Analisis Trend Analisis Trend

Gambar 5.17 Diagram Rasio Efektivitas Pajak Daerah Kota Yogyakarta Tahun 2007 - 2011

2. Analisis Trend

Setelah dilakukan perhitungan rasio efektivitas pajak daerah selanjutnya dilakukan analisis trend untuk melihat perkembangannya dengan formula sebagai berikut: Y’ = a + bX Nilai a dapat dihitung dengan menggunakan rumus: ∑ ∑ 95 100 105 110 115 120 2007 2008 2009 2010 2011 R. Efektivitas Pajak daerah 111.18 105.24 107.29 104.06 118.85 111.18 105.24 107.29 104.06 118.85 R . E fe kt iv it a s P a ja k D a e ra h Tabel 5.27 Trend Rasio Efektivitas Pajak Daerah Kota Yogyakarta Tahun 2007 - 2011 Sehingga menghasilkan persamaan trend sebagai berikut: Y’ = 109,32 + 1,42X Tabel 5.27 dan gambar 5.18 menunjukkan bahwa rasio efektivitas pajak daerah Kota Yogyakarta memiliki kecenderungan menurun. Gambar 5.18 Grafik Trend Rasio Efektivitas Pajak Daerah Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011 2007 2008 2009 2010 2011 Trend R. Efektivitas Pajak Daerah 106.49 107.91 109.32 110.74 112.16 106.49 107.91 109.32 110.74 112.16 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 y T re n d Tahun Rasio Efektivitas Pajak Daerah Y X XY X 2 Y 2007 111.18 -2 -222.36 4 106.49 2008 105.24 -1 -105.24 1 107.91 2009 107.29 0.00 109.32 2010 104.06 1 104.06 1 110.74 2011 118.85 2 237.70 4 112.16 Total 546.62

14.16 10

546.62

3. Pembahasan

Rasio efektivitas pajak daerah dianggap baik apabila mencapai angka minimal 1 atau 100.Pada tahun 2007 - 2011 rasio efektivitas pajak daerah Kota Yogyakarta dapat dikatakan sudah sangat efektif karena rasio menunjukkan angka lebih dari 100.Kecenderungan rasio efektivitas pajak daerah yang meningkat menunjukkan bahwa kemampuan Kota Yogyakarta dalam merealisasikan pajak daerah sudah sangat efektif dan kebijakan ekstensifikasi dan intensifikasi pajak yang dilakukan Pemkot Yogyakarta berjalan dengan baik yang terlihat pada komponen pajak daerah mengalami kenaikan.Pencapaian pajak daerah ini juga sebagai bentuk nyata dukungan masyarakat Kota Yogyakarta khususnya wajib pajak yang telah memenuhi kewajibannya untuk menyukseskan program-program pembangunan. Pada tahun 2010 rasio efektivitas pajak daerah Kota Yogyakarta berada pada tingkat rasio terendah yaitu 104,06. Penurunan ini disebabkan ada pajak yang masih di bawah target yaitu pajak reklame karena jenis reklame insidental sebagai penyumbang terbesar pajak reklame pada tahun ini tidak terlalu banyak sehingga realisasi pajak reklame pun menurun. Pada tahun 2011 rasio efektivitas pajak daerah menunjukkan angka tertinggi yaitu 118,85. Pada tahun ini rasio efektivitas pajak daerah mengalami kenaikan dibanding tahun 2010.Hal ini menunjukkan kemampuan dalam merealisasikan pajak daerah sudah membaik dan mencapai puncaknya dibanding tahun-tahun sebelumnya.Dilihat dari besarnya pajak daerah pada tahun ini juga mengalami peningkatan yang cukup signifikan karena sejak tahun 2011 telah ditetapkan tiga macam pajak daerah baru yaitu Pajak Air Tanah, Pajak Sarang Burung Walet, dan Pajak BPHTB yang diatur dalam UU No. 28 Tahun 2009.

I. Perkembangan Keuangan Kota Yogyakarta Ditinjau dari Derajat

Kontribusi BUMD 1. Analisis Data Derajat kontribusi BUMD digunakan untuk mengetahui tingkat kontribusi perusahaan daerah dalam mendukung pendapatan daerah.Rasio ini dapat dihitung dari perbandingan antara penerimaaan bagian laba BUMD dengan penerimaan PAD.Untuk perhitungan penerimaan PAD telah disajikan pada tabel 5.1. Perkembangan derajat kontribusi BUMD Kota Yogyakarta tahun 2007-2011 cenderung mengalami penurunan seperti ditampilkan pada tabel 5.30. Pada tahun 2007 derajat kontribusi BUMD berada pada angka 7,70 kemudian mengalami penurunan menjadi 6,38 pada tahun 2008. Pada tahun 2009 BUMD Kota Yogyakarta dapat memberi kontribusi sebesar 6,33 dari total PAD, namun pada tahun ini derajat kontribusi mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya. Pada tahun 2010 derajat kontribusi BUMD kembali menurun dan hanya dapat memberi kontribusi sebesar 6,15 dari total PAD. Penurunan ini terus terjadi hingga tahun 2011 hingga mencapai angka 4,42 atau mengalami penurunan dibanding tahun 2010.

2. Analisis Trend

Setelah dilakukan perhitungan derajat kontribusi BUMD selanjutnya dilakukan analisis trend untuk mengetahui perkembangan trend derajat desentralisasi BUMD dengan formula sebagai berikut: Y’ = a + bX Nilai a dan b dapat dihitung dengan menggunakan rumus: ∑ ∑ Sehingga menghasilkan persamaan trend sebagai berikut: Y’ = 6,20 – 0,68X Tabel 5.28 Trend Derajat Kontribusi BUMD Kota Yogyakarta Tahun 2007- 2011 Tahun Derajat Kontribusi BUMD Y X XY X 2 Y 2007 7.70 -2 -15.40 4 7.55 2008 6.38 -1 -6.38 1 6.87 2009 6.33 0.00 6.20 2010 6.15 1 6.15 1 5.52 2011 4.42 2 8.84 4 4.84 Total 30.98 -6.79 10 30.98 Gambar 5.19 Grafik Trend Derajat Kontribusi BUMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 – 2011 Tabel 5.28 dan gambar 5.19 menunjukkan bahwa derajat kontribusi BUMD Kota Yogyakarta memiliki kecenderungan menurun. 2007 2008 2009 2010 2011 Trend Derajat Kontribusi BUMD 7.55 6.87 6.20 5.52 4.84 7.55 6.87 6.20 5.52 4.84 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 Y T re n d 126 Tabel 5.29 Realisasi Penerimaan Bagian Laba BUMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 - 2011 dalam rupiah Bagian Laba BUMD 2007 2008 2009 2010 2011 PDAM Tirtamarta 1.616.830.155 1.561.400.809 1.620.485.220 1.319.513.306 838.736.058 PD BPR Bank Jogja 1.265.850.738 1.407.461.853 1.826.849.440 2.566.254.353 2.872.462.504 Bank Pembangunan Daerah 5.900.558.465 5.485.961.191 6.771.119.941 7.145.537.041 6.410.141.303 Total 8.783.239.359 8.454.823.854 10.218.454.601 11.031.304.700 10.121.339.866 Sumber data: DPDPK Kota Yogyakarta data diolah Tabel 5.30 Derajat Kontribusi BUMD Kota Yogyakarta Tahun 2007 - 2011 Sumber data: DPDPK Kota Yogyakarta data diolah Tahun Penerimaan Bagian Laba BUMD 1 Penerimaan PAD 2 Derajat Kontribusi BUMD 3 = 1 : 2 2007 8.783.239.359 114.098.350.942 7,70 2008 8.454.823.854 132.431.571.514 6,38 2009 10.218.454.601 161.473.838.209 6,33 2010 11.031.304.700 179.423.640.057 6,15 2011 10.121.339.866 228.870.559.645 4,42

3. Pembahasan