3 Berstuktur berat, jika batang, cabang dan rantingnya besar dan berdaun lebat seperti beringin, trembesi, dan karet munding. Selain
itu ada pula pohon yang terkesan gagah seperti beringin, ataupun yang terkesan magis seperti kamboja dan cempaka.
II.5.4 Pengelompokan Berdasarkan Pembentuk dan Ornamental Space
Penanaman tumbuhan yang mempertimbangkan aspek arsitekrural akan lebih meningkatkan fungsi RTH. Penggolongan tanaman berdasarkan
aspek arsitektural berarti tanaman itu fungsinya lebih ditingkatkan dalam konsep pembentukan ruang luar space. Membentuk space berarti
mengolah tanaman sebagai pembatas maupun pengisi space. Fungsi tanaman dalam pembentuk dan pengisi ruang meliputi :
a. Tanaman Pelantai Ground Cover
Tanaman pelantai adalah tanaman yang membentuk kesan lantai. Tanaman kelompok ini termasuk tanaman penutup tanah seperti
rerumputan dan lumut. Tanaman ini setinggi tinggi sekitar mata kaki. Selain rumput, beberapa jenis tanaman herba berbunga juga sering
dimanfaatkan sebagai penutup tanah. Selain untuk menutupi tanah dari curahan air hujan langsung, tanaman hias bunga ini pun memberikan
kesan semarak karena akan berbunga pada masanya. Portulaka dan kacang hias merupakan jenis tanaman hias bunga yang sering digunakan sebagai
penutup tanah di taman.
b. Tanaman Pendidinding, Pembatas dan Pengarah
Tanaman pendinding adalah tanaman yang membentuk kesan dinding, dibagi menjadi :
1 Tanaman yang membentuk dinding rendah, yaitu tanaman
setinggi mata kaki sampai setinggi lutut seperti semak yang masih pendek dan tanaman border pembatas
2 Tanaman yang membentuk dinding sedang, yaitu tanaman
yang setinggi lutut sampai setinggi badan seperti semak yang sudah besar dan perdu
3 Tanaman yang membentuk dinding tinggi, yaitu tanaman
yang setinggi badan sampai beberapa meter seperti tanaman perdu dan beberapa jenis cemara dan bambu.
Selain sebagai physical barrier, tanaman ini dapat berfungsi menjadi pengarah pergerakan, pengontrol visual, kebisingan maupun debu
dan polutan lainnya. Tanaman pembatas, pengarah dan pembentuk pandangan adalah jenis tanaman berbentuk pohon atau perdu yang
berfungsi sebagai pembatas pemandangan yang kurang baik, pengarah gerakan bagi pemakai jalan pada jalan yang berbelok atau menuju ke suatu
tujuan tertentu, juga karena letak dapat memberikan kesan yang berbeda sehingga dapat menghilangkan kejenuhan bagi pemakai jalan.
Tanaman pengarah, penahan dan pemecah angin adalah jenis tanaman yang berfungsi sebagai pengarah, penahan dan pemecah angin,
dapat berbentuk pohon atau perdu yang diletakkan dengan suatu komposisi membentuk kelompok.
c. Tanaman Pengatap atau Peneduh
Tanaman peneduh atau pengatap adalah jenis tanaman berbentuk pohon dengan percabangan yang tingginya lebih dari 2 meter, mempunyai
percabangan melebar ke samping seperti pohon yang rindang dan dapat memberikan keteduhan dan menahan silau cahaya matahari, terutama bagi
pejalan kaki. Bentuk pengatapan juga dapat menggunakan tanaman seperti
bougenvile dan stefanot. d.
Tanaman sebagai Ornamen dan Pengisi Ruang
Tanaman sebagai ornamen atau penghias adalah tanaman yang mempunyai warna menarik pada bunga, daun, kulit batang atau dahan,
serta yang bertajuk indah. Sebagai tanaman penghias, bisa dimanfaatkan untuk menghias dinding, pengisi ruang atau yang lainnya. Kehadiran
tanaman pengisi ruang cenderung menjadi point of interest melalui penataan yang sculptural. Tanaman untuk fungsi ini bias ditanam secara
sendirian atau berkelompok komunal.
II. 6 Taman Kota
Taman Garden diterjemahkan dari bahasa Ibrani, Gan berarti melindungi atau mempertahankan lahan yang ada dalam suatu
lingkungan berpagar, Oden berarti kesenangan, kegembiraan, dan kenyamanan. Secara lengkap dapat diartikan taman adalah sebidang
lahan berpagar yang digunakan untuk mendapatkan kesenangan, kegembiraan, dan kenyamanan Laurie, 1986 : 9. Dari batasan dapat
diambil pengertian sebagai berikut : a. Taman merupakan wajah dan karakter bahan atau tapak, berarti bahwa
menikmati taman mencakup dua hal, yaitu penampakan visual, dalam arti yang bisa dilihat dan penampakan karakter dalam arti
apa yang tersirat dari taman tersebut. Mungkin dari ceritanya, gambar yang teraplikasi, nilai-nilai yang terkandung dari taman
tersebut. b. Taman mencakup semua elemen yang ada, baik elemen alami natural,
elemen buatan manusia artificial, bahkan makhluk hidup yang ada didalamnya, terutama manusia.
Secara umum akhirnya diambil pengertian pembeda antara taman sebagai landscape dan taman sebagai garden, yaitu bahwa
taman landscape elemen tamannya lebih banyak didominasi oleh elemen alami, sedangkan garden elemennya lebih didominasi oleh
elemen buatan manusia artificial dan dalam luas yang lebih terbatas.
II.6.1 Taman Kota Berdasarkan Rancangannya
Berdasarkan rancangannya taman kota terbagi atas : a. Taman Alami Natural
Taman alami atau natural adalah suatu taman yang dirancang untuk memberikan kesan alami atau menyatu dengan alam. Taman
alami sudah terbentuk sebelumnya, namun dalam penataannya disesuaikan dengan kondisi lahan kota, misalnya hutan kota, taman
pengarah jalan, taman alami yang tumbuh dalam kota, dan sebagainya. b. Taman Buatan Artificial
Taman buatan atau artificial merupakan sebuah taman yang elemen-elemennya lebih banyak didominasi dengan elemen buatan
manusia. Taman artificial dirancang untuk menyeimbangkan kondisi kota dan taman kota, antara lain bermanfaat untuk mengendalikan
suhu, panas sinar matahari, pengendali angin, memperbaiki kualitas udara, untuk sarana bermain, rekreasi, memberikan kesenangan,
kegembiraan, kenyamanan, sebagai pembatas fisik, pengontrol pandangan, dan lain sebagainya.
II. 6. 2 Taman Kota Berdasarkan Aktifitasnya
Ada tiga macam taman kota berdasarkan aktifitasnya : a.
Taman untuk rekreasi aktif. Taman untuk rekreasi aktif adalah taman yang didalamnya
dibangun suatu kegiatan pemakai taman, sehingga pemakai taman secara aktif menggunakan fasilitas didalamnya, sekaligus
memperoleh kesenangan, kesegaran, dan kebugaran, misalnya taman olah raga, aerobic, fitness, camping ground, taman bermain anak,
taman pramuka, taman jalur jalan, kebun binatang, danau, pemancingan, taman-taman kota dan sebagainya.
b. Taman untuk rekreasi pasif Taman untuk rekreasi pasif adalah taman yanmg dibentuk agar
dapat dinikmati keindahan dan kerindangannya, tanpa mengadakan aktivitas dan kegiatan apapun, misalnya waduk, hutan buatan,
penghijauan tepi kali, jalur hijau, lapangan terbang, dan lainnya. c. Taman untuk rekreasi aktif dan pasif.
Taman untuk rekreasi aktif dan pasif merupakan taman yang bisa dinikmati keindahan sekaligus ada fungsi lain dan dapat
digunakan untuk mengadakan aktivitas, misalnya taman lingkungan. Taman lingkungan atau community park adalah suatu
taman yang dibuat dan merupakan bagian dari suatu pemukiman, selain rumah ibadah, pasar, sekolah, dan lain-lainnya.
II.6.3 Fungsi Taman kota
Pengertian kota sendiri merupakan tempat berlangsungnya suatu proses hidup dan kehidupan, atau dapat pula diartikan sebagai
tempat berlangsungnya segala aktivitas manusia seperti pemerintahan, pendidikan, perdagangan, industri, dan lain sebagainya dengan
infrastruktur yang lengkap. Kota di daerah tropis tidak dapat lepas dari lansekap atau taman alami dalam kota, dan untuk lahan yang masih
kurang penghijauan, maka di buat taman kota guna menyeimbangkan dengan kondisi lingkungannya, taman kota ini memiliki definisi, baik
fungsi secara sosial dan ekologis sebagai berikut :
a. Taman Kota Di tinjau dari kondisi fisiknya, taman kota disebut juga
dengan ruang terbuka atau open space yang digunakan oleh orang banyak untuk beraktifitas disetiap waktu. Pengertian mengenai taman
kota ini adalah taman yang berada di lingkungan perkotaan dalam skala yang luas dan dapat mengantisipasi dampak-dampak yang ditimbulkan
oleh perkembangan kota. Taman kota ini dapat dinikmati semua orang tanpa harus mengeluarkan biaya.
b. Fungsi Taman Kota Fungsi taman kota sangat besar karena berusaha menciptakan
suatu space yang manusiawi bagi penduduk kota. Adapun fungsi dari taman kota adalah sebagai berikut :
a. Fungsi sosial Fungsi sosial dari taman kota antara lain :;
• sebagai tempat melakukan aktifitas bersama • sebagai tempat komunikasi sosial
• sebagai tempat peralihan dan menunggu • sebagai tempat bermain dan olah raga
• sebagai sarana olah raga dan rekreasi • sarana penghubung antara tempat satu dengan tempat lainnya
• pembatas diantara massa bangunan • sarana penelitian dan pendidikan serta penyuluhan bagi
masyarakat untuk membentuk kesadaran lingkungan hidup
• sarana untuk menciptakan kebersihan, kesehatan, keserasian, dan keindahan lingkungan.
b Fungsi ekologis
Fungsi ekologis dari taman kota antara lain : • penyegaran udara, mempengaruhi dan memperbaiki iklim
mikro • penyerap air hujan
• pengendalian banjir dan pengaturan tata air • memelihara ekosistem tertentu dan perlindungan plasma nuftah
• pelembut arsitektur bangunan.
II.6.4 Peranan Taman Kota terhadap Ekologi Kota
Peranan taman kota secara ekologis adalah : 1
Sarana Kesehatan Higienis Taman kota sangat berguna sekali karena unsur utama taman
adalah tanaman, yang dalam proses fotosintesis akan mengeluarkan O
2
, O
2
dipergunakan oleh makhuk hidup dengan bantuan sinar matahari. Dengan bantuan sinar matahari ini, taman akan menyerap
CO
2
yang dihasilkan manusia dalam pernafasan, dan tanaman menghasilkan O
2
dari proses fotosintesis yang kemudian dihirup oleh manusia melalui pernafasan.
2 Pengaturan Iklim Klimatologis
Taman dapat melindungi manusia dari panas matahari dan tekanan suhu panas serta peneduh. Taman mampu menyerap panas dari
atmosfer yang dekat dengan permukaan tanah disekitar tanaman, sehingga daerah disekitarnya menjadi nyaman. Penghijauan
memperkecil amplitudo variasi yang lebih besar dari kondisi udara panas ke kondisi udara sejuk.
3 Perlindungan Protektif
Taman dapat melindungi manusia dari angin kencang, panas sinar matahari, serta mempunyai sifat melindungi dari asap-asap
kendaraan dan gas-gas dari buangan industri dan gas beracun mengambang di udara, melalui proses kimiawi zat hijau daun dapat
mengubah CO
2
menjadi O
2
4 Pengaturan Persediaan Air Tanah Hidrologis
juga gas-gas lainnya seperti zat lemas N dan S. Dengan begitu penghijauan mampu menyerap polusi
udara di kota.
Taman pada pertamanan kota bermanfaat untuk menyimpan air hujan yang jatuh ke tanah melalui pori-pori tanah, sehingga pada musim
kemarau dapat berfungsi atau bermanfaat. Sedangkan pada musim penghujan kemampuan tanah dapat menyimpan air tanah
mengurangi adanya bahaya banjir. Air dalam proses fotosintesis sangat penting, air mengangkut bahan makanan keseluruh organ
tanaman, air dalam daun akan menjaga tegangan sel daun bertahan tegar.
5 Pencegah Erosi Orlogis
Semakin besar curah hujan yang terjadi pada suatu daerah dataran, semakin besar pula banjir yang diterima didaerah . Namun oleh
adanya taman atau ruang terbuka hijau, sebagi resapan air guna menjaga keseimbangan tata air dalam tanah, mengurangi aliran
air permukaan, menangkap dan menyimpan air, menjaga keseimbangan tanah agar kesuburan tanah tetap terjamin Hakim,
2000. Penghijauan atau penyebaran taman yang merata akan dapat menanggulangi banjir. Seperti pada banjir kiriman karena limpahan air
hujan dari dataran tinggi ke dataran yang lebih rendah, volume air bertambah menyebabkan saluran tidak mampu menampung volume air
tersebut, lalu banjir genangan yang merupakan hujan lokal pada daerah karena air hujan melebihi kapasitas saluran-saluran hingga
melimpah ke permukaan, dan banjir air pasang yang disebabkan naiknya permukaan air laut yang melebihi muka air saluran atau
sungai, sehingga kali yang bermuara di pantai terjadi peristiwa back water. Air kali yang masuk kali melebihi kapasitas saluran, maka
limpahan air dari saluran mangakibatkan terjadinya genangan. Akar-akar tanaman dapat mengikat butir-butir tanah sehingga
tidak mudah dibawa air. Daun tanaman dapat menahan atau memperlambat jatuhnya air hujan yang deras, lalu menyerap ke tanah
tanpa menimbulkan erosi, karena tanah tertutup oleh tanaman yang dapat mencegah erosi. Bahkan semua jenis rumput, semak-semak,
pepohonan mampu menampung air genangan tanpa menimbulkan kelongsoran tanah. Tanpa tanaman, semak-semak, dan pepohonan
berakar diatas tanah akan mudah mengakibatkan erosi. 6
Penyeimbang Alam Edhapis Tanaman dapat memberikan lingkungan hidup bagi makhluk.
Akar tanaman menerobos tanah, menggemburkan tanah, dan memberikan tanaman menerobos tanah, menggemburkan tanah, dan
memberikan lingkungan hidup bagi mikroorganisme. Ini menyuburkan tanah dan tanaman, hal ini disebut simbiosis.
Tanaman juga memberikan kehidupan lain diatas tanah, sebagai tempat hidup satwa. Pohon peneduh di taman kota, di tepi jalan
sebagai tempat hidup satwa burung atau unggas dan serangga berkembang mambantu keseimbangan alam.
7 Keindahan Estetika
Taman-taman diperkotaan dengan warna yang alami serta tekstur yang bermacam-macam dan perencanaan yang teratur akan
menampakkan keindahan. Kelebihan ini menjadikan tanaman sebagai salah satu elemen yang dapat menunjang keindahan
lingkungan.
8 Kejiwaan Psikis
Taman kota dapat membawa dan memberikan suasana sejuk dan tentram, serta damai bagi jiwa manusia. Hal ini dapat mengurangi
gangguan syaraf dan kejiwaan manusia, sehingga dengan adanya taman tersebut dapat mengalihkan perhatian kita dari suasana
tegang serta pengaruh kejiwaan kita menjadi tenang, karena adanya sirkulasi udara dalam kota.
9 Pendidikan Edukatif
Taman dapat menjadi media untuk pendidikan pengetahuan alam, sarana penelitian, pendidikan, dan membentuk kesadaran
lingkungan Rustam Hakim, 2000 10
Pencipta Lingkungan Hidup Ekologi Taman merupakan pengikat yang menyatukan manusia dengan
kondisi alam lingkungannya, sehingga antara manusia dengan taman seakan-akan saling membutuhkan dalam kehidupan
lingkungannya. 11
Sosial-Ekonomi Taman kota mempunyai pengaruh yang besar dalam kehidupan
manusia, karena merupakan tempat rekreasi warga. Disamping itu taman kota dapat dikembangkan dengan tanaman-tanaman produktif,
sehingga dapat membantu menambah pendapatan dan peningkatan taraf hidup rakyat.
II. 7 Pengaruh Gas Rumah Kaca
Perubahan iklim merupakan tantangan paling serius yang dihadapi dunia pada saat ini. Sejumlah bukti baru dan kuat yang muncul dalam
studi mutakhir memperlihatkan bahwa masalah pemanasan yang terjadi 50 tahun terakhir disebabkan oleh tindakan manusia yang mana
temperatur dibumi telah naik secara cepat, perubahan iklim juga dipengaruhi oleh aktivitas matahari dan ozon serta kegiatan vulakanik dan
sulfat. Namun sejak tahun 1960-an, penyebab utama naiknya temperatur bumi adalah akibat efek rumah kaca yang menurut sebagian ahli
disebabkan oleh meningkatnya kandungan gas karbon dioksida dan partikel polutan lainnya di atmosfer bumi. Efek rumah kaca disebabkan
karena naiknya konsentrasi gas-gas rumah kaca. Gas rumah kaca adalah gas-gas di atmosfer yang memiliki kemampuan untuk dapat menyerap
radiasi matahari yang dipantulkan oleh bumi, sehingga menyebabkan suhu dipermukaan bumi menjadi hangat. Menurut konvensi PBB mengenai
Perubahan Iklim United Nations Framework Convention on Climate Change – UNFCCC, ada 6 jenis gas yang digolongkan sebagai GRK,
yaitu: karbondioksida CO
2
, dinitro oksida N
2
O , metana CH
4
, sulfurheksaflorida SF
6
, perflorokarbon PFCs, dan hidroflorokarbon HFCs. Gas rumah kaca berbeda dengan polutan dari segi jangka waktu
dampak. Polutan secara langsung berdampak pada makhluk hidup, sedangkan gas rumah kaca berdampak tidak langsung.
Sifat gas rumah kaca adalah menaikkan suhu bumi dengan cara menangkap radiasi gelombang pendek dari matahari dan
memantulkannya ke bumi. Gas rumah kaca juga memantulkan radiasi gelombang panjang ke bumi, sehingga bumi seakan-akan
mendapatkan pemanasan dua kali. Dampak dari gas rumah kaca adalah pemanasan global dan efek rumah kaca. Sedangkan dampak turunan dari
pemanasan global salah satunya adalah perubahan iklim. Naiknya suhu rata-rata bumi adalah salah satu bukti telah terjadi perubahan iklim.
Pemanasan global ini pun mendapatkan radiasi matahari tambahan lagi karena terdapatnya lubang ozon. Penipisan ozon mengakibatkan
radiasi sinar ultraviolet dari matahari yang masuk ke bumi semakin besar intensitasnya.
Menurut IPCC Intergovernmental On Panel Climate Change menyatakan jika laju emisi gas rumah kaca ini dibiarkan terus tanpa
terdapat tindakan untuk menguranginya, maka suhu global rata-rata akan meningkat dengan laju 0.3
C setiap 10 tahun. Suhu global rata-rata tahun 1890 adalah 14.5
C dan pada tahun 1980 naik menjadi 15,2 C. Indonesia
kenaikan suhu hanya sekitar 0 sampai 1 derajat. Sementara dengan menggunakan model GCM untuk wilayah Indonesia dihasilkan
adanya peningkatan suhu sekitar 0.1 C – 0.5
C pada tahun 2010 dan tahun 2070 sekitar 0.4
C – 3.0 C. Trismidianto, 2009
II.7.1 Gas – Gas Rumah Kaca
Gas rumah kaca adalah gas-gas yang ada di atmosfer yang menyebabkan efek rumah kaca. Gas-gas tersebut sebenarnya muncul
secara alami di lingkungan, tetapi dapat juga timbul akibat aktivitas manusia. Gas rumah kaca yang paling banyak adalah uap air yang
mencapai atmosfer akibat penguapan air dari laut, danau dan sungai. Karbondioksida adalah gas terbanyak kedua. Ia timbul dari berbagai
proses alami seperti: letusan vulkanik; pernapasan hewan dan manusia yang menghirup oksigen dan menghembuskan karbondioksida dan
pembakaran material organik seperti tumbuhan. Karbondioksida dapat berkurang karena terserap oleh lautan dan diserap tanaman untuk
digunakan dalam proses fotosintesis. Fotosintesis memecah karbondioksida dan melepaskan oksigen ke atmosfer serta mengambil
atom karbonnya. Gas-gas rumah kaca adalah beberapa jenis gas yang terperangkap
di atmosfer dan berfungsi seperti atap rumah kaca yang mampu meneruskan radiasi gelombang panjang matahari, namun menahan radiasi
inframerah yang diemisikan oleh permukaan bumi. Sumber gas-gas rumah kaca tersebut dapat terbagi menjadi dua yaitu alami dan akibat aktifitas
manusia. Gas rumah kaca yang terjadi secara alami adalah CO
2
, methane. Sedangkan gas yang dihasilkan akibat aktifitas manusia antara lain CO
2
Proses pembakaran bahan bakar fosil, NO
2
aktifitas pertanian dan industri, CFC, HFC, PFC proses industri dan konsumen.
GRK gas rumah kaca adalah sejumlah gas yang terdapat di atmosfer yang menyebabkan efek rumah kaca. Efek rumah kaca terjadi
karena naiknya konsentrasi gas karbondioksida CO
2
a. Uap
dan gas-gas lainnya di atmosfer. Energi yang masuk ke bumi 25 dipantulkan oleh awan atau
partikel lain di atmosfer, 25 diserap awan , 45 diabsorpsi permukaan bumi serta 5 dipantulkan kembali oleh permukaan bumi.
Uap air adalah gas rumah kaca yang timbul secara alami dan bertanggungjawab terhadap sebagian besar dari efek rumah kaca.
Konsentrasi uap air berfluktuasi secara regional, dan aktivitas manusia tidak secara langsung mempengaruhi konsentrasi uap air kecuali pada
skala lokal. Dalam
Air
model iklim, meningkatnya temperatur atmosfer yang disebabkan efek rumah kaca akibat gas-gas antropogenik akan
menyebabkan meningkatnya kandungan uap air di troposfer, dengan kelembaban relatif yang agak konstan. Meningkatnya konsentrasi uap air
mengakibatkan meningkatnya efek rumah kaca, yang mengakibatkan meningkatnya temperatur, dan kembali semakin meningkatkan jumlah uap
air di atmosfer. Keadaan ini terus berkelanjutan sampai mencapai titik ekuilibrium kesetimbangan. Oleh karena itu, uap air berperan sebagai
umpan balik positif terhadap aksi yang dilakukan manusia yang melepaskan gas-gas rumah kaca seperti CO
2
. Perubahan dalam jumlah uap air di udara juga berakibat secara tidak langsung melalui terbentuknya
awan.
b. Karbondioksida
Manusia telah meningkatkan jumlah karbondioksida yang dilepas ke atmosfer ketika mereka membakar bahan bakar fosil, limbah padat, dan
kayu untuk menghangatkan bangunan, menggerakkan kendaraan dan menghasilkan listrik. Pada saat yang sama, jumlah pepohonan yang
mampu menyerap karbondioksida semakin berkurang akibat perambahan hutan untuk diambil kayunya maupun untuk perluasan lahan pertanian.
Walaupun lautan dan proses alam lainnya mampu mengurangi karbondioksida di atmosfer, aktivitas manusia yang melepaskan
karbondioksida ke udara jauh lebih cepat dari kemampuan alam untuk menguranginya. Pada tahun 1750, terdapat 281 molekul karbondioksida
pada satu juta molekul udara 281 ppm. Pada Januari 2007, konsentrasi karbondioksida telah mencapai 383 ppm peningkatan 36 persen. Jika
prediksi saat ini benar, pada tahun 2100, karbondioksida akan mencapai konsentrasi 540 hingga 970 ppm. Estimasi yang lebih tinggi malah
memperkirakan bahwa konsentrasinya akan meningkat tiga kali lipat bila dibandingkan masa sebelum revolusi industri.
c. Metana
Metana yang merupakan komponen utama gas alam juga termasuk gas rumah kaca. Ia merupakan insulator yang efektif, mampu menangkap
panas 20 kali lebih banyak bila dibandingkan karbondioksida. Metana dilepaskan selama produksi dan transportasi batu bara, gas alam, dan
minyak bumi. Metana juga dihasilkan dari pembusukan limbah organik di
tempat pembuangan sampah landfill, bahkan dapat keluarkan oleh hewan-hewan tertentu, terutama sapi, sebagai produk samping dari
pencernaan. Sejak permulaan revolusi industri pada pertengahan 1700-an, jumlah metana di atmosfer telah meningkat satu setengah kali lipat.
d. Nitrogen
Nitrogen oksida adalah gas insulator panas yang sangat kuat. Ia dihasilkan terutama dari pembakaran bahan bakar fosil dan oleh lahan
pertanian. Ntrogen oksida dapat menangkap panas 300 kali lebih besar dari karbondioksida. Konsentrasi gas ini telah meningkat 16 persen bila
dibandingkan masa pra industri. Oksida
e. Gas lainnya
Gas rumah kaca lainnya dihasilkan dari berbagai proses manufaktur. Campuran berflourinasi dihasilkan dari peleburan alumunium.
Hidrofluorokarbon HCFC-22 terbentuk selama manufaktur berbagai produk, termasuk busa untuk insulasi, perabotan furniture, dan temoat
duduk di kendaraan. Lemari pendingin di beberapa negara berkembang masih menggunakan klorofluorokarbon CFC sebagai media pendingin
yang selain mampu menahan panas atmosfer juga mengurangi lapisan ozon lapisan yang melindungi Bumi dari radiasi ultraviolet. Selama masa
abad ke-20, gas-gas ini telah terakumulasi di atmosfer, tetapi sejak 1995, untuk mengikuti peraturan yang ditetapkan dalam Protokol Montreal
tentang Substansi-substansi yang Menipiskan Lapisan Ozon, konsentrasi gas-gas ini mulai makin sedikit dilepas ke udara.
Para ilmuan telah lama mengkhawatirkan tentang gas-gas yang dihasilkan dari proses manufaktur akan dapat menyebabkan kerusakan
lingkungan. Pada tahun 2000, para ilmuan mengidentifikasi bahan baru yang meningkat secara substansial di atmosfer. Bahan tersebut adalah
trifluorometil sulfur pentafluorida. Konsentrasi gas ini di atmosfer meningkat dengan sangat cepat, yang walaupun masih tergolong langka di
atmosfer tetapi gas ini mampu menangkap panas jauh lebih besar dari gas- gas rumah kaca yang telah dikenal sebelumnya. Hingga saat ini sumber
industri penghasil gas ini masih belum teridentifikasi.
II.7.2 Efek Rumah Kaca
Efek rumah kaca adalah efek dimana radias infra merah yang dipantulkan oleh permukaan bumi, tidak diteruskan oleh atmosfer ke luar
angkasa tetapi dipantulkan kembali ke bumi. Gas Rumah Kaca bersifat memantulkan radiasi infra merah. Efek rumah kaca telah meningkatkan
suhu bumi rata-rata 1-5°C. Bila kecenderungan peningkatan gas rumah kaca tetap seperti sekarang akan menyebabkan peningkatan pemanasan
global. Proses terjadinya efek gas rumah kaca, sinar matahari
memancarkan radiasi ultraviolet ke bumi yang akan diterima oleh bumi dan dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi inframerah. Atmosfer akan
meneruskan radiasi infra merah ini ke luar angkasa. Namun dengan adanya gas rumah kaca yang terperangkap di atmosfer akan menyebabkan
dipantulkannya kembali radiasi infra merah ini ke bumi. Ditambah dengan radiasi ultraviolet dari matahari, akan menyebabkan naiknya suhu
permukaan bumi. Tiga gas rumah kaca yang paling berperan dalam efek rumah kaca yaitu uap air, karbon dioksida dan methana. Gas ini menyerap
radiasi infra merah yang dipancarkan oleh permukaan bumi dan meradiasi kembali energi ke bumi dalam bentuk panas, yang menyebabkan
pemanasan pada permukaan bumi, dengan adanya peningkatan emisi karbondioksida dari manusia, efek rumah kaca secara drastis akan
meningkat.
II. 8 Faktor-Faktor Meteorologi
Faktor-faktor meteorologi dalam penyebaran polusi udara meliputi: 1.
Pergerakan udara Pergerakan massa udara dapat terjadi secara global, benua, regional
atau local. Menurut kondisi geografisnya pergerakan tersebut dapat dibagi menjadi 3 yaitu macroscale, mesoscale, microscale.
2. Panas
Panas merupakan variable kritis udara, karena merupakan katalis utama kondisi iklim. Sebagian sinar matahari dipantulkan kembali
ke udara oleh partikel-partikel dan awan sebelum mencapai bumi. Gurun pasir, salju dan es mempunyai kemampuan yang tinggi
untuk memantulkan kembali sinar matahari ke bumi. Perubahan
suhu ini disebut lapse rate. Kestabilan udara mempengaruhi disperse polutan di udara
3. Tekanan
Udara mempunyai berat, maka seluruh udara tertekan ke bawah. Distribusi tekanan digambarkan secara isobar. Garis tekanan
rendah atau tinggi ini mempengaruhi cuaca. Pada tekanan tinggi, dimana langit cerah polutan dapat terdispersi sampai tingkat yang
diinginkan. Sedangkan pada tekanan rendah dimana langit berawan disperse minimal terjadi.
4. Kecepatan angin dan arah angin
Angin adalah pergerakan udara biasa. Arah angin ditentukan tekanan rendah atau tinggi. Kecepatan angin yang besar
mengakibatkan pergolakan angin yang besar dan penyebaran udara akan lebih cepat dan kompleks. Arah angin yang sejajar disperse
polutan udara penyebarannya akan lebih cepat, sedangkan arah angin yang tegak lurus akan lebih lambat penyebarannya.
5. Kelembaban
Kelembaban mempengaruhi suhu udara, sehingga juga mempengaruhi penyebaran polutan.
6. Temperatur
Temperatur ada hubungannya dengan kelembaban udara. Kelembaban relative turun dengan naiknya temperature. Pada siang
hari kelembaban udara rendah dan pada malam hari kelembaban
udara tinggi. Dengan adanya temperature yang tinggi dan kelembaban konsentrasi polutan menjadi tinggi sehingga
penyebaran polutan akan lebih banyak lagi. 7.
Curah hujan Dengan adanya curah hujan partikel dapat terhapus terutama
partikel debu.
II. 9 Mekanisme Penurunan Suhu Udara
Penurunan suhu udara dapat terjadi apabila udara panas yang terdapat di udara dikurangi dengan cara penyerapan, pemantulan, dan
pentransmisian dan adanya proses evapotranspirasi. Intersepsi daun-daun maupun menyerap, memantulkan, dan mentransmisikan radiasi sinar
matahari, Monteit 1975 dalam Hanifa 2007 menyatakan bahwa keefektifan pengurangan panas matahari oleh tumbuhan sangat bergantung
pada bentuk sistem percabangan, bentuk daun, dan indeks luas daun luas seluruh daun per luas proyeksi penutup tajuk.
Selanjutnya, proses evapotranspirasi dari tumbuhan dapat memberikan pengaruh terhadap penurunan suhu udara yaitu dengan
adanya uap air yang dilepaskan ke udara oleh tumbuhan, sehingga mampu menyerap panas sinar matahari.
Jika suatu teman memiliki pohon yang sangat rapat dengan tumbuhan perdu yang sangat rimbun, rapat, dan tersebar di seluruh areal
taman, maka taman memiliki kemampuan besar untuk menurunkan suhu
udara pagi, siang dan sore hari. Taman yang memiliki struktur vegetasi dengan pohon yang rapat. Semak rimbun, dan herba yang rimbun memiliki
kemampuan sedang untuk menurunkan udara pagi, dan siang hari. Sedangkan taman yang memiliki pohon rimbun dan tersebar dalam taman
dengan herba yang memiliki kerapatan, kerimbunan, dan kekerapan yang tinggi memiliki kemampuan kecil dalam menurunkan suhu udara pada
siang hari. Pada pagi hari dan sore hari laju evapotranspirasi tumbuhan relatif
rendah, sehingga peranannya dalam penurunan suhu udara lebih rendah dibandingkan dengan penurunan suhu udara akibat penyerapan,
pemantulan dan pentransmisian panas oleh daun-daun. Pada siang hari, ketika pancaran matahari tegak lurus dengan permukaan bumi, maka panas
matahari maksimum akan dipantulkan oleh tajuk pohon dan perdu, serta akan diserap oleh daun-daun untuk fotosintesis. Pada saat itu, laju
evapotranspirasi tumbuhan akan mencapai titik maksimum sehingga kemampuan air untuk menyerap panas sinar matahari juga mencapai titik
maksimum. Tanaman perdu seperti halnya semak, pohon maupun herba
mampu memantulkan panas sinar matahari dan melakukan proses evapotranspirasi. Perdu yang memiliki kerimbunan cukup menjadi
penghalang gerakan udara angin yang membawa udara panas dari luar taman yang tidak dihalangi oleh mahkota pohon yang tinggi, sehingga
udara panas tersebut diserap oleh kerimbunan perdu.
Taman yang memiliki tanaman perdu dengan kerimbunan rendah dan kekerapan sedang serta terkumpul di bagian tengah taman tanpa
naungan dari kerimbunan pohon akan menyebabkan suhu udara pada bagian tengah taman relatif tinggi. Akan tetapi, karena adanya pengaruh
angin yang membawa udara panas dari luar taman yang tidak terhalang oleh perdu, maka pada siang hari tidak terdapat penurunan suhu udara.
II. 10 Landasan Teori
Suhu adalah besaran fisis yang menentukan besar kecil ukuran panas suatu bendazat padat, cair, gas secara relatif. Untuk mengetahui
panas, dingin suatu bendazat dapat dilakukan dengan cara membandingkan suatu benda dengan benda sejenis lain, misalnya dengan
memakai tangan. Agar mendapat gambaran tentang suhu temperatur suatu substansi secara objektif akurat amat diperlukan alat ukur
temperatur yang dikenal dengan nama termometer.
II.10.1 Inversi Suhu
Inversi suhu dapat mengakibatkan masalah polusi yang serius, bukan karena merupakan sumber polusi, tetapi karena dapat menyebabkan
polutan terkumpul di dalam atmosfer yang lebih rendah dan tidak menyebar. Kebanyakan masalah polusi udara yang serius terjadi selama
inversi suhu.
Pergerakan udara di atmosfer dapat terjadi secara vertical maupun horizontal. Gerakan horizontal terutama disebabkan oleh aliran angin. Jika
angin yang terjadi bersifat aktif dan kekuatannya cukup, polutan tidak mempunyai waktu cukup untuk mengumpul karena cepat disebarkan.
Atmosfer disekeliling gunung, bukit dan bangunan – bangunan di daerah perkotaan akan memperlambat dan memecah gerakan angin sehingga
mengurangi gerakan udara horizontal. Karena gerakan horizontal terbatas, disperse polutan menjadi tergantung pada gerakan udara vertikal.
Suhu udara di atas bumi secara normal menurun sesuai dengan tingginya lapisan – lapisan atmosfer. Udara yang letaknya paling dekat
dengan permukaan bumi dihangatkan oleh bumi dan mengembang sehingga densitasnya lebih rendah daripada udara yang lebih dingin
diatasnya. Udara yang hangat dan densitasnya lebih kecil kemudian akan naik menembus udara yang lebih dingin, dan udara yang lebih dingin akan
turun untuk menggantikannya. Udara yang lebih dingin ini kemudian akan dipanaskan lagi oleh bumi, mengembang dan naik kembali. Gerakan udara
akan terjadi dengan cara ini dan polutan akan tersebar. Kadang – kadang pola gerakan udara yang normal ini terganggu
jika suatu lapisan udara dingin, misalnya dari laut, mengalir kedalam lapisan yang rendah dan menggantikan udara yang lebih hangat sampai
lapisan berikut di atasnya. Jika hal ini tejadi, suhu udara akan menurun dari permukaan bumi sampai lapisan tertentu misalnya 1500 ft sampai
3000 ft . Keadaan normal ini kemudian digantikan dengan keadaan yang
tidak normal di mana suhu udara, misalnya dari 3000 ft sampai 5000 ft atau 6000 ft naik secara berlapis. Di atas lapisan ini, keadaan suhu tetap
normal yaitu suhu akan menurun dengan semakin tingginya lapisan atmosfer. Suhu pada lapisan tersebut misalnya diantara 3000 ft sampai
5000 atau 6000 ft disebut lapisan inversi. Adanya lapisan inversi menghambat sirkulasi atmosfer secara
vertikal, karena udara yang lebih dingin tidak dapat naik menembus lapisan inversi yang lebih hangat. Polutan yang terdapat di dalam udara
akan terperangkap pada lapisan bawah tersebut karena udaranya tidak bergerak. Keadaan semacam ini mungkin tidak akan berubah selama
beberapa hari selama sampai kondisi cuaca berubah dan lapisan inversi pecah. Masalah polusi lainnya yang timbul akibat adanya lapisan inversi
ini adalah kenaikan aktivitas fotokimia. Lapisan inversi ini biasanya sangat hangat, kering dan tidak berawan, sehingga akan mentransmisi sinar
matahari dalam jumlah maksimum, dan berinteraksi fotokimia dengan polutan yang terperangkap membentuk smogdalam jumlah tinggi. Jadi
jumlah smog yang tinggi biasanya berhubungan dengan polusi udara yang menyangkut inversi suhu. Fardiaz, 1992
II.10 2 Iklim Mikro
Iklim adalah keadaan cuaca keseluruhan dari gejala cuaca di daerah tertentu sepanjang tahun keberaturan keadaan udara untuk periode
yang lama. Sedangkan mikroklimatologi adalah ilmu yang mempelajari
iklim pada lapisan udara terdekat dengan permukaan tanah sekitar 2 m , tetapi dapat juga diartikan sebagai iklim di wilayah yang sempit, seperti
hutan kota, desa, rawa, dsb, dan juga bahwa mikroklimat adalah kondisi iklim pada skala kecil.
Mikroklimatologi yang merupakan cabang dari klimatologi yang mempelajari iklim di daerah yang amat terbatas sempit, karena
berhubungan dengan tanaman. Datanya diambil dari udara setinggi 1,5 m diatas permukaan tanah. Iklim mikro juga dapat diartikan sebagai iklim di
wlayah yang sempit seperti hutan, rawa, desa, dsb.Daldjoeni, 1986 : 45 Dengan demikian, ada beberapa pandangan terhadap pengertian
dari iklim mikro. Namun pada dasarnya pengertian iklim mikro sendiri adalah mengarah pada pengertian mikroklimat yang dipelajari melalui
cabang ilmu “mikroklimatologi”. Iklim mikro merupakan kondisi iklim pada suatu ruang yang
sangat terbatas, tetapi komponen iklim ini penting artinya bagi kehidupan tumbuhan, hewan, dan manusia. Karena kondisi udara pada skala mikro
ini yang akan berkontak langsung dengan dan mempengaruhi secara langsung makhluk – makhluk hidup tersebut. Makhluk hidup tanggap
terhadap dinamika atau perubahan – perubahan dari unsur – unsur iklim disekitarnya. Keadaan unsur – unsur iklim ini akan mempengaruhi tingkah
laku dan metabolisme yang berlangsung pada tubuh makhluk hidup, sebaliknya keberadaan makhluk hidup tersebut terutama tumbuhan akan
pula mempengaruhi keadaan iklim mikro disekitarnya. Antara makhluk
hidup dan udara disekitarnya akan terjadi saling pengaruh atau interaksi satu sama lain.
Pengetahuan tentang sifat – sifat benda atau bahan sehubungan dengan kemampuannya untuk menyerap, memantulkan atau meneruskan
radiasi matahari, serta kemampuannya dalam menyerap dan menahan air, sering dimanfaatkan manusia dalam usahanya untuk memodifikasi iklim
mikro. Modifikasi iklim mikro dilakukan dengan tujuan untuk
menciptakan lingkungan yang lebih nyaman bagi manusia atau untuk menciptakan lingkungan yang lebih optimal atau paling tidak lebih baik
untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Usaha untuk menciptakan lingkungan yang lebih nyaman dilakukan dengan cara
menghadirkan lebih banyak tumbuhan dalam lingkungan pemukiman atau lingkungan kerja manusia. Modifikasi tersebut hanya diarahkan untuk
salah satu unsur iklim tertentu atau kombinasi dari beberapa unsur iklim. Unsur iklim yang dimodifikasi umumnya adalah unsur iklim yang menjadi
pembatas utama.
51
BAB III METODE PENELITIAN
III. 1 Rancangan Penelitian
Berdasarkan cara dan lokasi, penelitian ini bersifat observasional. Persoalan pokok penelitian ini adalah fenomena atau kejadian yang telah
ada atau telah terjadi tanpa dapat dikontrol atau dikendalikan oleh peneliti. Berdasarkan analisa data yang akan dilakukan desain penelitian ini
studi deskriptif yaitu penelitian terhadap fenomena atau populasi tertentu yang diperoleh peneliti. Studi deskriptif merupakan studi yang
melaksanakan aspek – aspek yang relevan dengan fenomena yang diamati. Studi deskriptif ini menjelaskan mengenai karakteristik suatu fenomena,
pada umumnya bertujuan untuk mendeskripsikan secara sistematis, faktual dan akurat terhadap suatu populasi atau daerah tertentu, mengenai sifat –
sifat atau faktor – faktor tertentu sehingga sering disebut analisa diagnosis. Aspek – aspek yang diamati adalah hubungan antara kerapatan tumbuhan,
ketinggian pohon, indeks luas daun, kelembaban, indeks kenyamanan, kecepatan dan arah angin terhadap penurunan suhu udara. Zainuddin,
1988 .