Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah Dana Perimbangan

4. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah

Sumber pendapatan daerah khususnya Pendapatan Asli Daerah selain pajak daerah, retribusi daerah, laba perusahaan daerah adalah Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah. Penerimaan pendapatan dari kelompok ini dalam peraturan perundangan tidak diatur secara mendalam, mengingat komponen pembentuknya tergantung pada kemampuan manajerial dalam pengelolaan keuangan dan asset daerah serta penggalian potensi-potensi pendapatan yang tidak atau belum diatur dalam peraturan perundangan. Beberapa komponen dari penerimaan kelompok pendapatan ini mempunyai peran yang cukup besar dalam kontibusinya, antara lain pendapatan bunga deposito. Besarnya kontribusi komponen ini sangat dipengaruhi oleh penyerapan dana dalam rangka melaksanakan program-program Pemerintah Daerah.

5. Dana Perimbangan

Perimbangan keuangan antara Pemerintah dan Pemerintah Daerah pada hakekatnya mencakup pembagian keuangan antara Pemerintah dan Pemerintah Daerah secara proporsional, demokratis, adil, dan transparan dengan memperhatikan potensi, kondisi dan kebutuhan daerah. Hal ini sebagai konsekuensi dari adanya pembagian tugas antara Pemerintah dan Pemerintah Daerah.Dengan demikian, perimbangan keuangan antara Pemerintah dan Pemerintah daerah merupakan suatu system yang menyeluruh dalam rangka penyelenggaraan asas Desentralisasi, Dekonsentrasi, maupun Tugas Pembantuan. Implementasi kebijakan perimbangan keuangan dilakukan melalui alokasi anggaran belanja untuk daerah termasuk di dalamnya dana perimbangan. Sejalan dengan itu, selain dimaksudkan untuk membantu daerah dalam membiayai berbagai urusan dan kewenangan pemerintahan yang telah dilimpahkan, diserahkan dan atau ditugaskan kepada daerah, pengalokasian dana perimbangan juga bertujuan untuk mengurangi kesenjangan pendanaan antara pemerintah pusat dan daerah, serta mengurangi kesenjangan pendanaan pemerintah antar daerah. Dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2000 yang telah diganti dengan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah dan Pemerintah Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan dijelaskan bahwa dana perimbangan merupakan transfer dana yang bersumber dari APBN ke daerah, berupa Dana Bagi Hasil DBH, Dana Alokasi Umum DAU, dan Dana Alokasi Khusus DAK. Komponen pendapatan dana perimbangan diuraikan secara berurutan sebagai berikut: a Dana Bagi Hasil Pajak Dana Bagi Hasil Pajak adalah pembagian hasil penerimaan pajak berdaasarkan angka prosentase dari pemerintah pusat kepada daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan. Bagian bagi hasil pajak yang diterima oleh daerah ditentukan berdasarkan formula sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku. Bagi hasil pajak bersumber dari: 1 Pajak Bumi dan Bangunan PBB 2 Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan BPHTB 3 PPh Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri WPOPDN dan PPh Pasal 21 b Dana Bagi Hasil Bukan Pajak Sumber Daya Alam c Dana Alokasi Umum DAU Dana Alokasi Umum DAU merupakan dana transfer dari Pemerintah Pusat yang penggunaannya diserahkan secara penuh kepada pemerintah daerah. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 yang kemudian direvisi dalam Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 dijelaskan bahwa Dana Alokasi Umum DAU adalah dana yang bersumber dari APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. Desentralisasi mengandung pengertian penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah pusat kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam system Negara Kesatuan Republik Indonesia.Implikasinya, Dana Alokasi Umum DAU dialokasikan kepada setiap daerah dalam rangka menjalankan kewenangan pemerintah daerah dalam memberikan pelayanan public kepada masyarakat. d Dana Alokasi Khusus DAK Dana Alokasi Khusus DAK merupakan dana yang dialokasikan kepada daerah tertentu untuk mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional, terutama untuk membantu membiayai kebutuhan sarana dan prasaran pelayanan dasar masyarakat atau untuk mendorong percepatan pembangunan daerah. Daerah yang akan mendapatkan alokasi Dana Alokasi Khusus DAK adalah daerah-daerah yang memenuhi kriteria umum, kriteria khusus, dan kriteria teknis. Kriteria umum ditetapkan dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah dalam APBD untuk membiayai kebutuhan pembangunan daerah. Sementara itu, kriteria khusus ditetapkan dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan, terutama ketentuan yang mengatur kekhususan suatu daerah, serta karakteristik daerah yang meliputi antara lain daerah pesisir dan kepulauan, daerah perbatasan dengan Negara lain, daerah tertinggalterpencil, daerah yang termasuk rawan banjir dan longsor, serta daerah yang termasuk daerah ketahanan pangan. Selanjutnya, kriteria teknis ditetapkan oleh kementerian Negaradepartemen teknis terkait, dengan menggunakan indikator- indikator yang dapat menggambarkan kondisi sarana atau prasarana pada masing-masing bidangkegiatan yang akan didanai oleh Dana Alokasi Khusus DAK. Bidang-bidang yang dibiayai dengan Dana Alokasi Khusus DAK antara lain: bidang pendidikan, bidang kesehatan, bidang infrastruktur yang meliputi jalan, irigasi dan air bersih, bidang kelautan dan perikanan, bidang pertanian, bidang prasarana pemerintah, dan bidang lingkungan hidup.

6. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah