Lotion Sifat Fisis dan Stabilitas Lotion Metode Pembuatan Lotion Repelan

6 standardisasi minyak kedelai kemasan tersebut karena adanya kemungkinan terdapat kandungan bahan lain seperti bahan pengawet. Standardisasi yang dilakukan meliputi pengujian terhadap bobot jenis dan indeks bias. Nilai bobot jenis standar minyak kedelai yaitu antara 0,920 sampai 0,922 dan indeks bias standarnya yaitu 1,475 Anonim, 2005.

B. Lotion

Lotion merupakan sediaan semiliquid dengan sistem emulsi. Hand and body protective agent umumnya berbentuk lotion dengan sifat fisika kimia sebagai berikut: memiliki viskositas yang cukup rendah sehingga memberikan karakteristik mudah dikeluarkan dari kemasan botol atau tube dan dapat mengalir apabila dipengaruhi oleh gaya gravitasi semata; tidak berubah stabil dalam batas waktu dan temperatur penyimpanan; mudah menyebar secara cepat tanpa memberikan kesan penyabunan ataupun pembasahan; setelah diaplikasikan dapat memberikan kesan halus, lembut dan tidak berminyak; biasanya berupa emulsi dengan tipe minyak dalam air OW dengan alasan untuk memenuhi kebutuhan tertinggalnya lapisan film yang tidak lengket pada kulit, kandungan fase minyak rendah hingga menengah yaitu 5-15, dapat memiliki pH sedikit asam atau sedikit basa Wilkinson dan Moore, 1982.

C. Sifat Fisis dan Stabilitas Lotion

Sifat fisis dan stabilitas lotion yang baik menunjang sediaan lotion yang baik pula. Parameter sifat fisis dalam percobaan ini adalah daya sebar dan viskositas PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7 lotion. Daya sebar lotion mempengaruhi kemudahan penyebaran lotion saat diaplikasikan pada kulit dan berbanding terbalik dengan viskositas. Parameter stabilitas lotion adalah pergeseran viskositas setelah penyimpanan selama satu bulan, yang diasumsikan sebagai waktu pemakaian rata-rata suatu lotion Garg et al., 2002.

D. Metode Pembuatan Lotion

Metode yang digunakan untuk membuat lotion ini adalah metode Beaker, caranya yaitu : bahan- bahan yang digunakan dibagi menjadi dua bagian atau dua fase terpisah fase air dan fase minyak, masing-masing fase dipanaskan pada suhu 60 o C – 70 o C. Kemudian fase minyak ditambah fase air dan diaduk hingga homogen lalu didinginkan Leyden, 2002.

E. Pemerian Bahan 1. Gliserin

Gliserin memiliki kosistensi seperti sirup cair, agak manis sekitar 0,6 kali gula tebu, mengabsorpsi lembab dan H 2 S dari udara Anonim, 1976. Bobot jenis gliserin tidak kurang dari 1,26 gml dan titik didihnya 18 o C. Gliserin dapat bercampur dengan air dan alkohol. Satu bagian gliserin larut dalam sebelas bagian etil asetat dan larut dalam 500 bagian etil eter. Gliserin tidak larut dalam benzen, kloroform, CCl 4 , petroleum eter dan minyak. Gliserin digunakan sebagai pelarut, humectant, plasticizer , emollient, pemanis, bahan kosmetik dan lubricant Anonim, 2006. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8 Gliserin merupakan moisturizer alami dengan konsentrasi rendah yang jika berada dalam konsentrasi tinggi dapat menyerap lembab. Gliserin dapat membantu menjaga kondisi kulit yang biasanya digunakan dalam krim dan lotion Anonim, 2006. Gliserin digunakan sebagai humectant untuk menjaga kelembaban sediaan dikarenakan sifatnya yang higroskopis. Gliserin dapat digunakan sebagai humectant dengan konsentrasi 10-20 Voigt, 1994. Gliserin tidak mengiritasi dan jarang menyebabkan sensitivitas yang ekstrim Smolinske, 1992.

2. Cetyl Alcohol

Cetyl alcohol mengandung tidak kurang dari 90 C 16 H 34 O, selebihnya terdiri dari alkohol yang sejenis. Pemeriannya berupa serpihan putih licin, granul, atau kubus, berwarna putih, bau khas lemah dan rasa lemah, mempunyai berat jenis 0,819 gml dan titik leleh 56 o C. Cetyl alcohol bersifat tidak larut dalam air namun larut dalam etanol dan dalam eter, kelarutan bertambah dengan naiknya suhu Anonim, 1995.

F. Repelan

Repelan adalah bahan-bahan kimia yang mempunyai kemampuan untuk melindungi manusia dan hewan dari serangga sehingga dapat menghindarkan dari gigitan atau gangguan serangga. Repelan digunakan dengan cara menggosokkan pada tubuh atau menyemprotkan pada pakaian Soedarto,1990. Repelan menguap lebih cepat dibandingkan dengan insektisida. Insektisida tahan lebih lama dan beraksi membunuh serangga, sebaliknya kebanyakan repelan beraksi mencegah manusia dari gigitan serangga dan tidak membunuh serangga. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9 Durasi yang diberikan repelan terhadap kulit berkisar antara 15 menit sampai 10 jam. Pada pakaian efeknya bertahan lebih lama. Efektivitas dan durasi tergantung pada tipe repelan kandungan aktif dan formulasi, cara penggunaan, kondisi lokal temperatur, kelembaban dan angin dan sensitivitas repelan terhadap serangga Rozendaal, 1997. Repelan harus memenuhi beberapa syarat yaitu tidak mengganggu pemakainya, tidak melekat atau lengket, baunya menyenangkan, tidak menimbulkan iritasi, tidak beracun dan tidak merusak pakaian Soedarto,1990. DEET N,N diethyl meta toluamide adalah salah satu contoh repelan yang tidak berbau tetapi menimbulkan rasa terbakar jika mengenai mata, luka atau jaringan membran. DEET juga dapat merusak benda yang terbuat dari plastik dan bahan-bahan sintetik lainnya Soedarto, 1990. Selain dari bahan sintetis, repelan juga berasal dari bahan alam yang sebenarnya cenderung lebih aman. Bahan alam tersebut antara lain : Citronella oil, Lemon eucalyptus oil, Pepermint oil, Cedar oil, Geranium oil dan Soybean oil minyak kedelai Anonim, 2004. Selain itu, karena minyak kedelai bukan termasuk minyak atsiri maka minyak kedelai ini tidak menimbulkan iritasi atau rasa panas dan terbakar seperti yang ditimbulkan oleh minyak atsiri. Minyak kedelai juga terbukti tidak menimbulkan toksisitas Voigt, 1984. Persentase aktivitas repelan dalam percobaan dihitung sebagai berikut : Repellency = C – T x 100 C PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10 dimana C adalah jumlah nyamuk yang menempel pada kelompok kontrol negatif dan T adalah jumlah nyamuk yang menempel pada kelompok perlakuan Tawatsin et al., 2001.

G. Metode Desain Faktorial

Dokumen yang terkait

Uji efektivitas losion repelan minyak mimba (azadirachta indica A. Juss) terhadap nyamuk Aedes aegypti

1 31 91

FORMULASI SEDIAAN KRIM TIPE M/A DARI MINYAK ATSIRI NILAM (Pogostemon cablin B.) DAN UJI AKTIVITAS REPELAN Formulasi Sediaan Krim Tipe M/A Dari Minyak Atsiri Nilam (Pogostemon Cablin B.) Dan Uji Aktivitas Repelan.

0 4 11

FORMULASI SEDIAAN KRIM TIPE M/A DARI MINYAK ATSIRI (Pogostemon cablin B.) DAN UJI AKTIVITAS REPELAN Formulasi Sediaan Krim Tipe M/A Dari Minyak Atsiri Nilam (Pogostemon Cablin B.) Dan Uji Aktivitas Repelan.

0 2 17

PENGARUH FORMULASI CETYL ALCOHOL TERHADAP SIFAT FISIK DAN AKTIVITAS LOTION MINYAK ATSIRI BUNGA KENANGA (Cananga odoratum (Lmk.) Hook. & Thoms.) SEBAGAI REPELAN TERHADAP NYAMUK Anopheles aconitus BETINA.

0 1 17

Formulasi lotion minyak nilam dan uji aktivitas repelan terhadap nyamuk Aedes aegypti.

4 24 136

Pembuatan lotion repelan minyak kedelai tinjauan terhadap sifat fisis, stabilitas dan aktivitas repelan

0 2 88

Uji sifat fisik repelan minyak atsiri kombinasi rimpang temulawak dan rimpang jahe basis cold cream

0 0 8

PENGARUH PENAMBAHAN POLYSORBATE 40 DAN SORBITAN MONOSTEARATE SEBAGAI EMULSIFYING AGENT DALAM LOTION REPELAN MINYAK PEPPERMINT (Mentha piperita) TERHADAP SIFAT FISIS DAN STABILITAS SEDIAAN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

0 0 132

PENGARUH PENAMBAHAN POLYSORBATE 80 DAN SORBITAN MONOLAURATE SEBAGAI EMULSIFYING AGENT DALAM LOTION REPELAN MINYAK PEPPERMINT (Mentha piperita) TERHADAP SIFAT FISIS DAN STABILITAS SEDIAAN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar S

0 0 123

Pengaruh penambahan polysorbate 40 dan sorbitan monolaurate sebagai emulsifying agent dalam lotion repelan minyak peppermint (Mentha piperita) terhadap sifat fisis dan stabilitas sediaan - USD Repository

0 0 146