Timbunan ini disebut dengan plak. Terdapat dua macam plak yaitu plak stabil dan plak tidak stabil vulnerable, rapuh Sukandi E., 2008.
2.2.2. Epidemiologi
Menurut data WHO World Health Organization, sebanyak 17 juta orang meninggal setiap tahun oleh karena penyakit jantung dan pembuluh darah di seluruh
dunia. Di Amerika Serikat, sebanyak 79 orang menderita penyakit jantung dan pembuluh darah. Sekitar 2400 orang meninggal setiap hari karena penyakit ini
Sukandi E., 2008. Jantung koroner adalah penyakit pembunuh nomor satu di Amerika Serikat
AS yang menyerang baik lelaki maupun perempuan. Setiap tahun di AS, lebih dari setengah juta orang meninggal akibat penyakit jantung koroner AsianBrain.com
Content Team, 2008. Penyakit jantung dan pembuluh darah yang terbanyak di Indonesia adalah
penyakit jantung koroner, penyakit jantung reumatik, dan penyakit darah tinggi hipertensi. Penyakit jantung koroner umumnya banyak didapat pada kelompok usia
di atas 40 tahun dengan angka kekerapan sekitar 13. Penyakit jantung reumatik banyak didapat pada kolompok masyarakat sosio-ekonomi rendah dengan angka
prevalensi sekitar 31000 penduduk. Dari laporan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI didapatkan angka kekerapan
penyakit darah tinggi pada golongan usia 45-54 tahun adalah 19,5, yang meningkat menjadi 30,6 diatas usia 55 tahun. Prevalensi penyakit jantung bawaan
diperkirakan sebesar 6-81000 kelahiran hidup dan sepertiganya memerlukan penanganan dibawah usia 5 tahun Rilantono L. I., 1996.
2.2.3. Faktor Resiko dan Etiologi
Faktor resiko ada yang dapat dimodifikasi dan ada yang tidak dapat dimodifikasi. Faktor resiko yang penting yang dapat dimodifikasi adalah
merokok.hiperlipoproteinemia dan hiperkolesteromia, hipertensi, diabetes mellitus dan obesitas. Faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi adalah usia, jenis kelamin,
riwayat keluarga dengan penyakit arteriosklerosis.
Universitas Sumatera Utara
Arteriosklerosis lebih banyak diderita oleh kaum pria dibandingkan dengan wanita, karena diduga faktor hormonal seperti estrogen melindungi wanita. Setelah
menopause perbandingan wanita dengan pria yang menderita penyakit arteriosklerosis adalah sama.
Merokok dapat merangsang proses arteriosklerosis karena efek langsung terhadap dinding arteri. Karbon monoksid CO dapat menyebabkan hipoksia
jaringan arteri, nikotin menyebabkan mobilisasi katekolamin yang dapat menambahkan reaksi trombosit dan menyebabkan kerusakan dinding arteri, sedang
glikoprotein tembakau dapat menimbulkan reaksi hipersensititif dinding arteri. Hiperlipoproteinemia tipe II menurut pembagian Frederickson merupakan
ancaman bagi usia muda sedang pada usia lanjut adalah tipe IV peninggiaan kolesterol dan trigliserida
Hipertensi dengan tekanan darah diatas 16095 mmHg dapat merangsang terjadinya arteriosklerosis karena tekanan tinggi ini dapat menjadi beban tekanan
pada dinding arteri. Diabetes mellitus menyebabkan gangguan lipoprotein dyslipoproteinaemia.
Ini diduga sebagai penyebab gangguan vaskuler berupa mikroangiopati. Arteriosklerosis yang dipercepat accelerated atherosclerosis merupakan
komplikasi utama pada juvenile insulin dependent diabetes mellitus. Kegemukan mungkin bukan faktor resiko yang berdiri sendiri, karena pada
umumnya selalu diikuti oleh faktor resiko yang lain. Bahaya arteriosklerosis menjadi lebih besar jika ada kombinasi 2 atau 3 resiko Kusmana D. dan Hanafi M., 1996.
Pria yang lingkar perutnya di atas 90 sentimeter dan wanita lebih dari 80 sentimeter mempunyai kecenderungan kuat terkena penyakit ini. PJK lebih banyak
menyerang penduduk di wilayah Asia Pasifik jika dibandingkan kawasan lain. Ini karena penduduk negara-negara Asia Pasifik kurang berolahraga, papar Djoko
Siswono, 2005. Hiperkolesterolemia merupakan masalah yang cukup panting karena
termasuk faktor resiko utama PJK di samping hipertensi dan merokok. Kadar Kolesterol darah dipengaruhi oleh susunan makanan sehari-hari yang masuk dalam
tubuh diet. Faktor lainnya yang dapat mempengaruhi kadar kolesterol darah
Universitas Sumatera Utara
disamping diet adalah Keturunan, umur, dan jenis kelamin, obesitas, stress, alkohol, exercise. Beberapa parameter yang dipakai untuk mengetahui adanya resiko PJK dan
hubungannya dengan kadar kolesterol darah yaitu Kolesterol Total, LDL Kolesterol, HDL Kolesterol, rasio Kolesterol Total : HDL Kolesterol dan kadar Trigliserida.
Perubahan angka kematian yang menyolok terjadi di Inggris dan Wallas . Korban serangan jantung terutama terjadi pada pusat kesibukan yang banyak
mendapat stress. Penelitian Supargo dkk 1981-1985 di FKUI menunjukkan orang yang
stress 1 ½ kali lebih besar mendapatkan resiko PJK stress disamping dapat menaikkan tekanan darah juga dapat meningkatkan kadar kolesterol darah Djohan
T. B. A., 2004. Studi kecil yang dilakukan peneliti dari Universitas California, dr. Andrew J.
Fuligni dan rekan terhadap 69 siswa SMA menunjukkan, remaja yang mengalami banyak stres setiap harinya akan mengalami peningkatan protein tertentu dalam
darah. Protein ini bisa menyebabkan peradangan kronis. Peradangan ini selanjutnya akan meningkatkan risiko penyakit jantung seiring dengan pertambahan usia. Dalam
studi yang dipublikasikan di journal Psychosomatic Medicine ini, Fuligni dan rekan menekankan konsistensi hasil penelitian dengan sejumlah bukti yang mengaitkan
stres dengan peningkatan peradangan.”Peradangan ini selanjutnya akan meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular,” terang meraka Yayasan Jantung
Indonesia, 2008.
2.2.4. Patofisiologi Arteriosklerosis Koroner