Analisis tingkat kesehatan koperasi berdasarkan peraturan Menteri Negara Koperasi dan usaha kecil dan menengah Republik Indonesia nomor 14/Per/M.KUKM/Xii/2009 : studi kasus pada Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Tani Makmur.

(1)

xi ABSTRAK

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI BERDASARKAN PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL

DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14/Per/M.KUKM/XII/2009

Studi Kasus pada Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Tani Makmur

Junita Sidauruk Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2016

Penelitian bertujuan untuk mengetahui tingkat kesehatan Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Tani Makmur tahun 2010 sampai dengan tahun 2014. Jenis penelitian ini adalah penelitian studi kasus dan penelitian ex post facto. Data dikumpulan dengan teknik dokumentasi dan wawancara dan dianalisis dengan berpedoman pada Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 14/Per/M.KUKM/XII/2009.

Ditinjau dari aspek permodalan menunjukkan hasil bahwa, tingkat kesehatan KSP Tani Makmur pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2014

diperoleh predikat “kurang sehat”. Ditinjau dari aspek kualitas aktiva produktif, tingkat kesehatan KSP Tani Makmur pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2013

diperoleh predikat “tidak sehat”, dan tahun 2014 diperoleh predikat “kurang sehat”. Ditinjau dari aspek efisiensi, tingkat kesehatan KSP Tani Makmur pada

tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 diperoleh predikat “cukup sehat”. Ditinjau dari aspek likuiditas, tingkat kesehatan KSP Tani Makmur pada tahun 2010

sampai dengan tahun 2014 diperoleh predikat “kurang sehat”. Ditinjau dari aspek kemandirian dan pertumbuhan, tingkat kesehatan KSP Tani Makmur pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 diperoleh predikat “kurang sehat”, dan tahun 2014 diperoleh predikat “cukup sehat”. Ditinjau dari aspek jatidiri koperasi, tingkat kesehatan KSP Tani Makmur pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 diperoleh predikat “sehat”.

Dengan demikian disimpulkan bahwa tingkat kesehatan KSP Tani Makmur pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 diperoleh predikat “cukup


(2)

xii ABSTRACT

THE LEVEL OF HEALTHY ANALYSIS OF COOPERATIVE BASED ON THE REGULATION OF THE STATE MINISTRY OF COOPERATIVE

AND SMALL AND MEDIUM ENTERPRISE THE REPUBLIC OF INDONESIA NUMBER 14/Per/M.KUKM/XII/2009

A Case Study on Saving and Credit Cooperative Tani Makmur

Junita Sidauruk Sanata Dharma University

Yogyakarta 2016

This research aims to know the level of healthy of Saving and Credit Cooperative Tani Makmur from 2010 to 2014. The kind of research is a case study research and an ex post facto research. Data gathered by applying documentation and interview techniques and analysed based on The Regulation of The State Ministry of Cooperative and Small and Medium Enterprise that Republic of Indonesia Number 14/Per/M.KUKM/XII/2009.

Perceived from capital aspect shows, level of healthy of Saving and Credit Tani Makmur from 2010 until 2014 gained “less healthy” predicate. Perceived from productive assets quality aspect, level of healthy of Saving and Credit Tani Makmur in 2010 until 2013 gained “unhealthy” predicate, and in 2014 gained

“less healthy” predicate. Perceived from efficiency aspect, level of healthy of Saving and Credit Tani Makmur from 2010 until 2014 gained “quite healthy” predicate. Perceived from liquidity aspect, level of healthy of Saving and Credit Tani Makmur from 2010 until 2014 gained “less healthy” predicate. Perceived from self-reliance and growth aspect, level of healthy of Saving and Credit Tani Makmur from 2010 until 2013 gained “less healthy” predicate, and in 2014 gained

“quite healthy” predicate. Perceived from identity of cooperative aspect, level of healthy of Saving and Credit Tani Makmur from 2010 until 2014 gained “healthy” predicate.

It can be summarized that the level of healthy of Saving and Credit Cooperative Tani Makmur from 2010 until 2014 was “quite healthy”.


(3)

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI

BERDASARKAN PERATURAN MENTERI NEGARA

KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH

REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14/Per/M.KUKM/XII/2009

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi

Oleh:

JUNITA SIDAURUK NIM: 111334039

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2016


(4)

i

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI

BERDASARKAN PERATURAN MENTERI NEGARA

KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH

REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14/Per/M.KUKM/XII/2009

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi

Oleh:

JUNITA SIDAURUK NIM: 111334039

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2016


(5)

ANALISH TINGKAT

KDSEIIATAN

K€PERAf,I

BEBDASABKAN

PE*ATUNAN

I}TUTTERI

NEGARA

I(oP.ERASI

BA}i

l}ff 4II+

KECIL

I}AN 1TTENENCAII

REPUBLE( ETDIONESIA

NOIffiR

I

4lPerfltfi.ffi

Sfudi K"srrs peds Kopcr-ffii

SiupanPipian SSP)Tani

Malmur

RitaEny Purwamti, S.Pd., M.Si; Tanggal: 08 Marct 2016


(6)

SKRIPSI

ANALT$IS

TINGI{d.T

KESEHATAFI

KOTERASI

.

B.EEI}ASARKAIT PERATIJR.AN

h{EN"ERINEGARA

KO?NBASI

}AN

USAHA

KECIL

PAN

MENEiIGAII

BEPUBIJK

m[]ONEStrA NOl}[-OR 1

4/PerllH.KUKMflilIfl]08

Studi

Kasus

pda

Sqlrcr*s*

SimparPi*iau

(I{SP) Tafti

Mahur

TandaTangar

Anggata

Rite

A*gota

Anggota

Agustinus Heri Nugroho, S.Pd., M.Pd.

Yqgyakata, ?8 Aprit 2Ot6

F-&lhar Kegcr$an dan Ilmu Fendidikaa iversitas SeuteDharma

t Dipersiapkan dan ditulis oldr:


(7)

iv

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya ini sebagai tanda ucapan syukur atas segala

berkat, perhatian, dan dukungan sehingga aku dapat menyelesaikan

skripsi ini. Dengan sepenuh hati karya ini kupersembahkan untuk:

1. Terpujilah Tuhan Yesus Kritus yang memberikan berkat-Nya

2. Bapak tercinta N. Sidauruk

3. Mama tercinta E. Silalahi

4. Adik-adikku yang bawel Bani Handoyo Sidauruk dan Intan

Yohana Sidauruk

5. Sahabatku Clara, Angel, Rere dan Bono


(8)

v

MOTTO

Roma 12 : 11, “Janganlah

hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah

rohmu menyala-

nyala dan layanilah Tuhan,”

“Lakukan apa yang disukai, sukai apa yang dilakukan.”

Anyone who has never made a mistake has

never tried anything new”

(Albert Einstein)

“Always, always, always believe in yourself, because if you don’t, then

who will, sweetie?


(9)

PERI\TYATAAhI

KEASLIAN

KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya oftlng lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipm dan daftar pustakq sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta 28 April 20 I 6


(10)

LEMBAR PERI\IYATAAN PERSETUJUAI{

PI]BLIKASI KARYA

ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAI\I

AKN)EMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama

: Junita Sidauruk

NomorMahasiswa :111334039

Demi pengembangan iLnu pengetahuan saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dhannakarya ilmiah saya yang berjudul:

..ANALISIS TINGKAT KESE}IATAN

KOPERASI

BERDASARKAN

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DA}.I USAHA KECIL DAN

MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR l4lPeriIvI.KUKMD(I/2009

(STUDI KASUS

PADA

KOPERASI

SIMPAN PINJAM

(KSP)

TANI MAKMUR)"

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan dennikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma

hak

unhrk menyimpan,

mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta

izin

dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama mencantumkan nama saya

sebagai pnulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenanrya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 28 April 2016


(11)

KATA

PENGAI\TAR

Puji dan syukm penulis panjafkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul "Analisis Tingkat Kesehatan Koperasi Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor

14IPeI/UI.KUKI{/XI112009". Skripsi

ini

ditulis dan diajukan untuk memenuhi

salah satu syarat memperoleh gelm Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan

Ekonomi, Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi. Penulis menyadari bahwa keberhasilan ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan, kerja sama, dukungan

serta semangat dari orang terdekat yang secara langsung maupun tidak langsung

mernbantu penulis. Oleh karena itu pnulis mengucapkan terima kasih kepada:

Bapak Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan

dan Itnu

Pendidikan (FKIP), Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Bapak Ignatius Bondan Suratro, S.Pd.,

M.Si.,

selaku Kefila Junrsan

Pendidikan

Ilmu

Pengetahuan Sosial, FKIP, Universitas Sanata Dhanna

Yogyakarta

Ibu Rita Eny Purwanti, S.Pd., M.Si., selaku dosen pembimbing yang sangat

sabar dalam memberikan bimbingan, msnfidik, mendampingi, memberikan

kritis dan saran dalam penyusunan skripsi ini. 1.

)

J.


(12)

4.

Seluruh dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan ilmu dan bimbingan selama

perkuliahan.

5.

Kepala Koperasi $impan Pinjam (KSP) Tani Makmur ysng telah memberikan

izin untuk melakukan penelitian.

6.

Ibu Theresia

Aris

Sudarsilah selaku staf sekretariat Pendidikan Ekonomi

Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi yang selama ini telah membantu melayani dalam administrasi.

7.

Ibu

Dra. Irawati Handayani selaku Sekretaris KSP Tani Makmur, Ibu

Nurhayati selaku Manajer KSP Tani Makmur, serta karyawan-karyawan KSP

Tani Makmur yang telah bersedia meluanglan waktu untuk mendampingi,

mendukung, dan membantu penulis sela:na penelitian.

8.

N. Sidauruk dan E. Silalahi selaku orang tua yang selalu mendoakan, yang

selalu memberikan semangat kasih sayang, nasihag dukungarL kesabaran,

kepercayaannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

9.

Adik

saya Handoyo Sidauruk dan Intan Yohana Sidauruk yang selalu

memberikan omelan sebagai dukungan dan semangat dalam penyusunan skripsi ini.

10. Sahabat-sahabat saya Clara Chinta lnandq Angela Astri Purwanti, Theresita

Febrina dan Subana Setiawan yang

memberikan

waktU nasihat,

dan saling pinjamkan kekuatan selarna perkuliahan sarnpai akhfu.

11. Semua teman-teman Pendidikan Akuntaosi terima kasih atas kerja sama dan

kebersamaannya


(13)

Dengan kerendahan hati, penulis menyadari penelitian ini masih banyak

kekurangan dan jauh dari sempuma Untuk

itq penutis terbukaterhadap

kritik dan

saran dari semua pihak. Penulis berharap penelitian

ini dapat bermanfaat bagi

pembaca.


(14)

xi ABSTRAK

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI BERDASARKAN PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL

DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14/Per/M.KUKM/XII/2009

Studi Kasus pada Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Tani Makmur

Junita Sidauruk Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2016

Penelitian bertujuan untuk mengetahui tingkat kesehatan Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Tani Makmur tahun 2010 sampai dengan tahun 2014. Jenis penelitian ini adalah penelitian studi kasus dan penelitian ex post facto. Data dikumpulan dengan teknik dokumentasi dan wawancara dan dianalisis dengan berpedoman pada Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 14/Per/M.KUKM/XII/2009.

Ditinjau dari aspek permodalan menunjukkan hasil bahwa, tingkat kesehatan KSP Tani Makmur pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2014

diperoleh predikat “kurang sehat”. Ditinjau dari aspek kualitas aktiva produktif, tingkat kesehatan KSP Tani Makmur pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2013

diperoleh predikat “tidak sehat”, dan tahun 2014 diperoleh predikat “kurang sehat”. Ditinjau dari aspek efisiensi, tingkat kesehatan KSP Tani Makmur pada

tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 diperoleh predikat “cukup sehat”. Ditinjau dari aspek likuiditas, tingkat kesehatan KSP Tani Makmur pada tahun 2010

sampai dengan tahun 2014 diperoleh predikat “kurang sehat”. Ditinjau dari aspek kemandirian dan pertumbuhan, tingkat kesehatan KSP Tani Makmur pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 diperoleh predikat “kurang sehat”, dan tahun 2014 diperoleh predikat “cukup sehat”. Ditinjau dari aspek jatidiri koperasi, tingkat kesehatan KSP Tani Makmur pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 diperoleh predikat “sehat”.

Dengan demikian disimpulkan bahwa tingkat kesehatan KSP Tani Makmur pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 diperoleh predikat “cukup


(15)

xii ABSTRACT

THE LEVEL OF HEALTHY ANALYSIS OF COOPERATIVE BASED ON THE REGULATION OF THE STATE MINISTRY OF COOPERATIVE

AND SMALL AND MEDIUM ENTERPRISE THE REPUBLIC OF INDONESIA NUMBER 14/Per/M.KUKM/XII/2009

A Case Study on Saving and Credit Cooperative Tani Makmur

Junita Sidauruk Sanata Dharma University

Yogyakarta 2016

This research aims to know the level of healthy of Saving and Credit Cooperative Tani Makmur from 2010 to 2014. The kind of research is a case study research and an ex post facto research. Data gathered by applying documentation and interview techniques and analysed based on The Regulation of The State Ministry of Cooperative and Small and Medium Enterprise that Republic of Indonesia Number 14/Per/M.KUKM/XII/2009.

Perceived from capital aspect shows, level of healthy of Saving and Credit Tani Makmur from 2010 until 2014 gained “less healthy” predicate. Perceived from productive assets quality aspect, level of healthy of Saving and Credit Tani Makmur in 2010 until 2013 gained “unhealthy” predicate, and in 2014 gained

“less healthy” predicate. Perceived from efficiency aspect, level of healthy of Saving and Credit Tani Makmur from 2010 until 2014 gained “quite healthy” predicate. Perceived from liquidity aspect, level of healthy of Saving and Credit Tani Makmur from 2010 until 2014 gained “less healthy” predicate. Perceived from self-reliance and growth aspect, level of healthy of Saving and Credit Tani Makmur from 2010 until 2013 gained “less healthy” predicate, and in 2014 gained

“quite healthy” predicate. Perceived from identity of cooperative aspect, level of healthy of Saving and Credit Tani Makmur from 2010 until 2014 gained “healthy” predicate.

It can be summarized that the level of healthy of Saving and Credit Cooperative Tani Makmur from 2010 until 2014 was “quite healthy”.


(16)

xiii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

ABSTRAK ... xi

ABSTRACT ... xii

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xx

DAFTAR GRAFIK ... xxvii


(17)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xxix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN TEORITIK A. Tinjauan Teoritis ... 9

1. Konsep Analisis ... 9

2. Laporan Keuangan ... 9

a. Pengertian Laporan Keuangan ... 9

b. Tujuan Laporan Keuangan ... 10

c. Pihak-pihak yang Berkepentingan terhadap Laporan Keuangan ... 10

d. Analisis Laporan Keuangan ... 16

e. Pentingnya Analisis Laporan Keuangan ... 17

f. Tujuan Analisis ... 17

g. Prosedur Analisis ... 19


(18)

xv

3. Koperasi ... 21

a. Pengertian Koperasi ... 21

b. Landasan, Sendi-sendi, Tujuan, Fungsi, Peranan dan Tugas Koperasi ... 22

c. Alat Kelengkapan Organisasi ... 24

d. Modal Koperasi ... 26

e. Analisis Tingkat Kesehatan Koperasi ... 27

f. Penetapan Kesehatan Keuangan Koperasi ... 45

B. Kerangka Berfikir ... 46

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 48

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 49

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 49

D. Operasional Variabel ... 49

E. Teknik Pengumpulan Data ... 51

F. Teknik Analisis Data ... 51

1. Statistika Deskriptif ... 51

2. Pendekatan Keuangan ... 52

a. Aspek Permodalan ... 52

b. Aspek Kualitas Aktiva Produktif ... 53

c. Aspek Efisiensi ... 55

d. Aspek Likuiditas ... 57


(19)

xvi

f. Aspek Jatidiri Koperasi ... 60

BAB IV GAMBARAN UMUM A. Sejarah Singkat Koperasi Unit Desa (KUD) Tani Makmur ... 62

B. Sejarah Singkat Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Tani Makmur ... 63

C. Lokasi Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Tani Makmur ... 64

D. Struktur Organisasi Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Tani Makmur ... 64

E. Bidang Organisasi Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Tani Makmur ... 65

F. Bidang Usaha Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Tani Makmur ... 67

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 68

B. Analisis Data ... 69

1. Analisis Aspek Penilaian Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Tani Makmur ... 69

a. Aspek Permodalan ... 70

1) Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aset ... 70

2) Rasio Kecukupan Modal Sendiri ... 73

b. Aspek Kualitas Aktiva Produktif ... 75

1) Rasio Volume Pinjaman pada Anggota terhadap Volume Pinjaman Diberikan ... 76


(20)

xvii

2) Rasio Risiko Pinjaman Bermasalah terhadap

Pinjaman yang Diberikan ... 79

3) Rasio Cadangan Risiko terhadap Pinjaman Bermasalah ... 82

c. Aspek Efisiensi ... 85

1) Rasio Beban Operasi Anggota terhadap Partisipasi Bruto ... 85

2) Rasio Beban Usaha terhadap SHU Kotor ... 88

3) Rasio Efisiensi Pelayanan ... 90

d. Aspek Likuiditas ... 93

1) Rasio Kas ... 93

2) Rasio Pinjaman yang Diberikan terhadap Dana yang Diterima ... 96

e. Aspek Kemandirian dan Pertumbuhan ... 99

1) Rentabilitas Aset ... 99

2) Rentabilitas Modal Sendiri ... 102

3) Rasio Kemandirian Operasional Pelayanan ... 105

f. Aspek Jatidiri Koperasi ... 107

1) Rasio Partisipasi Bruto ... 108

2. Analisis Penetapan Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Tani Makmur ... 110

a. Menjumlahkan Skor Masing-masing Aspek Penilaian pada Tahun 2010, 2011, 2012, 2013, 2014 ... 111


(21)

xviii

b. Penilaian Kesehatan Koperasi untuk Setiap Aspek

Keuangan ... 112

1) Aspek Permodalan ... 112

2) Aspek Kualitas Aktiva Produktif ... 114

3) Aspek Efisiensi ... 115

4) Aspek Likuiditas ... 116

5) Aspek Kemandirian dan Pertumbuhan ... 117

6) Aspek Jatidiri Koperasi ... 118

c. Penilaian Kesehatan Koperasi Secara Keseluruhan ... 120

C. Pembahasan ... 121

1. Aspek Permodalan ... 122

a. Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aset ... 122

b. Rasio Kecukupan Modal Sendiri ... 126

2. Aspek Kualitas Aktiva Produktif ... 130

a. Rasio Volume Pinjaman pada Anggota terhadap Volume Pinjaman yang Diberikan ... 130

b. Rasio Risiko Pinjaman Bermasalah terhadap Pinjaman yang Diberikan ... 134

c. Rasio Cadangan Risiko terhadap Pinjaman Bermasalah ... 138

3. Aspek Efisiensi ... 141


(22)

xix

Partisipasi Bruto ... 141

b. Rasio Beban Usaha terhadap SHU Kotor ... 145

c. Rasio Efisiensi Pelayanan ... 148

4. Aspek Likuiditas ... 150

a. Rasio Kas ... 151

b. Rasio Pinjaman yang Diberikan terhadap

Dana yang Diterima ... 154

5. Aspek Kemandirian dan Pertumbuhan ... 157

a. Rentabilitas Aset ... 157

b. Rentabilitas Modal Sendiri ... 160

c. Rasio Kemandirian Operasional Pelayanan ... 163

6. Aspek Jatidiri Koperasi ... 167

a. Rasio Partisipasi Bruto ... 167

7. Penetapan Tingkat Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam

(KSP) Tani Makmur ... 170

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan ... 174

B. Keterbatasan Penelitian ... 176

C. Saran ... 177

DAFTAR PUSTAKA ... 180


(23)

xx

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Standar Perhitungan Skor Rasio Modal Sendiri terhadap

Total Aset ... 29

Tabel 2.2 Standar Perhitungan Skor Rasio Kecukupan Modal

Sendiri ... 30

Tabel 2.3 Standar Perhitungan Skor Rasio Volume Pinjaman pada

Anggota terhadap Volume Pinjaman Diberikan ... 31

Tabel 2.4 Standar Perhitungan Skor Rasio Risiko Pinjaman

Bermasalah terhadap Pinjaman yang Diberikan ... 33

Tabel 2.5 Standar Perhitungan Skor Rasio Cadangan Risiko

terhadap Risiko Pinjaman Bermasalah ... 34

Tabel 2.6 Standar Perhitungan Skor Rasio Beban Operasi

Anggota terhadap Partisipasi Bruto ... 36

Tabel 2.7 Standar Perhitungan Skor Rasio Beban Usaha terhadap

SHU Kotor ... 37


(24)

xxi

Tabel 2.9 Standar Perhitungan Skor Rasio Kas ... 39

Tabel 2.10 Standar Perhitungan Skor Rasio Pinjaman yang

Diberikan terhadap Dana yang Diterima ... 40

Tabel 2.11 Standar Perhitungan Skor Rentabilitas Aset ... 41

Tabel 2.12 Standar Perhitungan Skor Rentabilitas Modal Sendiri ... 42

Tabel 2.13 Standar Perhitungan Skor Rasio Kemadirian Operasional

Pelayanan ... 43

Tabel 2.14 Standar Perhitungan Skor Rasio Partisipasi Bruto ... 45

Tabel 2.15 Penetapan Predikat Tingkat Kesehatan KSP dan USP ... 45

Tabel 3.1 Standar Perhitungan Skor Rasio Modal Sendiri terhadap

Total Aset ... 52

Tabel 3.2 Standar Perhitungan Skor Rasio Kecukupan Modal

Sendiri ... 53

Tabel 3.3 Standar Perhitungan Skor Rasio Volume Pinjaman pada

Anggota terhadap Volume Pinjaman Diberikan ... 53

Tabel 3.4 Standar Perhitungan Skor Rasio Risiko Pinjaman


(25)

xxii

Tabel 3.5 Standar Perhitungan Skor Rasio Cadangan Risiko terhadap

Risiko Pinjaman Bermasalah ... 55

Tabel 3.6 Standar Perhitungan Skor Rasio Beban Operasi

Anggota terhadap Pertisipasi Bruto ... 55

Tabel 3.7 Standar Perhitungan Skor Rasio Beban Usaha terhadap

SHU Kotor ... 56

Tabel 3.8 Standar Perhitungan Skor Rasio Efisinesi Pelayanan ... 56

Tabel 3.9 Standar Perhitungan Skor Rasio Kas ... 57

Tabel 3.10 Standar Perhitungan Skor Rasio Pinjaman Yang Diberikan

terhadap Dana yang Diterima ... 58

Tabel 3.11 Standar Perhitungan Skor Rentabilitas Aset ... 58

Tabel 3.12 Standar Perhitungan Skor Rentabilitas Modal Sendiri ... 59

Tabel 3.13 Standar Perhitungan Skor Rasio Kemandirian Operasional

Pelayanan ... 59

Tabel 3.14 Standar Perhitungan Skor Rasio Partisipasi Bruto ... 60

Tabel 3.15 Bobot Penilaian Aspek dan Komponen ... 60


(26)

xxiii

Tabel 4.1 Rincian Simpanan KSP Tani Makmur Tahun 2014 ... 65

Tabel 4.2 Daftar Kepengurusan KSP Tani Makmur Periode Tahun

2010-2014 ... 66

Tabel 4.3 Daftar Pengawas KSP Tani Makmur Periode Tahun

2010-2014 ... 66

Tabel 4.4 Daftar Manajer dan Karyawan KSP Tani Makmur ... 67

Tabel 5.1 Data yang diperoleh ... 68

Tabel 5.2 Hasil Perhitungan Rasio Modal Sendiri terhadap Total

Aset Tahun 2010-2014 ... 70

Tabel 5.3 Hasil Perhitungan Rasio Kecukupan Modal Sendiri

Tahun 2010 – 2014 ... 73 Tabel 5.4 Hasil Perhitungan Rasio Volume Pinjaman Pada Anggota

terhadap Volume Pinjaman Diberikan

Tahun 2010 – 2014 ... 76 Tabel 5.5 Hasil Perhitungan Rasio Risiko Pinjaman Bermasalah


(27)

xxiv

Tabel 5.6 Hasil Perhitungan Rasio Cadangan Risiko terhadap

Pinjaman Bermasalah Tahun 2010-2014 ... 82

Tabel 5.7 Hasil Perhitungan Rasio Beban Operasi Anggota terhadap

Partisipasi Bruto Tahun 2010-2014 ... 86

Tabel 5.8 Hasil Perhitungan Rasio Beban Usaha terhadap SHU

Kotor Tahun 2010-2014 ... 88

Tabel 5.9 Hasil Perhitungan Rasio Efisiensi Pelayanan

Tahun 2010-2014 ... 91

Tabel 5.10 Hasil Perhitungan Rasio Kas Tahun 2010-2014 ... 93

Tabel 5.11 Hasil Perhitungan Rasio Pinjaman yang Diberikan terhadap

Dana yang Diterima Tahun 2010-2014 ... 96

Tabel 5.12 Hasil Perhitungan Rentabilitas Aset Tahun 2010-2014 ... 100

Tabel 5.13 Hasil Perhitungan Rentabilitas Modal Sendiri

Tahun 2010-2014 ... 102

Tabel 5.14 Hasil Perhitungan Rasio Kemandirian Operasional


(28)

xxv

Tabel 5.15 Hasil Perhitungan Rasio Partisipasi Bruto

Tahun 2010-2014 ... 108

Tabel 5.16 Hasil Bobot Penilaian Aspek dan Komponen ... 111

Tabel 5.17 Predikat Tingkat Kesehatan KSP Tani Makmur

Tahun 2010-2014 Ditinjau dari Aspek Permodalan ... 113

Tabel 5.18 Predikat Tingkat Kesehatan KSP Tani Makmur Tahun

2010-2014 Ditinjau dari Aspek Kualitas Aktiva

Produktif ... 114

Tabel 5.19 Predikat Tingkat Kesehatan KSP Tani Makmur

Tahun 2010-2014 Ditinjau dari Aspek Efisiensi ... 115

Tabel 5.20 Predikat Tingkat Kesehatan KSP Tani Makmur Tahun

2010-2014 Ditinjau dari Aspek Likuiditas ... 116

Tabel 5.21 Predikat Tingkat Kesehatan KSP Tani Makmur Tahun

2010-2014 Ditinjau dari Aspek Kemandirian dan

Pertumbuhan ... 117

Tabel 5.22 Predikat Tingkat Kesehatan KSP Tani Makmur Tahun


(29)

xxvi

Tabel 5.23 Predikat Tingkat Kesehatan KSP Tani Makmur


(30)

xxvii

DAFTAR GRAFIK

Halaman

Grafik 5.1 Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aset

Tahun 2010-2014... 72

Grafik 5.2 Rasio Kecukupan Modal Sendiri Tahun 2010-2014 ... 75

Grafik 5.3 Rasio Volume Pinjaman pada Anggota terhadap Volume

Pinjaman yang Diberikan Tahun 2010-2014 ... 79

Grafik 5.4 Rasio Risiko Pinjaman Bermasalah terhadap Pinjaman

yang Diberikan 2010-2014 ... 82

Grafik 5.5 Rasio Cadangan Risiko terhadap Risiko Pinjaman

Bermasalah 2010-2014 ... 85

Grafik 5.6 Rasio Beban Operasi Anggota terhadap Partisipasi

Bruto 2010-2014 ... 88

Grafik 5.7 Rasio Beban Usaha terhadap SHU Kotor 2010-2014 ... 90

Grafik 5.8 Rasio Efisiensi Pelayanan 2010-2014 ... 93


(31)

xxviii

Grafik 5.10 Rasio Pinjaman yang Diberikan terhadap Dana yang

Diterima 2010-2014 ... 99

Grafik 5.11 Rentabilitas Aset 2010-2014 ... 102

Grafik 5.12 Rentabilitas Modal Sendiri 2010-2014 ... 104

Grafik 5.13 Rasio Kemandirian Operasional Pelayanan 2010-2014 ... 107

Grafik 5.14 Rasio Partisipasi Bruto 2010-2014 ... 110

Garfik 5.15 Tingkat Kesehatan KSP Tani Makmur Tahun 2010-2014

Ditinjau dari Aspek Permodalan ... 113

Grafik 5.16 Tingkat Kesehatan KSP Tani Makmur Tahun 2010-2014

Ditinjau dari Aspek Kualitas Aktiva Produktif ... 115

Grafik 5.17 Tingkat Kesehatan KSP Tani Makmur Tahun 2010-2014

Ditinjau dari Aspek Efisiensi ... 116

Grafik 5.18 Tingkat Kesehatan KSP Tani Makmur Tahun 2010-2014

Ditinjau dari Aspek Likuiditas ... 117

Grafik 5.19 Tingkat Kesehatan KSP Tani Makmur Tahun 2010-2014


(32)

xxix

Grafik 5.20 Tingkat Kesehatan KSP Tani Makmur Tahun 2010-2014


(33)

xxviii

DAFTAR GAMBAR

Halaman


(34)

xxix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Neraca Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Tani Makmur

Tahun 2010, 2011, 2012, 2013, dan 2014 ... 182

Lampiran 2. Laporan Perhitungan Hasil Usaha Koperasi Simpan Pinjam

(KSP) Tani Makmur Tahun 2010-2014 ... 184

Lampiran 3. Data Pinjaman Bermasalah, Pinjaman yang Berisiko,

Pinjaman Kepada Anggota, SHU Bagian Anggota, Jumlah

Anggota dan Calon Anggota ... 186

Lampiran 4. Perhitungan Data yang Digunakan dalam Masing-masing

Rasio ... 187

Lampiran 5. Kriteria Rasio Masing-masing Aspek Penilaian Tingkat

Kesehatan KSP Tani Makmur Tahun 2010-2014 ... 197

Lampiran 6. Kriteria Bobot Penilaian Tingkat Kesehatan KSP Tani

Makmur Tahun 2010-2014 Ditinjau dari Masing-masing


(35)

xxx

Lampiran 7. Kriteria Bobot Penilaian Tingkat Kesehatan KSP Tani

Makmur Tahun 2010-2014 ... 207

Lampiran 8. Perhitungan Persentase Kenaikan dan Penurunan Komponen

Aspek Tingkat Kesehatan Keuangan KSP Tani Makmur .. 208

Lampiran 9. Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan

Menengah Republik Indonesia Nomor

14/Per/M.KUKM/XII/2009 ... 217

Lampiran 10. Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan

Menengah Republik Indonesia Nomor

20/Per/M.KUKM/XI/2008 ... 245

Lampiran 11. Surat Izin Penelitian ... 255


(36)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dunia usaha adalah dunia yang terus berkembang dari waktu ke

waktu. Setiap individu mengupayakan untuk membebaskan diri dari

kesulitan ekonomi dengan membangun suatu kerja sama. Kerja sama

merupakan suatu cara yang digunakan oleh individu untuk meningkatkan

taraf hidup. Koperasi merupakan suatu lembaga ekonomi yang digunakan

individu sebagai cara melepaskan dari kesulitan ekonomi. Dengan

demikian, koperasi memiliki peran penting dalam perekonomian suatu

negara guna meningkatkan taraf hidup suatu bangsa. Dalam ketentuan

yang tercantum dalam UU 1945 pasal 33 ayat 1, dinyatakan bahwa

“perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan”. Pasal tersebut menyatakan bahwa lembaga ekonomi di

Indonesia harus mengutamakan kemakmuran masyarakatnya berdasarkan

asas kekeluargaan dengan berkerjasama bukan mengutamakan

kepentingan individu. Lembaga ekonomi yang sesuai dengan ketentuan

pasal 33 ayat 1 adalah koperasi. Hal ini dinyatakan dalam Undang-undang

Koperasi No. 12/1967 tentang pokok-pokok Perkoperasian Bab III

mengenai pengertian dan fungsi Koperasi Indonesia dengan rumusannya


(37)

koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama

berdasarkan atas asas kekeluargaan (Wirasasmita, 1990:2). Dengan

demikian, koperasi memiliki peran penting bagi perekonomian di

Indonesia.

Pada hakikatnya koperasi merupakan lembaga ekonomi yang

penting dalam perkembangan perekonomian suatu negara. Koperasi

memberikan kesempatan bagi masyarakat ekonomi terbatas untuk

menghimpun diri dalam suatu organisasi untuk bersaing dengan

masyarakat ekonomi kuat. Dengan demikian, masyarakat ekonomi terbatas

mampu meningkatkan taraf hidup mereka menjadi lebih baik. Jika suatu

masyakarat mampu meningkatkan taraf hidup, maka secara tidak langsung

membentuk masyarakat sejahtera. Masyarakat yang sejahtera menandakan

bahwa terjadi pengurangan kemiskinan dan pengangguran suatu negara.

Koperasi bukan semata-mata untuk mencari laba, melainkan untuk

mengangkat kesejahteraan ekonomi anggota, melepaskan kesulitan

ekonomi bagi anggota, dan mencapai tujuan bersama. Kondisi demikian

seharusnya menjadikan koperasi berkembang pesat sejalan dengan

kemajuan zaman. Namun pada kenyataannya banyak koperasi yang tidak

aktif dan terpaksa untuk dibekukan karena tidak mampu mencapai tujuan.

Contoh konkrit adalah dari data yang dimiliki Menteri Koperasi dan UKM

ada 206 ribu koperasi, namun dari jumlah tersebut 30 persen tidak aktif

kira-kira jumlahnya 61 ribu koperasi berbentuk koperasi simpan pinjam di


(38)

disimpulkan bahwa penting untuk mencari faktor penyebab kurang

berhasilnya suatu koperasi di Indonesia. Salah satu faktor penyebab

kurang berhasilnya suatu koperasi yaitu kurangnya permodalan. Apabila

modal terlalu lemah maka koperasi tidak bisa memberikan pinjaman

kepada anggota. Dari segi keuangan, Analisis Laporan Keuangan

merupakan salah satu alat pengendalian laporan pertanggungjawaban yang

relevan untuk memecahkan suatu persoalan koperasi (Wirasasmita dan

Kenangasari, 1990:1). Setelah dilakukan analisis laporan keuangan, maka

koperasi dapat mengambil keputusan mengenai masalah dari segi

keuangan. Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha

Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor

14/Per/M.KUKM/XII/2009 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri

Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor

20/Per/M.KUKM/XI/2008 tentang Pedoman Penilaian Kesehatan

Koperasi Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam Koperasi, terdapat tujuh

aspek yang dinilai. Tujuh aspek tersebut meliputi aspek permodalan, aspek

kualitas aktiva produktif, aspek manajemen, aspek efisiensi, aspek

likuiditas, aspek kemandirian dan pertumbuhan, serta aspek jatidiri

koperasi. Dalam hal ini, yang ingin diketahui adalah tingkat kesehatan

koperasi. Oleh karena itu, peneliti menggunakan tujuh aspek tersebut

meliputi aspek permodalan, aspek kualitas aktiva produktif, aspek


(39)

pertumbuhan serta aspek jatidiri koperasi untuk menilai tingkat kesehatan

Koperasi Tani Makmur.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik melakukan penelitian

dengan judul “Analisis Tingkat Kesehatan Koperasi Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah

Republik Indonesia Nomor 14/Per/M.KUKM/XII/2009 (Studi Kasus Pada

Koperasi Tani Makmur)”. Peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul di atas, karena peneliti ingin mengetahui tingkat kesehatan Koperasi

Tani Makmur dengan menyajikan hasil analisis laporan keuangan sebagai

gambaran kinerja dari Koperasi Simpan Pinjam Tani Makmur. Koperasi

Simpan Pinjam Tani Makmur berada di desa dengan masyarakat yang

berprofesi sebagai petani, sehingga peneliti melihat adanya kesempatan

bagi masyarakat setempat untuk meningkatkan taraf hidup yang lebih baik

dengan bersama-sama menghimpun diri dalam koperasi tersebut. Peneliti

menganggap Koperasi Simpan Pinjam Tani Makmur memiliki peran

penting bagi masyarakat setempat, sehingga hal tersebut memperkuat

ketertarikan untuk menganalisis laporan keuangan koperasi tersebut.

B. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas peneliti membatasi masalah

pada penilaian tingkat kesehatan Koperasi Tani Makmur selama tahun

2010 sampai 2014. Dalam hal ini penilaian tingkat kesehatan Koperasi


(40)

dan Menengah Republik Indonesia Nomor 14/Per/M.KUKM/XII/2009

Tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha

Kecil dan Menengah Nomor 20/Per/M.KUKM/XI/2008 Tentang Pedoman

Penilaian Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam

Koperasi. Adapun rasio masing-masing aspek yang digunakan untuk

menilai tingkat kesehatan Koperasi Tani Makmur adalah sebagai berikut:

1. Aspek permodalan terdiri dari rasio modal sendiri terhadap aset, dan

rasio kecukupan modal sendiri.

2. Aspek kualitas aktiva produktif terdiri dari rasio volume pinjaman

pada anggota terhadap volume pinjaman diberikan, rasio risiko

pinjaman bermasalah terhadap pinjaman yang diberikan, dan rasio

cadangan risiko terhadap pinjaman bermasalah.

3. Aspek efisiensi terdiri dari rasio beban operasi anggota terhadap

partisipasi bruto, rasio beban usaha terhadap SHU kotor, dan rasio

efisiensi pelayanan.

4. Aspek likuiditas terdiri dari rasio kas, dan rasio pinjaman yang

diberikan terhadap dana yang diterima.

5. Aspek kemandirian dan pertumbuhan terdiri dari rentabilitas aset,

rentabilitas modal sendiri, serta kemandirian operasional pelayanan.


(41)

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah di atas

peneliti dapat merumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana tingkat kesehatan Koperasi Tani Makmur dari tahun 2010

sampai tahun 2014 ditinjau dari aspek permodalan?

2. Bagaimana tingkat kesehatan Koperasi Tani Makmur dari tahun 2010

sampai tahun 2014 ditinjau dari aspek kualitas aktiva produktif?

3. Bagaimana tingkat kesehatan Koperasi Tani Makmur dari tahun 2010

sampai tahun 2014 ditinjau dari aspek efisiensi?

4. Bagaimana tingkat kesehatan Koperasi Tani Makmur dari tahun 2010

sampai tahun 2014 ditinjau dari aspek likuiditas?

5. Bagaimana tingkat kesehatan Koperasi Tani Makmur dari tahun 2010

sampai tahun 2014 ditinjau dari aspek kemandirian dan pertumbuhan?

6. Bagaimana tingkat kesehatan Koperasi Tani Makmur dari tahun 2010

sampai tahun 2014 ditinjau dari aspek jatidiri koperasi?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka peneliti merumuskan

tujuan penelitian sebagai berikut, yaitu untuk mengetahui:

1. Tingkat kesehatan pada Koperasi Tani Makmur ditinjau dari aspek

permodalan tahun 2010 sampai tahun 2014.

2. Tingkat kesehatan pada Koperasi Tani Makmur ditinjau dari aspek


(42)

3. Tingkat kesehatan pada Koperasi Tani Makmur ditinjau dari aspek

efisiensi tahun 2010 sampai tahun 2014.

4. Tingkat kesehatan pada Koperasi Tani Makmur ditinjau dari aspek

likuiditas tahun 2010 sampai tahun 2014.

5. Tingkat kesehatan pada Koperasi Tani Makmur ditinjau dari aspek

kemandirian dan pertumbuhan tahun 2010 sampai tahun 2014.

6. Tingkat kesehatan pada Koperasi Tani Makmur ditinjau dari aspek

jatidiri koperasi tahun 2010 sampai tahun 2014.

E. Manfaat Penelitian

Dengan mengetahui analisis tingkat kesehatan koperasi

berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan

Menengah Republik Indonesia Nomor 14/Per/M.KUKM/XII/2009 pada

Koperasi Tani Makmur tahun 2010-2014, diharapkan dapat memberikan

manfaat sebagai berikut:

1. Bagi Koperasi Tani Makmur

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pedoman dan bahan

evaluasi bagi Koperasi Tani Makmur dalam menentukan kebijakan

yang sesuai dengan keadaan pada saat itu.

2. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan apabila akan melakukan investasi pada Koperasi Tani


(43)

3. Bagi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi

dalam proses perkuliahan terkait dengan materi analisis laporan

keuangan. Selain itu penelitian ini diharapkan memberikan

sumbangan karya ilmiah yang dapat digunakan sebagai bahan

referensi mahasiswa lain dalam menciptakan karya ilmiah.

4. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini dapat memberikan tambahan ilmu

pengetahuan dalam materi analisis laporan keuangan yang diperoleh

di bangku kuliah dan memberikan gambaran sebenarnya analisis


(44)

9 BAB II

KAJIAN TEORETIK A. Tinjauan Teoritis

1. Konsep Analisis

Analisis dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah

penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dsb)

untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab-musabab, duduk

perkaranya, dsb) (http://kbbi.web.id/analisis).

2. Laporan Keuangan

a. Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan suatu informasi yang

menggambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan, dan lebih

jauh informasi tersebut dapat dijadikan sebagai gambaran kinerja

keuangan perusahaan tersebut (Fahmi, 2011:2). Dengan demikian

laporan keuangan bukan hanya menggambarkan kondisi suatu

keuangan perusahaan melainkan menunjukkan bagaimana kinerja

manajemen dalam menjalankan perusahaan dan sebagai laporan

pertanggungjawaban manajemen. Sedangkan menurut Munawir

di dalam buku yang ditulis oleh Fahmi (2011:2) dinyatakan

bahwa laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting

untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan


(45)

bersangkutan. Dengan begitu laporan keuangan membantu para

pengguna untuk membuat keputusan ekonomi yang bersifat

finansial dengan hasil laporan keuangan yang mudah dipahami

oleh para pengguna.

b. Tujuan Laporan Keuangan

Tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan

informasi kepada pihak yang membutuhkan tentang kondisi suatu

perusahaan dari sudut angka-angka dalam satuan moneter (Fahmi,

2011:5). Selain itu, laporan keuangan harus memberikan

informasi yang bermanfaat untuk investor, kreditor, dan pemakai

lainnya saat ini maupun pontensial (masa mendatang), untuk

pembuatan keputusan investasi, kredit, dan investasi semacam

lainnya (Hanafi & Halim, 2009:30). Dengan demikian, tujuan dari

pelaporan keuangan ini bukan hanya ditujukan untuk pihak

internal perusahaan melainkan juga untuk pihak eksternal yang

membutuhkan informasi tersebut.

c. Pihak-pihak yang Berkepentingan terhadap Laporan Keuangan

Hanafi dan Halim (2009:30) mengatakan bahwa laporan

keuangan memberikan informasi yang bermanfaat untuk investor,

kreditor, dan pemakai lainnya. Dengan demikian investor dan


(46)

laporan keuangan. Berikut ini akan dibahas mengenai pihak-pihak

yang membutuhkan laporan keuangan.

1) Kreditur

Kreditur adalah pihak yang memberikan pinjaman

baik dalam bentuk uang, barang maupun dalam bentuk jasa.

Pada saat debitur mengajukan permohonan peminjaman

sejumlah dana kepada kreditur, maka sudah sewajibnya

kreditur melakukan pengecekan terhadap laporan keuangan

pihak debitur. Dari laporan keuangan tersebut kreditur dapat

memutuskan apakah peminjaman dana tersebut layak

direalisasikan dan berapa angka yang akan direalisasikan.

2) Investor

Investor di sini bisa mereka yang membeli saham

tersebut atau bahkan komisaris perusahaan. Seorang investor

berkewajiban untuk mengetahui secara dalam kondisi

perusahan dimana ia akan berinvestsi. Dengan mengetahui

laporan keuangan dimana ia berinvestasi maka investor akan

mengetahui segala informasi keuangan perusahaan tersebut.

Investor menginginkan kondisi dananya dalam keadaan

aman.

3) Akuntan Publik

Akuntan publik adalah mereka yang ditugaskan untuk


(47)

akuntan publik menjadi pihak yang berkepentingan terhadap

laporan keuangan karena bahan dari akuntan audit adalah

laporan keuangan. Akuntan audit melakukan penilaian dalam

bentuk rekomendasi sebagai hasil audit yang akan

dilaporkan.

4) Karyawan Perusahaan

Karyawan merupakan mereka yang terlibat secara

penuh disuatu perusahaan. Dengan demikian karyawan

mampu menilai kelangsungan perusahaan dari laporan

keuangan untuk keputusan ke depan nantinya.

5) Bapepam

Bapepam dalah Badan Pengawas Pasar Modal. Bagi

suatu perusahaan yang akan go public maka perusahaan

tersebut berkewajiban untuk memperlihatkan laporan

keuangannya kepada bapepam. Bapepam bertugas

mengamati dan mengawasi setiap kondisi perusahaan yang

go public.

6) Underwriter

Underwriter adalah penjamin emisi bagi setiap

perusahaan yang akan menerbitkan sahamnya di pasar modal.

Salah satu penilaian underwriter pada sebuah perusahaan


(48)

7) Konsumen

Konsumen adalah pihak yang menikmati produk dan

jasa yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan. Konsumen

menjadi sangat loyal terhadap produk dan jasa yang

dihasilkan oleh sebuah perusahaan adalah ketergantungan

yang tinggi pada perusahaan tersebut.

8) Pemasok

Pemasok adalah mereka yang menerima order untuk

memasok setiap kebutuhan perusahaan mulai dari hal-hal

yang dianggap kecil sampai besar yang mana semua itu

dihitung dengan skala finansial. Pembayaran barang yang

dipasok dapat secara tunai ataupun kredit. Pembayaran secara

kredit yang mengharuskan pemasok untuk melakukan

tindakan analisis yang mendalam terhadap laporan keuangan

perusahaan.

9) Lembaga Penilai

Lembaga penilai adalah berasal dari berbagai latar

belakang seperti GCG (Good Coporate Governance),

WALHI (Wahana Lingkungan Hidup), majalah, televisi,

tabloid, surat kabar, dan lainnya yang secara berkala

membuat rangking perusahaan berdasarkan klasifikasi

masing-masing seperti 10 perbankan terbaik versi majalah


(49)

dari laporan keuangan tersebut dijadikan rujukan untuk

penilaian.

10)Asosiasi Perdagangan

Asosiasi perdagangan ini mencakup mulai dari

KADIN (Kamar Dagang dan Industri), HIPMI (Himpunan

Pengusaha Muda Indonesia), IKAPI (Ikatan Penerbit

Indonesia), asosiasi perteksilan Indonesia, dan lainnya.

Dimana organisasi tersebut menaungi berbagai perusahaan

yang menjadi anggotanya dan setiap waktunya diadakan rapat

tahunan atau berbagai pertemuan lainnya yang membahas

berbagai hal yang menjadi hambatan dalam aktivitas bisnis

yang dijalankan dan tidak terkecuali seperti terjadinya

penurunan angka penjualan.

11)Pengadilan

Laporan keuangan yang dihasilkan dan disahkan oleh

pihak perusahaan adalah dapat menjadi pertanggungjawaban

kinerja keuangan, dan pertanggungjawaban dalam bentuk

laporan keuangan tersebut nantinya akan menjadi subjek

pertanyaan dalam peradilan.

12)Akademis dan Peneliti

Pihak akademis dan peneliti adalah mereka yang

melakukan research terhadap sebuah perusahaan. Sehingga


(50)

keuangan yang dapat dipercaya dan di pertanggujawabkan

adalah mutlak, apalagi jika penelitian tersebut dipublikasikan.

13)Pemda

Pemerintah daerah adalah mereka yang mempunyai

hubungan kuat dengan kajian seperti akan lahirnya suatu

perda (peraturan daerah) yang berkaitan dengan berbagai

aspek.

14)Pemerintah Pusat

Pemerintahan pusat adalah dengan segala perangkat

yang dimilikinya telah menjadikan laporan keuangan

perusahaan sebagai data fundamental acuan untuk melihat

perkembangan pada berbagai sektor bisnis.

15)Pemerintah Asing

Pemerintahan asing merupakan pihak yang

mengamati perkembangan dan pertumbuhan ekonomi yang

terjadi disuatu negara, dimana misalnya negara tersebut

saling memiliki keterkaitan dalam bentuk perjanjian dagang

yang mencakup dalam berbagai bidang usaha.

16)Organisasi Internasional

Organisasi Internasional disini seperti IMF

(International Monetary Fund), WB (World Bank), ADB

(Asian Development Bank), ASEAN, PBB, dan lainnya.


(51)

diberikan adalah menjadi ukuran kinerja dari lembaga

tersebut, seperti kucuran dana yang diberikan oleh IMF dan

WB pada beberapa negara.

d. Analisis Laporan Keuangan

Analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan pada

dasarnya karena ingin mengetahui tingkat profitabilitas

(keuntungan) dan tingkat risiko atau tingkat kesehatan perusahaan

(Hanafi & Halim, 2009:5). Salah satu alat ukur untuk menilai

tingkat kesehatan perusahaan dari segi finansial yaitu dengan

menggunakan analisis rasio. Rasio-rasio keuangan

menghilangkan pengaruh ukuran dan membuat ukuran bukan

dengan angka absolut, tetapi dalam angka relatif (Hanafi & Halim

2009:74). Secara umum Hanafi dan Halim (2009:74)

mengelompokkan rasio ke dalam lima macam rasio, rasio tersebut

yaitu:

1) Rasio Likuiditas adalah rasio yang digunakan mengukur

kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka

pendeknya.

2) Rasio Aktivitas adalah rasio yang digunakan mengukur

sejauh mana efektivitas penggunaan aset dengan melihat


(52)

3) Rasio Solvabilitas adalah rasio yang digunakan mengukur

sejauh mana kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban

jangka panjangnya.

4) Rasio Profitabilitas atau Rentabilitas adalah rasio yang

melihatkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba.

5) Rasio Pasar adalah rasio yang digunakan untuk melihat

perkembangan nilai perusahaan relatif terhadap nilai buku

perusahaan.

e. Pentingnya Analisis Laporan Keuangan

Laporan keuangan akan menjadi lebih bermanfaat untuk

pengambilan keputusan ekonomi. Informasi tersebut dapat

memprediksi apa yang akan terjadi di masa mendatang. Dengan

mengolah lebih lanjut laporan keuangan dengan proses

pembandingan, evaluasi, dan analisis trend, akan diperoleh

prediksi tentang kemungkinan yang terjadi di masa mendatang.

Hasil analisis laporan keuangan akan mampu membantu

menginterpretasikan berbagai hubungan kunci dan kecenderungan

yang dapat memberikan dasar pertimbangan mengenai potensi

keberhasilan perusahaan di masa depan.

f. Tujuan Analisis

Pembahasan tujuan analisis laporan keuangan akan

menimbulkan kesenjangan antara informasi yang disajikan


(53)

keuangan menyajikan informasi mengenai apa yang telah terjadi,

sementara itu pada sisi lain, para pemakai laporan keuangan

membutuhkan informasi mengenai kemungkinan yang terjadi di

masa mendatang. Suatu pemecahan merupakan cara untuk

mengatasi kesenjangan kebutuhan informasi laporan keuangan.

Untuk memecahkan kesenjangan kebutuhan inilah diperlukan

suatu analisis terhadap laporan keuangan, utamanya dalam

memprediksi apa yang mungkin terjadi di masa depan.

Analisis laporan keuangan dilakukan untuk mencapai

beberapa tujuan. Misalnya dapat digunakan sebagai alat screening

awal dalam memilih alternatif investasi atau merger; sebagai alat

forecasting mengenai kondisi dan kinerja keuangan di masa

datang; sebagai proses diagnosis terhadap masalah-masalah

manajemen; atau sebagai alat evaluasi terhadap manajemen. Yang

terpenting dari analisis laporan keuangan adalah tujuannya untuk

mengurangi ketergantungan para pengambil keputusan pada

dugaan, mengurangi dan mempersempit lingkup ketidakpastian

yang tidak bisa dielakkan pada setiap proses pengambilan

keputusan. Analisis laporan keuangan tidaklah berarti mengurangi

kebutuhan akan penggunaan pertimbangan-pertimbangan,

melainkan hanya memberikan dasar yang layak dan sistematis


(54)

g. Prosedur Analisis

Dalam melakukan analisis laporan keuangan, ada berbagai

langkah yang harus ditempuh. Langkah-langkah yang harus

ditempuh tersebut sebagai berikut:

1) Memahami latar belakang data keuangan perusahaan

Pemahaman latar belakang data keuangan perusahaan

merupakan pemahaman tentang bidang usaha yang diterjuni

oleh perusahaan dan kebijakan akuntansi yang anut dan

diterapkan oleh perusahaan tersebut.

2) Memahami kondisi-kondisi yang berpengaruh pada

perusahaan

Selain latar belakang perusahaan, kondisi-kondisi yang

mempunyai pengaruh terhadap perusahaan juga perlu

dipahami. Kondisi-kondisi tersebut yaitu trend

(kecenderungan) industri mana perusahaan beroperasi;

perubahan teknologi; perubahaan selera konsumen;

perubahan pendapatan per kapita, tingkat bunga, tingkat

inflasi dan pajak; dan perubahaan yang terjadi dalam

perusahaan itu sendiri seperti perubahaan posisi manajemen

kunci.

3) Mempelajari dan me-review laporan keuangan

Kedua langkah pertama memberikan gambaran


(55)

teknik analisis laporan keuangan, perlu dilakukan review

terhadap laporan keuangan secara menyeluruh. Apabila

dipandang perlu, dapat menyusun kembali laporan keuangan

perusahaan yang dianalisis. Tujuannya untuk memastikan

bahwa laporan keuangan telah cukup jelas menggambarkan

data keuangan yang relevan dan sesuai dengan standar

akuntansi yang berlaku.

4) Menganalisis laporan keuangan

Setelah memahami profil perusahaan dan mereview

laporan keuangan, maka dengan menggunakan berbagai

metode dan teknik analisis yang ada dapat menganalisis

laporan keuangan dan menginterpretasikan hasil analisis

tersebut.

h. Metode dan Teknik Analisis

Metode analisis laporan keuangan secara umum

diklasifikasikan menjadi dua yaitu metode analisis horizontal

(dinamis) dan metode analisis vertikal(statis).

Metode analisis horizontal (dinamis) adalah metode analisis

yang dilakukan dengan cara membandingkan laporan keuangan

untuk beberapa tahun, sehingga dapat diketahui perkembangan

dan kecenderungannya. Disebut metode analisis horizontal karena

analisis ini membandingkan pos yang sama untuk periode yang


(56)

Teknik-teknik analisis yang termasuk pada klasifikasi metode ini antara

lain teknik analisis perbandingan, analisis trend (index), analisis

sumber dan penggunaan dana, analisis perubahaan laba kotor.

Metode analisis vertikal (statis) adalah metode analisis

yang dilakukan dengan cara menganalisis laporan keuangan pada

tahun tertentu, yaitu dengan membandingkan antara pos yang satu

dengan pos lainnya pada laporan keuangan yang sama untuk

tahun yang sama. Oleh karena membandingkan antara pos yang

satu dengan pos yang lainnya pada laporan keuangan yang sama,

maka disebut metode vertikal. Disebut statis karena metode ini

hanya membandingkan pos-pos laporan keuangan pada tahun

yang sama. Teknik-teknik analisis yang termasuk pada metode ini

antara lain analisis persentase komponen (Common-Size), analisis

ratio, dan analisis impas.

3. Koperasi

a. Pengertian Koperasi

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

25 tahun 1992 pasal 1 menyatakan bahwa koperasi adalah badan

usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum

koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip

koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar


(57)

dapat diartikan satu badan usaha bersama, khususnya bergerak

dalam bidang ekonomi yang anggota-anggotanya terdiri dari

orang-orang atau badan-badan hukum koperasi yang bergabung

secara sukarela dan atas dasar persamaan hak dan kewajiban

untuk melakukan sesuatu usaha atau lebih dalam memenuhi

kebutuhan anggotanya (Wirasasmita, 1990:1).

b. Landasan, Sendi-sendi, Tujuan, Fungsi, Peranan dan Tugas Koperasi.

Landasan Idiil Koperasi Indonesia adalah Pancasila

(Wirasasmita, 1990:21). Hal ini tercantum dalam Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 25 tahun 1992 pasal 2 bahwa koperasi

berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 serta

berdasar atas asas kekeluargaan. Sendi-sendi Koperasi

dirumuskan dengan jelas dalam Undang-Undang No.12 tahun

1967 Tentang Pokok-pokok Perkoperasian. Ada tujuh sendi dasar

koperasi Indonesia sebagaimana terdapat dalam Undang-Undang

tersebut adalah:

1) Sifat keanggotaan sukarela dan terbuka untuk setiap

warga-negara Indonesia;

2) Rapat Anggota merupakan kekuasaan tertinggi sebagai

pencerminan demokrasi dalam koperasi;

3) Pembagian sisa hasil usaha diatur menurut jasa


(58)

4) Adanya pembatasan bunga atas modal;

5) Mengembangkan kesejahteraan anggota khususnya dan

masyarakat pada umumnya;

6) Usaha dan ketatalaksanaannya bersifat terbuka;

7) Swadaya, swakerta dan swasembada sebagai pencerminan

dari prinsip dasar percaya pada diri sendiri.

Tujuan koperasi adalah untuk memajukan kesejahteraan

anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta

ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka

mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur

berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Koperasi berfungsi untuk memperbaiki tingkat kehidupan

masing-masing anggota. Salah satu fungsi koperasi adalah

sebagai alat perbaikan ekonomi anggotanya dan sebagai urat nadi

perekonomian bangsa karena koperasi adalah suatu sistem, di

mana orang-orang itu berserikat atas dasar sukarela untuk

memenuhi kebutuhannya dan bersama-sama diusahakan untuk

menghilangkan tekanan ekonomis yang ada pada masing-masing

anggota. Koperasi Indonesia dalam rangka pembangunan

ekonomi dan pengembangan kesejahteraan anggota khususnya

serta masyarakat pada umumnya berperan dan bertugas untuk:

1) Mempersatukan, mengerahkan, membina dan


(59)

untuk meningkatkan produksi dan mewujudkan tercapainya

pendapatan yang adil dan kemakmuran yang merata.

2) Mempertinggi taraf hidup dan tingkat kecerdasan rakyat.

3) Membina kelangsungan dan perkembangan demokrasi

ekonomi.

c. Alat Kelengkapan Organisasi

Koperasi sebagai organisasi mempunyai

kelengkapan-kelengkapan yang dibutuhkan untuk mempelancar kegiatan

operasionalnya. Kelengkapan Organisasi tercantum dalam

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992

tentang Perkoperasian. Kelengkapan organisasi tersebut

tercantum dalam pasal 21 yang terdiri dari: (a) rapat anggota, (b)

pengurus, dan (c) pengawas. Pemegang kekuasaan tertinggi

dalam koperasi adalah rapat anggota. Penjelasan mengenai tugas

masing-masing perangkat organisasi berdasarkan

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992 sebagai

berikut:

1) Rapat Anggota menetapkan:

a) Anggaran dasar;

b) Kebijakan umum di bidang organisasi, manajemen, dan

usaha koperasi;

c) Pemilihan, pengangkatan, pemberhentian pengurus dan


(60)

d) Rencana kerja, rencana anggaran pendapatan dan belanja

koperasi, serta pengesahan laporan keuangan;

e) Pengesahan pertanggungjawaban pengurus dan

pelaksanaan tugasnya;

f) Pembagian sisa hasil usaha;

g) Penggabungan, peleburan, pembagian,dan pembubaran

koperasi

2) Pengurus bertugas:

a) Mengelola koperasi dan usahanya;

b) Mengajukan rencana-rencana kerja serta rancangan

anggaran pendapatan dan belanja koperasi;

c) Menyelenggarakan rapat anggota;

d) Mengajukan laporan keuangan dan pertanggungjawaban

pelaksanaan tugas;

e) Menyelenggarakan pembukuan keuangan dan inventaris

secara tertib;

f) Memelihara daftar buku anggota dan pengurus.

3) Pengawas bertugas:

a) Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan

dan pengelolaan koperasi;


(61)

d. Modal Koperasi

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

25 Tahun 1992 pasal 41 tercantum mengenai Modal Koperasi.

Modal koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman.

1) Modal Sendiri

a) Simpanan pokok adalah simpanan yang harus dipenuhi

oleh setiap anggota koperasi dengan sejumlah uang yang

telah ditentukan besarnya.

b) Simpanan wajib adalah simpanan yang harus dipenuhi

oleh setiap anggota koperasi yang disetor secara

periodik, baik secara mingguan, bulanan, ataupun

menurut jadwal yang ditetapkan oleh rapat anggota.

c) Dana cadangan adalah sejumlah uang yang diperoleh

dari penyisihan sisa hasil usaha yang dimasukan untuk

memupuk modal sendiri dan untuk menutup kerugian

koperasi bila diperlukan.

d) Hibah adalah sejumlah uang atau barang modal yang

berasal dari anggota atau bukan anggota bersifat donasi.

2) Modal Pinjaman dapat berasal dari:

a) Anggota;

b) Koperasi lainnya dan/atau anggotanya;

c) Bank dan lembaga;


(62)

e) Sumber lain yang sah.

3) Sisa Hasil Usaha (SHU)

Sisa hasil usaha koperasi adalah pendapatan koperasi

yang diperoleh satu tahun buku setelah dikurangi dengan

penyusutan dan biaya-biaya dari tahun buku bersangkutan.

SHU mungkin tidak dapat terbagi habis, karena pembagian

SHU dalam koperasi terbatas sesuai dengan tingkat bunga

bank pemerintah. Atau, mungkin juga terjadi, rapat anggota

memutuskan SHU tahun buku yang bersangkutan tetap

tinggal dalam rekening simpanan masing-masing anggota.

SHU yang tidak dibagi ini digunakan untuk pemupukan

modal.

e. Analisis Tingkat Kesehatan Koperasi

Analisis tingkat kesehatan koperasi penting dilakukan, hal

ini dilakukan untuk kepentingan anggota dalam mengambil

keputusan terkait masalah yang dihadapi. Dalam hal ini penilaian

tingkat kesehatan koperasi difokuskan pada koperasi simpan

pinjam, sehingga pedoman yang digunakan adalah Peraturan

Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah

Republik Indonesia Nomor 14/Per/M.KUKM/XII/2009 Tentang

Perubahan atas Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha

Kecil dan Menengah Nomor 20/Per/M.KUKM/XI/2008 Tentang


(63)

Simpan Pinjam Koperasi. Adapun aspek yang digunakan untuk

menilai kesehatan koperasi simpan pinjam dan unit simpan

pinjam koperasi adalah sebagai berikut:

1) Aspek Permodalan

Permodalan adalah suatu usaha untuk menyediakan

atau mendapatkan modal dan usaha untuk menggunakan

modal tersebut dengan cara yang paling efisien untuk

mempertahankan arus pendapatan guna kelangsungan

kehidupan koperasi (Tohar, 2000:10). Adapun penilaian

aspek permodalan didasarkan pada:

a) Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aset

Rasio ini membandingkan antara modal sendiri

dengan total aset koperasi. Modal sendiri merupakan

modal yang menanggung risiko (modal ekuif) yang

berasal dari jumlah simpanan pokok, simpanan wajib dan

simpanan lain yang memiliki karakteristik sama dengan

simpanan wajib, hibah, cadangan yang disisihkan dari

sisa hasil usaha (SHU). Rasio ini dihitung dengan rumus

sebagai berikut:

Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aset =

× 100%


(64)

(1) Untuk rasio antara modal sendiri dengan total aset

lebih kecil atau sama dengan 0% diberikan nilai 0.

(2) Untuk setiap kenaikan rasio 4% mulai dari 0% nilai

tambah 5 dengan maksimum nilai 100.

(3) Untuk rasio lebih besar dari 60% sampai rasio 100%

setiap kenaikan rasio 4% nilai dikurangi 5.

(4) Nilai dikalikan bobot sebesar 6%, maka diperoleh

skor permodalan.

Adapun standar perhitungannya adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1

Standar Perhitungan Skor Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aset Rasio (%) Nilai Bobot (%) Skor Predikat

80 ≤ x ≤ 100 25 6 1,50 Tidak Baik

60 ≤ x ≤ 80 50 6 3,00 Kurang Baik

40 ≤ x ≤ 60 100 6 6,00 Baik

20 ≤ x ≤ 40 50 6 3,00 Kurang Baik

0 ≤ x ≤ 20 25 6 1,50 Tidak Baik

Sumber: Peraturan Menteri KUKM No.14/Per/M.KUKM/XII/2009

b) Rasio Kecukupan Modal Sendiri

Rasio ini membandingkan modal tertimbang

dengan aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR)

dengan 100%. Dalam hal ini modal tertimbang adalah

jumlah dari hasil kali setiap komponen modal KSP atau

USP Koperasi yang terdapat pada neraca dengan bobot


(65)

risiko (ATMR) adalah jumlah dari hasil kali setiap

komponen aktiva KSP dan USP Koperasi pada neraca

dengan bobot pengakuan risiko.

Rasio ini dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Rasio kecukupan modal sendiri =

× 100%

Adapun standar perhitungan rasio kecukupan

modal sendiri adalah sebagai berikut:

Tabel 2.2

Standar Perhitungan Skor Rasio Kecukupan Modal Sendiri Rasio (%) Nilai Bobot (%) Skor Predikat

8 100 3 3,00 Baik

6 x ≤ 8 75 3 2,25 Cukup Baik

4 x ≤ 6 50 3 1,50 Kurang Baik

≤ 4 0 3 0,00 Tidak Baik

Sumber : Peraturan Menteri KUKM No.14/Per/M.KUKM/XII/2009

2) Aspek Kualitas Aktiva Produktif

Aktiva merupakan kekayaan koperasi yang

mendatangkan penghasilan. Adapun penilaian aspek kualitas

aktiva produktif didasarkan pada:

a) Rasio Volume Pinjaman pada Anggota terhadap Volume Pinjaman Diberikan

Penilaian rasio dimaksudkan untuk mengukur

besarnya volume pinjaman yang diberikan kepada


(66)

yang diberikan. Pinjaman merupakan penyediaan uang

atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,

berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam

meminjam antasa KSP atau USP dengan pihak lain yang

mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya

setelah jangka waktu tertentu disertai dengan

pembayaran sejumlah imbalan. Rasio ini menggunakan

perhitungan dengan rumus berikut ini:

Rasio Volume Pinjaman pada Anggota terhadap Volume

Pinjaman Diberikan = �� ×

100%

Adapun standar perhitungan rasio volume

pinjaman pada anggota terhadap volume pinjaman

diberikan adalah sebagai berikut:

Tabel 2.3

Standar Perhitungan Skor Rasio Volume Pinjaman pada Anggota terhadap Volume Pinjaman Diberikan

Rasio (%) Nilai Bobot (%) Skor Predikat 75 100 10 10,00 Baik

50 x ≤ 75 75 10 7,50 Cukup Baik

25 x ≤ 50 50 10 5,00 Kurang Baik

≤ 25 0 10 0,00 Tidak Baik


(67)

b) Rasio Risiko Pinjaman Bermasalah terhadap Pinjaman yang Diberikan

Penilaian rasio ini dimaksudkan untuk mengukur

besarnya risiko pinjaman bermasalah dibandingan

pinjaman yang diberikan. Semakin kecil rasio antara

risiko pinjaman bermasalah dengan pinjaman yang

diberikan, maka semakin tinggi nilai kreditnya atau

kualitasnya semakin baik. Artinya semakin kecil

pinjaman bermasalah (kurang lancar, diragukan dan

macet) maka semakin baik kualitas pinjaman yang

diberikan. Rasio ini dihitung dengan rumus sebagai

berikut:

Rasio Risiko Pinjaman Bermasalah terhadap

Pinjaman yang Diberikan = ℎ

� � ×

100%

Untuk memperoleh rasio risiko pinjaman

bermasalah terhadap pinjaman yang diberikan,

ditetapkan sebagai berikut:

(1) Untuk rasio 45% atau lebih diberi nilai 0.

(2) Untuk setiap penurunan rasio 1% dari 45% nilai

ditambah 2, dengan maksimum nilai 100.

(3) Nilai dikalikan dengan bobot 5%, maka di peroleh


(68)

Adapun standar perhitungan skor rasio risiko

pinjaman bermasalah terhadap pinjaman yang diberikan

adalah sebagai berkut:

Tabel 2.4

Standar Perhitungan Skor Rasio Risiko Pinjaman Bermasalah terhadap Pinjaman yang Diberikan

Rasio (%) Nilai Bobot (%) Skor Predikat = 0 100 5 5,0

Baik

0 x ≤ 10 80 5 4,0

10 x ≤ 20 60 5 3,0 Cukup Baik

20 x ≤ 30 40 5 2,0 Kurang Baik

30 x ≤ 40 20 5 1,0 Tidak Baik

40 x ≤ 45 10 5 0,5

Sangat Baik 45 0 5 0

Sumber: Peraturan Menteri KUKM No.14/Per/M.KUKM/XII/2009

c) Rasio Cadangan Risiko terhadap Pinjaman Bermasalah

Penilaian Rasio ini dimaksudkan untuk mengukur

besarnya cadangan risiko dibandingkan dengan besarnya

risiko pinjaman bermasalah. Semakin kecil rasionya

maka semakin tidak baik nilai kreditnya. Rasio ini dapat

dihitung dengan rumus berikut ini:

Rasio Cadangan Risiko terhadap Pinjaman Bermasalah =


(69)

Untuk memperoleh rasio cadangan risiko

terhadap risiko penjaman bermasalah, ditetapkan sebagai

berikut

(1) Untuk rasio 0%, berarti tidak mempunyai cadangan

penghapusan diberi nilai 0.

(2) Untuk setiap kenaikan 1% mulai dari 0%, nilai

tambah 1 sampai dengan maksimum 100.

(3) Nilai dikalikan bobot 5%, maka diperoleh skor.

Adapun standar perhitungan skor rasio cadangan

risiko terhadap risiko pinjaman bermasalah adalah

sebagai berikut:

Tabel 2.5

Standar Perhitungan Skor Rasio Cadangan Risiko terhadap Risiko Pinjaman Bermasalah

Rasio (%) Nilai Bobot (%) Skor Predikat

90 x ≤ 100 100 5 5,0

Baik

80 x ≤ 90 90 5 4,5

70 x ≤ 80 80 5 4,0

60 x ≤ 70 70 5 3,5

Cukup Baik

50 x ≤ 60 60 5 3,0

40 x ≤ 50 50 5 2,5

Kurang Baik

30 x ≤ 40 40 5 2,0

20 x ≤ 30 30 5 1,5

Tidak Baik

10 x ≤ 20 20 5 1,0

0 x ≤ 10 10 5 0,5

Sangat Tidak Baik

0 0 5 0


(70)

3) Aspek Efisiensi

Penilaian aspek ini untuk menggambarkan seberapa

besar KSP/USP Koperasi mampu memberikan pelayanan

yang efisien kepada anggotanya dari penggunaan aset yang

dimilikinya. Adapun penilaian aspek efisiensi didasarkan

pada:

a) Rasio Beban Operasi Anggota terhadap Partisipasi Bruto

Dalam hal ini beban operasi anggota adalah

beban pokok ditambah dengan beban usaha bagi anggota

dan beban perkoperasian. Rasio ini dihitung dengan

rumus:

= �� × 100%

Cara perhitungan rasio ini ditetapkan sebagai berikut:

(1) Untuk rasio sama dengan atau lebih besar dari

100% diberi nilai 0 dan untuk rasio antara 95%

hingga lebih kecil dari 100% diberi nilai 50,

selanjutnya setiap penurunan rasio sebesar 5%

nilai ditambahkan dengan 25 sampai dengan

maksimum nilai 100.

(2) Nilai dikalikan dengan bobot sebesar 4 %, maka


(71)

Adapun standar perhitungan skor rasio beban

operasi anggota terhadap partisipasi bruto adalah sebagai

berikut:

Tabel 2.6

Standar Perhitungan Skor Rasio Beban Operasi Anggota terhadap Partisipasi Bruto

Rasio (%) Nilai Bobot (%) Skor Predikat

0 ≤ x 90 100 4 4 Baik

90 ≤ x 95 75 4 3 Cukup Baik

95 ≤ x 100 50 4 2 Kurang Baik

≥ 100 0 4 1 Tidak Baik

Sumber: Peraturan Menteri KUKM No.14/Per/M.KUKM/XII/2009

b) Rasio Beban Usaha terhadap SHU Kotor

Penilaian Rasio ini dimaksudkan untuk mengukur

besarnya beban usaha dibandingkan dengan besarnya

SHU kotor.

Rasio ini dihitung dengan rumus:

= ℎ

� × 100%

Cara perhitungan rasio ini ditetapkan sebagai berikut:

(1) Untuk rasio lebih dari 80% diberi nilai 25 dan

untuk penurunan rasio 20% nilai ditambahkan

dengan 25 sampai dengan maksimum nilai 100.

(2) Nilai dikalikan dengan bobot sebesar 4 %, maka


(72)

Adapun standar perhitungan skor rasio beban

usaha terhadap SHU kotor adalah sebagai berikut:

Tabel 2.7

Standar Perhitungan Skor Rasio Beban Usaha terhadap SHU Kotor Rasio (%) Nilai Bobot (%) Skor Predikat

0 x ≤ 40 100 4 4 Baik

40 x ≤ 95 75 4 3 Cukup Baik

95 x ≤ 100 50 4 2 Kurang Baik

100 25 4 1 Tidak Baik

Sumber: Peraturan Menteri KUKM No.14/Per/M.KUKM/XII/2009

c) Rasio Efisiensi Pelayanan

Penilaian rasio ini dimaksudkan untuk mengukur

besarnya beban karyawan dibandingkan dengan besarnya

volume pinjaman. Beban karyawan merupakan

pengeluaran yang dikeluarkan yang terkait dengan

pembiayaan karyawan. Rasio ini dapat dihitung dengan

rumus:

= � � × 100%

Perhitungan rasio efisiensi pelayanan, ditetapkan

sebagai berikut:

(1) Untuk rasio lebih dari 15% diberi nilai 0 dan untuk

rasio antara 10% sampai 15% diberi nilai 50,

selanjutnya setiap penurunan rasio 1% nilai


(73)

(2) Nilai dikalikan dengan bobot sebesar 2% maka

diperoleh skor.

Adapun standar perhitungan skor rasio efisiensi

pelayan adalah sebagai berikut:

Tabel 2.8

Standar Perhitungan Skor Rasio Beban Efisiensi Pelayanan Rasio (%) Nilai Bobot (%) Skor Predikat

≤ 5 100 2 2,0 Baik

5 x ≤ 10 75 2 1,5 Cukup Baik

10 x ≤ 15 50 2 1,0 Kurang Baik

15 0 2 0,0 Tidak Baik

Sumber: Peraturan Menteri KUKM No.14/Per/M.KUKM/XII/2009

4) Aspek Likuiditas

Aspek ini dimaksudkan untuk menilai kemampuan

KSP atau USP Koperasi dalam memenuhi kewajiban jangka

pendeknya. Adapun penilaian aspek likuiditas didasarkan

pada:

a) Rasio Kas

Penilaian rasio ini mengukur besarnya kas dan

bank dibandingkan dengan kewajiban lancar. Rasio ini

dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

= 

� × 100%

Perhitungan rasio kas ini , ditetapkan sebagai


(1)

Pasal 3

Sasaran Pedoman Penilaian Kesehatan KSP dan USP Koperasi adalah :

a. Terwujudnya pengelolaan KSP dan USP Koperasi yang sehat dan mantap sesuai dengan jatidiri koperasi .

b. Terwujudnya pengelolaan KSP dan USP Koperasi yang efektif, efisien, dan profesional.

c. Terciptanya pelayanan prima kepada anggota, calon anggota, koperasi lain dan atau anggotanya.

Pasal 4

Landasan Kerja Penilaian Kesehatan KSP dan USP Koperasi adalah sebagai berikut:

a. KSP dan USP Koperasi menyelenggarakan kegiatan usahanya berdasarkan nilai-nilai, norma dan prinsip Koperasi sehingga dapat dengan jelas menunjukkan perilaku koperasi.

b. KSP dan USP Koperasi adalah alat dari rumah tangga anggota untuk mandiri dalam mengatasi masalah kekurangan modal (bagi anggota pengusaha) atau kekurangan likuiditas (bagi anggota rumah tangga) sehingga berlaku asas menolong diri sendiri (self help).

c. Maju mundurnya KSP dan USP Koperasi menjadi tanggung jawab seluruh anggota sehingga berlaku asas tanggung jawab pribadi (self responsibility)

d. Anggota pada KSP dan USP Koperasi berada dalam satu kesatuan sistem kerja Koperasi, diatur menurut norma-norma yang terdapat di dalam AD dan ART KSP atau Koperasi yang menyelenggarakan USP.

e. KSP dan USP Koperasi wajib dapat memberikan manfaat yang lebih besar kepada anggotanya jika dibandingkan dengan manfaat yang diberikan oleh lembaga keuangan lainnya.

f. KSP dan USP Koperasi berfungsi sebagai lembaga intermediasi dalam hal ini KSP dan USP Koperasi bertugas untuk melaksanakan penghimpunan dana dari anggota, calon anggota, koperasi lain dan atau anggotanya serta pinjaman kepada pihak-pihak tersebut.

BAB III

RUANG LINGKUP PENILAIAN KESEHATAN Pasal 5

(1) Ruang lingkup Penilaian Kesehatan KSP dan USP Koperasi meliputi penilaian terhadap beberapa aspek sebagai berikut:


(2)

252

b. Kualitas aktiva produktif; c. Manajemen;

d. Efisiensi; e. Likuiditas;

f. Kemandirian dan pertumbuhan; g. Jatidiri koperasi.

(2) Setiap aspek sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan bobot penilaian yang menjadi dasar perhitungan penilaian kesehatan KSP dan USP Koperasi. (3) Penilaian terhadap setiap aspek sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

dilakukan dengan menggunakan sistem nilai yang dinyatakan dengan nilai 0 sampai dengan 100.

(4) Perincian mengenai bobot setiap aspek yang dinilai serta persyaratan dan tata cara penilaian kesehatan KSP dan USP Koperasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menggunakan pedoman sebagaimana terdapat pada lampiran 1

Peraturan ini.

BAB IV

PENETAPAN KESEHATAN KSP DAN USP KOPERASI Pasal 6

(1) Skor yang diperoleh berdasarkan hasil perhitungan penilaian terhadap aspek- aspek sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dipergunakan untuk menetapkan predikat tingkat kesehatan KSP dan USP Koperasi yang dibagi dalam 5 (lima) golongan yaitu:

a. Sehat;

b. Cukup sehat; c. Kurang sehat; d. Tidak sehat; atau; e. Sangat tidak sehat.

(2) Penetapan predikat kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berdasarkan skor sebagai berikut:

a. Skor penilaian sama dengan 80 sampai 100, termasuk dalam predikat ”Sehat”;

b. Skor penilaian sama dengan 60 sampai lebih kecil dari 80, termasuk dalam

predikat ”Cukup Sehat”;

c. Skor penilaian sama dengan 40 sampai lebih kecil dari 60, termasuk dalam


(3)

d. Skor penilaian sama dengan 20 sampai lebih kecil dari 40, termasuk dalam

predikat ”Tidak Sehat”;

e. Skor penilaian lebih kecil dari 20, termasuk dalam predikat ”Sangat Tidak

Sehat”;

(3)Predikat kesehatan KSP dan USP Koperasi ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri atau pejabat yang berwenang.

Pasal 7

(1) Penetapan kesehatan KSP dan USP Koperasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (3) dilakukan setiap tahun.

(2) KSP dan USP Koperasi yang dinilai kesehatannya adalah :

a. KSP yang telah beroperasi paling sedikit 1 (satu) tahun buku dan telah melaksanakan Rapat Anggota Tahunan.

b. USP Koperasi, yang telah beroperasi paling sedikit 1 (satu) tahun buku dan telah dikelola secara terpisah serta membuat laporan keuangan yang terpisah dari unit usaha lainnya.

(3) Pelaksanaan penilaian kesehatan KSP dan USP Koperasi dilaksanakan pada posisi setiap akhir tahun buku.

Pasal 8

(1) Penilaian Kesehatan KSP dan USP Koperasi dilakukan oleh pejabat penilai kesehatan KSP dan USP Koperasi yang diangkat oleh Menteri dan bertugas pada Instansi yang membidangi Koperasi ditingkat Pusat, Provinsi, Kabupaten dan Kota.

(2) Setiap KSP dan USP Koperasi yang telah dinilai diberikan sertifikat predikat tingkat kesehatan dengan pengaturan sebagai berikut :

a. KSP dan USP Koperasi yang wilayah kerjanya di Kabupaten atau Kota yang bersangkutan oleh Bupati atau Walikota atau pejabat yang berwenang atas nama Menteri

b. KSP dan USP Koperasi yang wilayah kerjanya sekurang-kurangnya 3 (tiga) Kabupaten atau Kota dalam satu Provinsi oleh Gubernur atau pejabat yang berwenang atas nama Menteri.

c. KSP dan USP Koperasi yang wilayah kerjanya sekurang-kurangnya 3 (tiga) Provinsi oleh Deputi atas nama Menteri

(3) Hasil penilaian kesehatan KSP dan USP Koperasi oleh pejabat yang berwenang pada tingkat Provinsi dan Kabupaten atau Kota dilaporkan kepada Deputi, dengan dilengkapi :


(4)

254

b. Laporan keuangan KSP dan USP Koperasi yang bersangkutan.

c. Salinan atau fotocopy sertifikat predikat kesehatan KSP dan USP Koperasi. (4) Tatacara pelaksanaan teknis penilaian kesehatan KSP dan USP Koperasi

diatur lebih lanjut oleh Deputi.

BAB V

KETENTUAN PERALIHAN Pasal 9

(1) Pengangkatan pejabat penilai kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8, dilaksanakan dalam jangka waktu paling lambat 2 (dua) tahun sejak tanggal berlakunya peraturan ini.

(2) Selama pejabat penilai kesehatan KSP dan USP Koperasi sebagai mana dimaksud dalam Pasal 8 belum diangkat oleh Menteri, maka penilaian kesehatan terhadap KSP dan USP Koperasi diselenggarakan oleh Deputi atau penilai yang ditugaskan oleh Deputi.

BAB V PENUTUP

Pasal 10

(1) Dengan diberlakukannya Peraturan ini, maka Keputusan Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil Nomor 194/KEP/M/X/1998 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penilaian Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam Koperasi dinyatakan tidak berlaku.

(2) Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 14 November 2008

Menteri Negara,


(5)

(6)

Dokumen yang terkait

Analisis Peranan Koperasi Simpan Pinjam Terhadap Pengembangan usaha Mikro dan Kecil di Kota Padangsidimpuan.

30 148 79

ANALISIS KINERJA KEUANGAN KOPERASI SIMPAN PINJAM “KARYA MANDIRI” JEROWARU BERDASARKAN PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN UKM REPUBLIK INDONESIA NO. 14/Per/M.KUKM/XII/2009

6 48 19

ANALISIS KINERJA KEUANGAN KOPERASI SIMPAN PINJAM “KARYA MANDIRI” JEROWARU BERDASARKAN PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN UKM REPUBLIK INDONESIA NO. 14/Per/M.KUKM/XII/2009

0 3 8

Analisis kinerja keuangan koperasi berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 14/Per/M.KUKM/XII/2009 : studi kasus pada Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Jogja Sejahtera.

15 104 301

Analisis tingkat kesehatan koperasi berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM RI No.14/Per/M.KUKM/XII/2009 : studi kasus pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia MIGAS Cepu.

0 0 175

Analisis kinerja keuangan koperasi berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 14 Per M.KUKM XII 2009 studi kasus pada Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Jogja Sejahtera

11 41 299

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 22 PER M.KUKM IV 2007 TENTANG PEDOMAN PEMERINGKATAN KOPERASI

0 0 8

ANALISIS KINERJA KEUANGAN KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA (KPRI) WILAYAH BANYUMAS BERDASARKAN PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 14/PER/M.KUKM/XII/2009 - repository perpustakaan

0 0 12

Analisis tingkat kesehatan koperasi berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM RI No.14/Per/M.KUKM/XII/2009 : studi kasus pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia MIGAS Cepu - USD Repository

0 0 173

Analisis tingkat kesehatan koperasi simpan pinjam berdasar peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia No.14/Per/M.KUKM/XII/2009 : studi kasus di Koperasi Kredit Makmur Magelang - USD Repository

0 0 210