Metodologi Penelitian Kreativitas pendamping dalam pendampingan iman anak di paroki St. Maria Tak Bercela Nanggulan Yogyakarta.

45

8. Responden Penelitian

Jumlah keseluruhan pendamping PIA dan orangtua ± adalah 100 orang. Penulis mengambil responden 5 pendamping dan 10 orangtua anak dari jumlah pendamping dan orangtua yang ada secara keseluruhan di paroki St. Maria Tak Bercela Nanggulan. Jadi jumlah sampel dari penelitian ini ada 15 responden. Pengambilan sampelnya dilakukan dengan sampel bertujuan atau purposive sample. Tujuan saya mengambil 5 pendamping yang aktif adalah untuk membantu saya dalam penelitian supaya lebih akurat di lapangan. Sedangkan 10 orangtua yang saya ambil adalah orangtua yang mempunyai anak seumuran SD dan TK yang tidak terlalu aktif dalam pendampingan iman. Sehingga penulis mengerti penyebab atau masalah yang dihadapi anak ataupun pendamping di Paroki St. Maria Tak Bercela Nanggulan. Purposive sample atau sample bertujuan adalah tehnik pengumpulan sampel dengan pertimbangan tertentu Sugiyono, 2014: 68. Purposive sample didasarkan atas informasi yang mendahului tentang keadaan populasi dan informasinya tidak diragukan lagi Sutrisno Hadi, 2014: 191.

9. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari. Tempat pelaksanaan penelitian adalah di Paroki St. Maria Tak Bercela Nanggulan. 46

10. Teknik Analisis Data

Moleong 2011: 280 mendefinisikan analisis data sebagai proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema. Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari sumber yakni wawancara. Setelah mendapat data, penulis mengadakan redaksi data dengan melakukan abstraksi. Abstrak merupakan usaha membuat rangkuman yang inti, proses, dan pertanyaan- pertanyaan yang perlu dijaga sehingga tetap berada di dalamnya. Selanjutnya penulisan mengkategorisasikan serta melakukan koding. Sebagai tahap terakhir, penulisan melakukan pemeriksaan data kembali setelah itu menafsirkan data dan memaknai dalam bentuk teori yang sesungguhnya berdasarkan hasil penelitian Moleong, 2011:247. C. Laporan Hasil Penelitian Kreativitas Pendamping dalam Pendampingan Iman Anak di Paroki St. Maria Tak Bercela Nanggulan Pada bagian ini akan dilaporkan hasil penelitian wawancara dan pembahasan yang akan disajikan secara berurutan bertitik tolak pada variabel penelitian yang diungkap seperti tercantum pada tabel di atas. Jumlah responden yang penulis wawancarai berjumlah 15 orang. Diantaranya, responden orangtua RO10 orang 60 yang mempunyai anak TK- SD. Responden pendamping RP 5 orang 40 yang ada di Paroki. Penelitian ini dilaksanakan selama ± 2 minggu pada tanggal 01 Februari sampai dengan 15 Februari 2016. Penulis melakukan wawancara dengan 47 berkunjung ke rumah-rumah responden secara bergilir. Durasi wawancara ± 15 menit – 25 menit. Pada bagian ini akan disampaikan laporan hasil penelitian kreativitas pendamping bagi keterlibatan anak dalam mengikuti Pendampingan Iman Anak di Paroki St. Maria Tak Bercela Nanggulan menurut pertanyaan wawancara terstruktur berdasarkan variabel-variabel penelitian yang diungkap.

1. Kreativitas Pendamping dalam Pelaksanaan PIA

Variabel ini mencakup beberapa pertanyaan yang berfungsi untuk mendapatkan gambaran bagaimana iman anak di Paroki St. Maria Tak Bercela Nanggulan.

a. Kreativitas Pendamping PIA

Berdasarkan hasil wawancara, terhadap pertanyaan tentang kreatif atau tidaknya pendamping, menurut RO2, RO4, RO5, RO6, RO7, RO8, RP13, RP15 kurang kreatif. Tetapi ada juga beberapa responden yang mengatakan bahwa sudah kreatif dan lumayan, seperti yang diungkapkan oleh RO2 “ supaya anak tidak bosan. ” Pendamping kadang mengajak anak untuk terlibat seperti mewarnai gambar santo-santa, permainan, meruncing seperti membuat kerajinan tangan, bercerita, mengajak menempel gambar, bernyanyi dengan gerakan. Di samping anak menerima ilmunya mengenai iman, motorik anak juga terasah. Motorik halus dan motorik kasarnya, anak diajak mewarnai berhubungan dengan motorik halus tapi jika dia meruncing dia berhubungan dengan motorik kasar sehingga anak 48 menjadi senang dan semangat dalam mengikuti kegiatan PIA. Di rumah, anak juga dapat bercerita dengan orangtua nya selama kegiatan.” Tetapi dari sisi yang diungkapkan oleh pendamping RP12 “ bahwa sebetulnya saya selaku pendamping sudah mempunyai bekal dalam kreativitas. Tetapi, karena kurang dukungan atau kesadaran dari pendamping lain maka, pendamping mengalami kesulitan dalam proses pendamping ini.”

b. Pentingnya Kreativitas dalam Pendamping PIA

Berdasarkan hasil wawancara, terdapat manfaat kreativitas bagi pendamping, RO1 yang dikuatkan oleh RO2, RO3, RO4, RO5, RO6, RO7, RO9, RO10, RP11, RP12, RP13, RP14 dan RP15 semua menjawab ada manfaatnya. Banyak alasan yang diungkapkan sehingga dapat menjadi masukan kepada pendamping paroki. Kreativitas sangat penting, seperti yang diungkapkan oleh RO3 “ penting untuk anak, supaya semakin aktif dalam hidup menggereja, dalam kegiatan menjadi gembira.” Anak dapat belajar dan bermain bersama teman sebayanya yang seiman saling berkomunikasi. Anak juga dapat terhindar dari kejenuhan pada saat pertemuan kegiatan.

c. Kepentingan Pendamping PIA di Paroki

Berdasarkan hasil wawancara, sebagian besar orangtua dan pendamping menjawab sangat penting demi iman RO1 dikuatkan dengan RO2, RO3, RO5, 49 RO6, RO10, RP11, RP12, RP13. Banyak orangtua yang setuju di Paroki, karena mereka sudah mempercayakan anaknya kepada pendamping paroki. Tujuan utama orangtua adalah supaya anaknya dapat rajin ke Gereja bertemu dengan teman yang seiman dari berbagai wilayah dan imannya semakin bertumbuh sesuai dengan perkembangan anak. Seperti yang diungkapkan oleh RO5 “ sangat penting sekali, karena sebagai orangtua pasti mendukung perkembangan anaknya sampai remaja. Anak juga lebih mendalami imannya sejak dini dengan agama yang dianut. Karena di sekitar desa tempat tinggal mayoritas beragama muslim. Sehingga dengan adanya PIA, membantu orangtua dalam menguatkan imannya, dan anak tidak minder bila berada di luar lingkungan Gereja .”

d. Ciri-ciri Pendamping PIA yang Sudah Dilaksanakan di Paroki

Berdasarkan hasil wawancara, ciri-ciri pendamping PIA sebagian besar adalah orangtua dan pendamping PIA menjawab dengan bernyanyi menggunakan gerakan RO1, RO3, RO5-RO10 dan yang dikuatkan dengan RP11-RP14. Tetapi ada juga yang berpendapat bahwa anak diajak bermain, mendengarkan firman Tuhan dan saling berkumpul dengan saudara seiman. Kegiatan ini sangat membantu orangtua dalam perkembangan iman anak. Pendamping juga mengajak anak untuk mendengarkan bacaan Kitab Suci dan menjelaskannya dengan bahasa anak. Anak diajak untuk bersama-sama meresapi bacaan dengan cara bermain kemudian peneguhan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50

e. Pelaksanaan Pendamping dalam Segi Waktu

Berdasarkan hasil wawancara, sebagian besar orangtua dan pendamping menjawab belum maksimal RO2, didukung oleh RO4, RO5, RO7, RP12, RP14, RP13. Karena Pendampingan Iman Anak pada zaman sekarang ini sedang mengalami kemacetan dengan berbagai alasan sehingga waktu yang dipergunakan belum maksimal, dan kurangnya pendamping yang mau ikut terlibat aktif dalam mendampingi, khususnya yang muda. Menurut RO2 “ waktu yang dipergunakan belum maksimal, karena pengadaan PIA bersamaan dengan perayaan Ekaristi di Gereja. Sehingga, orangtua menjadi tidak nyaman untuk mengikuti perayaan Ekaristi dan cemas terhadap anak-anak mereka. Sebetulnya semua dapat dikendalikan jika orangtua sedang mengikuti perayaan Ekaristi. Dengan mendampingi untuk mengikuti tata cara perayaan Ekaristi di dalam Gereja. Tetapi tergantung dari orangtua, bisa atau tidak dalam mengajarkan anak dalam mengikuti perayaan Ekaristi. Alasannya supaya anak dapat terlibat dalam perayaan Ekaristi. Dari berbagai pendapat yang penulis terima, hal ini dapat menjadi masukan bagi pendamping di Paroki. Karena tanpa adanya pendapat dari umat, kegiatan ini pasti tidak akan berjalan dan tidak akan tahu apa yang harus diperbaiki. ”

f. Peranan Iman secara Umum bagi Anak Usia Dini

Berdasarkan hasil wawancara tentang pemahaman iman, ada bermacam- macam jawaban dari ada orangtua dan pendamping. Sebagian besar menjawab bahwa iman itu berdoa dan mengenal Tuhan RO1 didukung oleh RO2, RO3, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51 RO4, RO5, RO7, RO9, RO10, RP12, RP13, RP14, RP15. Seperti yang diungkapkan oleh RO3 “ iman adalah yakin dan percaya bahwa Yesus adalah Sang Juru Selamat yang selalu mendampingi, menjaga kita dalam situasi apa pun. Sehingga kita sebagai umatnya harus berusaha meneladani ajarannya seperti dalam Kitab Suci. Untuk anak, pengetahuan akan iman dapat ditanamkan dengan mengajak anak mengikuti kegiatan agama seperti perayaan Ekaristi, doa lingkungan, latihan koor, dan mengenalkan ajaran- ajaran Yesus.”

2. Keterlibatan Anak dalam Mengikuti Kegiatan

a. Keterlibatan Anak dalam Hidup Menggereja

Berdasarkan hasil wawancara pendamping PIA sebagian orangtua dan pendamping menjawab bahwa anak sudah terlibat dalam hidup menggereja. Jawaban tersebut karena motivasi RO1 didukung oleh RO2, RO5, RO10, RP14. Maksudnya karena termotivasi dari salah satu anak ingin menjadi Romo atau Uskup, sehingga anak dapat mengikuti perayaan Ekaristi dengan tenang di dalam Gereja. Salah satu orangtua menganggap anak sudah terlibat dalam kegiatan Gereja dalam arti terlibat mengikuti perjamuan Ekaristi setiap minggu atau jika ada misa di lingkungan, kadang ada juga misa anak dan keikutsertaan anak dalam tugas koor. Ada juga pendamping yang berpendapat bahwa, kurangnya kesadaran dari orangtua untuk memperhatikan anaknya. Sebagai contoh orangtua jarang untuk mengajak anak pergi ke Gereja karena jarak yang ditempuh terlalu jauh. Sebagian dari orangtua sudah ada yang berusaha mengajak anaknya untuk pergi ke Gereja akan tetapi anak tersebut tidak ingin ke Gereja, karena malas. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52

b. Keterlibat Anak dalam Pendamping PIA

Berdasarkan hasil wawancara, mengenai keterlibatan anak dalam kegiatan PIA, sebagian besar dari orangtua menjawab bahwa anak mereka sudah terlibat dalam kegiatan PIA, dan anak pun mengikuti kegiatan PIA dengan senang hati dan gembira RO1, RO5, RO6, RO9, RP11, RP12, RP13, RP15. Anak selalu terlibat dalam kegiatan pendampingan iman, karena pendamping berusaha menyapa dan mengajak anak-anak untuk berdinamika. Jika ada orangtua yang menjawab tidak adanya keterlibatan anak dalam kegiatan PIA, berarti orangtua tidak mengetahui atau kurangnya informasi mengenai kegiatan Pendampingan Iman Anak. Pada umumnya apabila orangtua sudah pergi ke Gereja sore, mereka malas untuk menghantarkan anaknya pada hari Minggu pagi untuk mengikuti kegiatan PIA. Akan tetapi jika di lingkungan ada partisipasi dari para pendamping PIA, maka pendamping PIA dapat terlaksana, meskipun tidak semua wilayah ada Pendampingan Iman Anak.

c. Paguyuban yang ada di Paroki

Paguyuban yang ada di Paroki sangat penting untuk perkembangan iman setiap orang, dari paguyuban ini setiap orang akan semakin mengerti apa pengaruhnya bagi kehidupan kita. Misalnya, Pendampingan Iman Anak dapat membantu orangtua untuk membentuk iman anak supaya semakin berkembang sesuai kebutuhannya, dan anak juga dapat berkumpul dengan saudara yang seiman. 53 Berdasarkan hasil wawancara dari pendamping dan orangtua, banyak sekali paguyuban yang ada di Paroki hanya saja di pusatkan untuk anak dan hampir semuanya difokuskan pada kegiatan PIA, PAUD dan misdinar. Semua sudah dibedakan berdasarkan batas-batas umur tertentu usia Taman Kanak-kanak dan jenjang Sekolah Dasar 4-10 masih mengikuti PIA. Berhubung sekarang Paroki sudah membentuk PAUD, sehingga anak balita diikutsertakan dalam PAUD yang ada di Paroki setiap hari Minggu bersamaan dengan misa siang. PAUD diadakan setiap 2x pertemuan dalam 1 bulan yaitu setiap Minggu kedua dan keempat. PAUD didampingi oleh ibu-ibu guru TK Sang Timur yang dahulunya memegang PIA di Paroki. Saat ini PIA akan mulai dihidupkan kembali di Paroki, karena selama ini di Paroki kegiatan PIA hanya pada masa natal dan paskah. Kendalanya berasal dari pendamping PIA dari Paroki yang kurang kompak. Penulis menyampaikan sesuai hasil wawancara bahwa kemacetan dikarenakan kurangnya dukungan dari teman-teman muda lainnya.

3. Kendala yang Dialami dalam Pendampingan Iman

a. Kendala bagi Orangtua

Berdasarkan hasil wawancara pendamping PIA sebagian besar orangtua mengatakan kurangnya pendamping muda RO1, RO2, RO3, RO4, didukung oleh RO5, RO6, RO9 dalam penempatannya belum diatur sehingga kurang kondusif karena balita dan anak-anak jadi satu. Kesibukan orangtua masing-masing juga 54 berbeda seperti bekerja, jauhnya jarak dari rumah ke gereja dan keterbatasan transportasi. Seperti yang diungkapkan oleh RO3 “ kendalanya bagi orangtua itu, karena kita tidak tahu jadwal dan waktu sehingga orangtua mau menyesuaikan, materi juga harus diperhatikan, kurikulumnya harus diperhatikan, dapat menumbuhkan minat anak dalam pendalaman iman, menambah wawasan anak. Sehingga orangtua juga mengerti manfaatnya dan juga membantu pelajaran agama di sekolah. Tempat jangan dicampur dengan SD, karena anak balita dan SD cara penyampaiannya ber beda.”

b. Kendala bagi Pendamping

Berdasarkan hasil wawancara, sebagian besar pendamping RP11, RP12, RP13, RP14, RP15 berpendapat bahwa pendaming PIA belum melibatkan teman- teman OMK Paroki. Pendamping merasa kualahan sehingga kegiatan kurang berjalan dengan baik. Pendamping mengakui bahwa banyak kendala yang dihadapi, seperti kurang kompaknya pendamping dalam pelaksanaan PIA. Sehingga kegiatan tidak berjalan seperti yang diharapkan oleh pendamping. Pendamping mengakui bahwa sarana-prasarana juga belum ada sehingga anak kurang tertarik dalam mengikuti kegiatan ini.

c. Harapan untuk Kegiatan PIA

Hasil wawancara mengungkapkan bahwa semua orang dan pendamping, RO1 didukung oleh RO2, RO3, RO4, RO5, RO7, RO9, RO10, RP12, RP13, 55 RP14, RP15 mengharapkan kegiatan diadakan kembali secara rutin demi perkembangan iman anak mereka. Sebagai usulan kegiatan 2 minggu sekali atau satu bulan sekali pertemuan. Orangtua sangat merindukan demi perkembangan iman anak mereka. Oangtua juga menyarankan bahwa diadakan regenerasi pendamping, yang muda ditambah supaya kegiatan bisa memiliki spirit baru. Supaya orang muda juga dapat berkreasi bersama anak PIA. Materi juga diperhatikan supaya orangtua dapat mengikuti perkembangan iman anak. Dari pendampingnya merindukan pertemuan rutin untuk rapat dengan begitu kegiatan akan berjalan dengan baik. Sarana prasarana memang kurang, maka diharapkan ada yang bisa memainkan musik sehingga kegiatan menjadi lebih meriah, tidak hanya menggunakan musik dari laptop. Di samping itu, RO2 menggungkapkan “ kalau bisa kegiatan PIA mempunyai metode pengajaran yang membuat anak-anak tertarik seperti panggung boneka pasti anak akan senang dan merasa penasaran apa yang akan ditampilkan. Materi pembelajarannya disesuaikan dengan tahun liturgi jadi ada hubungan dengan Ekaristi hanya saja dibuat model menarik anak-anak. Untuk pendampingnya kalau bisa wajah-wajah baru, yang muda-muda supaya anak juga lebih semangat dalam kegiatan. Karena anak sudah bisa menilai karakter pendamping bila sudah kenal.” 56

D. Pembahasan Hasil

Penelitian Kreativitas Pendamping dalam Pendampingan Iman Anak di Paroki St. Maria Tak Bercela Nanggulan Pada bagian ini disampaikan pembahasan hasil penelitian tentang kreativitas pendamping dalam Pendampingan Iman Anak di Paroki St.Maria Tak Bercela Nanggulan. Dalam pembahasan ini penulis membaginya sesuai dengan urutan variabel penelitian sesuai yang telah diuraikan di atas dan disusun dengan dukungan berbagai sumber serta pemahaman dari penulis sendiri.

1. Kreativitas Pendamping dalam Pelaksanaan PIA

Kreativitas merupakan hal yang penting karena sebagai acuan bagi pendamping supaya memiliki hal yang baru dan membuat anak bersemangat dan senang dalam mengikuti kegiatan. Secara umum kegiatan akan berlangsung bila disertai dengan keterlibatan pendamping dan anak dalam kegiatan tersebut dan didukung oleh orangtua mereka masing-masing.

a. Kreativitas Pendamping

Pendamping berperan sebagai fasilitator untuk anak dalam pendamping. Pendamping harus mempersiapkan semua materi dan sarana-prasarananya. Berkembang tidaknya kegiatan tergantung pendamping, karena bila anak tidak diarahkan dan diajak tidak akan berjalan sesuai tujuan yang diharapkan. Berdasarkan hasil wawancara, 63 pendamping mengatakan kreatif, sementara 47 mengatakan pendamping kurang atau belum kreatif. 57

b. Pentingnya Kreativitas dalam PIA

Dari hasil wawancara kreativitas sangat bermanfaat untuk anak, karena anak usia dini itu senang dengan kreasi baru. Sehingga anak tidak cepat bosan dan merasa penasaran sehingga mulai tertarik untuk mengikuti pendamping yang bervariasi. Dengan begitu anak menjadi semangat dalam mengikuti pendamping. Semua responden mendukung dengan adanya kreativitas, karena anak semakin terlatih untuk berkarya dan menemukan Tuhan dengan caranya sendiri didampingi oleh pendamping. Tidak hanya itu, tetapi anak juga diajarkan untuk bersosialisasi dengan teman seiman dengan cara berdinamika dalam permainan.

c. Pentingnya Pendamping PIA di Paroki

Berdasarkan hasil wawancara 62 diperoleh informasi yang mengatakan bahwa kegiatan PIA sangat penting dan 38 menjawab penting dilaksanakan di Paroki karena Paroki adalah pusat perkembangan iman. Iman anak akan berkembang sesuai dengan usia mereka. Dengan begitu anak juga dapat bersosialisasi bersama saudara seiman dari bermacam-macam lingkungan. Mereka tidak merasa sendiri karena kebanyakan di sekitar rumahnya mayoritas beragama muslim. Seyogyanya kegiatan PIA tidak hanya dipusatkan di Paroki, tetapi perlu diadakan di tingkat lingkungan atau wilayah. Materi dari Paroki belum ada tetapi bila Paroki mendapat materi dari keuskupan, maka akan diberikan melalui ketua lingkungan. Jadi pendampingan iman sementara ini hanya berjalan bila ada materi dari keuskupan. Itulah kelemahan pendamping saat ini, dan kurangnya kesadaran PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58 dari pemuda lingkungan atau OMK Paroki. Mereka tidak mau ikut terlibat dalam mengurusi PIA, hanya mementingkan organisasi OMK saja. Sebetulnya banyak orangtua yang mendukung kegiatan ini, hanya saja kurang ada kerjasama antara pendamping dengan orangtua PIA. Sehingga disini terjadi kesalah pahaman pengertian dan saling menyalahkan orangtua maupun pendampingnya. Kendala yang dihadapi adalah keterbatasan pendamping dan kesibukan orangtua masing-masing anak. Maka sangat di sayangkan bahwa kegiatan PIA di Paroki tidak ada, apa lagi hanya hari besar saja.

d. Ciri-ciri Pendamping PIA yang Sudah Dilaksanakan di Paroki

Dari hasil wawancara ada berbagai macam kegiatan yang sudah dilaksanakan, banyak orangtua yang menyebutkan ciri-cirinya seperti bernyanyi menggunakan gerakan, permainan, mendengarkan bacaan Kitab Suci sehingga anak merasa senang dan gembira 87. Yang lain mengatakan bahwa kegiatan santai karena kegiatan ini berbeda dengan kegiatan belajar mengajar di sekolah sehingga anak tidak merasa jenuh. Kegiatan ini juga dapat membantu anak untuk dapat bergaul dan memupuk rasa percaya diri anak, karena kegiatannya menyenangkan anak menjadi cepat akrab dengan teman barunya dan tidak malu- malu.

e. Waktu Pelaksanaan Pendamping dari Segi Waktu

Setiap kegiatan harus ada pembagian waktu sehingga anak juga tidak jenuh dalam kegiatan. Dari hasil wawancara yang saya dapat waktunya kurang 59 belum maksimal 61 karena kegiatan pendampingan di Paroki tidak ada atau jadwalnya kurang jelas. Orangtua sebetulnya mau mengikutkan anak dalam kegiatan pendamping karena informasi kurang jelas, maka orangtua juga merasa kebingungan. Ada juga yang mengatakan bahwa anak tidak terbiasa mengikuti perayaan Ekaristi karena kegiatan yang bersamaan dengan perayaan Ekaristi. Di samping itu, jumlah pendampingnya terbatas padahal anak yang didampingi banyak. Orangtua mendukung waktu pelaksanaan kegiatan berlangsung selama 1,5-2 jam, 39. Hal ini menghindari supaya tidak terjadi kebosanan.

f. Peranan Iman secara Umum bagi Anak Usia Dini

Sebagai orangtua pasti menginginkan yang terbaik untuk anaknya, lebih- lebih di lingkungan masyarakat yang mayoritas beragama muslim. Sehingga anak akan minder dan kadang dikucilkan, dengan begitu tugas pertama dan utama perkembangan iman anak adalah orangtua. Orangtua mengungkapkan bahwa hidup beriman anak secara umum dengan cara mengajarkan anak mengenal Tuhan dengan cara mengajak berdoa 80, mengajak anak doa rosario, Ekaristi dan menceritakan sedikit pemahaman tentang Tuhan Yesus sebagai penyelamat. Seperti yang d iungkapkan oleh RO8 “ bahwa iman adalah sesuatu yang tidak bisa diukur ke dalamannya dalam hati manusia. Hasil dari iman itulah yang akan terlihat dalam bentuk perbuatan. Iman pada anak sudah ditanamkan Tuhan sejak dilahirkan. Kami sebagai orangtua berkewajiban menumbuhkan keimanan mereka agar lebih besar dan besar lagi. Keluarga tentu memberi pengaruh terhadap iman dan pengetahuan akan katolik. Keluarga juga mengajarkan doa 60 yang sederhana untuk anaknya agar anak mengerti doa-doa secara umum yang diajarkan Yesus kepada kita umat-Nya. Seperti Firman Tuhan tentang perumpamaan seorang penabur benih yang menaburkan benihnya di pinggir jalan, tanah berbatu, semak duri atau tanah yang baik. Begitu pula keluarga menjadi tempat bagi pertumbuhan iman anak.”

2. Keterlibatan Anak dalam Mengikuti Kegiatan

Di usia mereka yang masih anak-anak sangat baik bahwa anak dibekali sesuatu yang bermanfaat dan mereka juga menyukainya tanpa paksaan dari orangtuanya, itu akan menjadi bekal di masa dewasanya. Bila anak senang mengikuti kegiatan, bisa juga diadakan di lingkungan tidak harus di Gereja saja. Semua memang butuh proses dan dukungan dari orangtua, kemudian lingkungan yang mendukung keaktifan anak pasti anak akan senang.

a. Keterlibatan Anak dalam Hidup Menggereja

Seusia TK dan SD anak memang belum terlibat dalam tugas menggereja tetapi penulis mengarahkan dalam kegiatannya keikutsertaannya dalam hidup menggereja. Seperti anak rajin pergi ke Gereja setiap minggu mengikuti perayaan Ekaristi, anak rajin mengikuti doa lingkungan atau koor. Dari hasil wawancara anak kurang terlibat aktif 35 karena hanya peserta, dulu pernah ada perayaan Ekaristi anak dan yang tugas koor juga anak tetapi sekarang tidak, harusnya guru agama pihak sekolah berkoordinasi dengan pengurus Gereja supaya anak yang bersekolah di negeri ikut terlibat dalam kegiatan Gereja. Kadang juga anak kurang kesadaran untuk pergi ke Gereja, anak jadi lebih senang menonton televisi atau bermain dengan teman dari pada ke Gereja. Di samping itu, 30 orangtua 61 kurang disadari perkembangan iman anak dikarenakan sibuk dengan pekerjaannya. Tetapi di sisi lain ada juga yang mengatakan sudah terlibat karena motivasi 35 anak ikut orangtua latihan koor, doa lingkungan, mengikuti Ekaristi lingkungan. Mereka sudah termasuk terlibat karena orangtua mendidik anaknya supaya dia terbiasa dan mengerti cara berdoa yang baik. Semua berawal dari keluarga, ada salah satu orangtua yang bercerita bahwa anaknya ingin menjadi Romo, Uskup dari situlah anak mulai diajarkan untuk mengikuti perayaan Ekaristi dengan tenang.

b. Keterlibatan Anak Mengikuti Pendamping Iman

Dalam kegiatan Pendampingan Iman Anak, pendamping mengusahakan untuk menyapa semua anak supaya mereka dapat terlibat dalam kegiatan. Suasana yang santai membuat anak menjadi nyaman mengikuti jalannya kegiatan. Seperti yang dikemukakan oleh orangtua, dari hasil wawancara anak terlibat aktif 84, karena pendamping memperhatikan setiap anak dalam kegiatan. Kegiatan bermain, bernyanyi, mendengarkan sabda dan berdinamika bersama membuat anak menjadi senang. Anak juga dapat belajar dan semakin percaya diri bila ditunjuk untuk memimpin doa. Meskipun beberapa anak masih malu-malu, tetapi lama kelamaan anak akan terbiasa dengan kegiatan ini. Adapun pendapat yang berbeda dari orangtua, sebanyak 16 mengatakan tidak aktif, karena kegiatan pendampingan sekarang macet sehingga anak menjadi pasif dalam berbagai kegiatan. Seperti yang sudah diungkap oleh penulis sebelumnya, jika kegiatan PIA di Paroki hanya diadakan ketika hari besar 62 saja, karena kebanyakan dari orangtua memiliki keperluan lain sehingga anak tidak diikutsertakan dalam acara tersebut.

3. Kendala dalam Pendampingan Iman

a. Kendala yang Dialami Orangtua

Banyak kendala yang dihadapi orangtua, salah satunya kesibukan orangtua dalam bekerja, sehingga anak kurang diperhatikan. Banyak 18 dari orangtua yang tidak mengetahui jadwal Pendampingan Iman Anak. Maka kita perlu kerjasama antara pendamping dengan orangtua, agar kegiatan dapat berjalan dengan baik. Ada 50 dari orangtua mengatakan bahwa kurang regenerasi pendamping terutama kaum pemuda. Kebanyakan ketika kegiatan pendampingan sedang berlangsung, pendamping kurang memperhatikan anak-anak, karena masih banyak anak yang sedang main sendiri dan lari-lari di sekitar aula.

b. Kendala yang Dialami Pendamping

Bagi pendamping kendalanya adalah menyangkut pendampingnya sendiri yang kurang kerjasama dan kurang dukungan dari OMK Paroki. Sehingga pendamping merasa kuwalahan dalam pendamping. Kerjasama dengan orangtua juga mempengaruhi perkembangan kegiatan ini, sesuai pengalaman dari hasil wawancara orangtua kurang melibatkan anaknya, karena ketika ada acara sudah diumumkan di Gereja anak yang berkumpul sangat sedikit sehingga persediaan makanan yang jumlahnya besar tersisa banyak. Inilah salah satu kekecewaan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dokumen yang terkait

EVALUASI STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN PENERIMAAN KAS PAROKI HATI SANTA PERAWAN MARIA TAK BERCELA EVALUASI STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN PENERIMAAN KAS PAROKI HATI SANTA PERAWAN MARIA TAK BERCELA KUMETIRAN YOGYAKARTA.

0 2 16

BAB I EVALUASI STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN PENERIMAAN KAS PAROKI HATI SANTA PERAWAN MARIA TAK BERCELA KUMETIRAN YOGYAKARTA.

0 2 12

Audit Struktur Pengendalian Intern Penerimaan Kas EVALUASI STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN PENERIMAAN KAS PAROKI HATI SANTA PERAWAN MARIA TAK BERCELA KUMETIRAN YOGYAKARTA.

11 41 30

PENUTUP EVALUASI STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN PENERIMAAN KAS PAROKI HATI SANTA PERAWAN MARIA TAK BERCELA KUMETIRAN YOGYAKARTA.

0 2 7

Manfaat metode bercerita dalam pendampingan iman anak di Kuasi Paroki Santo Yusup Bandung Gunungkidul.

0 9 175

Model pendampingan iman yang relevan bagi kaum lansia di Wilayah St. Bernadetta Banteng Baru Paroki Keluarga Kudus Banteng - Yogyakarta.

0 1 151

Bimbingan orang tua terhadap perkembangan iman anak dalam keluarga Katolik di Paroki St. Yusup Bintaran Yogyakarta - USD Repository

0 2 132

Peran pendampingan orang tua dalam sekolah minggu terhadap perilaku iman anak di Paroki St Fransiskus Assisi Berastagi - USD Repository

0 6 182

PERANAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PROSES PENDAMPINGAN IMAN ANAK (PIA) DI LINGKUNGAN SANTO AGUSTINUS GANCAHAN I PAROKI SANTA MARIA ASSUMPTA GAMPING YOGYAKARTA SKRIPSI

0 4 321

Makna ekaristi bagi spiritualitas pelayanan prodiakon Paroki Santa Perawan Maria Tak Bercela Nanggulan - USD Repository

0 0 169