Kerangka Konsep Penelitian Definisi Operasional

Pengetahuan - jenis kelamin -tingkat pendidikan - umur BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Kerangka konsep penelitian ini adalah pengetahuan dan sikap masyarakat di Kelurahan Tanjung Rejo terhadap PJK.

3.2. Definisi Operasional

Pengetahuan adalah hasil ‘tahu’, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindaran terhadap suatu objek tertentu. Pengindaran terjadi melalui pancaindra manusia, yakni : indra penglihatan, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Sikap merupakan reaksi atau respons seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksana motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan ‘pre-disposisi’ tindakan atau perilaku. Sikap merupakan reaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek. Pengetahuan dan sikap diukur dengan hasil jawaban kuesioner dengan skala nominal. Jenis kelamin merupakan petanda gender seseorang yaitu laki-laki dan perempuan diukur secara nominal. Tingkat pendidikan diambil dari tingkat pendidikan terakhir responden dan diukur secara nominal. Umur adalah usia responden yang mengikuti penelitian dikelompokkan menjadi 15-19 tahun, 20-24 Sikap - jenis kelamin -tingkat pendidikan - umur Penyakit jantung koroner Universitas Sumatera Utara tahun, 25-29 tahun, 30-34 tahun, 35-39 tahun, 40-44 tahun dan 45 tahun. Skala umur responden diukur secara ordinal Responden yang mengikuti penelitian ini adalah orang tua di Kelurahan Tanjung Rejo, Medan yang dapat diwakilkan kepala keluarga atau pasangannya yang ada ketika peneliti ke sana. 23 pertanyaan yang perlu dijawab oleh responden mencakup pengetahuan dan sikap yaitu 13 pertanyaan mengenai pengetahuan dan 10 pertanyaan mengenai sikap. Pengetahuan yang diteliti sejauh mana pengetahuan masyarakat yang diwakili oleh kepala keluarga tentang apa yang dimaksudkan oleh PJK, faktor resiko PJK, umur yang rentan terhadap PJK, dan gejala PJK. Cara pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Untuk skor pengetahuan mengenai PJK, diberi bobot 1 pada jawaban yang benar atau jawaban ‘YA’ dan 0 pada jawaban yang salah dan menjawab ‘TIDAK’. Pada pertanyaan bagian pengetahuan nombor 1 , 4 dan 6, skor diberikan pada berdasarkan jawaban A=0, B=1, dan C=2 . Pada pertanyaan nombor 2, nilai bobot tertinggi adalah 6 jika semuanya dicontreng pada kotak tersebut. Pada pertanyaan nombor 6, skor juga berdasarkan jawaban : A=3, B=2, dan C=1. Pengetahuan responden dikatakan baik jika jumlah skor ≥17 , sedang apabila jumlah skor 9-16 dan pengetahuan kurang apabila jumlah skor ≤8 Sikap yang dinilai yaitu tanggapan atau reaksi responden terhadap PJK. Data diambil dengan menggunakan kuesioner. Sikap juga dinilai menggunakan teknik scoring. Tiap jawaban ‘YA’ diberikan bobot 1 dan jawaban ‘TIDAK’ diberikan bobot 0. Sikap responden dikatakan baik jika jumlah skor ≥ 8 , sedang apabila 4-7, dan kurang apabila ≤3 Semua variabel yaitu pengetahuan dan sikap diukur dengan menggunakan sistem skor. Penilaian dibagikan kepada tingkat baik, sedang, dan kurang. Pengukuran skor menggunakan skala berikut : a. Baik, apabila jawaban responden benar 75 dari nilai tertinggi b. Sedang, apabila jawaban responden benar antara 40-74 dari nilai tertinggi Universitas Sumatera Utara c. Kurang, apabila jawaban responden benar kurang 40 dari nilai tertinggi Universitas Sumatera Utara BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Rancangan Penelitian