Metode Keluarga Berencana Alamiah Senggama Terputus Pil Kombinasi Merupakan pil kontrasepsi oral kombinasi yang menggunakan esterogen dan

e. Kolostrum diberikan pada bayi, pola menyusui on demand dan dari kedua payudara, sering menyusui selama 24 jam termasuk malam hari, dan hindari jarak menyusui lebih dari 4 jam Saifuddin,et al. 2004.hlm.MK-1.

2. Metode Keluarga Berencana Alamiah

Pasangan sukarela menghindari senggama pada masa subur ibu. Oleh karena itu, ibu harus belajar mengetahui kapan masa suburnya berlangsung. Metode ini efektif bila dipakai dengan tertib dan tidak ada efek samping. Metode keluarga berencana alamiah berdasarkan kesadaran penuh dari siklus reproduksi ibu tersebut. Mekanisme kerja dari metode ini yaitu menghindari senggama pada masa subur, pada fase siklus menstruasi dimana kemungkinan terjadi konsepsikehamilan. Kontrasepsi ini dapat digunakan untuk menghindari atau mencapai kehamilan, tidak ada resiko kesehatan yang berhubungan dengan kontrasepsi, tidak ada efek samping, dan murah atau tanpa biaya. Sebagai kontraseptif sedang 9-20 kehamilan per 100 perempuan selama tahun pertama pemakaian. Catatan untuk Metode ini bila aturan ditaati kegagalan 0 kegagalan metode method failure dan 0-3 kegagalan pemakaiuser’s failure, yaitu pasangan dengan sengaja atau tanpa melanggar aturan untuk mencegah kehamilan. Kefektifan tergantung dari kemauan dan disiplin pasangan untuk mengikuti instruksi. Perlu ada pelatihan sebagai persyaratan untuk menggunakan metode ini yang paling efektif secara benar Saifuddin,et al. 2004.hlm.MK-7. Universitas Sumatera Utara

3. Senggama Terputus

Senggama terputus adalah metode keluarga berencana tradisional, dimana pria mengeluarkan alat kelaminnya penis dari vagina sebelum pria mencapai ejakulasi. Cara kerja dari metode ini yaitu alat kelamin penis dikeluarkan sebelum ejakulasi sehingga sperma tidak masuk ke dalam vagina dan kehamilan dapat dicegah. Kontrasepsi ini efektif bila digunakan dengan benar, efektivitas bergantung pada kesediaan pasangan untuk melakukan senggama terputus setiap melaksanakannya angka kegagalan 4-18 kehamilan per 100 perempuan per tahun. Efektivitas akan jauh menurun apabila sperma dalam 24 jam sejak ejakulasi masih melekat pada penis Saifuddin,et al. 2004.hlm.MK-15.

4. Metode Barrier a. Kondom

Kondom merupakan selubunsarung karet yang dipasang pada penis saat hubungan seksual. Kondom terbuat dari karet sintetis yang tipis, berbentuk silinder, dengan muaranya berpinggir tebal, yang bila digulung berbentuk rata atau mempunyai bentuk seperti puting susu. Kondom menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan sel telur dengan cara mengemas sperma di ujung selubung karet yang dipasang pada penis sehingga sperma tersebut tidak tercurah ke dalam saluran reproduksi perempuan. Kondom mencegah penularan mikroorganisme IMS termasuk HBV dan HIVAIDS dari satu pasangan ke pasangan yang lain. Kondom cukup efektif bila dipakai secara benar pada setiap kali Universitas Sumatera Utara berhubungan seksual, secara ilmiah hanya sedikit angka kegagalan kondom yaitu 2-12 kehamilan per 100 perempuan per tahun.

b. Diafragma

Diafragma adalah kap berbentuk bulat cembung, terbuat dari karet yang diinsersikan ke dalam vagina sebelum berhubungan seksual dan menutup serviks. Cara kerja dari diafragma yaitu menahan sperma agar tidak mendapatkanakses mencapai saluran alat reproduksi bagian atas uterus dan tuba falopii dan sebagai alat tempat spermisida. Efektivitas sedang bila digunakan dengan spermisida angka kegagalan 6-18 kehamilan per 100 perempuan per tahun pertama. Keberhasilan sebagai kontrasepsi bergantung pada kepatuhan mengikuti cara penggunaan.

c. Spermisida

Spermisida adalah bahan kimia biasanya non oksinol-9 digunakan untuk menonaktifkan atau membunuh sperma, dikemas dalam bentuk busa aerosol, tablet vagina, suppositoria, atau dissolvable film, dan krim. Cara kerja yaitu menyebabkan sel membran sperma terpecah, memperlambat pergerakan sperma, dan menurunkan pembuahan sel telur. Efetivitas kurang 3-12 kehamilan per 100 perempuan per tahun pertama. Efektivitas sebagai kontrasepsi bergantung pada kepatuhan mengikuti cara penggunaan. Ketergantungan pengguna dari motivasi berkelanjutan dengan memakai setiap melakukan hubungan seksual. Pengguna harus menunggu 10-15 menit sesudah aplikasi Universitas Sumatera Utara sebelum melakukan hubungan seksual. Efektivitas aplikasi hanya 1-2 jam Saifuddin,et al. 2004.hlm.MK-17-24.

5. Kontrasepsi Hormonal

Berdasarkan jenis dan cara pemakaianya di kenal empat macam kontrasepsi hormonal yaitu kontrasepsi pil, kontrasepsi suntikan, implant, dan alat kontrasepsi dalam rahim yang mengandung hormon esterogen.

a. Kontrasepsi Oral Pil Kontrasepsi oral adalah kontrasepsi untuk wanita yang berbuat tablet,

mengandung hormon. Pada dasarnya terdapat dua jenis pil kontrsepsi oral yaitu pil kombinasi dan pil yang berisi hanya progesteron saja.

1. Pil Kombinasi Merupakan pil kontrasepsi oral kombinasi yang menggunakan esterogen dan

progesteron untuk mencegah kehamilan. 1. Mekanisme kerja Mekanisme kerja pil kombinasi adalah dengan cara menekan gonadotropin releasing hormon.Pengaruhnya pada hifofisis terutama adalah penurunan sekresi luitenezing hormon LH, dan sedikit folikel stimulating hormon. Dengan tidak adanya puncak LH, maka ovulasi tidak terjadi. Disamping itu, ovarium menjadi tidak aktif, dan pemasakan folikel terhenti.Lendir sevik juga mengalami perubahan, menjadi lebih kental, gambaran daun pakis menghilang, sehingga penetrasi sperma menurun Siswosudarmo,et al, 2001.hlm.15. Universitas Sumatera Utara 2. Jenis pil kombinasi Ada tiga jenis pil kombinasi : a. Pil monofasik, berisi esterogen dan progesteron dalam jumlah sama yang digunakan selama 21 hari. b. Pil bifastik, adalah pil 21 hari yang berisi esterogen dalam jumlah yang sama selama penggunaan paket tetapi ada pil yang memiliki dua kadar progesteron yang berbeda di dalamnya.Biasanya pil ini di beri kode yang dengan warna yang berbeda. c. Pil trifasik, adalah pil 21 hari yang berisi jumlah esterogen yang bervariasi biasanya dua kadar yang berbeda selama paket penggunaan tetapi memiliki tiga kadar progesteron, yang berbeda di dalamnya, yang di beri kode warna. 3. Efektiffitas Pada pemakaian yang seksama, pil kombinasi 99 efektif mencegah kehamilan. Namun, pada pemakaian yang kurang seksama, efektifitasnya masih mencapai 93 Everett, 2008, hlm.119. 4. Keuntungan Mudah menggunakannya. Cocok untuk menunda kehamilan pertama dari pasangan usia subur yang masih muda. Mengurangi dismenoroe pada saat menstruasi. Dapat mencegah defisiensi zat besi. Mengurangi resiko kanker ovarium. Tidak mempengaruhi produksi ASI. Universitas Sumatera Utara 5. Efek samping Gangguan menstruasi, mual muntah, sakit kepala, berat badan bertambah, sindrom pra menstruasi seperti payudara tegang, libido berkurang, jerawat, hipertensi Speroff, 2005, hlm.90.

2. Kontrasepsi Pil Progestin

Dokumen yang terkait

Pengaruh Budaya Akseptor Kb Terhadap Penggunaan Kontrasepsi Iud Di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang

10 67 153

Analisa Tingkat Evektivitas Pengguna Alat Kontrasepsi Berdasarkan Tingkat Kegagalan Peserta KB Di Kecamatan Siantar Martoba Dan Sitalasari Pematangsiantar Tahun 2009-2010

0 44 55

Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Hormonal Pada Akseptor KB di kelurahan Suka Raja Kecamatan Siantar Marihat Tahun 2010

1 44 122

Karakteristik Akseptor KB Di Kelurahan Setia Negara Pematangsiantar Tahun 2009

4 62 169

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Akseptor KB dengan Pemakaian Alat Kontrasepsi Mantap di Desa Tebing Tanjung Selamat Kecamatan Padang Tualang Kabupaten Langkat 2009

1 66 69

Determinan Penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) Pada Akseptor KB Di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang Tahun 2014

4 39 171

HUBUNGAN FUNGSI KELUARGA DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI IUD DAN NON IUD PADA AKSEPTOR KB Hubungan Fungsi Keluarga Dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi IUD Dan Non IUD Pada Akseptor KB.

0 3 12

HUBUNGAN FUNGSI KELUARGA DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI IUD DAN NON IUD PADA AKSEPTOR KB Hubungan Fungsi Keluarga Dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi IUD Dan Non IUD Pada Akseptor KB.

0 2 13

HUBUNGAN PEMBERIAN KONSELING PADA AKSEPTOR KB TERHADAP KETEPATAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI DI PUSKESMAS TEGALREJO YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Pemberian Konseling pada Akseptor KB terhadap Ketetapan Pemelihan Alat Kontrasepsi di Puskesmas Tegal

0 0 14

PENGARUH TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR KB TERHADAP PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DI KECAMATAN TOPOYO KABUPATEN MAMUJU TENGAH

0 0 135