yang dekat dengan ibukota kecamatan. Tentu saja hal ini tidak sesuai dengan salah satu tujuan utama dari pemekaran daerah yaitu untuk meningkatkan pembangunan secara merata
bagi masyarakat. Oleh karena itu peneliti ingin mencari tahu sejauh mana kinerja Dinas Pekerjaan Umum selama ini semenjak isu pemekaran daerah diimpementasikan di
Kabupaten Samosir.
Atas dasar asumsi di atas penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam tentang kinerja pemerintah daerah di daerah pemekaran khususnya bidang pekerjaan umum dengan
memakai lima pendekatan indikator yaitu produktivitas, responsivitas, kualitas layanan, sumber daya manusia dan sarana prasarana. Oleh karena itu penulis mengangkatnya dalam
sebuah penelitian yang berjudul “Analisis Kinerja Pemerintah Daerah di Daerah Pemekaran Studi pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Samosir”
I.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis merumuskan permasalahannya
sebagai berikut “Bagaimana Kinerja Pemerintah Daerah di Daerah Pemekaran Bidang Pekerjaan Umum Kabupaten Samosir”
I.3. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja pemerintah daerah di daerah pemekaran Bidang Pekerjaan Umum Kabupaten Samosir.
Universitas Sumatera Utara
I.4. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah a.
Secara akademis penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang Ilmu Administrasi Negara tentang analisis
kinerja pemerintah daerah di daerah pemekaran khususnya Bidang Pekerjaan Umum Kabupaten Samosir.
b. Bagi penulis, penelitian ini akan bermanfaat dalam melatih dan mengembangkan
kemampuan berpikir ilmiah dan kemampuan untuk menuliskannya dalam bentuk karya ilmiah berdasarkan kajian teori dan aplikasi yang sudah diperoleh selama mengikuti
perkuliahan di Jurusan Ilmu Administrasi Negara FISIP USU. c.
Penelitian ini juga diharapkan dapat memberi masukan dan pertimbangan kepada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Samosir dalam upaya meningkatkan kinerjanya.
I.5. Kerangka Teori
Untuk memudahkan penulis dalam melakukan penelitian ini, maka diperlukan suatu pedoman sebagai dasar berpikir yaitu berupa kerangka teori yang nantinya dapat dijadikan
sebagai landasan berpikir untuk menggambarkan dari sudut mana peneliti melihat masalah yang ada. Kerangka teori model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan
berbagai faktor yang telah didefinisikan sebagai masalah penting. Menurut Sugiyono Sugiyono, 2005: 55 teori adalah konsep-konsep dan generalisasi-generalisasi hasil
penelitian yang dapat dijadikan sebagai landasan teoritis untuk melaksanakan penelitian.
Universitas Sumatera Utara
Untuk dapat menerangkan dan menjelaskan analisis kinerja pemerintah daerah di daerah pemekaran khususnya Bidang Pekerjaan Umum Kabupaten Samosir, penulis
menggunakan kerangka teori sebagai berikut
I.5.1. Kinerja
Kinerja adalah melakukan suatu kegiatan dan menyempurnakannya sesuai dengan tanggungjawabnya dengan hasil seperti yang diharapkan Widodo, 2005: 77.
Jika ditelusuri, kinerja berasal dari Bahasa Inggris dari akar kata performance dalam arti the act of performing atau something done yaitu sesuatu yang telah dikerjakan.
Menurut Suyadi Dalam Widodo, 2006: 48 kinerja merupakan suatu hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu organisasi sesuai
dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral
dan etika. Lijan 2006: 136 mendefinisikan kinerja pegawai sebagai kemampuan pegawai dalam melakukan sesuatu dengan keahlian tertentu. Dengan mendasarkan pada
berbagai pengertian kinerja di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa kinerja adalah hasil kerja atau prestasi kerja oleh seseorang atau sekelompok orang sesuai
dengan wewenang dan tanggung jawab yang diembannya dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
Pengertian kinerja sebagaimana yang telah digambarkan, hakikatnya berkaitan dengan tanggung jawab individu atau organisasi dalam menjalankan apa yang menjadi
wewenang dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Kinerja individu Individual Performance dan organisasi Organizational Performance memiliki keterkaitan yang
Universitas Sumatera Utara
sangat erat. Tercapainya tujuan organisasi tidak bisa dilepaskan dari sumber daya yang dimiliki oleh organisasi yang digerakkan atau dijalankan oleh sekelompok orang yang
berperan aktif sebagai pelaku dalam upaya mencapai tujuan organisasi tersebut. Sementara itu, individu atau kelompok orang sebagai pelaksana dapat menjalankan
tugas, wewenang, dan tanggung jawab dengan baik, sangat tergantung kepada struktur manajemen dan teknologi dan sumber daya lain seperti peralatan dan keuangan yang
dimiliki oleh organisasi. Dengan demikian, kinerja lembaga organisasi salah satunya ditentukan oleh kinerja sekelompok orang sebagai pelaku organisasi. Sebaliknya,
kinerja sekelompok orang sebagai pelaku organisasi ditentukan oleh struktur dan peralatan yang dimiliki oleh organisasi. Sekelompok orang akan mempunyai rasa
tanggung jawab dan dapat mempertanggungjawabkan segala sikap dan perilakunya dengan dipengaruhi oleh pengetahuan, kemampuan, kecakapan dan harapan.
I.5.2. Pemerintah Daerah
Menurut UU Nomor 32 Tahun 2004 Pasal 1 tentang Pemerintah Daerah yang dimaksud dengan pemerintah daerah adalah gubernur, bupati, atau walikota, dan
perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintah daerah. Pemerintah daerah adalah pelaksanaan fungsi-fungsi pemerintahan daerah yang
dilakukan oleh lembaga pemerintahan daerah yaitu pemerintah dan Dewan Perwakilan DaerahDPRD Widjaja, 2008: 140. Kepala daerah adalah kepala pemerintahan daerah
yang dipilih secara demokratis. Kepala daerah dan wakil kepala daerah dipilih secara langsung oleh rakyat pasal 24 ayat 5 UU Nomor 32 Tahun 2004. Dalam
penyelenggaraan pemerintahan daerah, kepala daerah dibantu oleh perangkat daerah.
Universitas Sumatera Utara
Secara umum perangkat daerah terdiri dari unsur staf yang membantu penyusunan kebijakan dan koordinasi, diwadahi dalam lembaga sekretariat, unsur
pendukung kepala daerah dalam penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik, diwadahi oleh Lembaga Teknis Daerah, serta unsur pelaksana urusan
daerah diwadahi oleh Lembaga Dinas Daerah. Dinas daerah merupakan unsur pelaksana otonomi daerah. Dinas daerah
dipimpin oleh kepala dinas yang diangkat dan diberhentikan oleh kepala daerah dari Pegawai Negeri Sipil PNS yang memenuhi syarat atas usul sekretaris daerah. Dinas
daerah mempunyai tugas dan fungsi utama yaitu memberikan pelayanan terhadap masyarakat tanpa terlalu memperhitungkan untung-rugi, tapi dalam batas-batas tertentu
dapat didayagunakan dan bertindak sebagai organisasi ekonomi yang memberikan pelayanan jasa dengan imbalan Josef Riwu Kaho, 2007: 194. Fungsi dinas daerah
dapat diperinci sebagai berikut a.
Perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya. b.
Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum sesuai dengan lingkup tugasnya.
c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya.
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupatiwalikota melalui sekretaris
daerah.
Universitas Sumatera Utara
I.5.3. Kinerja Pemerintah Daerah
Menurut Kumorotomo 2005: 103 kinerja organisasi publik dapat didefinisikan sebagai hasil akhir output organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi, transparan
dalam pertanggungjawaban, efisien, sesuai dengan kehendak pengguna jasa organisasi, sesuai dengan visi dan misi organisasi, berkualitas, adil serta diselenggarakan dengan
sarana dan prasarana yang memadai. Kinerja birokrasi pada saat sekarang ini telah menjadi masalah strategis, bahkan
menjadi Public Issues baik bagi kalangan akademis, pemerintah, maupun praktisi birokrasi. Kinerja birokrasi disinyalir masih relatif rendah dan belum sepenuhnya bisa
memenuhi harapan dan pilihan publik ketika melaksanakan tugas pokok, fungsi, kewenangan, dan tanggung jawab terutama dalam menyelenggarakan pemerintahan dan
pelayanan masyarakat. Banyak masalah atau faktor yang menjadi penyebabnya. Menurut Widodo 2005: 121 penyebab munculnya masalah tersebut bisa berasal dari
lingkungan internal dan bisa pula berasal dari lingkungan eksternal birokrasi. Masalah strategis yang berasal dari lingkungan internal bisa berupa struktur kelembagaan,
penataan, dan kompetensi aparatnya, teknologi administrasi sarana dan prasarana, dan manajemen birokrasi itu sendiri. Masalah yang berasal dari lingkungan eksternal bisa
berupa dinamika masyarakat dan tumbuh kembangnya masalah yang dihadapi masyarakat begitu cepat.
Penilaian kinerja birokrasi publik merupakan suatu kegiatan yang penting karena dapat digunakan sebagai ukuran keberhasilan oganisasi dalam mencapai
misinya. Informasi mengenai kinerja sangat berguna untuk menilai seberapa jauh pelayanan yang diberikan oganisasi itu dalam memenuhi dan memuaskan pengguna
Universitas Sumatera Utara
jasa. Dengan melakukan penilaian kinerja, maka upaya untuk memperbaiki kinerja bisa dilakukan secara lebih terarah dan sistematis. Informasi mengenai kinerja juga penting
untuk menciptakan tekanan bagi para pejabat penyelenggara pelayanan untuk melakukan perubahan-perubahan dalam organisasi.
Dalam era otonomi daerah, setiap pemerintah daerah dituntut untuk mampu menyediakan berbagai barang dan jasa di sektor publik secara lebih efisienefektif dan
sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu, pemerintah daerah dituntut untuk mampu melakukan sejumlah perbaikan dan peningkatan kinerja di bidang pengelolaan
dan pengadministrasiannya. Pertanyaannya adalah bagaimana cara mengukur kinerja pemerintah daerah.
Pertanyaan tersebut akan muncul karena untuk melakukan pengukuran diperlukan serangkaian tolok ukur yang disepakati bersama-sama sebagai indikator yang
digunakan untuk pengukuran atas sesuatu. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Lohman Dalam Mahsun, 2006: 71 indikator kinerja merupakan suatu variabel yang
digunakan untuk mengekspresikan secara kuantitatif efektivitas dan efisiensi proses atau operasi dengan berpedoman pada target-target dan tujuan organisasi. Mahsun
2006: 71 mengatakan indikator kinerja merupakan kriteria yang digunakan untuk menilai keberhasilan pencapaian tujuan organisasi yang diwujudkan dalam ukuran-
ukuran tertentu. Indikator kinerja dalam hal ini mengacu pada penilaian kinerja yang sifatnya berisi indikasi kinerja. Hingga saat ini belum ada tolok ukur yang memadai
yang dimanfaatkan untuk mengukur kinerja pemerintah daerah secara komprehensif dan disepakati oleh mayoritas stakeholder. Padahal tolok ukur tersebut sangat
diperlukan untuk menjadi pedoman baik bagi pemerintah maupun stakeholder lain
Universitas Sumatera Utara
dalam menilai kinerja pemerintah daerah. Oleh karena itu, perlu dikembangkan serangkaian indikator untuk mengukur kinerja pemerintah daerah. Menurut
Kumorotomo 2005: 104 indikator kinerja pemerintah daerah setidaknya mempunyai karakteristik sebagai berikut, a jelas dan mudah dipahami; b berdiri sendiri artinya
tidak dipengaruhi oleh kepentingan salah satu golongan partai; c dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah; d dapat digunakan untuk mengukur kinerja
secara komprehensif dan berlaku umum; e mempermudah masyarakat untuk melakukan pemanfaatan dan kontrol dalam rangka menilai pemerintah daerah untuk
memperbaiki dan meningkatkan kinerja; f disepakati oleh mayoritas stakeholder. Indikator kinerja akan berfungsi dan dapat digunakan sebagai alat untuk
mengukur kinerja pemerintah daerah khususnya dalam menjalankan fungsinya sebagai penyedia berbagai barang dan jasa di sektor publik. Berdasarkan konsep kinerja
pemerintah daerah, maka penulis akan menguraikan sejumlah indikator yang sering digunakan untuk melihat kinerja organisasi publik.
Menurut Dwiyanto 2006: 50 indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja birokrasi publik yaitu sebagai berikut
a. Produktivitas
Produktivitas adalah menghasilkan lebih, dengan kata lain lebih baik, optimal dalam jumlah kerja yang sama dari usaha manusia yang dikeluarkan Glaser, 1976
Dalam docs.google.com. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia produktivitas diartikan sebagai kemampuan untuk menghasilkan sesuatu atau kemampuan untuk
menciptakan sesuatu.
Universitas Sumatera Utara
Konsep poduktivitas tidak hanya mengukur tingkat efisiensi tetapi juga efektivitas pelayanan. Produktivitas pada umumnya dipahami sebagai rasio antara input
dengan output. Konsep produktivitas dirasa terlalu sempit dan kemudian General Accounting Office GAO mencoba mengembangkan satu ukuran produktivitas
yang lebih luas dengan memasukkan seberapa besar pelayanan publik itu memiliki hasil yang diharapkan sebagai salah satu indikator kinerja yang penting.
b. Kualitas layanan
Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan
Goetsch dan Davis Dalam Tangkilisan, 2005: 209. Dari pengertian tersebut, kualitas mengandung elemen-elemen yang meliputi usaha memenuhi atau
melebihi harapan pelanggan yang salah satunya mencakup produk. Dalam hal ini kualitas memiliki salah satu dimensi produk. Dimensi produk memandang
kualitas barang dan jasa dari perspektif derajat konformitas dengan spesifikasinya, yaitu perspektif yang memandang kualitas dari sosok yang dapat dilihat, kasat
mata, dan dapat diidentifikasikan melalui pemeriksaan dan pengamatan. Organisasi pelayanan publik memiliki ciri public account ability, yaitu setiap
warga negara mempunyai hak untuk mengevaluasi kualitas pelayanan yang mereka terima. Sangat sulit untuk menilai kualitas suatu pelayanan tanpa
mempertimbangkan peran masyarakat sebagai penerima pelayanan. Evaluasi yang berasal dari pengguna pelayanan merupakan elemen pertama dalam analisis
kualitas pelayanan publik.
Universitas Sumatera Utara
Kualitas layanan menjadi penting dalam menjelaskan kinerja organisasi pelayanan publik. Adanya pandangan negatif yang terbentuk mengenai organisasi publik
muncul karena ketidakpuasan masyarakat terhadap kualitas layanan yang diterima organisasi publik. Oleh karena itu, kepuasaan masyarakat terhadap layanan dapat
dijadikan indikator kinerja organisasi publik. Keuntungan utama menggunakan kepuasaan masyarakat sebagai indikator kinerja adalah informasi mengenai
kepuasan masyarakat menjadi tersedia dengan mudah dan murah. Informasi mengenai kepuasan terhadap kualitas pelayanan seringkali dapat diperoleh dari
media massa atau diskusi publik. Akibat akses terhadap informasi mengenai kepuasan masyarakat terhadap kualitas layanan relatif sangat tinggi, maka bisa
menjadi satu ukuran kinerja organisasi publik yang mudah dan murah dipergunakan. Kepuasan masyarakat bisa menjadi parameter untuk menilai kinerja
organisasi publik. c.
Responsivitas Responsivitas merupakan kemampuan organisasi untuk mengenali kebutuhan
masyarakat, menyusun agenda dan prioritas pelayanan, dan mengembangkan program-program pelayanan publik sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi
masyarakat. Responsivitas merujuk pada keselasan antara program dan kegiatan pelayanan dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat. Responsivitas dimasukkan
sebagai salah satu indikator kinerja karena responsivitas dapat menggambarkan kemampuan organisasi publik dalam menjalankan misi dan tujuannya, terutama
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Responsivitas yang rendah ditunjukkan dengan ketidakselarasan antara pelayanan dengan kebutuhan masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
Organisasi yang memiliki responsivitas rendah dengan sendirinya memiliki kinerja yang kurang baik. Dalam operasionalisasinya, responsivitas pelayanan
publik dijabarkan menjadi beberapa indikator seperti, 1 tingkat penanganan atas keluhan masyarakat terhadap layanan yang dilakukan oleh organisasi pubik; 2
sikap aparat birokrasi dalam merespons keluhan dari pengguna jasa; 3 penggunaan keluhan dari pengguna jasa sebagai referensi bagi perbaikan
penyelenggaraan pelayanan pada masa mendatang; 4 tingkat kecepatan penanganan atas keluhan yang datang dari masyarakat. Keluhan yang
disampaikan oleh masyarakat merupakan salah satu indikator pelayanan terhadap produk yang dihasilkan oleh suatu organisasi publik.
d. Responsibilitas
Responsibilitas menjelaskan apakah pelaksanaan kegiatan organisasi publik dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip administrasi yang benar atau sesuai
dengan kebijakan organisasi. e.
Akuntabilitas Akuntabilitas dalam penyelenggaraan pelayanan publik adalah suatu ukuran yang
menunjukkan seberapa besar tingkat kesesuaian penyelenggaraan pelayanan dengan ukuran nilai-nilai atau norma eksternal yang ada di masyarakat atau yang
dimiliki oleh para stakeholders. Nilai dan norma yang berkembang dalam masyarakat tersebut meliputi transparansi pelayanan, prinsip keadilan, jaminan
penegakan hukum, hak asasi manusia dan orientasi pelayanan yang dikembangkan terhadap masyarakat pengguna jasa. Akuntabilitas publik menunjuk pada seberapa
besar kebijakan dan kegiatan organisasi publik tunduk pada para pejabat politik
Universitas Sumatera Utara
yang dipilih oleh rakyat. Asumsinya adalah bahwa para pejabat politik tersebut karena dipilih oleh rakyat, dengan sendirinya akan selalu merepresentasikan
kepentingan rakyat. Dalam konteks ini, konsep akuntabilitas publik dapat digunakan untuk melihat seberapa besar kebijakan dan kegiatan organisasi publik
dan konsisten dengan masyarakat banyak. Kinerja organisasi publik tidak hanya dapat dilihat dari ukuran internal yang dikembangkan oleh organisasi publik
seperti pencapaian target. Kinerja sebaiknya juga harus dinilai dari ukuran eksternal, seperti nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.
Suatu kegiatan organisasi publik memiliki akuntabilitas yang tinggi kalau kegiatan itu benar dan sesuai dengan nilai dan norma yang berkembang dalam masyarakat.
Kumorotomo 2005: 105 menggunakan beberapa kriteria yang dijadikan pedoman dalam menilai kinerja organisasi publik yaitu
a. Efisiensi
Efisiensi menyangkut pertimbangan tentang keberhasilan organisasi pelayanan publik
mendapatkan laba, memanfaatkan faktor-faktor produksi serta pertimbangan yang berasal dari rasionalitas ekonomi.
b. Efektivitas
Efektivitas menyangkut apakah tujuan dari didirikannya organisasi publik tersebut tercapai. Hal tersebut erat kaitannya dengan rasionalitas teknis, nilai, misi, tujuan
organisasi, serta fungsi agen pembangunan. c.
Keadilan Keadilan mempertanyakan distribusi dan alokasi layanan yang diselenggarakan
oleh organisasi pelayanan publik. Kriteria ini erat kaitannya dengan konsep
Universitas Sumatera Utara
ketercukupan atau kepantasan. Isu-isu yang menyangkut pemerataan pembangunan, layanan kepada kelompok pinggiran, dan sebagainya akan mampu
dijawab melalui kriteria ini. d.
Daya Tanggap Berlainan dengan bisnis yang dilaksanakan oleh perusahaan swasta, organisasi
publik merupakan bagian dari daya tanggap negara atau pemerintah akan kebutuhan vital masyarakat. Oleh sebab itu, kriteria organisasi tersebut secara
keseluruhan harus dapat dipertanggungjawabkan secara transparan demi memenuhi kriteria daya tanggap ini.
Yuyun Purbokusumo Dalam Kumorotomo, 2005:105 menambahkan indikator yang digunakan dalam menilai kinerja organisasi publik yaitu
a. Sarana dan Prasarana
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia sarana adalah sesuatu yang dipakai untuk memudahkan pekerjaan. Sedangkan prasarana adalah segala yang
merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses. Dalam organisasi publik sarana dan prasarana menyangkut penyelenggaraan layanan publik yang
bersifat fisik seperti tersedianya gedung pelayanan yang memadai, fasilitas pelayanan yang berupa televisi, ruang tunggu yang nyaman, peralatan pendukung
yang memiliki teknologi canggih seperti komputer, serta berbagai kelengkapan alat kantor yang memudahkan akses bagi masyarakat pengguna jasa.
b. Persamaan Pelayanan
Persamaan pelayanan dapat dilihat dari standarisasi pelayanan yang digunakan oleh aparat terhadap semua pengguna jasa. Dalam melayani pengguna jasa, aparat
Universitas Sumatera Utara
dapat menggunakan standar pelayanan yang baku, tertentu dan disepakati bersama, secara sama bagi semua pengguna jasa.
Departemen Dalam Negeri telah mengeluarkan kebijakan tentang Pedoman Audit Kinerja Pemerintah Daerah di mana penilaian terhadap kinerja pemerintah daerah
diukur melalui parameter audit fungsi utama pemerintah daerah itu sendiri. Adapun fungsi utama pemerintah daerah tersebut meliputi
a. Bagian Administrasi Umum, parameter kinerjanya mencakup, 1 Rasionalitas untuk
memastikan efisiensi penggunaan staf dan sumber daya; 2 Implementasi prosedur administrasi dalam jangka waktu yang telah ditentukan; 3 Administrasi yang
bersih, transparan dan akuntabel; 4 Sistem pengaliran dokumen dan penyimpanan catatan dan arsip yang efisien dan efektif; 5 Manajemen kantor dan utiliti yang
efisien dan efektif. b.
Manajemen Keuangan, parameter kinerjanya mencakup, 1 Pengenalan terhadap sistem akuntansi internasional modern; 2 Sistem manajemen keuangan yang
diterapkan memenuhi standar nasional dan bekerja secara efisien; 3 Administrasi keuangan yang transparan dan akuntabel; 4 Administrasi keuangan yang efisien; 5
Administrasi keuangan yang mencakup high tax coverage; 6 Efisiensi pemungutan Pendapatan Asli Daerah.
c. Audit, parameter kinerjanya mencakup, 1 Audit yang dilakukan secara teratur; 2
Audit yang dilakukan oleh auditor independen; 3 Rekomendasi auditor diimplementasikan dan dimonitor oleh DPRD; 4 Keluhan masyarakat tentang
penyelidikan penyimpangan dana.
Universitas Sumatera Utara
d. Legal, parameter kinerjanya mencakup, 1 Penyusunan peraturan dilakukan
berdasarkan standar nasionalinternasional; 2 Pemerintah Daerah dan DPRD memiliki jadwal untuk menyiapkan dan menyetujui peraturan baru; 3 Masyarakat
dan konstituen diberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam proses penyusunan draft; 4 Pengawasan DPRD terhadap penegakan hukum dan peraturan.
e. Pengembangan organisasi, parameter kinerjanya mencakup, 1 Struktur organisasi
yang sesuai dengan kebutuhan efisiensi dan fungsi-fungsi pemerintah daerah termasuk rencana pengurangan pegawai dan penambahan posisi baru; 2 Uraian
tugas untuk setiap posisi. f.
Pengembangan sumber daya manusia, parameter kinerjanya mencakup, 1 Aplikasi alat pengembangan sumber daya manusia yang modern; 2 Uraian tugas individual
yang sesuai dengan efisiensi organisasi; 3 Pelatihan staf profesional; 4 Partisipasi perempuan.
g. Informasi dan Komunikasi, parameter kinerjanya mencakup, 1 Sistem informasi
komunikasi modern untuk mendukung perencanaan dan pembuatan keputusan; 2 Penduduk dan dukungan pelayanan masyarakat berjalan dengan baik dan dimonitor;
3 Dukungan Informasi dan Komunikasi untuk partisipasi masyarakat pada pembuatan keputusan.
h. Perencanaan Pembangunan, parameter kinerjanya mencakup, 1 Keterlibatan
stakeholders dalam perencanaan pembangunan yang difasilitasi oleh pemerintah lokal; 2 Perencanaan pembangunan multi-sektoral, multi-tahun dan strategis; 3
Prioritas pemberantasan kemiskinan.
Universitas Sumatera Utara
i. Implementasi Proyek, Monitor, dan Evaluasi, parameter kinerjanya mencakup, 1
Kapasitas untuk mengimplementasikan program secara efisien dengan menimbang sumber daya dan waktu; 2 Kapasitas untuk mengatur siklus program tanpa input
eksternal. j.
Pengadaan Barang dan Jasa, parameter kinerjanya mencakup, 1 Penerapan prosedur pengadaan barang dan jasa yang transparan dan bersih; 2 Prosedur waktu
dan biaya yang efisien. Mahsun 2006: 196 mengatakan bahwa pengukuran kinerja pemerintah daerah
Pemda mencakup indikator a.
Masukan Input adalah segala sesuatu yang dibutuhkan agar pelaksanaan kegiatan dapat berjalan untuk menghasilkan keluaran. Misalnya jumlah pegawai yang
dibutuhkan, jumlah infrastruktur yang ada, dan jumlah waktu yang digunakan. b.
Proses Process adalah ukuran dari kegiatan, baik dari segi kecepatan, ketepatan maupun tingkat akurasi pelaksanaan kegiatan tersebut. Misalnya ketaatan pada
peraturan perundang-undangan, rata-rata yang digunakan untuk memproduksi atau menghasilkan layanan jasa.
c. Keluaran Output adalah sesuatu yang diharapkan langsung dapat dicapai dari
suatu kegiatan yang dapat berwujud tangible maupun tidak berwujud intangible. Misalnya jumlah produk atau jasa yang dihasilkan, ketepatan dalam memproduksi
barang atau jasa. d.
Hasil Outcome adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran kegiatan pada jangka menengah yang mempunyai efek langsung. Misalnya tingkat
kualitas produk dan jasa yang dihasilkan, produktivitas para karyawanpegawai.
Universitas Sumatera Utara
e. Manfaat Benefit adalah sesuatu yang terkait dengan tujuan akhir dari pelaksanaan
kegiatan. Misalnya tingkat kepuasan masyarakat, tingkat partisipasi masyarakat. f.
Dampak Impact adalah pengaruh yang ditimbulkan baik positif maupun negatif. Misalnya kesejahteraan masyarakat, peningkatan pendapatan masyarakat.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Organisasi Publik
Berbagai faktor yang mempengaruhi kinerja organisasi publik akan bermanfaat untuk memberikan informasi mengenai prestasi pelaksanaan dari unit-unit organisasi, di
mana organisasi memerlukan penyesuaian-penyesuaian atas seluruh aktivitas sesuai dengan tujuan organisasi. Menurut Steers Dalam Juliantara, 2005: 45 bahwa faktor
yang menyokong keberhasilan akhir suatu organisasi dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok umum yaitu
a. Karakteristik organisasi terdiri dari struktur dan teknologi organisasi. Yang
dimaksud dengan struktur adalah hubungan yang relatif tetap sifatnya seperti dijumpai dalam organisasi, sehubungan dengan susunan sumber daya manusia.
Struktur adalah cara unik suatu organisasi menyusun orang-orangnya untuk menciptakan sebuah organisasi. Dengan demikian pengertian struktur meliputi
faktor-faktor seperti luasnya desentralisasi pengendalian, jumlah spesialisasi pekerjaan, dan sebagainya. Sedangkan teknologi adalah mekanisme suatu
organisasi untuk mengubah masukan mentah menjadi keluaran jadi. Teknologi dapat memiliki berbagai bentuk, termasuk variasi-variasi dalam proses mekanis
yang digunakan dalam produksi dan variasi dalam pengetahuan teknis yang dipakai untuk menunjang kegiatan menuju sasaran.
Universitas Sumatera Utara
b. Karakteristik lingkungan, mencakup dua aspek yaitu pertama adalah lingkungan
ekstern, merupakan semua kekuatan yang timbul di luar batas-batas organisasi dan mempengaruhi keputusan serta tindakan di dalam organisasi contoh kondisi
ekonomi dan pasar, peraturan pemerintah. Yang kedua adalah lingkungan intern, yang dikenal sebagai iklim organisasi meliputi macam-macam atribut lingkungan
kerja contoh pekerja, orientasi pada prestasi. c.
Karakteristik pekerja, perhatian harus diberikan kepada perbedaan individual antara para pekerja dalam hubungannya dengan efektivitas. Pekerja yang
berlainan mempunyai pandangan, tujuan, kebutuhan dan kemampuan yang berbeda-beda. Variasi sifat manusia ini sering menyebabkan perilaku orang
berbeda satu sama lain, walaupun mereka ditempatkan di satu lingkungan kerja yang sama. Perbedaan-perbedaan individual ini dapat mempunyai pengaruh yang
langsung terhadap dua proses yang penting, yang dapat berpengaruh nyata terhadap efektivitas yaitu rasa keterikatan terhadap organisasi atau jangkauan
identifikasi para pekerja dengan majikannya, dan prestasi kerja individual. d.
Kebijakan dan praktek manajemen, peranan manajemen dalam prestasi organisasi, meliputi variasi gaya, kebijakan dan praktek kepemimpinan dapat memperhatikan
atau merintangi pencapaian tujuan. Sedangkan Atmosuprapto Dalam Tangkilisan, 2005: 181 mengemukakan
bahwa kinerja suatu organisasi publik akan sangat dipengaruhi oleh faktor internal maupun faktor eksternal yaitu sebagai berikut
Universitas Sumatera Utara
a. Faktor Eksternal, terdiri dari
1. Faktor politik, yaitu hal yang berhubungan keseimbangan kekuasaan negara
yang berpengaruh pada keamanan dan ketertiban, yang akan mempengaruhi ketenangan organisasi untuk berkarya secara maksimal.
2. Faktor Ekonomi, yaitu tingkat perkembangan ekonomi yang berpengaruh pada
tingkat pendapatan masyarakat sebagai daya beli untuk menggerakkan sektor- sektor lainnya sebagai suatu sistem ekonomi yang lebih besar.
3. Faktor Sosial, yaitu orientasi nilai yang berkembang di tengah masyarakat,
yang mempengaruhi pandangan mereka terhadap etos kerja yang dibutuhkan bagi peningkatan kinerja organisasi.
b. Faktor Internal, terdiri dari
1. Tujuan organisasi, yaitu apa yang ingin dicapai dan apa yang ingin diproduksi
oleh suatu organisasi. 2.
Struktur organisasi, sebagai hasil desain antara fungsi yang akan dijalankan oleh unit organisasi dengan struktur formal yang ada.
3. Sumber daya manusia, yaitu kualitas dan pengelolaan anggota organisasi
sebagai penggerak jalannya organisasi secara keseluruhan. 4.
Budaya organisasi, yaitu gaya dan identitas suatu organisasi dalam pola kerja yang baku dan menjadi citra organisasi yang bersangkutan.
Dari keseluruhan pendapat para ahli di atas dapat diambil kesimpulan bahwa ada begitu banyak faktor yang dianggap mempengaruhi kinerja organisasi publik.
Faktor tersebut bisa disebabkan oleh faktor internal organisasi maupun faktor eksternal organisasi. Menurut penulis ada beberapa faktor yang dianggap paling dominan
Universitas Sumatera Utara
mempengaruhi kinerja organisasi publik yaitu faktor sumber daya manusia dan faktor struktur organisasi.
a. Sumber Daya Manusia
Berkenaan dengan kinerja organisasi publik, maka sumber daya manusia merupakan salah satu sumber yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi publik.
Manusia merupakan unsur terpenting dalam keberhasilan suatu organisasi. Zainum Dalam Juliantara, 2005: 60 mengatakan bahwa sumber daya manusia menempati
kedudukan yang lebih tinggi dan merupakan faktor yang sangat menentukan untuk tingkat keberhasilan dan kegagalan suatu organisasi. Dalam organisasi pemerintahan,
sumber daya manusia sering disebut sebagai aparatur yaitu pegawai yang melaksanakan tugas-tugas kelembagaan. Kenyataan yang dihadapi faktor yang sangat menentukan
sebagai pemegang kunci tetap ada pada manusianya, sebagai perencana, pelaksana, pengendali, pengawasan maupun evaluasi dan yang memanfaatkan hasilnya.
Dapat dikatakan bahwa keberhasilan organisasi publik dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya sangat ditentukan oleh sumber daya yang tersedia yang dapat
dipergunakan untuk mendukung kegiatan dalam upaya mengatasi permasalahan lingkungan hidup. Dari sumber daya yang tersedia dalam organisasi, sumber daya
manusia memegang peranan yang sentral dan paling menentukan. Tanpa sumber daya manusia yang handal, pengolahan, penggunaan dan pemanfaatan sumber-sumber
lainnya akan menjadi tidak efektif, efisien dan produktif. Pembangunan sumber daya birokrat merupakan komponen yang perlu
diperbaharui dalam membentuk birokrasi publik. Pembaruan di sini meliputi
Universitas Sumatera Utara
perencanaan kebutuhan sumber daya birokrat manusia ke depan, sistem rekrutmen, penempatan, kompensasi, melakukan evaluasi terhadap kinerja birokrat dan
peningkatan kinerja melalui pelatihan serta menciptakan lingkungan kerja yang kondusif. Birokrasi publik harus memiliki suatu perencanaan yang konsisten dan jelas
dalam manajemen sumber daya birokrat. Perencanaan tersebut harus disesuaikan dengan kebutuhan pencapaian tujuan dan diimplementasikan di dalam analisis jabatan
Job Analysis. Karena melalui analisis jabatan ini akan diketahui 1.
Gambaran jabatan yang menyediakan garis besar tanggung jawab, tugas dan pekerjaan yang dapat diisi oleh pegawai-pegawai yang memiliki potensi dan
kualitas tertentu. 2.
Spesifikasi jabatan secara garis besar dari sisi pengetahuan, keterampilan, kemampuan dan karakteristik lain yang dibutuhkan dari si pelamar. Dan melalui
analisis jabatan ini pula baru dapat disusun suatu proses rekrutmen, pelatihan dan sistem karir di birokrasi untuk menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi
organisasi. Oleh karena itu pembangunan sumber daya birokrat di daerah harus mengarah
pada perencanaan kebutuhan personil yang diawali dengan adanya analisis jabatan, melakukan inovasi dalam rekrutmen pegawai untuk mencari yang terbaik, membangun
sistem karir yang transparan dan jelas, penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sesuai dengan kebutuhan organisasi. Dalam kegiatan organisasi publik, kualitas sumber
daya manusia yang biasa disebut sebagai aparatur yang melaksanakan tugas-tugas kelembagaan dapat diukur melalui tingkat pendidikan formal aparatur serta frekuensi
mengikuti pendidikan dan pelatihan dalam kurun waktu tertentu.
Universitas Sumatera Utara
b. Struktur Organisasi