62
saja, karena kebanyakan dari orangtua memiliki keperluan lain sehingga anak tidak diikutsertakan dalam acara tersebut.
3. Kendala dalam Pendampingan Iman
a. Kendala yang Dialami Orangtua
Banyak kendala yang dihadapi orangtua, salah satunya kesibukan orangtua dalam bekerja, sehingga anak kurang diperhatikan. Banyak 18 dari orangtua
yang tidak mengetahui jadwal Pendampingan Iman Anak. Maka kita perlu kerjasama antara pendamping dengan orangtua, agar kegiatan dapat berjalan
dengan baik. Ada 50 dari orangtua mengatakan bahwa kurang regenerasi pendamping terutama kaum pemuda. Kebanyakan ketika kegiatan pendampingan
sedang berlangsung, pendamping kurang memperhatikan anak-anak, karena masih banyak anak yang sedang main sendiri dan lari-lari di sekitar aula.
b. Kendala yang Dialami Pendamping
Bagi pendamping kendalanya adalah menyangkut pendampingnya sendiri yang kurang kerjasama dan kurang dukungan dari OMK Paroki. Sehingga
pendamping merasa kuwalahan dalam pendamping. Kerjasama dengan orangtua juga mempengaruhi perkembangan kegiatan ini, sesuai pengalaman dari hasil
wawancara orangtua kurang melibatkan anaknya, karena ketika ada acara sudah diumumkan di Gereja anak yang berkumpul sangat sedikit sehingga persediaan
makanan yang jumlahnya besar tersisa banyak. Inilah salah satu kekecewaan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
pendamping. Selama ini pendamping juga sudah mencoba untuk membuat yang lebih baik.
c. Harapan untuk Kegiatan PIA
Setiap kegiatan pasti menginginkan hal yang terbaik dan berkembang menjadi lebih baik. Semua orangtua mengharapkan kegiatan PIA diadakan setiap
minggunya di Paroki atau rutin 2 minggu sekali. Meskipun kegiatan tidak setiap hari ada, yang penting rutin tiap bulannya dan memberikan informasi yang jelas
pada orangtua setiap lingkungan. Dalam pendamping, materi diperhatikan supaya jelas arah dan tujuan
pendamping. Karena dengan cara memperhatikan materi, kegiatan pasti akan membuahkan hasil yang manis. Dengan begitu orangtua beserta pendamping
dapat lebih mudah mengontrol sampai mana pengetahuan anak-anak mengenai iman mereka. Pendamping juga diharapkan dapat bekerjasama dengan masalah
materi, supaya dapat mempermudah merangkai materi dan metode apa yang akan diberikan.
E. Kesimpulan Penelitian
Pendampingan Iman Anak sangat penting dilaksanakan di Paroki untuk membantu orangtua dalam perkembangan iman. Untuk mendukung peran itu
dibutuhkan semangat dan kreativitas pendamping dalam proses pendamping. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa kreativitas pendamping
sangat penting bagi keterlibatan anak dalam mengikuti Pendampingan Iman Anak PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
bagi perkembangan iman sejak dini. Dengan pendamping yang kreatif anak semakin tertarik dalam mengikuti kegiatan ini, karena anak seusia TK dan SD 4-
10senang berkreasi sehingga mereka juga dapat belajar untuk menciptakan sesuatu yang baru. Dengan begitu pola pikir anak akan semakin lama semakin
berkembang dan bagus untuk perkembangan diusia yang masih dini. Tetapi yang terjadi saat ini di Paroki St. Maria pendamping belum terlalu kreatif, dalam
menggunakan sarana pendamping, sehingga kegiatan hanya asal jalan. Dari pendamping juga ada yang mengatakan bahwa kurang ada kekompakan antar
pendamping sehingga kegiatan saat ini mengalami kemacetan. Dalam kegiatan PIA kelas kecil dan besar masih dicampur jadi satu
sehingga kegiatan kurang kondusif. Maka dari itu, pendamping perlu memilah- milah kelas kecil dan besar supaya proses pendampingan lebih efektif. Di sini
pendamping juga diajak untuk lebih giat lagi dalam memilah-milah materi yang akan diberikan. Kendala pendamping saat ini adalah materi yang kurang jelas
arahnya dan sarana yang kurang. Setiap kegiatan, pendamping menyapa hangat semua anak yang datang
dan mengajak mereka berdinamika bersama. Suasana menjadi senang karena Pendampingan Iman ini berbeda dengan pelajaran di sekolah. Semua anak terlibat
aktif dan ketika pendalaman iman mereka mengikutinya. Dari segi waktu yang kurang maksimal, banyak yang berpendapat bahwa jangan bersamaan dengan
perayaan Ekaristi, karena anak juga perlu mengikuti perayaan Ekaristi. Dengan berbagai macam alasan yang berbeda dari orangtua, pendamping menjadi serba
65
salah. Penulis mengamati, di sini kurang kerjasama antara pendamping dan orangtua anak, sehingga mereka saling menyalahkan.
Dalam kegiatan ini tujuannya adalah membantu orangtua
untuk memperdalam iman anak supaya mereka mengetahui, siapa yang kita teladani dan
mengajarkan doa-doa yang umum kepada mereka. Inilah landasan pendidikan yang berbeda dengan mereka belajar di sekolah. Anak-anak seusia TK dan SD,
bila sudah terlibat aktif dalam kegiatan itu sudah baik. Dalam Pendampingan Iman Anak, anak sudah terlibat aktif karena
pendamping memperhatikan setiap anak, sehingga anak mulai tersapa dan tidak terasingkan. Banyak manfaat yang dapat dilakukan bagi anak dalam kegiatan ini,
seperti adalah membantu anak untuk belajar bersosialisasi dan mental anak semakin percaya diri. Meskipun banyak kendala yang harus dilalui, semangat
anak dalam mengikuti kegiatan ini tidak pernah habis, pendamping juga mau mengusahakan supaya PIA dapat berjalan lagi di Paroki.
Dengan demikian tujuan penelitian secara umum sudah tercapai dari hasil wawancara yang sudah diolah yaitu menemukan faktor pendukung dan
penghambat dalam Pendampingan Iman Anak. Penulis menemukan berbagai macam masalah yang hanya terpendam, sehingga kegiatan sempat berhenti. Bila
saja pendamping dapat bekerja sama dengan orangtua dan pastor Paroki, pasti kegiatan akan berjalan lebih baik lagi. Penulis menemukan banyak inspirasi dari
pendamping yang tidak tersampaikan dan sangat disayangkan. Karena sebagai pendamping perlu memiliki banyak kreasi untuk membuat anak senang.
66
F. Hal-hal yang Mendukung dan Menghambat Penelitian
Untuk melakukan
wawancara penulis
menemukan hambatan,
hambatannya adalah karena responden yang sudah ditentukan tidak mau diwawancarai, ada juga orangtua yang bekerja sehingga penulis kesulitan untuk
menemuinya. Faktor yang mendukung penulis dalam penelitian adalah tanggapan baik
dari pastor Paroki yang mendukung dengan penelitian saya dan tanggapan baik dari responden pada saat saya berkunjung. Banyak hal yang dapat diperoleh dari
kunjungan sekaligus wawancara, mulai dari unek-unek orangtua dan masalah yang ada sampai dengan masukan yang positif dari orangtua kerinduan orangtua
untuk perkembangan iman anak mereka. Penulis mendapatkan informasi yang sangat banyak yang dapat menjadi masukan bagi pendamping dan pastor Paroki.
Hal ini yang mendorong pribadi penulis untuk semangat dalam melaksanakan penelitian.
Pada faktor penghambat yang pertama, responden tidak semua mau diwawancarai karena mereka tidak pernah atau jarang mengikutkan anaknya
dalam Pendampingan Iman Anak, takut salah dalam beralasan lain. Dengan begitu penulis memberikan penjelasan bagi responden untuk mau diwawancarai. Faktor
penghambat yang kedua cuaca yang tidak menentu kadang hujan, waktu dan jarak tempat lokasi responden jauh dan penulis harus mencari terlebih dahulu karena
lebih dari satu lingkungan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
BAB IV USULAN PROGRAM KEGIATAN MENINGKATKAN PELAKSANAAN
PENDAMPINGAN IMAN ANAK DI PAROKI ST. MARIA TAK BERCELA NANGGULAN
Pada bab IV ini penulis akan menjabarkan sumbangan pemikiran berupa usulan program untuk meningkatkan pelaksanaan Pendampingan Iman Anak yang
berada di Paroki St. Maria Tak Bercela Nanggulan. Usulan program tersebut merupakan tindaklanjut dari hasil penelitian pada bab III. Usulan pemikiran
program tersebut akan dijabarkan dengan rincian meliputi latar belakang program, tujuan program, usulan program, bentuk program, matriks program dan satuan
persiapan program.
A. Latar Belakang Sebagai Peningkatan Kualitas Pendamping
Melihat hasil penelitian pada bab sebelumnya, yang mana terdapat keinginan yang kuat dari responden untuk tetap mengadakan kegiatan
Pendampingan Iman Anak di Paroki, maka penulis akan memberikan usulan pemikiran
kegiatan berupa
materi-materi untuk
menunjang kegiatan
Pendampingan Iman Anak sehingga pendamping dapat tetap mendampingi dengan materi yang disediakan. Dilihat dari latar belakang dan situasi responden
berkaitan langsung dengan materi yang belum terlalu jelas arahnya. Hidup beriman dan memaknai ajaran Gereja akan semakin membantu usaha Gereja
dalam upaya mengembangkan iman anak sejak dini. Oleh karena itu, bagian ini PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
akan menjawab kebutuhan responden dan umat secara umum mengenai pembuatan satuan pelaksanaan menjadi lebih kreatif dibantu dengan materi,
metode dan sarana prasarana yang akan dikemas. Untuk lebih mendalami isi, pendamping juga disarankan untuk terlibat kreatif dalam mendampingi, karena
penulis akan memberikan contoh bermacam-macam sarana yang perlu digunakan agar Pendampingan Iman Anak semakin menarik dan tidak membosankan dengan
harapan semua pendamping dan anak-anak di Paroki ini mampu menghayati iman dalam upaya menuntun perkembangan iman anak saat ini.
B. Tujuan Program
Untuk lebih memahami isi dan maksud program, penulis akan menjabarkan tujuan program. Adapun tujuan program tersebut adalah sebagai
berikut. Pendamping paroki St. Maria Tak Bercela Nanggulan dapat memahami
pentingnya pembuatan satuan pertemuan sebelum mendampingi. 1.
Supaya pendamping mempunyai acuan untuk mempersiapkan bahan, metode dan sarana pendamping, sehingga arah pendamping terdukung.
2. Supaya pendamping semakin siap dalam pendamping, pendamping juga
dapat berkreasi bersama anak-anak PIA paroki menggunakan kreativitasnya masing-masing.
3. Pendamping diajak untuk membuat sarana prasarana secara sederhana guna
mencapai tujuan dalam materi yang diberikan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
4. Supaya dengan adanya Satuan Pertemuan ini dapat terbantu arah pendamping
juga dapat lebih fokus.
C. Usulan Program
Pada bagian ini penulis akan memberikan usulan program sebagai tindak lanjut dari kebutuhan umat berdasarkan hasil penelitian. Tujuan program ini
adalah untuk mengatasi hambatan-hambatan yang dialami oleh pendamping PIA Paroki St. Maria Tak Bercela Nanggulan. Dalam mengusahakan kegiatan PIA
dengan menggunakan media dan sarana prasarana yang ada di Paroki, terutama tentang bagaimana memilih metode dan media yang tepat dalam Pendampingan
Iman Anak, sehingga pendamping dianjurkan semakin kreatif. Adapun tema yang akan menjadi pen
dalaman bersama adalah “Menjadi terang dalam keluarga, Gereja dan masyarakat sekitar melalui cinta kasih kepada sesama”. Berdasarkan
hasil penelitian pada bab sebelumnya, kiranya tema ini akan membantu meningkatkan tanggung jawab pendamping atas tugasnya untuk mengembangkan
iman anak. Pada bab sebelumnya telah diketahui bahwa hampir seluruh responden
menginginkan supaya kegiatan PIA diadakan di Paroki atau di wilayah supaya tercipta Kerajaan Allah ada di mana-mana. Pernyataan yang diberikan oleh
responden sangat baik bila ditanggapi dengan melaksanakan kegiatan
Pendampingan Iman Anak demi berkembangnya iman sebagai penerus Gereja yang ditujukan kepada seluruh umat paroki St. Maria Tak Bercela Nanggulan.
Dalam upaya menanamkan iman dan kesadaran pada pribadi anak, maka akan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI