrasinya akan meningkat tiga kali lipat bila dibandingkan masa sebelum revolusi industri. c. Metana Metana yang merupakan komponen utama gas alam juga termasuk gas rumah kaca. Ia merupakan insulator yang efektif, mampu menangkap panas 20 kali lebih banyak bila dibandingkan karbondioksida. Metana dilepaskan selama produksi dan transportasi batu bara, gas alam, dan minyak bumi. Metana juga dihasilkan dari pembusukan limbah organik di tempat pembuangan sampah landfill, bahkan dapat keluarkan oleh hewan-hewan tertentu, terutama sapi, sebagai produk samping dari pencernaan. Sejak permulaan revolusi industri pada pertengahan 1700-an, jumlah metana di atmosfer telah meningkat satu setengah kali lipat. d. Nitrogen Nitrogen oksida adalah gas insulator panas yang sangat kuat. Ia dihasilkan terutama dari pembakaran bahan bakar fosil dan oleh lahan pertanian. Ntrogen oksida dapat menangkap panas 300 kali lebih besar dari karbondioksida. Konsentrasi gas ini telah meningkat 16 persen bila dibandingkan masa pra industri. Oksida e. Gas lainnya Gas rumah kaca lainnya dihasilkan dari berbagai proses manufaktur. Campuran berflourinasi dihasilkan dari peleburan alumunium. Hidrofluorokarbon HCFC-22 terbentuk selama manufaktur berbagai produk, termasuk busa untuk insulasi, perabotan furniture, dan temoat duduk di kendaraan. Lemari pendingin di beberapa negara berkembang masih menggunakan klorofluorokarbon CFC sebagai media pendingin yang selain mampu menahan panas atmosfer juga mengurangi lapisan ozon lapisan yang melindungi Bumi dari radiasi ultraviolet. Selama masa abad ke-20, gas-gas ini telah terakumulasi di atmosfer, tetapi sejak 1995, untuk mengikuti peraturan yang ditetapkan dalam Protokol Montreal tentang Substansi-substansi yang Menipiskan Lapisan Ozon, konsentrasi gas-gas ini mulai makin sedikit dilepas ke udara. Para ilmuan telah lama mengkhawatirkan tentang gas-gas yang dihasilkan dari proses manufaktur akan dapat menyebabkan kerusakan lingkungan. Pada tahun 2000, para ilmuan mengidentifikasi bahan baru yang meningkat secara substansial di atmosfer. Bahan tersebut adalah trifluorometil sulfur pentafluorida. Konsentrasi gas ini di atmosfer meningkat dengan sangat cepat, yang walaupun masih tergolong langka di atmosfer tetapi gas ini mampu menangkap panas jauh lebih besar dari gas- gas rumah kaca yang telah dikenal sebelumnya. Hingga saat ini sumber industri penghasil gas ini masih belum teridentifikasi.

II.7.2 Efek Rumah Kaca

Efek rumah kaca adalah efek dimana radias infra merah yang dipantulkan oleh permukaan bumi, tidak diteruskan oleh atmosfer ke luar angkasa tetapi dipantulkan kembali ke bumi. Gas Rumah Kaca bersifat memantulkan radiasi infra merah. Efek rumah kaca telah meningkatkan suhu bumi rata-rata 1-5°C. Bila kecenderungan peningkatan gas rumah kaca tetap seperti sekarang akan menyebabkan peningkatan pemanasan global. Proses terjadinya efek gas rumah kaca, sinar matahari memancarkan radiasi ultraviolet ke bumi yang akan diterima oleh bumi dan dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi inframerah. Atmosfer akan meneruskan radiasi infra merah ini ke luar angkasa. Namun dengan adanya gas rumah kaca yang terperangkap di atmosfer akan menyebabkan dipantulkannya kembali radiasi infra merah ini ke bumi. Ditambah dengan radiasi ultraviolet dari matahari, akan menyebabkan naiknya suhu permukaan bumi. Tiga gas rumah kaca yang paling berperan dalam efek rumah kaca yaitu uap air, karbon dioksida dan methana. Gas ini menyerap radiasi infra merah yang dipancarkan oleh permukaan bumi dan meradiasi kembali energi ke bumi dalam bentuk panas, yang menyebabkan pemanasan pada permukaan bumi, dengan adanya peningkatan emisi karbondioksida dari manusia, efek rumah kaca secara drastis akan meningkat.

II. 8 Faktor-Faktor Meteorologi

Faktor-faktor meteorologi dalam penyebaran polusi udara meliputi: 1. Pergerakan udara Pergerakan massa udara dapat terjadi secara global, benua, regional atau local. Menurut kondisi geografisnya pergerakan tersebut dapat dibagi menjadi 3 yaitu macroscale, mesoscale, microscale. 2. Panas Panas merupakan variable kritis udara, karena merupakan katalis utama kondisi iklim. Sebagian sinar matahari dipantulkan kembali ke udara oleh partikel-partikel dan awan sebelum mencapai bumi. Gurun pasir, salju dan es mempunyai kemampuan yang tinggi untuk memantulkan kembali sinar matahari ke bumi. Perubahan suhu ini disebut lapse rate. Kestabilan udara mempengaruhi disperse polutan di udara 3. Tekanan Udara mempunyai berat, maka seluruh udara tertekan ke bawah. Distribusi tekanan digambarkan secara isobar. Garis tekanan rendah atau tinggi ini mempengaruhi cuaca. Pada tekanan tinggi, dimana langit cerah polutan dapat terdispersi sampai tingkat yang diinginkan. Sedangkan pada tekanan rendah dimana langit berawan disperse minimal terjadi. 4. Kecepatan angin dan arah angin Angin adalah pergerakan udara biasa. Arah angin ditentukan tekanan rendah atau tinggi. Kecepatan angin yang besar mengakibatkan pergolakan angin yang besar dan penyebaran udara akan lebih cepat dan kompleks. Arah angin yang sejajar disperse polutan udara penyebarannya akan lebih cepat, sedangkan arah angin yang tegak lurus akan lebih lambat penyebarannya. 5. Kelembaban Kelembaban mempengaruhi suhu udara, sehingga juga mempengaruhi penyebaran polutan. 6. Temperatur Temperatur ada hubungannya dengan kelembaban udara. Kelembaban relative turun dengan naiknya temperature. Pada siang hari kelembaban udara rendah dan pada malam hari kelembaban udara tinggi. Dengan adanya temperature yang tinggi dan kelembaban konsentrasi polutan menjadi tinggi sehingga penyebaran polutan akan lebih banyak lagi. 7. Curah hujan Dengan adanya curah hujan partikel dapat terhapus terutama partikel debu.

II. 9 Mekanisme Penurunan Suhu Udara

Penurunan suhu udara dapat terjadi apabila udara panas yang terdapat di udara dikurangi dengan cara penyerapan, pemantulan, dan pentransmisian dan adanya proses evapotranspirasi. Intersepsi daun-daun maupun menyerap, memantulkan, dan mentransmisikan radiasi sinar matahari, Monteit 1975 dalam Hanifa 2007 menyatakan bahwa keefektifan pengurangan panas matahari oleh tumbuhan sangat bergantung pada bentuk sistem percabangan, bentuk daun, dan indeks luas daun luas seluruh daun per luas proyeksi penutup tajuk. Selanjutnya, proses evapotranspirasi dari tumbuhan dapat memberikan pengaruh terhadap penurunan suhu udara yaitu dengan adanya uap air yang dilepaskan ke udara oleh tumbuhan, sehingga mampu menyerap panas sinar matahari. Jika suatu teman memiliki pohon yang sangat rapat dengan tumbuhan perdu yang sangat rimbun, rapat, dan tersebar di seluruh areal taman, maka taman memiliki kemampuan besar untuk menurunkan suhu udara pagi, siang dan sore hari. Taman yang memiliki struktur vegetasi dengan pohon yang rapat. Semak rimbun, dan herba yang rimbun memiliki kemampuan sedang untuk menurunkan udara pagi, dan siang hari. Sedangkan taman yang memiliki pohon rimbun dan tersebar dalam taman dengan herba yang memiliki kerapatan, kerimbunan, dan kekerapan yang tinggi memiliki kemampuan kecil dalam menurunkan suhu udara pada siang hari. Pada pagi hari dan sore hari laju evapotranspirasi tumbuhan relatif rendah, sehingga peranannya dalam penurunan suhu udara lebih rendah dibandingkan dengan penurunan suhu udara akibat penyerapan, pemantulan dan pentransmisian panas oleh daun-daun. Pada siang hari, ketika pancaran matahari tegak lurus dengan permukaan bumi, maka panas matahari maksimum akan dipantulkan oleh tajuk pohon dan perdu, serta akan diserap oleh daun-daun untuk fotosintesis. Pada saat itu, laju evapotranspirasi tumbuhan akan mencapai titik maksimum sehingga kemampuan air untuk menyerap panas sinar matahari juga mencapai titik maksimum. Tanaman perdu seperti halnya semak, pohon maupun herba mampu memantulkan panas sinar matahari dan melakukan proses evapotranspirasi. Perdu yang memiliki kerimbunan cukup menjadi penghalang gerakan udara angin yang membawa udara panas dari luar taman yang tidak dihalangi oleh mahkota pohon yang tinggi, sehingga udara panas tersebut diserap oleh kerimbunan perdu. Taman yang memiliki tanaman perdu dengan kerimbunan rendah dan kekerapan sedang serta terkumpul di bagian tengah taman tanpa naungan dari kerimbunan pohon akan menyebabkan suhu udara pada bagian tengah taman relatif tinggi. Akan tetapi, karena adanya pengaruh angin yang membawa udara panas dari luar taman yang tidak terhalang oleh perdu, maka pada siang hari tidak terdapat penurunan suhu udara.

II. 10 Landasan Teori

Suhu adalah besaran fisis yang menentukan besar kecil ukuran panas suatu bendazat padat, cair, gas secara relatif. Untuk mengetahui panas, dingin suatu bendazat dapat dilakukan dengan cara membandingkan suatu benda dengan benda sejenis lain, misalnya dengan memakai tangan. Agar mendapat gambaran tentang suhu temperatur suatu substansi secara objektif akurat amat diperlukan alat ukur temperatur yang dikenal dengan nama termometer.

II.10.1 Inversi Suhu

Inversi suhu dapat mengakibatkan masalah polusi yang serius, bukan karena merupakan sumber polusi, tetapi karena dapat menyebabkan polutan terkumpul di dalam atmosfer yang lebih rendah dan tidak menyebar. Kebanyakan masalah polusi udara yang serius terjadi selama inversi suhu. Pergerakan udara di atmosfer dapat terjadi secara vertical maupun horizontal. Gerakan horizontal terutama disebabkan oleh aliran angin. Jika angin yang terjadi bersifat aktif dan kekuatannya cukup, polutan tidak mempunyai waktu cukup untuk mengumpul karena cepat disebarkan. Atmosfer disekeliling gunung, bukit dan bangunan – bangunan di daerah perkotaan akan memperlambat dan memecah gerakan angin sehingga mengurangi gerakan udara horizontal. Karena gerakan horizontal terbatas, disperse polutan menjadi tergantung pada gerakan udara vertikal. Suhu udara di atas bumi secara normal menurun sesuai dengan tingginya lapisan – lapisan atmosfer. Udara yang letaknya paling dekat dengan permukaan bumi dihangatkan oleh bumi dan mengembang sehingga densitasnya lebih rendah daripada udara yang lebih dingin diatasnya. Udara yang hangat dan densitasnya lebih kecil kemudian akan naik menembus udara yang lebih dingin, dan udara yang lebih dingin akan turun untuk menggantikannya. Udara yang lebih dingin ini kemudian akan dipanaskan lagi oleh bumi, mengembang dan naik kembali. Gerakan udara akan terjadi dengan cara ini dan polutan akan tersebar. Kadang – kadang pola gerakan udara yang normal ini terganggu jika suatu lapisan udara dingin, misalnya dari laut, mengalir kedalam lapisan yang rendah dan menggantikan udara yang lebih hangat sampai lapisan berikut di atasnya. Jika hal ini tejadi, suhu udara akan menurun dari permukaan bumi sampai lapisan tertentu misalnya 1500 ft sampai 3000 ft . Keadaan normal ini kemudian digantikan dengan keadaan yang tidak normal di mana suhu udara, misalnya dari 3000 ft sampai 5000 ft atau 6000 ft naik secara berlapis. Di atas lapisan ini, keadaan suhu tetap normal yaitu suhu akan menurun dengan semakin tingginya lapisan atmosfer. Suhu pada lapisan tersebut misalnya diantara 3000 ft sampai 5000 atau 6000 ft disebut lapisan inversi. Adanya lapisan inversi menghambat sirkulasi atmosfer secara vertikal, karena udara yang lebih dingin tidak dapat naik menembus lapisan inversi yang lebih hangat. Polutan yang terdapat di dalam udara akan terperangkap pada lapisan bawah tersebut karena udaranya tidak bergerak. Keadaan semacam ini mungkin tidak akan berubah selama beberapa hari selama sampai kondisi cuaca berubah dan lapisan inversi pecah. Masalah polusi lainnya yang timbul akibat adanya lapisan inversi ini adalah kenaikan aktivitas fotokimia. Lapisan inversi ini biasanya sangat hangat, kering dan tidak berawan, sehingga akan mentransmisi sinar matahari dalam jumlah maksimum, dan berinteraksi fotokimia dengan polutan yang terperangkap membentuk smogdalam jumlah tinggi. Jadi jumlah smog yang tinggi biasanya berhubungan dengan polusi udara yang menyangkut inversi suhu. Fardiaz, 1992

II.10 2 Iklim Mikro

Iklim adalah keadaan cuaca keseluruhan dari gejala cuaca di daerah tertentu sepanjang tahun keberaturan keadaan udara untuk periode yang lama. Sedangkan mikroklimatologi adalah ilmu yang mempelajari iklim pada lapisan udara terdekat dengan permukaan tanah sekitar 2 m , tetapi dapat juga diartikan sebagai iklim di wilayah yang sempit, seperti hutan kota, desa, rawa, dsb, dan juga bahwa mikroklimat adalah kondisi iklim pada skala kecil. Mikroklimatologi yang merupakan cabang dari klimatologi yang mempelajari iklim di daerah yang amat terbatas sempit, karena berhubungan dengan tanaman. Datanya diambil dari udara setinggi 1,5 m diatas permukaan tanah. Iklim mikro juga dapat diartikan sebagai iklim di wlayah yang sempit seperti hutan, rawa, desa, dsb.Daldjoeni, 1986 : 45 Dengan demikian, ada beberapa pandangan terhadap pengertian dari iklim mikro. Namun pada dasarnya pengertian iklim mikro sendiri adalah mengarah pada pengertian mikroklimat yang dipelajari melalui cabang ilmu “mikroklimatologi”. Iklim mikro merupakan kondisi iklim pada suatu ruang yang sangat terbatas, tetapi komponen iklim ini penting artinya bagi kehidupan tumbuhan, hewan, dan manusia. Karena kondisi udara pada skala mikro ini yang akan berkontak langsung dengan dan mempengaruhi secara langsung makhluk – makhluk hidup tersebut. Makhluk hidup tanggap terhadap dinamika atau perubahan – perubahan dari unsur – unsur iklim disekitarnya. Keadaan unsur – unsur iklim ini akan mempengaruhi tingkah laku dan metabolisme yang berlangsung pada tubuh makhluk hidup, sebaliknya keberadaan makhluk hidup tersebut terutama tumbuhan akan pula mempengaruhi keadaan iklim mikro disekitarnya. Antara makhluk hidup dan udara disekitarnya akan terjadi saling pengaruh atau interaksi satu sama lain. Pengetahuan tentang sifat – sifat benda atau bahan sehubungan dengan kemampuannya untuk menyerap, memantulkan atau meneruskan radiasi matahari, serta kemampuannya dalam menyerap dan menahan air, sering dimanfaatkan manusia dalam usahanya untuk memodifikasi iklim mikro. Modifikasi iklim mikro dilakukan dengan tujuan untuk menciptakan lingkungan yang lebih nyaman bagi manusia atau untuk menciptakan lingkungan yang lebih optimal atau paling tidak lebih baik untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Usaha untuk menciptakan lingkungan yang lebih nyaman dilakukan dengan cara menghadirkan lebih banyak tumbuhan dalam lingkungan pemukiman atau lingkungan kerja manusia. Modifikasi tersebut hanya diarahkan untuk salah satu unsur iklim tertentu atau kombinasi dari beberapa unsur iklim. Unsur iklim yang dimodifikasi umumnya adalah unsur iklim yang menjadi pembatas utama. 51

BAB III METODE PENELITIAN

III. 1 Rancangan Penelitian

Berdasarkan cara dan lokasi, penelitian ini bersifat observasional. Persoalan pokok penelitian ini adalah fenomena atau kejadian yang telah ada atau telah terjadi tanpa dapat dikontrol atau dikendalikan oleh peneliti. Berdasarkan analisa data yang akan dilakukan desain penelitian ini studi deskriptif yaitu penelitian terhadap fenomena atau populasi tertentu yang diperoleh peneliti. Studi deskriptif merupakan studi yang melaksanakan aspek – aspek yang relevan dengan fenomena yang diamati. Studi deskriptif ini menjelaskan mengenai karakteristik suatu fenomena, pada umumnya bertujuan untuk mendeskripsikan secara sistematis, faktual dan akurat terhadap suatu populasi atau daerah tertentu, mengenai sifat – sifat atau faktor – faktor tertentu sehingga sering disebut analisa diagnosis. Aspek – aspek yang diamati adalah hubungan antara kerapatan tumbuhan, ketinggian pohon, indeks luas daun, kelembaban, indeks kenyamanan, kecepatan dan arah angin terhadap penurunan suhu udara. Zainuddin, 1988 .