disamping diet adalah Keturunan, umur, dan jenis kelamin, obesitas, stress, alkohol, exercise. Beberapa parameter yang dipakai untuk mengetahui adanya resiko PJK dan
hubungannya dengan kadar kolesterol darah yaitu Kolesterol Total, LDL Kolesterol, HDL Kolesterol, rasio Kolesterol Total : HDL Kolesterol dan kadar Trigliserida.
Perubahan angka kematian yang menyolok terjadi di Inggris dan Wallas . Korban serangan jantung terutama terjadi pada pusat kesibukan yang banyak
mendapat stress. Penelitian Supargo dkk 1981-1985 di FKUI menunjukkan orang yang
stress 1 ½ kali lebih besar mendapatkan resiko PJK stress disamping dapat menaikkan tekanan darah juga dapat meningkatkan kadar kolesterol darah Djohan
T. B. A., 2004. Studi kecil yang dilakukan peneliti dari Universitas California, dr. Andrew J.
Fuligni dan rekan terhadap 69 siswa SMA menunjukkan, remaja yang mengalami banyak stres setiap harinya akan mengalami peningkatan protein tertentu dalam
darah. Protein ini bisa menyebabkan peradangan kronis. Peradangan ini selanjutnya akan meningkatkan risiko penyakit jantung seiring dengan pertambahan usia. Dalam
studi yang dipublikasikan di journal Psychosomatic Medicine ini, Fuligni dan rekan menekankan konsistensi hasil penelitian dengan sejumlah bukti yang mengaitkan
stres dengan peningkatan peradangan.”Peradangan ini selanjutnya akan meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular,” terang meraka Yayasan Jantung
Indonesia, 2008.
2.2.4. Patofisiologi Arteriosklerosis Koroner
Pembuluh darah arteri seperti juga organ-organ lain dalam tubuh mengikuti proses umur ketuaan dimana terjadi proses yang karekteristik seperti penebalan
lapisan intima, berkurangnya elastisitas penumpukan kalsium dan bertambahnya diameter lapisan intima. Perubahan ini terjadi terutamanya pada arteri-arteri besar
yang disebut arteriosklerosis. Pembuluh koroner terdiri dari 3 lapisan yaitu tunika intima lapisan dalam, tunika media lapisan tengah, dan tunika adventisia lapisan
luar.
Universitas Sumatera Utara
Tunika intima terdiri dari 2 bagian. Lapisan tipis sel-sel endotel merupakan lapisan yang memberikan permukaan licin antara darah dan dinding arteri serta
lapisan subendthelium. Sel-sel endotel ini memproduksikan zat-zat seperti prostaglandin, heparin dan activator plasminogen yang membantu mencegah
agregasi trombosit dan vasokonstriksi. Selain itu endotel juga mempunyai daya regenerasi yang cepat untuk memelihara anti trombogenik arteri. Jaringan ikat
menunjang lapisan endotel dan memisahkannya dengan lapisan yang lain. Tunika media merupakan lapisan otot di bagian tengah dinding arteri yang mempunyai 3
bagian : bagian sebelah dalam disebut membran elastis internal, kemudian jaringan fibrus otot polos dan sebelah luar membrane jaringan elastis eksterna. Lapisan tebal
otot polos dan jaringan kolagen, memisahkan jaringan membran elastik interna dan yang terakhir ini memisahkan tunika media dengan adventisia. Tunika adventisia
umumnya mengandung jaringan ikat dan dikelilingi oleh vasa vasorum yaitu jaringan arteriol.
Berdasarkan hasil otopsi mayat dalam bebagai usia didapati pada pembuluh koroner terlihat penonjolan yang diikuti dengan garis lemak fatty streak pada
intima pembuluh yang timbul sejak umur di bawah 10 tahun. Garis lemak ini mula- mula timbul pada aorta dan arteri koroner. Pada umur 20 tahun ke atas garis lemak
ini dapat terlihat hampir pada setiap orang. Garis lemak ini akan tumbuh menjadi fibrous plaque yiatu suatu penonjolan jaringan kolagen dan sel-sel nekrosis. Lesi
padat, pucat dan bewarna kelabu disebut ateroma. Plak fibrus ini timbul pada umur tiga puluhan. Pada umur atas 40 tahun timbul lesi yang lebih kompleks dan timbul
konsekuensi klinis seperti angina pektoris, infark miokard, dan mati mendadak sudden death. Lesi kompleks terjadi apabila pada plak fibrus timbul nekrosis dan
terjadi perdarahan thrombosis, ulserasi, kalsifikasi atau aneurisma. Arteriosklerosis adalah suatu penyakit sistemik dan karena itu jarang timbul
pada hanya satu pembuluh darah. Plak sering timbul pada tempat dimana terjadi turbulensi maksimum seperti pada percabangan, daerah tekanan tinggi, dan daerah
yang pernah terkena trauma dimana terjadi deskuamasi endotel yang menyebabkan adhesi trombosit.
Universitas Sumatera Utara
Dalam keadaan normal arteri koronaria dapat mengalirkan darah hampir 10 dari curah jantung per menit yaitu kira-kira 50-75ml darah per 100 gram miokard.
Dalam keadaan stress atau latihan maka timbul aliran cadangan koroner coronary flow reserve dimana aliran koroner bisa sampai 240ml per 100 gram miokard. Pada
keadaan stenosis maka aliran cadangan koroner dapat mempertahankan aliran basal basal flow di sebelah distal stenosis. Pada stenosis 70 atau lebih tetap saja aliran
distal stenosis distal flow tidak mencukupi pada saat stress atau latihan, sehingga menyebabkan iskemia.
Kolateral adalah lintasan vaskularisasi vascularization pathway antara pembuluh arteri besar dengan cabang-cabangnya. Pembuluh prekolateral terdapat
pada jantung terutama pada septum, apeks, crux kordis, dinding atrium paling banyak pada subendokard. Dengan timbulnya stenosis akibat arteriosklerosis maka
pembuluh darah prekolateral akan dirangsang untuk melebar. Ada 2 jenis kolateral ; yaitu kolateral intrakoroner dan interkoroner.
Intrakoroner adalah anastomosis antara proksimal dan cabang distal pembuluh yang sama. Sedangkan kolateral interkoroner adalah anastomosis pembuluh koroner yang
lain ke pembuluh koroner yang stenosis Kusmana D. dan Hanafi M., 1996.
2.2.5. Manifestasi Klinis