2. Pemilihan alat kontrasepsi oleh akseptor KB
Dari hasil penelitian, berdasarkan jenis alat kontrasepsi yang dipilih akseptor KB tidak ada perubahan sebelum dan sesudah konseling. Alat kontrasepsi yang
digunakan responden mayoritas pil 41,7. Di Indonesia seperti yang dikemukakan kepala BKKBN Sumaryati Arjoso, bahwa saat ini sekitar 70 peserta Keluarga
Berencana di Indonesia menggunakan kontrasepsi hormonal. Dari hasil penelitian yang diperoleh sebagian besar akseptor menggunakan alat kontrasepasi hormonal pil
sebanyak 25 orang 34,7. Tidak adanya perubahan dalam pemilihan alat kontrasepsi oleh akseptor KB
karena responden sudah merasa cocok dengan alat kontrasepsi yang digunakan saat ini. Selain itu, pemberian konseling tentang semua alat kontrasepsi terlalu singkat bila
dilakukan hanya dalam waktu 1 x 60 menit, yang tidak memungkinkan untuk terjadinya perubahan tingkah laku responden.
B. Keterbatasan Penelitian
1. Desain Penelitian
Desain penelitian ini adalah Quasy-eksperimen yang bersifat one group pretest- postest. Yakni yang hanya menguji pengaruh konseling terhadap satu kelompok yang
diberi intervensi. Sebaiknya pada penelitian berikutnya dilakukan menggunakan desain dengan dua kelompok, yakni kelompok kontrol dan intervensi, agar pengaruh konseling
yang diteliti lebih terlihat perbedaannya dan hasilnya lebih bermakna.
Universitas Sumatera Utara
2. Waktu pemberian konseling
Waktu pemberian konseling yang terlalu singkat, sehingga tidak terjadi perubahan tingkah laku responden dalam memilih alat kontrasepsi yang akan digunakan.
Sebaiknya dilakukan dengan waktu lebih dari 1 x 60 menit sehingga informasi yang disampaikan dapat merubah tingkah laku responden dalam memilih alat kontrasepsi.
C. Implikasi untuk Asuhan KebidananPendidikan Kebidanan
1. Pada Pelayanan Kebidanan Dari hasil penelitian telah diketahui bahwa konseling berpengaruh dalam
meningkatkan pengetahuan akseptor KB. Jadi, konseling dapat digunakan sebagai intervensi dalam asuhan kebidanan pada akseptor KB untuk dapat memilih alat
kontrasepsi yang sesuai dengan akseptor, tanpa paksaan, dan akseptor juga tahu efektifitas serta efek samping dari penggunaan alat kontrasepsi yang telah dipilihnya.
Universitas Sumatera Utara
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan tentang pengaruh konseling terhadap pengetahuan dan pemilihan alat kontrasepsi oleh akseptor KB di Lingkungan II
Kelurahan Sumber Jaya Pematangsiantar tahun 2008 ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Mayoritas responden berusia 26-30 tahun 37,5. Berdasarkan paritas paling
banyak mempunyai 2 anak 41,7. Berdasarkan pekerjaan mayoritas responden tidak bekerja 86,1. Berdasarkan pendidikan paling banyak pada
pendidikan SMA 36,1. Berdasarkan penghasilan mayoritas responden mempunyai penghasilan 1 juta 80,6. Berdasarkan agama keseluruhan
responden beragama islam 100. Berdasarkan suku mayoritas responden suku jawa 81,9.
2. Rata-rata pengetahuan responden sebelum dilakukan konseling adalah 9,18,
median 10,00, dengan standar deviasi 3,67. Pengetahuan responden terendah 1 dan tertinggi 15. Sedangkan rata-rata pengetahuan responden sesudah dilakukan
konseling adalah 12,58, median 13,00, dengan standar deviasi 2,01. Pengetahuan responden terendah 7 dan tertinggi 15
Universitas Sumatera Utara