7
BAB III metode penelitian, tujuan penelitian, instrumen penelitian, responden, waktu pelaksanaan, variabel, laporan hasil penelitian, dan pembahasan
hasil penelitian. BAB IV berisikan usulan program sebagai upaya mengembangkan
kreativitas pendamping dan minat anak dalam mengikuti PIA. BAB V Bab ini berisikan kesimpulan dan saran
8
BAB II KREATIVITAS PENDAMPING BAGI KETERLIBATAN ANAK DALAM
MENGIKUTI PENDAMPINGAN IMAN ANAK
A. Pendampingan Iman Anak 1.
Pendampingan
Pendampingan adalah tindakan atau proses pelaksanaan formatio iman di tengah umat. Dalam proses itu ada semacam kurikulum, yaitu seperangkat
rencana dan pengaturan mengenai isi, tujuan, bahan pendampingan, dan cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pendampingan untuk
pencapaian tuhuan pendampingan tersebut.
a. Pendampingan yang Total dan Integral
Thomas Groome mengembangkan sebuah pendampingan yang total dan integral total community catechesis. Pendamping yang total dan integral adalah
pendampingan iman atau pendampingan iman yang dijalankan dengan melibatkan seluruh potensi umat dan segala macam kegiatan umat di Paroki. Yang dimaksud
potensi umat adalah keluarga, paroki, sekolah, dan komunitas-komunitas basis. Mereka merencanakan dan berusaha menggerakan setiap anggota dengan segala
potensinya untuk bersama-sama mengajar dan memajukan perkembangan iman. Sedangkan perkembangan umat di Paroki adalah segala kegiatan yang ada di
Paroki, baik menyangkut pewartaan, liturgi, pelayanan sosial, maupun gerakan- gerakan pesekutuan dan kesaksian umat. Menurut Groome, kegiatan-kegiatan itu
9
selalu bernilai kateketis, yakni mengantar umat pada perkembangan iman. Yang dimaksud bernilai kateketis adalah kegiatan paroki, entah liturgi, gerakan
persekutuan umat,ataupun pelayanan sosial umat mempunyai peranan yang pokok dalam pengembangan iman umat. Perkembangan iman umat bukan hanya buah
karya katekese melainkan juga seluruh kegiatan inti Gereja, entah liturgi, persekutuan, ataupun pelayanan Gereja Dewan Karya Pastoral 2014: 56.
b. Metode Pendampingan
Metode yang memiliki arah bagi pengembangan dan penghayatan iman adalah metode yang meliputi selebrasi, edukasi, refleksi, dan aksi.
1 Selebrasi: bentuk-bentuk pendampingan yang bersifat merayakan iman, misalnya dengan mengadakan perayaan Ekaristi Kaum Muda EKM,
festival budaya dan iman, dan perayaan-perayaan lain yang bersifat devosional. Harapannya, melalui perayaan iman, umat semakin didukung
dan dikembangkan penghayatan imannya. 2 Edukasi: brntuk-bentuk pendampingan yang bersifat pembelajaran,
pendalaman materi, seminar, ceramah, atau kursus, misalnya Kursus Kompendium Katekismus Gereja Katolik KKGK, Khursus Evangelisasi
Pribadi KEP atau sekolah Evangelisai Pribadi SEP, khursus teologi bagi awam, pembelajaran YOUCAT Youth Catechism, Katekismus
Populer untuk Orang Muda Indonesia, dan pelatihan pemuda lingkungan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Tujuan metode edukasi ini agar orang Katolik semakin memahami imannya.
3 Refleksi: bentuk-bentuk pendampingan yang bersifat memperdalam penghayatan dan sikap iman, entah dengan rekoleksi, sarasehan, dan
pertemuan-pertemuan berkelanjutan, misalnya kegiatan rekoleksi pasutri, sarasehan Kitab Suci, dan temu-temu renewell yang bersifat semakin
mengakrabkan dan mempererat. Refleksi lebih dilakukan untuk kepentingan tindak lanjut dan memperdalam hal-hal yang belum tersentuh
dari pendampingan yang bersifat edukatif. 4 Aksi: bentuk-bentuk pendampingan yang bersifat konkret, ada tindakan
nyata, dan berdampak sosial secara langsung, misalnya pembuatan
“demplot” demo plot untuk pertanian organik, penanaman dan reboisasi,
dan bedah rumah warga yang tidak mampu. Pada intinya, pendamping yang bersifat aksi lebih mengutamakan tindakan nyata dan proses belajar
iman melalui pengalaman langsung Dewan Karya Pastoral, 2014: 57-58.
c. Tujuan Pendampingan
Pendampingan bertujuan untuk membantu seseorang dalam mendapatkan ilmu pengetahuan, informasi, kecakapan, sikap, perbuatan,
dan perilaku hidup memadai dalam segi-segi pokok yang berhubungan dengan hidup pribadi dalam kebersamaan dengan orang lain dan peran
mereka dalam masyarakat, bangsa dan dunia Mangunharjana, 1986: 26. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Tujuan, aims, purposes, objectives,goals, tergets pendampingan adalah titik yang diarah dan hendak dicapai lewat usaha pendampingan.
Tujuan pendamping memberi tekanan khusus kepada latihan metode dan melatih kecakapan. Dengan demikian pendamping yang dibayangkan tidak
bermaksud sekedar memuaskan keingin tahu, tetapi pengembangan daya pikir, daya cari, daya menyampaikan ilmu, pengetahuan dan informasi, tetapi juga
kecakapan untuk mengembangkan ilmu, menambah pengetahuan, dan mendapatkan informasi baru. Pendamping yang dibayangkan tidak hanya
mengarah kepada akumulasi ilmu pengetahuan dan informasi, tetapi kemampuan untuk mencari dan mengolah lebih lanjut. Pendampingan yang dibayangkan tidak
hanya membekali para muda-mudi dengan isi, tetapi ketrampilan mendapatkan dan mengolah isi yang baru. Pendamping tidak hanya bertujuan menyajikan bahan
untuk dipelajari, tetapi juga sikap dan kemampuan bagaimana cara belajar.
Singkatnya pendamping yang dibayangkan bukan sekedar memberi “ikan untuk dimakan”, “kail untuk menangkap ikan”. Bukan hanya “belajar untuk mempelajari
sesuatu”, tetapi “belajar bagaimana cara belajar dan belajar lebih lanjut”
Mangunhardjana; 1986:27-28.
d. Dasar Pendampingan
Dalam masyarakat yang cepat berubah, proses belajar tidak dapat berhenti. Karena sekali orang berhenti belajar, maka dia langsung
ketinggalan jaman dan tidak mampu memenuhi tuntutannya. Proses belajar harus terjadi terus-menerus, berlangsung seumur hidup. Maka