HAL :8
LAPORAN PENELITIAN JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UPN “VETERAN” JAWA TIMUR
PENGARUH ALIRAN LAMINER DAN TURBULEN TERHADAP PROSES PEMBUATAN BIODIESEL MENGGUNAKAN REAKTOR OSILATOR
mematikan bila tertelan. Kebutaan dapat terjadi karena kontak dengan kulit atau penghirupan uapnya yang terlalu lama.
Alkohol dapat mendidih pada suhu yang lebih tinggi dibandingkan dengan hidrokarbon oleh asosiasi molekul - molekul alkohol lewat hidrogen.
Air mempunyai titik didih yang relatif tinggi dengan sebab yang sama. Penggunaan metanol yang utama adalah 60 polimer dan 10 sebagai
pelarut. Penggunaan lainya adalah sebagai bahan bakar untuk membuat methyl ester dari asam karboksilat. Fessenden Fessenden, 1997
II.1.5. Asam Sulfat
Memang tidak mudah membayangkan bahwa bahan kimia yang sangat aktif, seperti asam sulfat, juga merupakan bahan kimia yang paling
banyak dipakai dan merupakan produk teknik yang sangat penting. Zat ini digunakan sebagai bahan untuk pembuatan garam - garam sulfat dan untuk
sulfonasi. Tetapi lebih sering lagi dipakai karena merupakan asam anorganik yang sangat kuat dan agak murah. Bahan ini dipakai dalam berbagai industri,
tetapi jarang muncul dalam produk akhir. Asam sulfat dipakai dalam pembuatan pupuk, kulit, plat timah, pengolahan minyak dan pewarnaan
tekstil. Sifat – Sifat Asam Sulfat:
Asam sulfat adalah asam yang berbasa dua yang kuat. Disamping itu asam sulfat juga merupakan bahan pengoksidasi dan bahan pendehidrasi, lebih
lebih terhadap senyawa organik. Aksi dehidrasinya sangat penting dalam
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
HAL :9
LAPORAN PENELITIAN JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UPN “VETERAN” JAWA TIMUR
PENGARUH ALIRAN LAMINER DAN TURBULEN TERHADAP PROSES PEMBUATAN BIODIESEL MENGGUNAKAN REAKTOR OSILATOR
menyerap air yang terbentuk dalam senyawa kimia seperti nitrasi, sulfonasi dan esterifikasi, sehingga hasilnya lebih besar.
Asam sulfat membentuk bermacam - macam hidrat yang masing masing mempunyai titik lebur yang terbentuk. Hidrat itulah yang
menyebabkan adanya keteraturan dalam hubungan antara kekuatan asam sulfat dengan gravitasi spesifik dan titik bekunya.
Untuk asam sulfat, suhu yang digunakan sebagai dasar penetapan spesifik gravitasinya atau derajat Baum’e biasanya adalah 15
o
C. Spesifik gravitasi asam sulfat biasanya bertambah secara teratur sampai 1.844 pada
15
o
C untuk asam 97 dan sesudah itu berkurang sampai menjadi 1.839 pada suhu 15
o
C untuk asam 100. Oleh karena itu, konsentrasi pekat ini, yaitu diatas 95 harus diukur dengan menggunakan cara yang lain selain densitas.
Densitas dapat digunakan untuk konsentrasi yang sedang saja. Fessenden Fessenden, 1997
II.1.6. Asam Phosphat