Analisis Rasio Keuangan KPRI “SUBUR”

48

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan membahas mengenai analisis rasio keuangan KPRI “SUBUR”. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder yaitu laporan keuangan KPRI “SUBUR” periode tahun 2011 sampai dengan 2015 untuk kemudian dianalisis dan teknik analisis data yang digunakan seperti yang telah diuraikan pada BAB III .

A. Analisis Rasio Keuangan KPRI “SUBUR”

Analisis rasio ini merupakan salah satu alat analisis yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan yang merupakan future oriented, artinya bahwa analisis rasio ini sebagai dasar pengambilan keputusan oleh manajer perusahaan untuk masa yang akan datang oleh karena itu harus menyesuaikan faktor-faktor yang ada pada periode atau waktu ini dengan faktor-faktor dimasa yang akan datang yang mungkin akan mempengaruhi posisi keuangan atau hasil operasi Koperasi. Analisis rasio keuangan pada KPRI “SUBUR” ini ditinjau dari rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio profitabilitas, dan rasio solvabilitas. Perhitungan rasio keuangan tersebut memiliki manfaat bagi pihak manajemen dalam mengambil keputusan yaitu memberikan suatu indikasi mengenai kekuatan suatu koperasi. 1. Rasio Likuiditas Rasio likuiditas menggambarkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI saat ditagih Munawir, 2007:31. Current ratio merupakan salah satu poin yang digunakan untuk mengukur rasio likuiditas: Tabel 1 Perhitungan Current Ratio KPRI SUBUR Kecamatan Pasarkliwon SurakartaPeriode 2011-2015 Peri ode Aktiva Lancar dalam rupiah 1 Passiva Lancar dalam rupiah 2 Rasio 12 Skor 2011 Rp 4.357.390.670 Rp 1.708.804.810,88 255,00 2012 Rp 4.302.583.894,75 Rp 2.208.436.895,29 194,82 100 2013 Rp 6.114.371.711,75 Rp 2.346.298.220,33 260,60 2014 Rp 7.125.628.053,75 Rp 3.070.587.789,25 232,06 2015 Rp 8.147.709.234,75 Rp 3.348.572.927,91 243,32 Rata-rata 237,16 Sumber: Data diolah 2016 Tabel 1 merupakan hasil perhitungan current ratio KPRI “SUBUR” dari periode 2011-2015. Current ratio KPRI “SUBUR” tahun 2011 sebesar 255, yang berarti setiap Rp 1,00 hutang lancar dijamin pengembaliannya oleh aktiva lancar sebesar Rp 2,55. Current ratio KPRI “SUBUR” tahun 2012 sebesar 194,82 yang berarti setiap Rp 1,00 hutang lancar dijamin pengembaliannya oleh aktiva lancar sebesar Rp 1,95. Apabila tahun 2011 dibandingkan dengan tahun 2012 maka current ratio mengalami penurunan sebesar 60,18. Current ratio KPRI “SUBUR” tahun 2013 sebesar 260,60, yang berarti setiap Rp 1,00 hutang lancar dijamin pengembaliannya oleh aktiva lancar sebesar Rp 2,60. Apabila tahun 2012 dibandingkan dengan tahun 2013 maka current ratio mengalami kenaikan 6,78. Current ratio KPRI “SUBUR” tahun 2014 sebesar 232,06, yang berarti setiap Rp 1,00 hutang lancar dijamin pengembaliannya oleh aktiva lancar sebesar Rp 2,32. Apabila tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2014 maka current ratio mengalami penurunan sebesar 28,54. Current ratio KPRI “SUBUR” tahun 2015 sebesar 243,32, yang berarti setiap Rp 1,00 hutang lancar dijamin pengembaliannya oleh aktiva lancar sebesar Rp 2,43. Apabila tahun 2014 dibandingkan dengan tahun 2015 current ratio mengalami 11,26. Jika dirata-rata dan sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor: 06PerM.KUKMV2006, maka skor current ratio KPRI “SUBUR” adalah 0. 2. Rasio Aktivitas Rasio aktivitas merupakan rasio untuk mengukur tingkat efektivitas koperasi dalam menggunakan aktiva yang dimiliki atau mengukur tingkat efisiensi pemanfaatan sumber daya koperasi. Hasil dari pengukuran rasio ini digunakan untuk melihat kondisi keuangan koperasi periode saat ini apakah mampu atau tidak dalam memenuhi target yang ditentukan. Jenis rasio aktivitas yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: a. Perputaran Aset Rasio perputaran aset ini digunakan untuk mengukur penggunaan semua aktiva dan jumlah pendapatan yang diperoleh dari aktiva itu sendiri. Rasio ini membandingkan antara volume usaha dengan total aset yang dimiliki koperasi. Jumlah volume usaha didapatkan dari pendapatan yang diperoleh koperasi selama tahun berjalan. Semakin tinggi perputaran aset, maka akan semakin kecil investasi yang diperlukan untuk menghasilkan pendapatan. Tabel 2 Perhitungan Perputaran Aset KPRI SUBUR Kecamatan Pasarkliwon Surakarta Periode 2011-2015 Perio de Volume Usaha dalam rupiah 1 Asset dalam rupiah 2 Rasio kali 12 Skor 2011 Rp 844.029.839,00 Rp 4.725.637.750,00 1,79 50 2012 Rp 890.613.353,00 Rp 5.628.826.474,75 1,58 50 2013 Rp 1.048.949.572,00 Rp 6.491.767.891,75 1,62 50 2014 Rp 1.125.302.256,00 Rp 7.682.237.269,75 1,46 25 2015 Rp 1.254.783.640,00 Rp 8.669.663.762,75 1,45 25 Rata-rata 1,58 Sumber : Data diolah 2016 Tabel 2 merupakan hasil perhitungan rasio perputaran aset KPRI “SUBUR” Kecamatan Pasarkliwon Surakarta periode 2011-2015. Perputaran aset KPRI “SUBUR” tahun 2011 sebesar 1,79 kali, yang berarti setiap Rp 1,00 uang yang ditanamkan dalam bentuk aset akan menghasilkan pendapatan sebesar Rp 1,79. Perputaran aset KPRI “SUBUR” tahun 2012 sebesar 1,58 kali, yang berarti setiap Rp 1,00 uang yang ditanamkan dalam bentuk aset akan menghasilkan pendapatan sebesar Rp 1,58. Apabila tahun 2011 dibandingkan dengan tahun 2012 maka perputaran aset mengalami penurunan sebesar 0,21 kali. Perputaran aset KPRI “SUBUR” tahun 2013 sebesar 1,62 kali, yang berarti setiap Rp 1,00 uang yang ditanamkan dalam bentuk aset akan menghasilkan pendapatan sebesar Rp 1,62. Apabila tahun 2012 dibandingkan dengan tahun 2013 maka perputaran aset mengalami kenaikan sebesar 0,04 kali. Perputaran PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI aset KPRI “SUBUR” tahun 2014 sebesar 1,46 kali, yang berarti setiap Rp 1,00 uang yang ditanamkan dalam bentuk aset akan menghasilkan pendapatan sebesar Rp 1,46. Apabila tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2014 maka perputaran aset mengalami penuru nan sebesar 0,16 kali. Perputaran aset KPRI “SUBUR” tahun 2015 sebesar 1,45 kali, yang berarti setiap Rp 1,00 uang yang ditanamkan dalam bentuk aset akan menghasilkan pendapatan sebesar Rp 1,45. Apabila tahun 2014 dibandingkan dengan tahun 2015 maka perputaran aset mengalami penurunan lagi sebesar 0,01 kali. Jika dirata-rata, maka nilai perputaran aset KPRI “SUBUR” termasuk ke dalam range 1,5 kali – 2,5 kali dengan nilai 50 sesuai denganPeraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor: 06PerM.KUKMV2006. b. Perputaran Piutang Rasio perputaran piutang digunakan untuk mengukur berapa lama penagihan piutang selama satu periode atau berapa kali dana yang ditanam dalam piutang yang berputar dalam satu periode. Piutang yang dimiliki suatu perusahaan mempunyai hubungan yang erat dengan volume penjualan kredit Munawir, 2007:75. Semakin tinggi rasio ini maka akan menunjukan jumlah piutang yang berputar semakin cepat. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 3 Perhitungan Rasio Perputaran Piutang KPRI “SUBUR” Kecamatan Pasarkliwon Surakarta Periode 2011-2015 Periode Volume Usaha dalam rupiah 1 Saldo piutang tahun sebelumnya+tahun ini dalam rupiah 2 Rasio kali 12 Skor 2011 Rp 844.029.839,00 Rp 2.841.294.540,50 29,71 100 2012 Rp 890.613.353,00 Rp 3.265.055.980,00 27,28 100 2013 Rp 1.048.949.572,00 Rp 4.379.915.304,50 23,95 100 2014 Rp 1.125.302.256,00 Rp 5.041.754.749,50 22,32 100 2015 Rp 1.254.783.640,00 Rp 5.520.055.446,50 22,73 100 Rata-rata 25,20 Sumber: Data diolah 2016 Tabel 3 merupakan perhitungan Rasio perputaran piutang KPRI “SUBUR” periode 2011-2015. Perputaran piutang KPRI “SUBUR” tahun 2011 sebesar 29,71 kali, yang berarti setiap Rp 1,00 uang yang ditanamkan dalam bentuk piutang akan menghasilkan pendapatan sebesar Rp 2,9 7. Perputaran piutang KPRI “SUBUR” tahun 2012 sebesar 27,28 kali, yang berarti setiap Rp 1,00 uang yang ditanamkan dalam bentuk piutang akan menghasilkan pendapatan sebesar Rp 2,73. Apabila tahun 2011 dibandingkan dengan tahun 2012 maka perputaran piutang mengalami penurunan sebesar 2,43 kali. Perputaran piutang KPRI “SUBUR” tahun 2013 sebesar 23,95 kali, yang berarti setiap Rp 1,00 uang yag ditanamkan dalam bentuk piutang akan menghasilkan pendapatan sebesar Rp 2,39. Apabila tahun 2012 dibandingkan dengan tahun 2013 maka perputaran piutang mengalami penurunan 3,33 kali. Perputaran piutang KPRI “SUBUR” tahun 2014 sebesar 22,32 kali, yang berarti setiap Rp 1,00 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI uang yang ditanamkan dalam bentuk piutang akan menghasilkan pendapatan sebesar Rp 2,23. Apabila tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2014 maka perputaran piutang mengalami penurunan sebesar 1,63 kali. Perputaran piutang KPRI “SUBUR” tahun 2015 sebesar 22,73 kali, yang berarti setiap Rp 1,00 uang yang ditanamkan dalam bentuk piutang akan menghasilkan pendapatan sebesar Rp 2,27. Apabila tahun 2014 dibandingkan dengan tahun 2015 maka perputaran piutang mengalami kenaikan sebesar 0,41 kali. Jika dirata-rata, maka nilai perputaran piutang KPRI “SUBUR” termasuk ke dalam range 12 kali dengan nilai 100 sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor: 06PerM.KUKMV2006.. 3. Rasio Profitabilitas Rasio profitabilitas ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam menghasilkan laba selama periode tertentu dan juga memberikan gambaran tentang tingkat efektifitas manajemen dalam melaksanakan kegiatan operasinya. Jenis-jenis rasio profitabilitas yang digunakan untuk penelitian ini meliputi: a. Rentabilitas Modal Sendiri Rasio rentabilitas modal sendiri pada koperasi ini digunakan untuk mengukur sisa hasil usaha SHU setelah pajak dengan modal sendiri. Semakin tinggi rasio rentabilitas modal sendiri maka akan semakin baik keadaan Tabel 4 Perhitungan Rasio Rentabilitas Modal Sendiri KPRI “SUBUR” Kecamatan Pasarkliwon Surakarta Periode 2011-2015 Perio de Sisa Hasil Usaha dalam rupiah 1 Modal Sendiri dalam rupiah 2 Rasio 12 Skor 2011 Rp 142.984.759,72 Rp 2.538.331.708,40 5,63 25 2012 Rp 130.804.278,71 Rp 2.900.331.382,00 4,51 25 2013 Rp 183.902.370,67 Rp 3.535.452.182,00 5,20 25 2014 Rp 229.220.399,93 Rp 3.917.177.345,82 5,85 25 2015 Rp 339.520.748,27 Rp 4.446.947.295,82 7,63 25 Rata-rata 5,77 Sumber : Data diolah 2016 Tabel 4 merupakan hasil perhitungan rasio rentabilitas modal sendiri KPRI SUBUR Kecamatan Pasarkliwon Surakarta dari periode 2011-2015. Rentabilitas modal sendiri tahun 2011 sebesar 5,63, yang berarti setiap Rp 1,00 ekuitas yang ditanamkan oleh pemegang saham akan memberikan laba bersih sebesar Rp 0,56. Rentabilitas modal sendiri KPRI “SUBUR” tahun 2012 sebesar 4,51, yang berarti setiap Rp 1,00 ekuitas yang ditanamkan oleh pemegang saham akan memberikan laba bersih sebesar Rp 0,45. Apabila tahun 2011 dibandingkan dengan tahun 2012 maka rentabilitas modal sendiri mengalami penurunan sebesar 1,12. Rentabilitas modal sendiri KPRI “SUBUR” tahun 2013 sebesar 5,20, yang berarti setiap Rp 1,00 ekuitas yang ditanamkan oleh pemegang saham akan memberikan laba bersih sebesar Rp 0,52. Apabila tahun 2012 dibandingkan dengan tahun 2013 maka rentabilitas modal sendiri mengalami kenaikan sebesar 0,69. Rentabilitas modal sendiri KPRI “SUBUR” tahun 2014 sebesar 5,85, yang berarti setiap Rp 1,00 ekuitas yang ditanamkan oleh PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI pemegang saham akan memberikan laba bersih sebesar Rp 0,58. Apabila tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2014, rentabilitas modal sendiri mengalami kenaikan sebesar 0,65. Rentabilitas modal sendiri KPRI “SUBUR” tahun 2015 sebesar 7,63, yang berarti setiap Rp 1,00 ekuitas yang ditanamkan oleh pemegang saham akan memberikan laba bersih sebesar Rp 0,76. Apabila tahun 2014 dibandigkan dengan tahun 2015, rentabilitas modal sendiri mengalami kenaikan sebesar 1,78. Jika dirata-rata, rentabillitas modal sendiri KP RI “SUBUR” termasuk ke dalam range 3 - 9 dengan nilai 25 sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor: 06PerM.KUKMV2006. b. Return On Assets ROA ROA merupakan perbandingan antara sisa hasil usaha SHU dengan aset yang dimiliki oleh koperasi pada tahun yang bersangkutan. Berikut ini akan ditampilkan hasil perhitungan dari ROA KPRI “SUBUR”. Tabel 5 Perhitungan Return On Assets ROA KPRI SUBUR Surakarta Periode 2011-2015 Periode Sisa Hasil Usaha dalam rupiah 1 Aset dalam rupiah 2 Rasio 12 Skor 2011 Rp 142.984.759,72 Rp 4.725.647.750,00 3,03 50 2012 Rp 130.804.278,71 Rp 5.628.826.474,75 2,32 25 2013 Rp 183.902.370,67 Rp 6.491.767.891,75 2,83 25 2014 Rp 229.220.399,93 Rp 7.682.237.269,75 2,98 25 2015 Rp 339.520.748,27 Rp 8.669.663.762,75 3,92 50 Rata-rata 3,02 Sumber: Data diolah 2016 Tabel 5 merupakan tabel perhitungan Return On Assets ROA KPRI “SUBUR”periode 2011-2015. Return On Assets ROA tahun 2011 sebesar 3,03, yang berarti setiap Rp 1,00 aset akan mampu memberikan laba bersih SHU sebesar Rp 0,03. ROA KPRI “SUBUR” tahun 2012 sebesar 2,32, yang berarti setiap Rp 1,00 aset akan mampu menghasilkan laba bersih sebesar Rp 0,023. Apabila tahun 2011 dibandingkan dengan tahun 2012, ROA yang dihasilkan mengalami penurunan sebesar 0,71. ROA KPRI “SUBUR” tahun 2013 sebesar 2,83, yang berarti setiap Rp 1,00 aset akan mampu menghasilkan SHU sebesar Rp 0,028. Apabila tahun 2012 dibandingkan dengan tahun 2013, ROA mengalami kenaikan sebesar 0,51. ROA KPRI “SUBUR” tahun 2014 sebesar 2,98, yang berarti setiap Rp 1,00 aset akan mampu menghasilkan SHU sebesar Rp 0,029. Apabila tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2014, ROA yang dihasilkan mengalami kenaikan sebesar 0,15 . ROA KPRI “SUBUR” tahun 2015 sebesar 3,92, yang berarti setiap Rp 1,00 aset akan mampu menghasilkan SHU sebesar Rp 0,039. Apabila ROA tahun 2014 dibandingkan dengan tahun 2015, mengalami kenaikan sebesar 0,94. Jadi jika dirata-rata, ROA yang dihasilkan dari membandingkan SHU dengan aset termasuk ke dalam range 3 - 7 dengan perolehan nilai 50 sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor: 06PerM.KUKMV2006. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI c. Net Profit Margin NPM Net profit margin NPM ini digunakan untuk mengetahui kemampuan KPRI “SUBUR” Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta dalam menghasilkan laba bersih. NPM didapatkan dari hasil perbandingan antara SHU dengan jumlah pendapatan yang diperoleh koperasi dari penjualan. Tabel 6 Perhitungan Net Profit Margin NPM KPRI “SUBUR” Kecamatan Pasarkliwon Surakarta Periode 2011-2015 Perio de Sisa Hasil Usaha dalam rupiah 1 Volume Usaha dalam rupiah 2 Rasio 12 Skor 2011 Rp 142.984.759,72 Rp 844.029.839,00 16,94 100 2012 Rp 130.804.278,71 Rp 890.613.353,00 14,69 75 2013 Rp 183.902.370,67 Rp 1.048.949.572,00 17,53 100 2014 Rp 229.220.399,93 Rp 1.125.302.256,00 20,37 100 2015 Rp 339.520.748,27 Rp 1.254.783.640,00 27,06 100 Rata-rata 19,32 Sumber: Data diolah 2016 Tabel 6 merupakan hasil perhitungan net profit margin NPM KPRI “SUBUR” periode 2011-2015. NPM KPRI “SUBUR” tahun 2011 sebesar 16,94, yang berarti setiap penjualan Rp 1,00 akan memperoleh laba sebesar Rp 0,16. NPM KPRI “SUBUR” tahun 2012 sebesar 14,69, yang berarti setiap penjualan senilai Rp 1,00 akan memperoleh laba sebesar Rp 0,14. Apabila tahun 2011 dibandingan dengan tahun 2012, NPM mengalami penurunan sebesar 2,25. NPM KPRI “SUBUR” tahun 2013 sebesar 17,53, yang berarti setiap Rp 1,00 penjualan, akan memperoleh laba sebesar Rp 0,17. Apabila tahun 2012 dibandingkan dengan tahun 2013, NPM mengalami kenaikan cukup baik sebesar 2,84. NPM KPRI “SUBUR” tahun 2014 diketahui sebesar 20,37, yang berarti setiap Rp 1,00 penjualan, akan memperoleh laba sebesar Rp 0,20. Apabila tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2014, NPM mengalami kenaikan yang sama sebesar 2,84. NPM KPRI “SUBUR” tahun 2015 sebesar 27,06, yang berarti setiap Rp 1,00 penjualan, akan memperoleh laba sebesar Rp 0,27. Apabila tahun 2014 dibandingkan dengan tahun 2015, NPM mengalami kenaikan yang baik sebesar 6,69. Jika dirata-rata, dapat diketahui nilai NPM termasuk ke dalam range 15 dengan nilai 100 sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor: 06PerM.KUKMV2006. 4. Rasio Solvabilitas Leverage Kondisi keuangan yang baik dalam jangka pendek tidak menjamin adanya kondisi keuangan yang baik juga dalam jangka panjang Munawair, 2007:81. Rasio solvabilitas ini adalah rasio untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam membayar kewajiban jika koperasi tersebut dilikuidasi. Rasio ini berhubungan dengan keputusan pendanaan dimana koperasi lebih memilih pembiayaan hutang dibandingkan modal sendiri. Jenis rasio yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: a. Total Hutang Terhadap Total Aset Rasio ini mengukur proporsi dana yang bersumber dari hutang untuk membiayai aktiva koperasi. Semakin tinggi rasio ini akan membuat koperasi semakin sulit untuk memperoleh tambahan pinjaman karena dikhawatirkan bahwa koperasi tidak mampu memenuhi hutang-hutangnya nanti dengan aktiva yang dimiliki. Tabel 7 Perhitungan Total Hutang Terhadap Total Aset KPRI “SUBUR” Kecamatan Pasarkliwon Surakarta Periode 2011-2015 Period e Total Hutang dalam rupiah 1 Total Aset dalam rupiah 2 Rasio 12 Skor 2011 Rp 2.044.331.281,88 Rp 4.725.637.750,00 43,26 2012 Rp 2.597.690.814,04 Rp 5.628.826.474,75 46,15 2013 Rp 2.772.413.339,08 Rp 6.491.767.891,75 42,71 2014 Rp 3.535.839.524,00 Rp 7.682.237.269,75 46,03 2015 Rp 3.883.195.718,66 Rp 8.669.663.762,75 44,79 Rata-rata 44,59 Sumber: Data diolah 2016 Tabel 7 merupakan perhitungan dari rasio total hutang terhadap total aset, KPRI “SUBUR” mengalami pertumbuhan yang fluktuatif dari tahun ke tahun. Total hutang terhadap total aset KPRI “SUBUR” tahun 2011 sebesar 43,26, yang berarti setiap total hutang Rp 1,00 dijamin dengan total aset Rp 0,43. Total hutang terhadap total aset KPRI “SUBUR” tahun 2012 sebesar 46,15, yang berarti setiap total hutang Rp 1,00 dijamin dengan total aset Rp 0,46. Apabila tahun 2011 dibandingkan dengan tahun 2012 maka total hutang terhadap total aset mengalami kenaikan sebesar 2,89. Total hutang terhadap aset KPRI “SUBUR” tahun 2013 sebesar 42,71, yang berarti setiap total hutang Rp 1,00 dijamin dengan total aset senilai Rp 0,42. Apabila tahun 2012 dibandingkan dengan tahun 2013, maka total hutang terhadap aset mengalami penurunan sebesar 3,44 . Total hutang terhadap aset KPRI “SUBUR” tahun 2014 sebesar 46,03, yang berarti setiap total hutang Rp 1,00 dijamin dengan total aset senilai Rp 0,46. Apabila tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2014, total hutang terhadap total aset mengalami kenaikan sebesar 3,32. Total hutang terhadap total aset KPRI “SUBUR” tahun 2015 sebesar 44,79, yang berarti setiap total hutang Rp 1,00 dijamin dengan total aset senilai Rp 0,44. Apabila tahun 2014 dibandingkan dengan tahun 2015, dapat diketahui total hutang terhadap total aset mengalami penurunan sebesar 1,24. Jika dirata-rata, total hutang terhadap total aset KPRI “SUBUR” berada pada interval 90 dengan nilai nol sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor: 06PerM.KUKMV2006. b. Total Hutang Terhadap Modal Sendiri Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan KPRI “SUBUR” Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta dalam memenuhi seluruh hutang-hutangnya dengan menggunakan ekuitas yang dimiliki oleh koperasi. Tabel 8 Perhitungan Total Hutang Terhadap Modal Sendiri KPRI “SUBUR” Kecamatan Pasarkliwon SurakartaPeriode 2011-2015 Periode Total Hutang dalam rupiah 1 Modal Sendiri dalam rupiah 2 Rasio 12 Skor 2011 Rp 2.044.331.281,88 Rp 2.538.331.708,40 80,54 100 2012 Rp 2.597.690.814,04 Rp 2.900.331.382,00 89,57 100 2013 Rp 2.772.413.339,08 Rp 3.535.452.182,00 78,42 100 2014 Rp 3.535.839.524,00 Rp 3.917.177.345,82 90,26 100 2015 Rp 3.883.195.718,66 Rp 4.446.947.295,82 87,32 100 Rata-rata 85,22 Sumber: Data diolah 2016 Tabel 8 merupakan hasil perhitungan rasio total hutang terhadap modal sendiri KPRI “SUBUR” Kecamatan Pasarkliwon Surakarta, hasil dari perhitungan total hutang terhadap modal sendiri mengalami pertumbuhan yang fluktuatif untuk tahun 2011 sampai dengan 2015. Total hutang terhadap modal sendiri KPRI “SUBUR” tahun 2011 sebesar 80,54 jika dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar 89,57, total hutang terhadap modal sendiri mengalami kenaikan sebesar 9,03. Total hutang terhadap modal sendiri tahun 2013 sebesar 78,42, jika dibandingkan dengan tahun 2012 mengalami penurunan baik sebesar 11,15. Tahun 2014 total hutang terhadap modal sendiri sebesar 90,26, jika dibandingkan dengan tahun 2013 mengalami kenaikan sebesar 11,84 dan tahun 2015 sebesar 87,32 dengan selisih penurunan sebesar 2,94 dari tahun 2014. Rata- rata total hutang terhadap modal sendiri KPRI “SUBUR” masih termasuk dalam interval 100 dengan nilai 100 menurut Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor: 06PerM.KUKMV2006. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

B. Analisis Skor Penilaian Keuangan KPRI “SUBUR”

Dokumen yang terkait

ANALISIS KINERJA KEUANGAN KOPERASI SIMPAN PINJAM “KARYA MANDIRI” JEROWARU BERDASARKAN PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN UKM REPUBLIK INDONESIA NO. 14/Per/M.KUKM/XII/2009

0 3 8

EVALUASI KINERJA KPRI MUARA SURAKARTA PERIODE2004 2008 MENGGUNAKAN ANALISIS RASIO KEUANGAN BERDASARKAN PEDOMAN PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL

0 15 89

Analisis tingkat kesehatan koperasi berdasarkan peraturan Menteri Negara Koperasi dan usaha kecil dan menengah Republik Indonesia nomor 14/Per/M.KUKM/Xii/2009 : studi kasus pada Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Tani Makmur.

24 172 291

Analisis kinerja keuangan koperasi berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 14/Per/M.KUKM/XII/2009 : studi kasus pada Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Jogja Sejahtera.

15 104 301

Analisis kinerja keuangan koperasi berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 14 Per M.KUKM XII 2009 studi kasus pada Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Jogja Sejahtera

11 41 299

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 22 PER M.KUKM IV 2007 TENTANG PEDOMAN PEMERINGKATAN KOPERASI

0 0 8

ANALISIS KINERJA KEUANGAN KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA (KPRI) WILAYAH BANYUMAS BERDASARKAN PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 14/PER/M.KUKM/XII/2009 - repository perpustakaan

0 0 12

ANALISIS RASIO KEUANGAN PADA KOPERASI KARYAWAN LISTER PT. PLN (Persero) BERDASARKAN SURAT PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENGENGAH REPUBLIK INDONESIA NO.14/PER/M.KUKM/XII/2009 - POLSRI REPOSITORY

0 0 15

ANALISIS RASIO KEUANGAN PADA KOPERASI KARYAWAN LISTER PT. PLN (Persero) BERDASARKAN SURAT PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENGENGAH REPUBLIK INDONESIA NO.14/PER/M.KUKM/XII/2009 - POLSRI REPOSITORY

0 0 7

Analisis tingkat kesehatan koperasi simpan pinjam berdasar peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia No.14/Per/M.KUKM/XII/2009 : studi kasus di Koperasi Kredit Makmur Magelang - USD Repository

0 0 210