Diagnosa dan Pemeriksaan Penyakit Jantung Koroner 1. Definisi

saat melakukan aktifitas fisik bekerja atau olahraga. Mekanisme pengaturan aliran koroner mengusahakan agar pasok maupun kebutuhan jaringan tetap seimbang agar oksigenasi jaringan terpenuhi, sehingga setiap jaringan mampu melakukan fungsi secara optimal Kusmana D. dan Hanafi M., 1996. Gejala yang khas adalah dada terasa sakit atau nyeri dan seperti dutusuk benda tajam. Biasanya rasa sakit ini berlangsung sampai 20 menit. Rasa ini, nyeri, harus benar-benar diidentifikasi untuk mengetahui apakah rasa itu disebabkan oleh kelainan jantung atau oleh gangguan otot atau gangguan pada fungsi pernapasan.Nyeri dada jantung biasanya seperti dada ditindih benda berat dan terasa sakit pada tulang dada atau yang disebut dengan sternum. Rasa nyeri ini bisa menjalar hingga ke leher dan punggung bagian kanan dan kiri. Sakit dada juga terjadi karena si pasien melakukan aktivitas seperti bekerja terlalu berat, jelasnya Patu I., 2009. Gejala-gejala penyakit jantung koroner adalah seperti dada terasa sakit dan menekan, pusing kepala berkepanjangan, dan merasa sekujur tubuhnya terbakar tanpa sebab yang jelas. Selain itu, terdapat juga keluhan di sekitar tulang dada dan leher. Tapi kebanyakan orang yang menderita penyakit jantung koroner tidak mengalami beberapa gejala tersebut. Tiba-tiba saja jantung si penderita bermasalah dan dalam kondisi kronis AsianBrain.com Content Team, 2008.

2.2.6. Diagnosa dan Pemeriksaan

Seperti biasa bila diperiksa dokter, ia akan mulai bertanya melakukan anemnesa mulai dari keluhan anda sampai semua hal yang berkaitan dengan PJK. Keluhan yang terpenting adalah nyeri dada. Dokter akan bertanya cukup lengkap mengenai hal ini, seperti apakah nyerinya, kapan dirasakan, berapa lama, di dada sebelah mana, apakah menjalar.Nyeri dada yang dirasakan seperti ditindih beban berat, di-tusuk2, diremas, rasa terbakar adalah yang paling sering dilaporkan. Walaupun bisa saja dirasakan berbeda. Biasanya nyeri dirasakan di dada kiri dan menjalar ke lengan kiri. Setelah itu ditanyakan semua faktor risiko PJK, antara lain: apakah pasien merokok, menderita darah tinggi atau penyakit gula diabetes, pernahkah memeriksakan kadar kolesterol dalam darah, dan adakah keluarga yang Universitas Sumatera Utara menderita PJK. Setelah semua ditanya, dilakukan pemeriksaan fisik. Dimaksudkan untuk mengetahui kelainan jantung lain yang mungkin ada. Hal ini dilakukan terutama dengan menggunakan stetoskop. Pemeriksaan Penunjang dilakukan tergantung kebutuhannya, beragam jenis pemeriksaan dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis PJK dan menentukan derajatnya. Dari yang sederhana sampai yang invasif sifatnya.Elektrokardiogram EKG merupakan pemeriksaan aktifitas listrik jantung, atau gambaran elektrokardiogram EKG adalah pemeriksaan penunjang untuk memberi petunjuk adanya PJK. Dengan pemeriksaan ini kita dapat mengetahui apakah sudah ada tanda- tandanya dapat berupa serangan jantung terdahulu, penyempitan atau serangan jantung yang baru terjadi, yang masing-masing memberikan gambaran yang berbeda. Dari foto rontgen dada dokter dapat melihat ukuran jantung, ada-tidaknya pembesaran. Di samping itu dapat juga dilihat gambaran paru. Kelainan pada koroner tidak bisa dilihat dari foto rontgen ini. Dari ukuran jantung dapat dinilai apakah seorang penderita sudah berada pada PJK lanjut. Mungkin saja PJK lama yang sudah berlanjut pada payah jantung. Gambarannya, biasanya jantung terlihat membesar. Pemeriksaan Laboratoriumdapat dilakukan untuk mengetahui kadar kolesterol darah dan trigliserida sebagai faktor risiko. Dari Pemeriksaan darah juga dapat diketahui ada-tidaknya serangan jantung akut dengan melihat kenaikan enzim jantung. Bila dari semua pemeriksaan diatas diagnosa PJK belum berhasil ditegakkan, biasanya dokter jantungkardiologis akan merekomendasikan untuk dilakukan treadmill. Prinsipnya adalah merekam aktifitas fisik jantung saat latihan. Dapat terjadi perubahan gambaran EKG saat aktifitas, yang member petunjuk adanya PJK. Hal ini disebabkan karena jantung mempunyai tenaga serap, sehingga pada keadaan tertentu dalam keadaan istirahat gambaran EKG tampak normal. Dari hasil treadmill ini telah dapat diduga apakah seseorang menderita PJK. Pemeriksaan yang merupakan ‘gold standard’ adalah kateterisasi jantung. Pemeriksaan ini dilakukan dengan memasukkan kateter semacam slang seukuran ujung lidi. Slang ini dimasukkan langsung ke pembuluh nadi arteri. Bisa melalui pangkal paha, lipatan lengan atau melalui pembuluh darah di lengan bawah. Kateter didorong dengan tuntunan alat rontgen langsung ke muara pembuluh koroner. Setelah tepat di lubangnya, kemudian Universitas Sumatera Utara disuntikkan cairan kontras sehingga mengisi pembuluh koroner yang dimaksud. Setelah itu dapat dilihat adanya penyempitan atau malahan mungkin tidak ada penyumbatan. Penyempitan atau penyumbatan ini dapat saja mengenai beberapa tempat pada satu pembuluh koroner. Bisa juga sekaligus mengenai beberapa pembuluh koroner Arief I., 2007.

2.2.7. Pengobatan